Minggu, 31 Oktober 2010

mau jadi apa kita?


Lembaran kertas putih merasa tak nyaman ketika baru saja keluar dari pabrik. Ia merasa bingung dengan kenyataan dirinya. Tidak ada garis, tulisan, atau warna apa pun kecuali putih. Tapi, wujudnya berbentuk buku seperti yang lain.

“Kok aku beda?” tanya si buku polos ke lembaran buku tulis yang lain. “Beda?” sergah salah satu buku tulis bergaris. “Iya. Coba perhatikan, kamu tercetak dengan garis-garis teratur. Ada yang kotak-kotak. Yang lainnya lagi bahkan ada yang tertulis dengan huruf berwarna disertai kartun lucu,” ucap buku polos bersemangat. “Sementara aku? Boro-boro kartun lucu, satu garis pun tak ada yang hinggap!” tambah si buku polos menggugat.

“Jadi, kamu tak terima?” tanya buku bergaris teratur, lembut. “Tentu saja! Ini tidak adil!” sergah si buku polos begitu spontan.

Semua terdiam. Semua jenis buku tulis mulai ambil jarak dengan buku polos. Mereka khawatir kalau ketidakpuasan bukan sekadar gugatan, tapi berubah jadi tindakan. Hingga...

Seorang anak manusia mengambil buku polos dengan tangan kecilnya. Lembaran buku tak bergaris dan berwarna itu pun dipandangi sang anak begitu tajam. Entah apa yang dilakukan, beberapa menit kemudian, buku polos itu tak lagi putih sepi. Ia sudah berubah menjadi halaman penuh warna. Ada goresan merah, hijau, biru, kuning, dan berbagai perpaduan warna lain.

Ketika buku itu ditinggalkan sang anak, beberapa buku lain datang menghampiri. Semua terperanjat. Karena lembaran yang semula polos, kini berubah menjadi bentuk lukisan penuh warna. “Aih indahnya!” gumam semua buku tulis begitu kagum.

Saat itulah, sang buku polos sadar. Selama ini, ia salah. Kepolosannya tanpa garis bukan bentuk penghinaan terhadap dirinya. Bukan juga ketidakadilan. Tapi, karena ia akan menjadi wadah berbagai goresan warna seni yang akan membentuk karya indah. “Ah, aku ternyata buku gambar!” ucap si buku polos akhirnya. **

Hidup ini penuh warna. Hampir tak ada yang sama pada ciptaan Allah. Walaupun, masih sama-sama manusia. Ada yang kaya, cukup, dan kurang. Ada yang cantik, tampan; ada pula yang biasa saja. Ada yang berhasil dan sukses, tidak sedikit yang merasa gagal.

Tidak jarang, seorang anak manusia mengambil pandangan dari sudut yang sempit. Bahwa, kegagalan adalah sebuah ketidakberdayaan. Bahwa, belum tampaknya peluang-peluang berkarya adalah ketidakadilan. Hingga, jauhnya jodoh buat para lajang merupakan sebuah hukuman.

Cermati dan pelajari. Karena boleh jadi, di balik kegagalan ada rahasia kesuksesan. Di balik sempitnya peluang, ada ujian kemampuan. Di balik lajang yang berkepanjangan, ada pendidikan kemandirian. Dan di balik kertas polos, ada peluang warna-warni keindahan goresan kehidupan.

Jumat, 29 Oktober 2010

HARUSKAH KITA BERMADZHAB?



Munculnya madzhab bukan dari ulama/IMAM itu sendiri. Sebab para ulama/IMAM juga tidak pernah mengharuskan murid2nya untuk berpegang dengan pendapatnya. Imam Hanafi, Maliki, Hambali, Syafii dll - dalam kalimat yang berbeda - menegaskan yang isinya bahwa "bila ada pendapat yang lebih sahih, maka peganglah pendapat itu, tinggalkan pendapatku".

IMAM ABU HANIFAH

1. "Apabila hadits itu shahih, maka hidits itu adalah madzhabku." (Ibnu Abidin di dalam Al-Hasyiyah 1/63)

2. "Tidak dihalalkan bagi seseorang untuk berpegang pada perkataan kami, selagi ia tidak mengetahui dari mana kami mengambilnya". (Ibnu Abdil Barr di dalam Al-Intiqau fi Fadha ilits Tsalatsatil Aimmatil FuqahaI, hal. 145)

3. Dalam sebuah riwayat dikatakan: "Adalah haram bagi orang yang tidak mengetahui alasanku untuk memberikan fatwa dengan perkataanku".

4. Di dalam sebuah riwayat ditambahkan: "sesungguhnya kami adalah manusia yang mengatakan perkataan pada hari ini dan meralatnya di esok hari".
5. "Jika aku mengatakan suatu perkataan yang bertentangan dengan kitab Allah dan kabar Rasulullah salallahu alaihi Wa Sallam, maka tinggalkanlah perkataanku".
(Al-Fulani di dalam Al-Iqazh, hal. 50)

IMAM MALIK BIN ANAS

Imam Malik berkata:
1. "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia yang salah dan benar. Maka perhatikanlah pendapatku. Setiap pendapat yang sesuai dengan kitab dan sunnah, amb
illah dan setiap yang tidak sesuai dengan Al Kitab dan sunnah, tinggalkanlah". (Ibnu Abdil Barr di dalam Al-Jami, 2/32)

2. "Tidak ada seorang pun setelah Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam, kecuali dari perkataannya itu ada yang diambil dan yang ditinggalkan, kecuali Nabi Salallhu Alaihi Wasallam". (Ibnu Abdil Hadi di dalam Irsyadus Salik, 1/227)

3. Ibnu Wahab berkata, "Aku mendengar bahwa Malik ditanya tentang menyelang-nyelangi jari di dalam berwudhu, lalu dia berkata, "tidak ada hal itu pada manusia. Dia berkata. Maka aku meninggalkannya hingga manusia berkurang, kemudian aku berkata kepadanya. Kami mempunyai sebuah sunnah di dalam hal itu, maka dia berkata: Apakah itu? Aku berkata: Al-Laits bin Saad dan Ibnu Lahiah dan Amr bin Al-Harits dari Yazid bin Amr Al-Maafiri dari Abi Abdirrahman Al-Habli dari Al Mustaurid bin Syidad Al-Qirasyi telah memberikan hadist kepada kami, ia berkata, "Aku melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam menunjukkan kepadaku dengan kelingkingnya apa yang ada diantara jari-jari kedua kakinya. Maka dia berkata, "sesungguhnya hadist ini adalah Hasan, Aku mendengarnya hanya satu jam. Kemudian aku mendengarnya, setelah itu ditanya, lalu ia memerintahkan untuk menyelang-nyelangi jari-jari. (Mukaddimah Al-Jarhu wat Tadil, karya Ibnu Abi Hatim, hal. 32-33)

IMAM ASY-SYAFII

1. "Tidak ada seorangpun, kecuali dia harus bermadzab dengan Sunnah Rasulullah dan menyendiri dengannya. Walaupun aku mengucapkan satu ucapan dan mengasalkan kepada suatu asal di dalamnya dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang bertentangan dengan ucapanku. Maka peganglah sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Inilah ucapanku." (Tarikhu Damsyiq karya Ibnu Asakir, 15/1/3)

2. "Kaum muslimin telah sepakat bahwa barang siapa yang telah terang baginya Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam, maka tidak halal baginya untuk meninggalkannya karena untuk mengikuti perkataan seseorang." (Ibnul Qayyim, 2/361, dan Al-Fulani, hal. 68)

3. "Apabila kamu mendapatkan di dalam kitabku apa yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, maka berkatalah dengan sunnah rasulullah Salallahu alaihi Wa sallam, dan tinggalkanlah apa yang aku katakan." Al-Harawi di dalam Dzammul Kalam, 3/47/1)

4. "Apabila Hadist itu Shahih, maka dia adalah madzhabku." (An-Nawawi di dalam Al-Majmu, Asy-Syarani, 10/57)

5. "kamu (Imam Ahmad) lebih tahu dari padaku tentang hadist dan orang-orangnya (Rijalu l-Hadits). Apabila hadist itu shahih, maka ajarkanlah ia kepadaku apapun ia adanya, baik ia dari kufah, Bashrah maupun dari Syam, sehingga apabila ia shahih, akan bermadzhab dengannya." ( Al-Khathib di dalam Al-Ihtijaj bisy-SyafiI, 8/1)

6. "Setiap masalah yang didalamnya kabar dari Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam adalah shahih bagi ahli naqli dan bertentangan dengan apa yang aku katakan, maka aku meralatnya di dalam hidupku dan setelah aku mati." (Al-Harawi, 47/1)

7. "Apabila kamu melihat aku mengatakan suatu perkataan, sedangkan hadist Nabi yang bertentangan dengannya shahih, maka ketahuilah, sesungguhnya akalku telah bermadzhab dengannya." (Al-Mutaqa, 234/1 karya Abu Hafash Al-Muaddab)

8. Setiap apa yang aku katakan, sedangkan dari nabi salallahu alaihi wa sallam terdapat hadist shahih yang bertentangan dengan perkataanku, maka hadits nabi adalah lebih utama. Olah karena itu, janganlah kamu mengikutiku." (Aibnu Asakir, 15/9/2)

IMAM AHMAD BIN HAMBAL

1. "Janganlah engkau mengikuti aku dan jangan pula engkau mengikuti Malik, Syafii, Auzai dan Tsauri, Tapi ambillah dari mana mereka mengambil." (Al-Fulani, 113 dan Ibnul Qayyim di dalam Al-Ilam, 2/302)

2. "Pendapat AuzaI, pendapat Malik, dan pendapat Abu Hanifah semuanya adalah pendapat, dan ia bagiku adalah sama, sedangkan alasan hanyalah terdapat di dalam atsar-atsar." (Ibnul Abdl Barr di dalam Al-Jami, 2/149)

3. "Barang siapa yang menolak hadits Rasulullah Salallahu alaihi wa sallam, maka sesungguhnya ia telah berada di tepi kehancuran." (Ibnul Jauzi, 182).

Allah berfirman: "Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya" (An-Nisa:65), dan firman-Nya: "Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih." (An-Nur:63).

Al-Hafizh Ibnu Rajab berkata: "Adalah menjadi kewajiban bagi setiap orang yang telah sampai kepadanya perintah Rasulullah Salallahu Alaihi Wa Sallam dan mengetahuinya untuk menerangkannya kepada umat, menasehati mereka dan memerintahkan kepada mereka untuk mengikuti perintahnya. Dan apabila hal itu bertentangan dengan pendapat orang besar diantara umat, maka sesungguhnya perintah Rasulullah salallahu alaihi wa Sallam itu lebih berhak untuk disebarkan dan diikuti dibanding pendapat orang besar manapun yang telah bertentangan dengan perintahnya di dalam sebagian perkara secara salah. Dan dari sini, para sahabat dan orang-orang setelah mereka telah menolak setiap orang yang menentang sunnah yang sahih, dan barangkali mereka telah berlaku keras dalam penolakan ini. Namun demikian, mereka tidak membencinya, bahkan dia dicintai dan diagungkan di dalam hati mereka. Akan tetapi, Rasulullah Salallahu alaihi wa Sallam adalah lebih dicintai oleh mereka dan perintahnya melebihi setiap makhluk lainnya


Munculnya madzhab justru berasal dari murid-murid beliau yang fanatik terhadap pendapat imamnya dan menafikan pendapat imam yang lain. Hal ini barangkali dapat di mengerti karena informasi ttg hadis tidak semudah sekarang, ketersediaan buku pustaka dan komunikasi terbatas.

Keterbatasn demikian wajar jika menimbulkan fanatisme berlebihan, atau kalau boleh saya istilahkan sebagai "katak dalam tempurung", yang hanya tahu sebagai pendapat yang sahih karena tidak sampai hujjah pendapat lain. Maka muncullah madzhab, bahkan ada sementara orang yang mengatakan bahwa kita harus mengikuti salah satu dari madzhab yang ada.

Nah, dalam kondisi sekarang, dimana informasi mudah kita peroleh, hujjah2 atas madzhab bisa kita bandingkan, maka sudah tidak seharusnya kita bermadzhab atas pendapat satu ulama, tapi bermadzhab sebagaimana ulama2 tersebut bermadzhab yaitu kepada Al-Quran dan Hadits yang saheh.

Bermadzhab kepada Al-Quran dan Hadits yang saheh pun masih tetap muncul adanya khilafiah karena perbedaan cara mengambi pemahaman. Oleh sebab itu, sudah seharusnya kita saling menghormati pendapat/khilafiyah tersebut tanpa harus memecah dalam berbagai madzhab.

Rasulullah saw bersabda : Tinggalkan yang meragukan dan pegang yang tidak meragukan.

Maka dari beberapa pendapat Imam tersebut, ambillah yang tidak meragukan, sepanjang pengambilan tersebut bukan atas kecocokan hawa nafsu tapi atas pemahaman komprehensif semaksimalnya atas hujjah2 yang saheh.

Kesimpulannya, bermadzhab kepada satu Madzhab yaitu Al-Quran dan As-Sunnah dan menghormati khilafiyah atas pemahaman ayat dan hadis tersebut.

Garis Besar Pendidikan Pada Masa Salaf




Pendidikan memiliki peran sangat penting dan menentukan dalam pembentukan kepribadian dan perkembangan peradaban manusia, khususnya dalam membina manusia dan membebaskannya dari kebodohan, kegelapan, dan kesesatan. Rasulullah n diutus untuk mendidik manusia agar menjadi makhluk yang berakhlak mulia dan terlepas dari kesesatan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui." [al-Baqarah/2:151].

Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman

"Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". [Ali Imran/3:64].

Demikianlah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam membina dan mendidik para sahabatnya sehingga mereka menjadi generasi terbaik. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

"Sebaik-baiknya manusia adalah generasiku kemudian generasi setelah mereka, kemudian generasi setelah mereka". [HR al-Bukhâri, 5/191, dan Muslim no. 2533].

Mereka menjadi manusia terbaik di bawah pembinaan pendidik terbaik, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, hingga Mu'âwiyah bin al-Hakam Radhiyallahu 'anhu mengungkapkan kekagumannya terhadap Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam ungkapannya yang indah:

مَا رَأَيْتُ مُعَلِّمًا قَبْلَهُ وَلَا بَعْدَهُ أَحْسَنَ تَعْلِيمًا مِنْهُ رواه مسلم

"Aku tidak akan melihat seorang pendidik sebelum dan sesudahnya yang lebih baik darinya". [HR Muslim no. 836].

Sebagai teladan yang baik, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kita untuk mencontoh dan mengikutinya:

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah". [al-Ahzab/33:21].

Juga dalam ayat yang lain, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung". [al-Qalam:4].

Oleh karena itu, semestinya menjadikan beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai rujukan dalam pendidikan dan pembinaan kehidupan seluruh manusia. Sufyân bin 'Uyainah al-Makki rahimahullah menyatakan: "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah standar terbesar. Segala sesuatu (harus) ditimbang berdasarkan akhlak, sirah dan petunjuk beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Semua yang sesuai dengannya, itulah kebenaran; dan yang menyelisihinya, itulah kebatilan".[1]

GARIS BESAR PENDIDIKAN PADA MASA SALAF
Salah seorang murid Syaikh Muhammad Nâshiruddin al-Albâni, yaitu Syaikh Muhammad 'Id Abbâsi, menyimpulkan garis-garis besar yang terpenting mengenai pendidikan pada masa Salaf. Beliau menyebutkan dalam makalahnya yang berjudul at-Ta'lîm fi 'Ahdi as-Salaf, sebagai berikut.

1. Menjadikan Al-Qur`ân dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai landasan dan sumber ilmu. Keduanya merupakan sumber terpercaya dan maksum dari segala kesalahan dan kekurangan.

2. Memahami Al-Qur`ân dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi was allam sesuai dengan pemahaman Salafush-Shâlih, yaitu seperti para sahabat, Tâbi'în dan Tâbi'it Tâbi'în. Mereka telah dipuji oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam Al-Qur`an, dan juga direkomendasikan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk diikuti.

3. Mengikhlaskan ilmu hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menjadikannya sebagai puncak usaha dan tujuan kita.

4. Memulai dengan menanamkan secara kokoh keimanan kepada jiwa murid sebelum belajar hukum syariat. Ini dilakukan dengan mengenalkan tentang Rabb, nama, sifat dan perbuatan-Nya, sehingga tertanam dalam jiwa murid pengagungan, penghormatan, pengharapan dan rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, serta kecintaan kepada-Nya. Dia juga akan selalu ingat kepada kematian, kengerian hari Kiamat, surga dan neraka serta hari Perhitungan amal. Memulai pendidikan dengan sisi ini akan mempersiapkan seseorang supaya dapat melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menjauhi larangan-larangan-Nya serta senantiasa istiqamah. Demikian yang disampaikan Al-Qur`ân dalam masalah pendidikan generasi pertama dan kedua. Dijelaskan oleh Ummul-Mukminîn 'Aisyah Radhiyallahu 'anha :

إِنَّمَا نَزَلَ أَوَّلَ مَا نَزَلَ مِنْهُ سُورَةٌ مِنْ الْمُفَصَّلِ فِيهَا ذِكْرُ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ حَتَّى إِذَا ثَابَ النَّاسُ إِلَى الْإِسْلَامِ نَزَلَ الْحَلَالُ وَالْحَرَامُ وَلَوْ نَزَلَ أَوَّلَ شَيْءٍ لَا تَشْرَبُوا الْخَمْرَ لَقَالُوا لَا نَدَعُ الْخَمْرَ أَبَدًا وَلَوْ نَزَلَ لَا تَزْنُوا لَقَالُوا لَا نَدَعُ الزِّنَا أَبَدًا لَقَدْ نَزَلَ بِمَكَّةَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنِّي لَجَارِيَةٌ أَلْعَبُ بَلْ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ وَمَا نَزَلَتْ سُورَةُ الْبَقَرَةِ وَالنِّسَاءِ إِلَّا وَأَنَا عِنْدَهُ رواه البخاري

"Sesungguhnya yang pertama kali turun darinya ialah satu surat dari al-Mufashshal (surat-surat pendek) yang berisi penjelasan tentang surga dan neraka; sehingga apabila manusia telah mantap dalam Islam, maka turunlah (ayat-ayat tentang) halal dan haram. Seandainya yang pertama kali turun (kepada mereka) adalah "jangan minum khamr (minuman keras)," tentu mereka akan menjawab "kami tidak akan meninggalkan khamr selama-lamanya". Seandainya yang pertama turun adalah "jangan berzina," tentu mereka akan menjawab "kami tidak akan meninggalkan zina selama-lamanya".

Sesungguhnya telah turun firman Allah "sebenarnya hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka, dan Kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit" -Qs al-Qamar 54 ayat 46- di Mekkah kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan pada waktu itu aku masih anak kecil yang bermain-main. Dan belum turun surat al-Baqarah dan an-Nisâ` kecuali aku sudah berada di sisinya". [HR al-Bukhâri, no. 4993].

5. Mengagungkan dan menghormati ilmu dan menjadikannya sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Konsekuensi dari itu, ialah memuliakan dan menghormati serta berbuat santun kepada para ulama dan para guru.. Demikian juga seorang murid harus merendahkan suara di hadapan mereka, tidak berbuat lancang kepada mereka, hendaklah berlemah-lembut dalam berbicara dengan mereka. Mereka ialah pewaris para nabi sebagaimana telah disabdakan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Lantaran itu, maka mereka para pendidik itu pun akan senang hati menyampaikan ilmu yang dimilikinya dan memberikan faidah (ilmu) yang mereka miliki.

6. Berpegang dengan metode ilmiah dengan berlandaskan dalil, hujjah, bukti kongkrit, menjauhi taklid, meninggalkan perkiraan dan prasangka keliru. Dalam pengajaran Islam, metode ini memiliki peran sangat penting. Sebab, Islam mengajak manusia untuk berfikir dan mencari dalil. Bimbingan Al-Qur`ân ini telah diamalkan oleh para Salaf terdahulu.

7. Menjadikan tujuan terbesar pendidikan dan pengajaran terfokus pada pembentukan pribadi muslim yang tunduk dan menerima perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kepribadian yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam uluhiyah-Nya dan menempuh beribadah sesuai jalan-Nya, sehingga mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan benar, berpegang teguh dengan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, melaksanakan kewajiban khilafah di bumi, memperhatikan agama dan dunia, serta beramal untuk dunia dan akhirat.

8. Dalam proses pengajaran, menghubungkan hakikat ilmiah dengan hakikat keimanan, menanamkan aqidah yang benar dan mengokohkannya di dalam jiwa para murid. Inilah metode Al-Qur`ân dalam pembentukan aqidah, dimana dipaparkan ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta'ala di alam semesta, jiwa dan ufuk bumi, dan mengajak manusia untuk merenungkan, memikirkan, sehingga sampailah keimanannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, iman kepada kodrat (kekuasaan) dan sifat-sifat-Nya. Metode ini berbeda dengan pendidikan sekuler yang hanya menyampaikan hakikat ilmiah, dan memisahkan ilmu dari agama; sehingga pendidikan hanya bersifat lahiriyah dan sekedar slogan tanpa berpengaruh kepada akhlak, tidak membentuk manusia yang shalih. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam menceritakan ilmu orang-orang kafir:

"Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai". [ar-Ruum/30:7].

9. Seorang pendidik harus menjadi teladan yang baik bagi para muridnya. Kaidah ini merupakan landasan yang sangat penting dalam pendidikan. Dengan cara qudwah inilah Islam memerintahkan dan memperingatkan secara keras perbuatan seseorang yang menyelisihi perkataannya, dan khususnya bagi seorang ulama. Dalam hal ini, Islam memberikan permisalan dengan permisalan yang paling buruk, dengan keledai dan anjing. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya; adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunju kepada kaum yang zhalim". [al-Jumu'ah/62:5]

Dan firman Allah Azza wa Jalla.

"Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi Al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan memperturutkan hawa nafsunya yang rendah; maka perumpamaannya seperti anjing; jika kamu menghalaunya, diulurkannya lidahnya, dan jika kamu membiarkannya, dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir" [al-A'râf/7:165-166].

10. Lemah-lembut terhadap murid, menyambut dan memotivasinya. Banyak dalil yang memerintahkan untuk berbuat demikian. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memperhitungkannya sebagai faktor yang dapat mengantarkan kepada kesuksesan dan keberuntungan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabb-mu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk". [an-Nahl/16:125].

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُوْنُ فِيْ شَيْءٍ إِلاَّ زَانهَ،ُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلاَّ شَانَهُ رواه أحمد (23786) ومسلم (2594) وأبو داود (2487).

"Sesungguhnya kelembutan tidak menyertai sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidak hilang dari sesuatu kecuali akan merusaknya". [HR Ahmad no. 23786, Muslim no. 2594 dan Abu Dawud no. 2487].

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِيْ الْأَمْرِ كُلِّهِ رواه البخاري (6024) ومسلم (2165) وغيرهما

"Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan (rifqu) dalam seluruh perkara". [Muttafaqun 'alaihi]

سَيَأْتِيْكُمْ أَقْوَامٌ يَطْلُبُوْنَ الْعِلْمَ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمْ فَقُوْلُوْا لَهُمْ: مَرْحَباً مَرْحَباً بِوَصِيَّةِ رَسُوْلِ اللهِ " رواه ابن ماجة (247)

"Akan datang kepada kalian kaum yang menuntut ilmu; bila kalian mendapatinya, maka katakanlah kepada mereka 'selamat datang, selamat datang orang yang menjadi wasiat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam". [HR Ibnu Majah no. 247].

Oleh karena itu, dahulu, para ulama dan para pendidik berbicara kepada para penuntut ilmu dengan perkataan yang bagus, tawadhu`, mencintai mereka dan bermuamalah secara baik dengan mereka. Demikian juga dengan para pelajar, mereka mencintai para pendidik, senang bersama mereka, menghormati dan memuliakan guru-gurunya, serta mengambil faidah dari mereka sebaik-baiknya. Sehingga lantaran muamalah yang baik antara pendidik dengan murid, maka semua akan mendapatkan banyak manfaat dan kesuksesan.

Di antara bentuk lemah-lembut kepada murid, yakni dalam menyampaikan informasi ilmiah, para pendidik menyampaikannya secara bertahap, dari yang mudah kepada yang sulit, dan dari yang biasa sampai yang komplek dan seterusnya.

11. Melakukan variasi dalam uslûb (mengajar) sehingga murid menjadi tertarik, merasa rindu dan pikirannya terkonsentrasi mengikuti pelajaran. Di antara uslûb itu, misalnya dengan metode tanya jawab, diskusi, kisah-kisah, permisalan, atau dengan penggunaan alat dan sarana pengajaran yang ada. Uslûb demikian banyak dicontohkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam serta pernyataan para Salaf terdahulu.

AJAKAN DAN HIMBAUAN
Sudah menjadi kewajiban para ulama, da'i, ustadz dan para pendidik untuk mempelajari keahlian yang dimiliki para Sahabat Radhiyallahu 'anhum agar mencapai kedudukan tertinggi dan sampai pada derajat tertinggi di dunia dan akhirat. Jadikanlah karakteristik dan keahlian mereka selalu dalam ingatan kita ketika kita melaksanakan kewajiban mendidik generasi masa ini. Karena para pendidik memiliki tujuan membentuk generasi seperti generasi Sahabat dalam aqidah dan pemahaman terhadap al-Qur`ân dan Sunnah dan menjadikan mereka taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya serta mendidik mereka menjadi orang yang zuhud terhadap dunia dan antusias dengan Akhirat. Disamping juga, untuk menanamkan pada mereka sikap berkorban dalam mencapai keridhoan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan memiliki semangat membela agama dan ajaran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Marilah kita tanamkan hal ini dalam benak dan ingatan kita dan mari bersama-sama semangat untuk menerapkannya ketika kita menjadi pendidik baik di keluarga, lingkungan dan sekolah-sekolah, agar kita dapat mengembalikan lagi warna masa depan umat ini di atas cahaya ilmu dan petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.Wabillahit taufiq.

Maraji'.
1. Tadzkirat as-Sâmi' wa al-Mutakallim Fi Adab al-'Alim wa al-Muta'allim, Ibnu Jama'ah al-Kinâni, Tahqiq as-Sayyid Muhammad Hasyim an-Nadawi, Cetakan kedua tahun 1416 H, Rimaadi Lin-Nâsyir.
2. Makalah Syaikh Muhammad 'Id 'Abbâsi berjudul at-Ta'lîm Fi 'Ahdis Salaf.
3. At-Tashfiyah Wa at-Tarbiyah, Syaikh 'Ali bin Hasan al-Halabi
4. Kaifa Rabba an-Nabi n Ash-hâbahu, Kamâl bin Mukhtar Ismâ'il.
5. Silsilah al-Ahâdîts as-Shahîhah, Syaikh Muhammad Nâshiruddin al-Albâni, Maktabah al-Ma'ârif dll.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03//Tahun XII/1429H/2008M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_______
Footnote
[1]. Tadzkirat as-Sâmi' wa al-Mutakallim, Ibnu Jamâ'ah al-Kinâni hal. 21.

Kamis, 28 Oktober 2010

disisa umurku...


tepat diumurku yg ke 22...27 oktober 2010

ahh andai saja.begitulah kata2 yg kuucap.andai saat itu.andai dulu begini mungkin sekarang tak jadi begitu.astaghfirullah hidup ini tak mudah jangan dipersulit.dan hidup ini semua adalah anugerah yg allah curahkan kepada setiap hambanya.,kesempatan dan harapan sebuah nikmat yg allah tak pilih kepada siapa Ia berikan.kepada orang kafir.muslim.jahat.baik
semua dapat.
tepat hari ini banyak di fb ucapan dari teman2 met milad.met ultah.happy bitrhday...
sungguh nabi tak menggajarkan atau mencontohkan secara eksplisit.nabi hanya mengajarkan Muhasabah diri(instrospeksi)..itulah cara nabi dan para generasi2 salafusslah.dan itupun tak mengenal waktu setiap saat adalah perenunggan atas segala amal dan perbuatan kita.
hari ini kucoba merenunggi disaat jatah dan kontrak hidup kita semakin berkurang disaat banyak kewajiban dibanding dengan waktu yg tersedia..mampukah kita mengejar mimpi dan cita2 kita yg saat in kurasa masih jauh dari...naudzubillah hamba hnaya berharap disisa hidup hamba semakin berkualitas bertambah kebaikan dan bermanfaat.
terimakasih teman2 atas doa dan ucapanya semoga kedepan bisa lebih baik lagi...
bukan umur yg bertambah tapi umur yg makin berkurang itulah sebenarnya hidup ini tiap detik.menit.jam.hari.bulan.tahun..semuanya adalah bagian kecil dari bagian hidup kita.kita tak tahu kapan maut menjemput kita.fastaQimu...

Rasulullah saw bersabda, orang yg paling cerdas adalah orang yg paling sering mengingat kematian. Setiap waktu yg berlalu seakan menjadi langkah terakhir. Beramal untuk akhiratmu, bersikap terbaik untuk sesamamu. Matahari yg membuka hari selalu menjadi alasan untuk mengisi hari. Mengisi hari dengan segala sikap dan sifat yg sudah kita bawa sebelumnya, tanpa pernah menghiraukan apa yg akan terjadi esok. Membiarkan rasa sakit menjadi bagian yg kita beri untuk orang lain. Membiarkan rasa acuh menjadi kebiasaan yg terkadang tanpa terasa juga terberi untuk orang lain.

Matahari yg masih membuka hari memang menjadi alasan untuk menjalani hari dengan apa adanya. Menjalani sekedar mengikuti angin berhembus, membiarkan suara hati dikalahkan nafsu duniawi. Tapi pernahkah terbesit jika esok matahari sudah tidak dapat bersinar lagi. Pernahkah terbesit detik penutup hari ini, menjadi detik penutup usia kita juga. Pernahkah terbesit bahwa jika esok kita tak akan berjumpa dengan orang-orang yg sudah menyapa dan tersenyum untuk kita. Pernahkah terbesit bahwa jika esok kita kan kehilangan orang kita kasihi dan mengasihi kita. Pernahkah terbesit waktu yg berlari bersama kita harus berhenti karena ketetapanNya...

Jika esok tak pernah datang, apakah engkau masih membiarkan waktu berlalu tanpa arti. Jika esok tak pernah datang, apakah engkau masih berdiri disini terdiam tanpa pernah mengucapkan terima kasih dan rasa syukur. Jika esok tak pernah datang, apakah engkau masih terdiam jika ada yg bertanya kepadamu. Jika esok tak pernah datang, apakah engkau masih mengacuhkan suara hatimu perwujudan nuranimu. Jika esok tak pernah datang, apakah engkau masih melewatkan waktumu tanpa pernah memahami semua waktu yg berlalu untukmu. Jika esok tak pernah datang, apakah engkau masih belum bermuhasabah sebelum hari akhir datang menjemputmu.

Jika esok tak pernah datang, maukah engkau berjanji untuk dirimu sendiri untuk melakukan yg terbaik sepenuh hati kepada orang lain ketika detik itu memberimu kesempatan. Jika esok tak pernah datang, maukah engkau menemani dan mengingatkan ku bahwa umur kita terbatas.

Jika esok tak pernah datang, ah… apakah harus menunggu esok hari?.

syukron jazakallah ahsanul jaza... 18:52
depok,28 oktober 2010

Minggu, 24 Oktober 2010

kadang kita salah mengartikan hidup ini...


jangan pernah takut berbuat salah.jika dengan kesalahan itu justru kita menemukan setitik kebenaran.....
hai kamu bisa serius sedikit ngak sih.orang kok bercanda mulu.ketawa ketawi.ribut sendiri..
langsung kujawab.bisa ngak sih santai sedikit.orang kok cemberut terus.serius terus.awas lho ntar cepat tua..

teringat juga puisi dari taufik ismail....

Kalau kau tak mampu menjadi beringin.yang tegak di puncak bukitJadilah beluka. tetapi belukar yang baik.yang tumbuh di tepi danauKalau kamu tak sanggup menjadi belukar.Jadilah saja rumput. tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan

Tidaklah semua menjadi kapten.tentu harus ada awak kapalnya.Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggirendahnya nilai dirimuJadilah saja dirimu.Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri............

itulah hidup.hidup itu anugerah sekaligus ujian.posisi apapun kita sekarang menandakan seberapa kita serius menjalani kehidupan ini.orang tak serius.bercanda.santai2 maka tak lebih hidupnya dihabiskan untuk hal yg tak berguna.tapi bukan berarti tak boleh ketawa dan bercanda.hanya sekedar dan seperlunya saja.atau hidup ini jangan terlalau serius.kaku.karena sungguh terlalu banyak nikmat allah yg wajib dan perlu kita syukuri adanya.jadi proporsionallah selalu dalam menanggapi hidup ini.semua telah allah janjikan bahwa allah tetapkan "fa'alhamaha fujuroha wa taqwaha" tergantung sejauh mana kita mau memilihnya

pastikan kita tak kehilangan tujuan hidup ini.allahu ghoyatuna.arrosulu Qudwatuna.aljihadu sabiluna.alquranu dusturuna.al mautu fi sabilillahi asma amanina.

satu kata "ya rabb berilah keistiqomahan dalam hidup dan dalam menjalani hidup ini".

Sabtu, 23 Oktober 2010

hal hal yg ter..diantara yg terbaik

1.Mata tercantik di dunia, dari Afghanistan

http://img6.imageshack.us/img6/8553/themostbeautifulinthewokx5.jpg

2. Kuda Tercantik di Dunia, dari Arabian
http://img6.imageshack.us/img6/7802/themostbeautifulinthewomt1.jpg


3. Kota tercantik di dunia, Vancouver,Kanada
http://img6.imageshack.us/img6/5919/themostbeautifulinthewobe2.jpg


4. Air terjun tercantik di dunia, Niagara Falls,U.S.
http://img6.imageshack.us/img6/7503/themostbeautifulinthewogg7.jpg

5. Jembatan tercantik, Japan
http://img6.imageshack.us/img6/6021/themostbeautifulinthewobj0.jpg

6.Rumah tercantik di dunia, Barcelona,Spain Pemiliknya pemain sepak bola terkenal, Ronaldhino
http://img6.imageshack.us/img6/849/themostbeautifulinthewopk2.jpg

7. Tanaman tercantik di dunia, berbentuk seperti gelembung air
http://img6.imageshack.us/img6/5412/themostbeautifulinthewoyl3.jpg

8.Anak kecil tercantik di dunia, Fatima dari Morrocco
http://img6.imageshack.us/img6/2783/themostbeautifulinthewonn3.jpg....

Jumat, 22 Oktober 2010

my biografi.(1)


Namaku lengkapku A R mungkin orang pertama mendengarnya itu hanya nama pasaran.tapi kuyakin dibalik nama ternyata allah menyukai nama yg dicantumkan nama asmaul husnanya.dan tentunya orang tuaku pun mendidikku dengan rasa penuh kasih sayang sebagaiman arti dari namaku aku dilahirkan di sebuah kota di jawa timur sebuah kota dibibir pantai utara jawa.tentunya daerah itu panas ..yaa daerah itu bernama Tuban.memang kota tuban hanyalah kota kecil menurutku beberapa tahun lalu.namun kota itu sekarang menjelma menjadi kota industry.singkat saja ternyata kemajuan industry itu akhirnya menyeret sebuah desa yg dulunya amat kecil dan kampungan..yaa! iyulah desaku..arus industry telah mengubah pola pikir masyarakat sekitar.dengan adanya sebuah pabrik berskala besar sekaligus BUMN yg termasuk golongan top rated di BEI (bursa efek Indonesia) untuk saat ini.ya begitulah ternyata virus materialistic menjadi keharusan dan wajar.karena dgn adanya pabrik tersebut…

namun itu bukan sebuah ungkapan yg mengeneralisr namun sebagian itu telah aku rasakan .tepatnya ketika orang2 berbondong masuk di tempat kerja tersebut . di satu sisi akau sangat bangga desaku ikut menjadi maju bahkan angka pengangguran sangat2 kecil dan hampir2 tidak ada.ditambah lagi gaji yg menurut mereka sangatlah besar untuk ukuran kampung kami.dan memang kenyataanya itu besar menurutku juga ……………………………………………………………………………….

Loncat ke cerita yang lain.yaitu sebuah hikmah. Aku terketuk ketika melihat sebuah kisah yaitu kisah tentang bunga melati berikut ini ceritanya:

Seputih melati seikhlas mewarnai diri

Melati tak pernah berdusta dengan apa yang ditampilkannya. Ia tak memiliki warna di balik warna putihnya. Ia juga tak pernah menyimpan warna lain untuk berbagai keadaannya, apa pun kondisinya, panas, hujan, terik, atau pun badai yang datang, ia tetap putih. Ke mana pun dan di mana pun ditemukan, melati selalu putih. Putih, bersih, indah berseri di taman yang asri.
Pada debu ia tak marah, meski jutaan butir menghinggapinya. Pada angin ia menyapa, berharap sepoinya membawa serta debu-debu itu agar ianya tetap putih berseri. Karenanya, melati ikut bergoyang saat hembusan angin menerpa. Ke kanan ia ikut, ke kiri ia pun ikut. Namun ia tetap teguh pada pendiriannya, karena ke mana pun ia mengikuti arah angin, ia akan segera kembali pada tangkainya.
Pada hujan ia menangis, agar tak terlihat matanya meneteskan air di antara ribuan air yang menghujani tubuhnya. Agar siapa pun tak pernah melihatnya bersedih, karena saat hujan berhenti menyirami, bersamaan itu pula air dari sudut matanya yang bening itu tak lagi menetes. Sesungguhnya, ia senantiasa berharap hujan kan selalu datang, karena hanya hujan yang mau memahami setiap tetes air matanya. Bersama hujan ia bisa menangis sekeras-kerasnya, untuk mengadu, saling menumpahkan air mata dan merasakan setiap kegetiran. Karena juga, hanya hujan yang selama ini berempati terhadap semua rasa dan asanya. Tetapi, pada hujan juga ia mendapati keteduhan, dengan airnya yang sejuk.
Pada tangkai ia bersandar, agar tetap meneguhkan kedudukannya, memeluk erat setiap sayapnya, memberikan kekuatan dalam menjalani kewajibannya, menserikan alam. Agar kelak, apa pun cobaan yang datang, ia dengan sabar dan suka cita merasai, bahkan menikmatinya sebagai bagian dari cinta dan kasih Sang Pencipta. Bukankah tak ada cinta tanpa pengorbanan? Adakah kasih sayang tanpa cobaan?
Pada dedaunan ia berkaca, semoga tak merubah warna hijaunya. Karena dengan hijau daun itu, ia tetap sadar sebagai melati harus tetap berwarna putih. Jika daun itu tak lagi hijau, atau luruh oleh waktu, kepada siapa ia harus meminta koreksi atas cela dan noda yang seringkali membuatnya tak lagi putih?
Pada bunga lain ia bersahabat. Bersama bahu membahu menserikan alam, tak ada persaingan, tak ada perlombaan menjadi yang tercantik, karena masing-masing memahami tugas dan peranannya. Tak pernah melati iri menjadi mawar, dahlia, anggrek, atau lili, begitu juga sebaliknya. Tak terpikir melati berkeinginan menjadi merah, atau kuning, karena ia tahu semua fungsinya sebagai putih.
Pada matahari ia memohon, tetap berkunjung di setiap pagi mencurahkan sinarnya yang menghangatkan. Agar hangatnya membaluri setiap sel tubuh yang telah beku oleh pekatnya malam. Sinarnya yang menceriakan, bias hangatnya yang memecah kebekuan, seolah membuat melati merekah dan segar di setiap pagi. Terpaan sinar mentari, memantulkan cahaya kehidupan yang penuh gairah, pertanda melati siap mengarungi hidup, setidaknya untuk satu hari ini hingga menunggu mentari esok kembali bertandang.
Pada alam ia berbagi, menebar aroma semerbak mewangi nan menyejukkan setiap jiwa yang bersamanya. Indah menghias harum semua taman yang disinggahinya, melati tak pernah terlupakan untuk disertakan. Atas nama cinta dan keridhaan Pemiliknya, ia senantiasa berharap tumbuhnya tunas-tunas melati baru, agar kelak meneruskan perannya sebagai bunga yang putih. Yang tetap berseri di semua suasana alam.
Pada unggas ia berteriak, terombang-ambing menghindari paruhnya agar tak segera pupus. Mencari selamat dari cakar-cakar yang merusak keindahannya, yang mungkin merobek layarnya dan juga menggores luka di putihnya.
Dan pada akhirnya, pada Sang Pemilik Alam ia meminta, agar dibimbing dan dilindungi selama ia diberikan kesempatan untuk melakoni setiap perannya. Agar dalam berperan menjadi putih, tetap diteguhkan pada warna aslinya, tidak membiarkan apa pun merubah warnanya hingga masanya mempertanggungjawabkan semua waktu, peran, tugas, dan tanggungjawabnya. Jika pada masanya ia harus jatuh, luruh ke tanah, ia tetap sebagai melati, seputih melati. Dan orang memandangnya juga seperti melati.

Dan kepada melatiku, tetaplah menjadi melati di tamanku. Karena, aku akan menjadi angin, menjadi hujan, menjadi tangkai, menjadi matahari, menjadi daun, dan alam semesta. Tetapi takkan pernah menjadi debu atau unggas yang hanya akan merusak keindahannya, lalu meninggalkan melati begitu saja.

melati engkau indah nan memukau falsafah hidupmu sungguh layak sebagai cerminan kami para manusia...............

Yah itulah sekelumit cerita..tentang tumbuhan bukan hewan apalagi manusia.dgn keterbatasan bergerak tak bernafsu tak beranak layaknya hewan dan tak berpikir dan berakal dan bertindak layaknya kita manusia..namun ia bias member i sedikit bahkan lebih pelajaran kpd kita..sungguh hidup in tak mudah namun hidup ini indah jika menjalani dgn ikhlas.

Beralih lagi ke ceritaku akau lahir dari keluarga biasa2 saja bahkan jujur kurang berada.namun pasang surut kehidupan ekonomi keluarga kami membuat orang tua kami harus lebih bekerja keras lagi.ditambah dengan 4 saudara.dan aku anak yg pertama .beban hidup yg semua orang jg merasakanya.berkeluarga dgn segala konsekuensinya sebagai penanggung jawab keluarga.pemimpin keluarga.harapan keluarga tersemat dipundak kedua orang tua saya dengan ditambah 4 saudara.tapi luar biasa didikan orang tua yg senantiasa menggembleng kami sedari kecil.menjdikan kami anak anak yg mandiri dalam menjalani tantangan hidup ini.

Dan hasilnya dapat kami rasakan saat ini….

bersambung..

Senin, 18 Oktober 2010

hidup ini anugerah sekaligus ujian

Setiap orang pasti pernah mengalami saat-saat sulit dalam menjalani kehidupannya. Kadang kesulitan itu memang membuat seseorang frustasi, bingung, stres, panik, putus asa dan sikap negatif lainnya.
Sesungguhnya ada tiga pelajaran penting dari adanya kesulitan hidup, yaitu:

Pertama, setiap kesulitan seharusnya “memancing” seseorang untuk berpikir. Allah menciptakan pikiran di dalam diri manusia agar manusia mampu menciptakan peluang-peluang dalam setiap keadaan, termasuk dalam situasi yang sulit. Janganlah kita cepat putus asa ketika menghadapi kesulitan, tetapi tenanglah dan berpikirlah.
Hambatan sering kali berarti bahwa kita harus berpikir lebih keras, lebih baik, dan lebih kreatif.
Kedua, ide untuk mendapatkan jalan keluar biasanya ada di sekitar kita. Biasanya hal-hal kecil dan sederhana di sekitar kita, kurang kita perhatikan. Padahal, Allah dapat memakai hal-hal tersebut untuk memberikan ide kepada kita sehingga kita bisa mendapatkan jalan keluar untuk setiap masalah yang kita hadapi.
Ketiga, apa yang kita hasilkan dari “pemerasan” otak kita, pasti berguna bagi sesama. Mari kita mulai mewujudkan apa yang sudah kita pikirkan, jangan ditunda-tunda.
Cepat atau lambat, karya kita akan menjadi berkah bagi orang lain.

Seorang mukmin tentu berbeda dalam menyikapi berbagai kesulitan hidup yang dihadapinya. Mereka memahami bahwa kesulitan atau ujian diberikan oleh Allah dalam rangka menguji hamba-Nya. Dan mereka tahu bahwa kesulitan itu dibuat untuk membedakan antara mereka yang benar-benar beriman dan mereka yang memiliki penyakit di hatinya, yaitu mereka yang tidak tulus dalam meyakini keimanan mereka. Karena itu, ujian atau kesulitan yang hadir dalam kehidupan kita akan menunjukkan siapakah kita sebenarnya.
Allah menjelaskan melalui firman-Nya, bahwa Dia akan menguji manusia untuk melihat siapakah yang benar-benar beriman.

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar." (Ali Imran: 142)

"Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin)...."
(al-Baqarah: 179)

Ketika membaca terjemahan ayat tersebut, hendaknya semakin menambah kesadaran kita bahwa kehidupan ini memang dipenuhi dengan aneka masalah dan berbagai kesulitan. Karena dunia ini merupakan Darut Taklif, maksudnya adalah tempat pembebanan. Tidak ada seorang pun yang terbebas dari masalah selama mereka hidup di dunia. Dan sungguh merugi orang yang larut dalam kesedihan, kesedihan yang panjang justru akan semakin menyulitkan diri dalam menghadapi masalah. Hanya dengan keberanian untuk bangkit dan bersabar, kesulitan itu akan terasa mudah. Berbahagialah orang yang mampu bersabar dalam menghadapi setiap kesulitan hidup, karena Allah beserta orang-orang yang sabar.
itulah kehidupan.tapi allah menjanjikan kebahagian orang hidup jika ia mentaati segala peraturan yang ia berikan kepada mahkluknya.jaminanya bahagia
tap tunggu dulu hidup tak pernah lepas dari maslah dan tanggung jawab.seharusnya kita semakin dewasa semakin bijak memandang hidup ini.kita tak bisa lari dari masalah.karena lari dari masalah adalah masalah terbesar....ya allah bukanya hamba tak mau menerima masalah tapi hamba hanya berusaha menerima masalah dengan ikhlas...

Jumat, 15 Oktober 2010

Konspirasi Tentang Fakta Holocaust

Konspirasi Tentang Fakta Holocaust


Fakta bahwa Holocaust adalah fiksi memang menjadi momok baru bagi para ahli sejarah. Sejarah yang selama ini mencatat bahwa Perang Dunia Kedua diidentikkan dengan gerakan fasisme yang dipimpin oleh Hitler mungkin saja telah menjadi suatu pembohongan mengenai sejarah. Saat ini telah banyak bukti yang telah menjelaskan bagaimana kemungkinan perstiwa pembantaian 6 juta orang Yahudi itu adalah sejarah yang salah.
Holocaust berasal dari bahasa Yunani: holokauston yang berarti "persembahan pengorbanan yang terbakar sepenuhnya". Dalam sejarah tercatat bahwa Bangsa Yahudi di Eropa merupakan korban-korban utama dalam Holocaust, yang disebut kaum Nazi sebagai "Penyelesaian Terakhir Terhadap Masalah Yahudi". Jumlah korban Yahudi umumnya dikatakan mencapai enam juta jiwa. Dalam sejarah yang tercatat, pembantaian ini dilakukan dengan penembakan massal, kamar gas beracun, maupun dibiarkan mati kelaparan. Selain kaum Yahudi, kelompok-kelompok lainnya yang dianggap 'tidak disukai' kaum Nazi antara lain adalah bangsa Polandia, Rusia, suku Slavia lainnya, penganut agama Katolik Roma, orang-orang cacat, orang cacat mental, homoseksual, Saksi-Saksi Yehuwa (Jehovah’s Witnesses), orang komunis, suku Gipsi (Orang Rom dan Sinti) dan lawan-lawan politik dari Hitler. Mereka juga ditangkap dan dibunuh. Jumlah keseluruhan korban jika dikalkulasi dengan korban tambahan ini diperkirakan dapat mencapai 9-11 juta jiwa.

Kontroversi
Pengingkaran holocaust atau holocaust denial adalah kepercayaan bahwa Holocaust tidak pernah terjadi, atau jauh lebih sedikit dari 6 juta orang Yahudi yang dibunuh oleh Nazi seperti yang selama ini tercatat dalam sejarah; bahwa tidak pernah ada rencana terpusat untuk memusnahkan bangsa Yahudi; atau bahwa tidak ada pembunuhan masal di kamp-kamp konsentrasi. Mereka yang percaya akan hal ini biasanya menuduh bangsa Yahudi atau kaum Zionis mengetahui hal ini dan mengadakan konspirasi untuk mendukung agenda politik mereka. Karena Holocaust dianggap ahli-ahli sejarah sebagai salah satu kejadian paling banyak didokumentasikan dalam sejarah, pandangan-pandangan ini tidak dianggap kredibel, dengan organisasi-organisasi seperti American Historical Association mengatakan bahwa Holocaust denial sebagai "at best, a form of academic fraud." Pernyataan holocaust denial di muka umum adalah pelanggaran hukum di sepuluh negara Eropa, termasuk Perancis, Polandia, Austria, Swiss, Belgia, Romania, dan Jerman.

Holocaust deniers lebih suka disebut Holocaust "revisionists". Kebanyakan ahli sejarah mengatakan bahwa istilah ini menyesatkan. Historical revisionism adalah bagian dari ilmu sejarah; yaitu penyelidikan ulang dari accepted history (sejarah yang sudah diterima secara umum) dengan tujuan untuk lebih memperjelas peristiwa tersebut. Sebaliknya, negationist dapat secara sengaja menggunakan catatan sejarah yang salah; seperti ditulis Gordon McFee: "Revisionists depart from the conclusion that the Holocaust did not occur and work backwards through the facts to adapt them to that preordained conclusion. Put another way, they reverse the proper methodology … thus turning the proper historical method of investigation and analysis on its head."

Public Opinion Quarterly juga menyimpulkan: "Tidak ada ahli sejarah terkemuka yang mempertanyakan kenyataan Holocaust, dan mereka yang mendukung Holocaust denial kebanyakan adalah anti-Semit dan/atau neo-Nazi."

Holocaust denial sangat populer dalam penentang-penentang Israel dari kaum Muslim karena memang banyak bukti yang dikeluarkan oleh ilmuwan barat sendiri yang menjelaskan kebohongan holocaust ini. Disertasi dr. Mahmoud Abbas, Presiden Palestina, meragukan bahwa kamar gas digunakan untuk membunuh orang-orang Yahudi dan mengatakan bahwa jumlah orang Yahudi yang dibunuh dalam Holocaust kurang dari 1 juta jiwa. Abbas belum pernah menyatakan pandangan ini sejak ditunjuk menjadi Perdana Menteri Palestina pada tahun 2003, dan telah membantah bahwa ia adalah seorang Holocaust denier. Pada akhir 2005, presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad menggambarkan Holocaust sebagai "mitos pembantaian orang Yahudi."

Sebenarnya dari kalangan ilmuwan barat sendiri ada beberapa yang menyangkal adanya Holocaust, di antaranya: Pengarang Perancis Roger Garaudy, Professor Robert Maurisson, Ernst Zundel, David Irving, dll. tetapi hampir semuanya dinyatakan bersalah dan dijebloskan kedalam penjara termasuk Pada 15 Feb 2007, Ernst Zundel seorang Holocaust denier dihukum 5 tahun penjara. Seorang pengacaranya, Herbert Schaller, mengatakan bahwa semua bukti tentang adanya Holocaust hanya berdasarkan pengakuan korban-korbannya saja, bukan berdasarkan fakta-fakta yang jelas. Ernst Zundel ini juga pernah ditahan pada tahun 1985, dan 1988 dalam kasus yang sama.

Semua hal di atas sangat kontras dengan slogan negara-negara barat sendiri yang menyatakan kebebasan berpendapat apalagi disertai bukti-bukti ilmiah tentang kebohongan Holocaust terutama digunakannya kamar gas oleh Nazi di Polandia, tetapi begitu menyinggung masalah yang menggugat hal ini mereka langsung memberangus habis penentang-penentangnya sehingga banyak kalangan menilai adanya lobby Yahudi yang berdiri dibelakangnya dalam mempengaruhi putusan pengadilan

Dengan suara bulat, didalam sidang Majelis Umum PBB pada 1 November 2005, ditetapkan bahwa tanggal 27 Januari sebagai “Hari Peringatan Korban Holocaust”. 27 Januari 1945 adalah hari dimana tahanan kamp konsentrasi NAZI di Auschwitz-Birkenau dibebaskan. Bahkan sebelum PBB menetapkannya, tanggal 27 Januari telah di tetapkan sebagai Hari Peringatan Korban Holocaust oleh Kerajaan Inggris sejak tahun 2001, sebagaimana halnya di negara-negara lain, mencakup Swedia, Italia, Jerman, Finlandia, Denmark dan Estonia[18]. Israel memperingati Yom HaShoah vea Hagvora, “Hari Hari Peringatan Holocaust dan Keberanian Bangsa Yahudi” pada pada hari ke 27 bulan Nisan, bulan Ibrani, yang biasanya jatuh pada bulan April[18]. Hari peringatan ini biasanya juga di peringati oleh Yahudi di luar Israel.


Holocaust Hanyalah Lelucon
Banyak dari kita mengetahui bahwa Ahmadinejad (Presiden Iran sekarang) sangat benci dengan kata Holocaust. Ia pun terang-terangan menyatakan Holocaust hanyalah sebuah lelucon. Berikut ini saya akan mencoba membuktikan bahwa apa yang dikatakan Ahmadinejad ada benarnya.

Anne Frank’s Diary

Saya akan memberikan dua kutipan yang diambil dari salah satu halaman dari diari Anne Frank ini :

Yang pertama pada 14 juni 1942,

"During recess I passed out cookies to my teachers and my class . . . I
went to gym with the rest of my class. As it was my birthday, I got to decide
what game my classmates would play, and I chose volleyball. Afterward they all
danced around me in a circle and sang “Happy Birthday."

Yang kedua pada 15 juli 1944,

"Deep down, the young are lonelier than the old.’ I read this in
a book somewhere and it’s stuck in my mind. As far as I can tell, it’s
true. . . Anyone who claims that the older folks have a more difficult time in
the Annex doesn’t realize that the problems have a far greater impact on us.
We’re much too young to deal with these problems, but they keep thrusting
themselves on us until, finally, we’re forced to think up a solution, though
most of the time our solutions crumble when faced with the facts. It’s
difficult in times like these: ideals, dreams, and cherished hopes rise within
us, only to be crushed by grim reality. . . . It’s utterly impossible for me
to build my life on a foundation of chaos, suffering and death. I see the world
being slowly transformed into a wilderness, I hear the approaching thunder that,
one day, will destroy us too, I feel the suffering of millions."

Dari kutipan di atas, inilah fakta-fakta yang mempertanyakan keabsahan dari diari tersebut:

  • Pada masa sekitar tahun 1944, ternyata belum ada pena, dan anehnya diari dari Anne ditulis menggunakan pena.
  • Terjadi perbedaan gaya bahasa tulisan saat dia umur 13 yang masih cenderung remaja tiba-tiba langsung menjadi seseorang dengan gaya penulisan yang sangat dewasa.
  • Sampai saat ini masih terdapat dua edisi dari diari Anne yang memiliki isi yang sangat berbeda.
  • Menurut David Irving, sangat tidak mungkin seorang remaja menulis begitu dewasa, dan diari itu lebih mirip sebuah novel.
  • Keanehan lainnya adalah penulisan diari saat keadaan perang adalah sesuatu yang dipertanyakan. Kemungkinan tidak ada anak yang sempat-sempatnya menulis diari jika keadaan dimana ia berada sedang dalam masa perang.

Jumlah Korban
Pada gambar dibawah yang diambil dari Edgar J Steele dalam "Holy Holocaust" disebutkan bahwa yang meninggal di SELURUH kamp konsentrasi yang dimiliki Jerman itu dibawah 300.000 dan tidak disebutkan jika mereka mati karena kamar gas, tetapi terkena penyakit Tipus dan berbagai penyakit lain. Dan adanya eksekusi alias ditembak ditempat oleh tentara Jerman memang ada, tetapi jumlah itu hanya 100-an dan itu pun ada sebabnya, karena mereka memberontak, mencuri, politisi korupsi dimasanya maupun kesalahan hukum lainnya.

Anne Frank’s Diary

Tugu Peringatan
Di Auswitchz ada dua tugu peringatan tentang perang dunia kedua, dari kedua tugu inipun rupanya masih kebingungan dalam memastikan jumlah korban holocaust. Lihat saja perbedaan dari kedua tugu tersebut yang memuat tentang jumlah korban holocaust.


Setelah perang dunia 2 berakhir, klaim dari para Yahudi ada sekitar 4 juta orang korban, sementara klaim dari banyak pihak mengenai korban terus meningkat bahkan hingga mencapai 9 juta korban.

Dari beberapa bantahan mengenai kebenaran dari Holocaust, ada satu bantahan yang membuat semuanya semakin terhubung, yaitu seperti yang pernah saya singgung mengenai kematian Hitler, bahwa jika benar Hitler telah membinasakan jutaan umat Yahudi, maka dia tidak mungkin disembunyikan oleh para anggota Rothschild (yang sering mengaku keturunan Yahudi) di Argentina.

sumber:thenoock.com

Rabu, 13 Oktober 2010

Keterbatasan Itu Nikmat


Allah menciptakan manusia memiliki kelebihan disamping juga kekurangan. Keterbatasan pasti dimiliki oleh setiap manusia, namun demikian kekurangan atau keterbatasan bukanlah suatu aib, dalam kondisi tertentu kita harus mensyukuri keterbatasan yang melekat pada diri kita, karena Allah SWT menganugerahkan keterbatasan itu tentu ada hikmah dan manfaat bagi umat manusia.

Coba kita renungkan, panca indera kita !

Seandainya panca indera kita mempunyai kemampuan yang tanpa batas, apa jadinya kita? kalaulah telinga kita bisa mendengar apa saja, mampu menangkap suara yang jauhnya bermil-mil. tentu kita tidak akan tidur nyenyak karena telinga kita terganggu dengan bunyi pesawat terbang atau kereta api yang jaraknya jauh tapi ditangkap oleh pendengaran kita dengan jelas. Manusia akan lebih banyak bertikai sebab mereka tidak bisa berbisik-bisik lagi, meski pun jauh, masih bisa didengar oleh orang yang kita omongin.

Andai hidung kita sangat peka, bagaimana kita dapat menikmati makanan yang lezat, sedangkan hidung kita mencium aroma dari toilet diseberang jalan.

Lupa juga nikmat, kalau kita tidak dikasih sifat lupa, tentu rumah sakit jiwa akan penuh, sebab banyak orang yang stress memikirkan masalah-masalahnya, tanpa bisa istirahat. Ngantuk juga nikmat, kalau kita mampu terjaga selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu, tidak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi?

Dalam keterbatasan itulah sebenarnya isi.Keterbatasanlah yang membuat manusia saling membutuhkan. Kesempurnaan hanya milik Allah semata.

How You Think, is How You Act, is Who You Are .




“Pemimpin yang baik dan mengerti arah perubahan, akan memimpin dengan contoh. Ia berada di depan, berkorban demi kebaikan. Ia mengajak yang lain berkorban, tanpa harus merasa susah.” –Rhenald Kasali–

Suatu pagi tiba-tiba masuk sebuah SMS dari seorang sahabat. Ia mengajukan pertanyaan, ”Mengapa para motivator, trainer, dan konsultan, tidak menjadi pemimpin besar dunia yang membuat perubahan besar untuk kesejahteraan umat manusia, mengukir sejarah? Mereka asyik saja memotivasi orang dan bicara banyak tentang leadership, tanpa menjadi pelaku utama”. Dug! Karena profesi saya trainer dan konsultan, dan dalam banyak kesempatan diminta menjadi motivator, pertanyaan tersebut lumayan menohok saya, namun di sisi lain juga memaksa saya berpikir untuk menemukan jawabannya.

Motivator, trainer, dan konsultan, sebagaimana juga dokter, pengacara, presiden, gubernur, ketua parpol, dan anggota legislatif, adalah profesi. Sementara pemimpin, leader, bukanlah profesi, melainkan peran dan sekaligus kualitas personal seseorang. Implikasinya, seorang presiden, gubernur, maupun ketua parpol belum tentu pemimpin. Sebaliknya, seorang konsultan, dokter, atau pengacara belum tentu bukan pemimpin. Walaupun memang ada profesi tertentu yang sebenarnya menuntut kapasitas kepemimpinan – kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin dan kualitas personal sebagai pemimpin – yang relatif lebih tinggi dibandingkan profesi lainnya.

Mari kita lihat leader sebagai peran. Sebuah peran ditunjukkan oleh sekumpulan perilaku yang memiliki pola tertentu. Jangan dilupakan formula dasar bahwa perilaku adalah fungsi – refleksi, akibat – dari pola pikir. Ingat kembali hubungan: how you think is how you act, is who you are. Dalam konteks ini seseorang disebut leader karena ia berperilaku leader, yang merupakan dampak dari pola pikir leader pula.

Bagaimana seorang leader berpikir? Leader berpikir bagaimana menghadapi, dan bahkan memenangkan perubahan. Bagaimana organisasinya atau masyarakatnya dapat meniti gelombang turbulensi, dan bukan sekedar selamat, namun juga mampu melompat ke jenjang yang lebih tinggi. Leader menyadari bahwa agar tak tergulung oleh perubahan ia harus punya visi yang jelas, yang kemudian di-buy in oleh para pengikutnya, sehingga kemudian menjadi shared-vision, visi bersama. Visi yang jelas itu membuat leader tahu pasti apa yang harus dilakukan, dan mengapa hal tersebut harus dilakukan, walaupun sangat mungkin ia membutuhkan bantuan orang lain untuk mengelola kompleksitas yang timbul sebagai dampak gelombang turbulensi dengan menyusun rencana bagaimana mobilisasi sumberdaya harus dilakukan dan anggaran keuangan yang menjadi konsekuensinya.

Di sinilah titik beda yang membuat pemimpin menjadi begitu unik. Leader berorientasi ke masa depan (one day) di suatu tempat yang sama sekali berbeda (be somewhere), bukan sekedar re-inventing the wheel, berkubang dengan problematika klasik yang dari itu ke itu juga. Ia sangat berani bermimpi menembus batas realitas, karena ia menghayati bahwa menciptakan masa depan – learning from the future – adalah tugasnya. Bagi pemimpin sejati, sejarah dan kekinian adalah guru dan pemberi peringatan agar tak mengulangi kebodohan yang pernah terlanjur dibuat, terperosok ke dalam lubang yang sama, namun sama sekali bukan koridor pembatas, apalagi belenggu pemasung kemerdekaan berpikir dan bermimpi.

Bermimpi adalah kompetensi yang mutlak dimiliki seorang leader. Bukan sekedar bermimpi, namun melakukan visualisasi dalam pikiran sedemikian rupa sehingga mencapai titik disosiasi. Disosiasi adalah sebuah kondisi di mana kita seolah-olah melihat rekaman video tentang mimpi kita – lengkap dengan gambar, suara, dan sensasi rasa (visual, auditory, kinesthetic) – di mana kita melihat diri kita sendiri dalam film itu sebagai aktor utamanya. Disosiasilah yang membuat otak dan pikiran kita “tertipu”, merekam imajinasi itu, mimpi kita, sebagai realita, sehingga menjadi referensi yang sangat kuat, dan pada gilirannya mampu menciptakan sense of certainty, rasa pasti, yang membangun keyakinan kita, belief, terhadap visi itu. Dan jangan lupa, sense of certainty, belief, merupakan perintah mutlak, unquestioned command, terhadap sistem saraf dan proses-proses biokimia dalam tubuh kita, yang pada gilirannya akan membangunkan seluruh potensi tak terbatas yang sebelumnya lelap tertidur.

Ada cerita kecil tentang ini. Konon, dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan, sepuluh ekor anak kodok menggagas lomba memanjat menara. Karena penasaran khalayak ramai berkerumun menyaksikan lomba yang tak lazim itu. Mereka bertepuk dan bersorak-sorai, namun sejatinya bukan memotivasi, bahkan kebalikannya, mengejek dan menafikkan kemungkinan kesepuluh anak kodok itu akan berhasil. Benar juga apa kata penonton, satu demi satu anak-anak kodok itu tergelincir jatuh. Teriakan penonton semakin brutal, dan kian banyak pula peserta lomba yang terpeleset dan gagal. Namun tunggu dulu. Ada satu anak kodok yang bergeming. Sama sekali tak terpengaruh! Ia terus merayap menunju puncak menara. Perlahan tapi pasti. Dan akhirnya ... dia berhasil! Maka penontonpun heran. Mereka mencoba mencari tahu mengapa anak kodok yang satu ini sukses mencapai puncak. Masya Allah, ternyata dia ... tuli!

Kesimpulannya, kalau mau berhasil jadilah pemimpin yang ”tuli”. Tuli terhadap seruan negatif para provokator! Sekali anda punya niat baik, punya mimpi besar untuk mengubah diri dan dunia di sekitar anda, fokuskan pandangan ke depan, mantapkan hati, busungkan dada, bermunajat mohon pertolongan dan penjagaan Allah SWT, lalu ... melangkahlah! ”...Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadaNya” (QS. Ali ’Imran: 159).

Senin, 11 Oktober 2010

siap menyerang atau diserang?

bismillah tiada awalan yg indah slain menyebut nama engkau dzat maha sempurna dan paripurna...
alhamdulillah atas limpahan rahmat yg engkau berikan kpda kami yg tak terhitung jumlahnya dan mustahl hamba bisa menghitungnya.

depok,11.oktober.2010

hufftthhhh..terkadang ku mulai berontak dgn keadaanku.terkadang ku melawan terkadang ku berdamai denganya.sungguh sederhana cita2 ku membahagiakan orang2 yg telah berjasa dalam hidupku lebih2 ke orang lain.
perjalanan hidup ini terjal kawan ibarat kita mendaki gunung di depan ada badai angin dan hujan di belakang jurang dan lembah yg terjal kemana kita lari.tak ada pilihan lain.hidup adalah plihan pastinya dgn kedewasaan umur kita semakin kita tahu apa motivasi hidup ini.

kembali ke judul utama.....siap menyerang atau diserang?
kaya perang aja...yah bgitulah hidup.saat kita tak menyibukkan diri dgn kebaikan.kebajikan.kesalehan.maka saat itu pula kejelekan.keburukan.kefasadan otomatis mengintai kita.saat kita lemah saat kita lalai.....itulah kenapa nabi selalu menyuruh kita menyibukkan diri dgn yg namanya kebaikan,,,sabda nabi ketika beliau ditanya oleh salah seorang sahabat beliau,,ya nabi amalan apa yg utama disisi allah nabi menjawab..yaitu amalan yg dikerjakan terus menerus meski itu sedikit..!!

subhanallah sungguh saya merasa malu.melihat sosok2 yg perkasa disekitar kita mereka yg di beri kekurangan allah ada yg cacat tubuhnya mereka sanggup menjadi agent of change sedangkan kita dengan bnyak pilihan hidup.justru bingung buat apa hidup ini di dedikasikan buat apa...

yahh bgitulah manusia pelajaran berharga buat kita adalah"tidak ada hal baru di kolong langit ini semuanya telah terjadi sebelumnya" jadi sungguh keterlaluan klo kita tak belajar dari kearifan dan kebajikan masa lalu..

dan saatnya sekarang kita harus menentukan tujuan kita.ingat kita hidup bukan untuk mati.tapi kita hidup untuk hidup lagi..jangan sampai dengan kelengahan kita diserang kemalasan.malas belajar diserang kebodohan..dan lain sebagainya

perjuangan itu bukanlah bagaimana cara kita mati di jalan allah.tapi cara bagaimana kita hidup di jalan allah......jangan menuntut hak kita sebelum kewajiban kita tunaikan..wallahu a'lam

Kamis, 07 Oktober 2010

entah ambisi ataukah cita2 sebuah kebahagiaan itu?

kadang kita berpikir alasan apa kita hidup dan apa motivasinya???..yah bgitulah.berbagai cara memaknai hidup ini.
Setiap hari adalah campuran dari yang baik dan yang jahat, tak ada hari atau keadaan yang 100 % baik. Unsur-unsur dan fakta fakta di dunia ini dan di dalam kehidupan pribadi anda selalu dapat membenarkan, entah pandangan yang pesimistik dan menggerutu atau pandangan yang optimistis serta bahagia, terpulang kepada kita sendiri.

Ini adalah pilihan, perhatian dan keputusan. Itu juga bukan soal jujur atau tidak jujur secara intelektual. Baik itu adalah sama nyatanya seperti jahat.Persoalannya hanyalah yang mana yang kita pilih perhatikan – dan pikiran-pikiran apa yang kita pikirkan.

Kita tidak pernah hidup, melainkan hanya berharap hidup, dan selalu menanti nantikan agar kita bahagia, sehingga kita tidak pernah bahagia. Demikianlah yang di ungkapkan oleh Pascal tentang kehidupan yang banyak orang jalani sehari-hari.

Ketidak-bahagiaan disebabkan : Karena kebiasaan menafsirkan kejadian tertentu sebagai pukulan terhadap harga diri kita. Kita cenderung bereaksi dengan amarah, kebencian, mengasihi diri sendiri / merasa tidak nyaman / senang.
Menurut pendapat George Bernard Shaw : Penyebab utama ketidak-bahagiaan adalah terlalu mengambil hati hal-hal yang sesungguhnya tidak pribadi sifatnya.
Sedangkan menurut pendapat Epictetus : Manusia itu “ Terganggu “, bukan oleh hal hal yang terjadi ( fakta ) , melainkan oleh opini / pendapat mereka sendiri tentang hal hal yang terjadi.

Menurut Dr.John A.Schindler : Kebahagiaan adalah ” Kondisi pikiran dimana kebanyakan pikiran kita menyenangkan “.
Kebahagiaan adalah kebiasaan mental, sikap mental, dan kalau tidak dipelajari dan dilatih mulai sekarang, kebahagiaan itu tidak pernah dialami.Kebahagiaan itu tidaklah dapat dicadangkan untuk nanti, setelah memecahkan masalah eksternal tertentu. Ketika masalah yang satu terpecahkan, timbul lagi masalah lainnya. Kehidupan ini adalah serangkaian masalah. Kalau anda ingin bahagia, anda harus bahagia – titik ( . ) – “ bukan bahagia karena……… “.
Pandangan Spinoza terhadap kebahagiaan adalah “ Kebahagiaan bukanlah Imbalan atas kebajikan, melainkan merupakan Kebajikan itu sendiri “.

Menyenangkan hanya kalau anda menjadikannya menyenangkan. Kita bisa menciptakan kebahagiaan kita sendiri sebab kita bisa memilih pikiran pikiran kita dan bahkan memilih citra diri kita, dan kita sebaiknya melakukannya daripada tergantung kepada orang lain untuk melakukannya.
Ketika Kita Bahagia, kita berpikir lebih baik, berprestasi lebih baik, merasa lebih baik dan lebih sehat, demikian juga organ-organ pengindera kita akan bekerja lebih baik. Sebetulnya Penyakit yang kita alami merupakan akibat dari Kondisi tidak bahagia yang kita alami.

Kebiasaan-kebiasaan kita secara harafiah adalah pakaian yang dikenakan oleh kepribadian kita. Kebiasaan konsisten dengan citra diri kita dan keseluruhan pola kepribadian kita.
Citra diri kita dan kebiasaan kita cenderung sejalan. Ubahlah yang satu maka otomatis anda ubah yang lain. 95 % dari perilaku kita, perasaan kita, dan respons kita adalah karena kebiasaan. Sikap kita, emosi kita dan kepercayaan kita cenderung menjadi kebiasaan.
Kebahagiaan adalah kebiasaan mental yang dapat dikembangkan. Kebahagiaan itu murni Internal.

Kebahagiaan itu dihasilkan bukan oleh objek, melainkan oleh ide-ide, pikiran pikiran, dan sikap sikap yang dapat dikembangkan serta dibangun oleh kegiatan kegiatan individu yang bersangkutan, terlepas dari lingkungannya. Demiian pendapat dari Dr.Matthew N Chappell.
Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang terjadi pada anda. Kebahagiaan adalah sesuatu yang anda lakukan sendiri dan anda tentukan sendiri. Kalau anda nantikan kebahagiaan menyusul anda, terjadi begitu saja, atau dibawakan bagi anda oleh orang lain, kemungkinan besar anda harus menunggu lama sekali. Tak seorang pun dapat memutuskan bagaimana pikiran anda selain anda sendiri. Kalau anda tunggu hingga keadaan membenarkan anda memikirkan pikiran pikiran yang menyenangkan, kemungkinan anda juga akan menunggu selamanya.

begitu luas makna kebahagiaan .terkadang dalam menjalani hidup ini.penuh dgn ambisi..harus bahagia.sukses.kaya.istri cantik.anak2.dan lain2 sebagainya.sadar atau tidak sadar itu bukan cita2 tapi sebuah belenggu...untuk itu dibutuhkan jiwa besar dlam mengarunggi hidup ini..tentunya keikhlasan....bismillah ayo rahmat terus maju.petiklah cita2 bukan ambisi nan nafsu belaka...katakan innallah ma'an..show me the way ya allah..sungguh kamibutuh ridhomu bukan murkamu...semangat ABDUL ROHMAT

Template by:

Free Blog Templates