Jumat, 31 Desember 2010

dipenghujung tahun ini.tiga tahun lebih hidup merantau ke jakarta sebenarnya banyak pengalaman hidup yg dapat kuraih.terlebih di umurku yg ke 22 ini.mestinya banyak juga pelajaran hidup yg dapat kupetik dan kuambil hikmahnya.tapi entah mengapa hingga saat ini kumerasa ada yg kurang dalam hidup ini..
apa karena aku tidak bisa memberi lebih buat keluargaku.adik2ku ortuku.tapi setelah kutelusuri ternyata bukan sebab itu aku gelisah
terlebih karena ..yaa karena saat ini kumencari dan menggali jati diri ini..motivasi hidup.kebahagiaan hidup dan entah mengapa saat kupikirkan terlintas di benakku "Allah" yaaa itulah jawabanya

Kebahagiaan


APA ITU KEBAHAGIAAN?

Bagi orang miskin
uang itulah kebahagiaan
Bagi orang sakit
kesehatan itulah kebahagiaan
Bagi pemuda lajang
pasangan hidup itulah kebahagiaan
Bagi mahasiswa
gelar sarjana itulah kebahagiaan
Bagi penganggur
pekerjaan itulah kebahagiaan
Bagi yang kebanyakan pekerjaan
liburan itulah kebahagiaan


Bagi orang tua anak
berbakti itulah kebahagiaan
Bagi orang lumpuh
berjalan itulah kebahagiaan
Bagi orang buta
melihat itulah kebahagiaan
Bagi pemabok
alkohol itulah kebahagiaan
Bagi ibu-ibu kaya
shopping itulah kebahagiaan
Bagi politikus
jabatan dan kuasa itulah kebahagiaan
Bagi selibritis
popularitas itulah kebahagiaan

Semua orang punya definisi kebahagiaan, namun Kebahagiaan-kebahagiaan di atas sebenarnya bukanlah kebahagiaan, lebih tepat adalah kesenangan, kepuasan dan kegembiraan yang singkat dan sementara.


Menurut al-Ghazali, puncak kebahagiaan pada manusia adalah jika dia berhasil mencapai ma'rifatullah", telah mengenal Allah SWT. Selanjutnya, al-Ghazali menyatakan:

"Ketahuilah bahagia tiap-tiap sesuatu bila kita rasakan nikmat, kesenangan dan kelezatannya mara rasa itu ialah menurut perasaan masing-masing. Maka kelezatan (mata) ialah melihat rupa yang indah, kenikmatan telinga mendengar suara yang merdu, demikian pula segala anggota yang lain dan tubuh manusia.

Ada pun kelezatan hati ialah ma'rifat kepada Allah, karena hati dijadikan tidak lain untuk mengingat Tuhan. Seorang rakyat jelata akan sangat gembira kalau dia dapat herkenalan dengan seorang pajabat tinggi atau menteri; kegembiraan itu naik berlipat-ganda kalau dia dapat berkenalan yang lebih tinggi lagi misalnya raja atau presiden.

Maka tentu saja berkenalan dengan Allah, adalah puncak dari segala macam kegembiraan. Lebih dari apa yang dapat dibayangkan oleh manusia, sebab tidak ada yang lebih tinggi dari kemuliaan Allah. Dan oleh sebab itu tidak ada ma'rifat yang lebih lezat daripada ma'rifatullah.

Sebagai orang Muslim, kita tentu mendambakan hidup bahagia semacarn itu; hidup dalam keyakinan: mulai dengan mengenal Allah dan ridha, menerima keputusan-keputusan-Nva, serta ikhlas menjalankan aturan-aturan-Nya. Kita mendambakan diri kita merasa bahagia dalam menjalankan shalat, kita bahagia menunaikan zakat, kita bahagia bersedekah, kita bahagia menolong orang lain, dan kita pun bahagia menjalankan tugas amar ma'ruf nahi munkar.

Dalam kondisi apa pun. maka "senangkanlah hatimu!" Jangan pernah bersedih.

"Kalau engkau kaya. senangkanlah hatimu! Karena di hadapanmu terbentang kesempatan untuk mengerjakan yang sulit-sulit melalui hartamu.

"Dan jika engkau fakir miskin, senangkan pulalah hatimu! Karena engkau telah terlepas dari suatu penyakit jiwa, penyakit kesombongan yang sering menimpa orang-orang kaya. Senangkanlah hatimu karena tak ada orang yang akan hasad dan dengki kepadamu lagi, lantaran kemiskinanmu..." "Kalau engkau dilupakan orang, kurang masyhur, senangkan pulalah hatimu! Karena lidah tidak banyak yang mencelamu, mulut tak banyak mencacimu..."

Mudah-mudahan. Allah mengaruniai kita ilmu yang mengantarkan kita pada sebuah keyakinan dan kebahagiaan abadi, dunia dan akhirat. Aamiin YRA

Rabu, 22 Desember 2010

Hadiah Terindah



Delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi.

1. Kehadiran . Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya

Memang kita bisa juga hadir di hadapannya lewat surat , telepon, foto, faks, e-m ai l atau chatting. Namun dengan berada di sampingnya. Anda dan ia dapat berbagi perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.

2. Mendengarkan. Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini, sebab kebanyakan orang lebih suka didengarkan, daripada mendengarkan. Sudah lama diketehui bahwa keharmonisan hubungan antar-manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan.

Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara taklangsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul sant ai dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikannya.

Tatap wajahnya. Tak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya. Ini memudahkan Anda untuk memberi tanggapan yang tepat setelah itu. Tidakharus berupa diskusi atau penilaian. Sekadar ucapan terima kasih pun akan terdengar manis baginya.

3. Diam. Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipak ai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya “ruang.”

Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati,mengatur , mengkritik bahkan mengomeli.

4. Kebebasan. Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan.

Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah “Kau bebas berbuat semaumu.” Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

5. Keindahan. Siapa yang tak bahagia jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik ? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado. Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap hari! Sel ai n keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.

6. Tanggapan Positif. Tanpa sadar, sering kali kita memberikan penilai an negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus.

Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir Anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf), adalah kado cinta yang sering terlupakan.

7. Kesediaan Mengalah. Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi samp ai menjadi cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu? Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado “kesediaan mengalah.” Anda mungkin kesal atau marah karena ia terlambat datang memenuhi janji. Tapi kalau baru sekali itu terjadi, kenapa mesti jadi pemicu pertengkaran yang berlarut-larut?

Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini

8. Senyuman. Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah.

Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali Anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang Anda kasihi? Tidak usah Anda jawab, cukup jawab dalam hati Anda

Sabtu, 18 Desember 2010

entahlah hamba menurut penilaianmu ya allah..


Tuhan sengaja membuat kita bertanya, karena Dia pula yang akan memberikan jawabannya...

makin lama makin kutakut sadar berapa dan betapa banyak dosa dan kesalahan yg ku perbuat

tapi entah mengapa ku enggan sada atau bangkit menyadari kesalahan dan kekeliruanya.

hidup ini terkadang berubah menjadi sibuk disaat ku mau memperbaiki diri.

tapi disaat berbuat kesalahan yg sama seolah2 alam dan kemauan ini begitu luang.peluangnya besar.
argghhh..entahlah.saat in i ku hanya i gin nmemperbaiki diri.

di akhir tahun 2010 ini kusadar berapa banyak peluang dan waktu luang terbuang sia2 entah apa kemana dan dimana saat itu aku.
sehingga mudahnya hilang tanpa bekas tersisa penyesalan....

" bukan melankolis karena kantong tipis..yaaah mencoba realistis aja..plus optimis." bualan macam apa itu.jangan cengeng ah..

de javu..life for never walk alone..hidup ini tidak pernah berjalan sendiri.

banyak target utama dan penting yg belum bisa ku realisasikan namun ku tahu kemampuanku.
terkadang ku tak pernah mengukurnya karena terlalu sibuk memikirkan jalan keluarnya.

disamping keterbatasanku juga keterlembatankunku menyadari kesalahan itu.

kullu am wa nahnu bikhoir sebuah harapan sederhana..kebaiakan.!! kebaikan macam mana pula itu.baik untuk diri sendiri atau orang lain bisa merasakanya.

secara keseluruhan sih banyak yg kubisa raih tahun ini.bisa bantu orang tua.nilai mata kuliah yg lumayan.bisa beli motor.ganti2 hape(nah ini yg tak patut dicontoh)....

baiklah jangan melihat kebelakang ntuk mewujudkan masa depanmu.lihatlah kala ia menjadi sebuah pelajaran bukan keputusa asaan yang tak kunjung putus...

dan sepanjang tahun ini begitu rapuhnya dan semakin rapuhnya aku dalam beribadah.kesungguhan.keta'atan.keimanan.

sementara tak terhitung dan tak terhingga dosa dan maksiat ku perbuat.nausdzubillah summa naudzubillah.

kuhanya berusaha.sekali lagi berusaha baik menurut engkau ya allah selebihnya ku hanya pasrah.

ya robbana sahill umurona wanshurna waktub alaina..waghfirlanan dzunubana.

Selasa, 14 Desember 2010

Ibu selalu tahu…


Tiap kali menatap wajah ibu, hatiku akan bersimbah cinta…

Menelusuri tiap lekuk garis wajahnya yang menua..

Mengamati tiap helai rambutnya yang memutih..

Ku pandang ibu dalam lelap tidurnya..

Duhai Rabb, betapa muliah Engkau ciptakan dia.

Entah dari mana engkau bentuk hatinya yang begitu tulus..

Ku raba tangannya yang mulai keriput, tangan kasar namun bertabur berkah..

Ku ingin menciumnya agar berkah itu mengalir padaku..

Duhai penguasa jagad raya..

Alangkah tegar dia Kau bentuk, namun betapa lembut kasihnya Kau curahkan..

Ibu..

Menggoreskan tentangmu, tak akan ada kata yang mampu mewakilkannya..

Menggambarkan indahmu tak ada tinta yang mampu mewarnai sucimu..

Menguntai kata terindah untukmu, tak akan ada pujangga yang mampu menuliskan keagunganmu..

Ibu..

Bisa apa aku tanpamu..?

Saat ku gelisah, kau tau ada yang mengganggu fikirku.. Dan belaianmu mampu menenangkanku..

Saat ku menangis, kau tahu ada yang mengusik hatiku.. Dan senyumanmu akan mendamaikan qalbuku..

Ketika malam tiba, kau tahu ku takut gelap.. Dan aku akan segera mendapatkan pelukanmu, dan sirna sudah takutku.. Ketika ku sakit, ibu tahu penderitaanku, dan ku yakin dia merasakan jauh lebih sakit dari yang ku rasakan, akan ku temukan raut sedih dan air mata tiap menatapku yang lemah.

Ibu tahu betapa sedihnya aku ketika ku gagal meraih apa yang ku inginkan.. Dan dia akan memacu semangatku lagi.

Ibu tahu saat ku jatuh cinta, dan senyumnya akan menggodaku, namun nasihatnya membuatku tak berani melangkah terlalu jauh..

Ibu tahu ketika ku lelah, pijatannya mampu mengantarku dalam tidur yang lelap.. Ibu tahu tiap detail kesukaanku.. Dan apa yang tak kusuka. Ibu tahu semua makanan favoritku..

Ibu tahu saat ku begadang mengerjakan tugas-tugasku, dan akan ku temukan segelas susu atau kopi hangat di atas mejaku..

Ibu tahu, aku begitu sibuknya dan tak sempat membereskan kamar dan pakaian kotorku sehingga dia yang mengerjakan semuanya..

Ibu tahu ketika ku pulang, aku akan begitu laparnya sehingga tiap ku tiba, di meja telah tersaji makanan favoritku.. Ketika ku jauh dari ibu..

Ibu tahu saat ku rindu padanya, maka tak lama HP ku akan berdering dan ibulah yang menelponku.. Saat ku sakit ibu tahu, dan jauh di sana ibupun akan gelisah.. Ibu pun tahu betapa besarnya cintaku padanya, walau..

Aku tak pernah tahu, bila ibu sakit, aku tetap lelap dalam tidurku.. Dan ibu akan tertatih meraba mencari obat sendiri untuk mengatasi sakitnya..

Aku tak pernah tahu, bila ibu galau, dan aku mengabaikan keluhannya.. Dan ibu akan memikirkan masalahnya sendiri..

Aku tak pernah tahu, ketika ibu lelah mengurusi smua kebutuhanku, dan tak ku pedulikan rintihan pegal badannya.. Dan ibu akan mengatasi pegalnya dengan mencoba memijat dirinya sendiri..

Aku tak pernah tahu jika ibu melarangku, itu untuk kebaikanku, dan aku berlalu dari hadapannya dengan wajah tertekuk, dan ibu terluka..

Aku tak pernah tahu, jika ibu mengomel, itu smua agar aku tak melakukan kesalahan yang sama lagi. Namun ku membalas dengan kata-kata yang mampu melukai hatinya..

Aku tak pernah tahu, betapa sedihnya ibu saat ayah tiada, dan aku pun dengan mudahnya memutuskan bekerja di tempat yang jauh, meninggalkan ibu dalam sepinya..

Aku tak pernah tahu betapa takutnya ibu kehilanganku, saat ku memutuskan untuk menikah.. Dan setelahnya ku sibukkan diriku dengan keluarga baruku, dan mengabaikan ibu dalam sendirinya..

Ibu.. Selalu tahu.. Namun aku.. Tak pernah tahu.. “Allahummaghfirlana wa li walidaina warhamhuma kama rabbayana shighara” Amin….amin ya Rabbal alamin.

Senin, 13 Desember 2010

Dewa Pencabut Nyawa



Di suatu kota di negeri China. Seperti kita tahu, orang - orang China mempercayai adanya banyak dewa. Mulai dari dewa 19, dewa budjana, dewa matahari, sampai dewa pencabut nyawa.

Di sebuah rumah sakit terdapat seorang kakek berusia 85 yang sedang sekarat, menrut analisa dokter si kakek menderita penyakit struk, struk tronton. Dia dihampiri oleh dewa pencabut nyawa, dan mereka terlibat percakapan.

Kakek : Aduh... Aku lagi sekarat nih... Siapa kamu panas - panas gini pake jaket tebal??

Dewa : Hahahaha...dasar tua bangka goblok. Ini jubah tau... Aku adalah dewa pencabut nyawa... hahahaha... Bagaimana? Kamu siap aku cabut nyawanya?

Kakek : Huaaaa...jangan dong... Aku kan belum siap mati.. Padahal rasanya baru kemarin aku lahir, kok sudah mau mati?

Dewa : Baru kemarin gundulmu??? Kamu tuh sudah 85 tahun?

Kakek : Tapi kan baru 1 tahun istriku meninggal, masa aku sudah mau menyusul? Aku kan masih mau menikmati masa dudaku... huaaaa...

Dewa : Ya sudah... Kamu mau hidup lebih lama lagi?

Kakek : Iya dong..

Dewa : Kamu harus bayar Rp. 1000,-

Kakek : ????? Hahahahaha... Dasar dewa goblok... Minta syarat kok 1000? Kamu minta 15 juta aja aku kasih asal aku bisa hidup lagi...

Dewa : Sudah gak usah berisik.. Mau hidup lama gak niy? Kalo kamu mau aku akan tambah umur kamu sekitar 25 tahun lagi.

Kakek : Haaaaaaaaa, jangan 25 tahun dong. Itu kan sebentar banget..

Dewa : Mau gak??

Kakek : Ya sudah lah... Nih uangnya...

Akhirnya dewa memberikan extra time 13 tahun x 2. Maklum dulu dewa mantan wasit sepak bola. Dan akhirnya si kakek pun sembuh dari sakitnya. Dia memutuskan untuk mengoperasi wajahnya agar bisa menikmati masa injury timenya...

Ratusan juta dia keluarkan untuk menoperasi wajahnya agar bisa menjadi seperti Tom Cruise muda. Setelah operasi berhasil dilakukan, si kakek benar - benar berubah seperti Tom Cruise dengan hidungnya yang mancung.

Kakek : Hihiii...Akhirnya aku bisa muda lagi. Aku akan coba main ke mall. Aku mau lihat apa ada cewek yang masih mau kecanthol sama aku..... Hihiiiii

Berangkatlah si kakek naik motor andalannya Honda CB tahun '78. Berangkatlah dia ke mall untuk mencari mangsa..

Tapi baru sampai di perempatan pertama, motornya langsung di hantam bajaj yang baru saja di renovasi menjadi metromini dengan 3 ban. Si kakek langsung meninggal di tempat.

Kakek : Hei dewa... kenapa aku sudah mati? Dasar dewa pembohong, mulut mu tak sobek-sobek...

Dewa : Ada apa ini? Datang-datang langsung marah-marah...

Kakek : Woiii.... Kamu ini gimana sih? Katanya dulu waktu di rumah sakit aku mau dipanjangkan umurnya 25 tahun lagi.. Kok kemarin aku baru mau jojing cari awewe Eee...baru nyampe perempatan udah disamber aja tuh ama bajaj modifan... Padahal aku udah ngabisin ratusan juta buat operasi plastik... Biar jadi muda lagi...biar bisa ngeceng lagi... Gimana ini??

Dewa : Ooooalah.....jadi kamu si aki-aki yang dah mau mampus itu yah? Ya maap...abis aku gak kenal....siapa suruh pake operasi plastik. Jadi aku pikir orang lain...

Kakek : %#&$@@$%##@$%@$.........

hehehe just kidding..!!!

Kisah Seekor Tikus Yang Sarat Makna


Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikur memperhatikan dengan seksama sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??"

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak " Ada Perangkap Tikus di rumah....di rumah sekarang ada
perangkap tikus...."

Ia mendatangi ayam dan berteriak " ada perangkap tikus"

Sang Ayam berkata " Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku"

Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak.

Sang Kambing pun berkata " Aku turut ber simpati...tapi tidak ada yang bisa aku lakukan"

Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. " Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"

Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sng ular berkata " Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku"

Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.

Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri tidak sempat diselamatkan.

Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam.

Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (kita semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam) Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya.

Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya.

Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia.

Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.
Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.

Sabtu, 11 Desember 2010

Cinta Palsu, Do’a Tak Terijabah


Kata pujangga cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan. Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta (Jalaluddin Rumi).

Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak dilandasi kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni.

Cinta Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.

Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang mengatakan mencitai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa ada bukti yang diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang mengembara, menyebarangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita. Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.

Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah, sering orang tak bisa menerimanya. Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami pun tak punya gairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya. Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya, justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat Allah menarik secuil nikmat yang dicurahkan-Nya.

Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta semu dari seorang makhluk terhadap Khaliknya. Padahal semuanya sudah diatur oleh Allah, rezki, maut, jodoh, dan langkah kita, itu semuanya sudah ada suratannya dari Allah, tinggal bagi kita mengupayakan untuk menjemputnya. Amat merugi manusia yang hanya dilelahkan oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta dengan segala cara, dan enggan menolong orang yang papah. Padahal nasib di akhirat nanti adalah ditentukan oleh dirinya ketika hidup didunia, Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini. Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah satu penyebab do’a tak terijabah.

Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika siang muncul, dia pun melakukan maksiat.

Bagaimana mungkin do’a seorang gadis ingin mendapatkan seorang laki-laki sholeh terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah.

Bagaimana mungkin do’a seorang hamba yang mendambakan rumah tangga sakinah, sedang dirinya masih diliputi oleh keegoisan sebagai pemimpin rumah tangga..

Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang sholeh, sementara dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak dicurahkan.

Bagaimana mungkin keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat terwujud, sedangkan diri pribadi belum bisa menjadi contoh teladan

Banyak orang mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu. Namun sering orang gagal membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena disebabkan secuil musibah yang ditimpakan padanya. Yakinlah wahai saudaraku kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada hambanya yang beriman…

Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah kita, agar kita sadar bahwa kita sebagai makhluk adalah bersifat lemah, kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya. Saat ini tinggal bagi kita membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan cinta kita pada Allah, agar kita terhindar dari cinta palsu.

Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang betul-betul berkorban untuk Allah Untuk membuktikan cinta kita pada Allah, ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan yaitu:

1) Iman yang kuat

2) Ikhlas dalam beramal

3) Mempersiapkan kebaikan Internal dan eksternal. kebaikan internal yaitu berupaya keras untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunah. Seperti qiyamulail, shaum sunnah, bacaan Al-qur’an dan haus akan ilmu. Sedangkan kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita lakukan pada Allah, dengan keistiqamahan mengaplikasikannya dalam setiap langkah, dan tarikan nafas disepanjang hidup ini. Dengan demikian InsyaAllah kita akan menggapai cinta dan keridhaan-Nya.

Rabu, 08 Desember 2010


Studi: Manusia Tak Berevolusi dari Kera


Tim ilmuwan internasional menunjukan temuan baru, manusia tak berevolusi dari kera

Satu tim ilmuwan internasional pekan ini melaporkan bahwa kerangka manusia purba yang hidup 4,4 juta tahun lalu memperlihatkan manusia tak berevolusi dari nenek moyang mirip kera.

Penyelidikan selama 17 tahun tersebut mengenai temuan kerangka yang sangat rapuh, "kera darat" kecil, yang ditemukan di wilayah Afar, Ethiopia, dibeberkan di dalam jurnal "Science" terbitan Jumat (2/10).

Sebagaimana dilaporkan kantor berita China, Xinhua, jurnal itu juga berisi 11 berkas mengenai temuan tersebut.

Fosil itu, yang diberi nama panggilan "Ardi", adalah kerangka paling tua yang dikenal dari cabang manusia dari pohon keluarga primata. Cabang tersebut meliputi Homosapiens serta spesies yang lebih dekat dengan manusia dibandingkan dengan kera dan bonobo.

Temuan itu memberi pengertian baru mengenai bagaimana "hominid" --keluarga "kera besar" yang terdiri atas manusia, simpanse, gorila dan orang-utan-- mungkin telah muncul dari satu nenek moyang monyet.

Sampai ditemukannya "Ardi", tahap paling awal yang diketahui mengenai evolusi manusia adalah "Australopithecus", "manusia kera" yang berotak kecil dan sepenuhnya berkaki dua yang hidup antara empat juta dan satu juta tahun lalu.

Fosil "Australopithecus" yang paling terkenal adalah "Lucy", yang berumur dari 3,2 juta tahun, yang namaya diambil dari lagu Beatles "Lucy in the Sky with Diamonds". "Lucy" ditemukan pada 1974 di tempat sekitar 45 mil dari tempat "Ardi" belakangan ditemukan.

Kerangka "Ardi" dan kerangka "Ardipithecus ramidus", yang berkaitan, lebih tua dan lebih primitif dibandingkan dengan "Australopithecus".

Setelah temuan "Lucy", ada perkiraan bahwa ketika kerangka "hominid" terdahulu ditemukan, semua itu akan berkumpul jadi anatomi mirip simpanse, berdasarkan kesamaan genetika manusia dan kera. Namun fosil "Ardipithecus ramidus" tidak mendukung dugaan itu.

Kerangka "Ardi" cukup lengkap --tengkorak, gigi, tulang panggul, kaki, paha, lengan dan tangan-- untuk memperkirakan tinggi dan berat tubuhnya. "Ardi" berjalan dengan dua kaki di tanah, tapi memanjat pohon dan juga menghabiskan waktu mereka di sana, dan barangkali adalah pemangsa segala.

Sesuatu yang mengejutkan ialah "Ardi" dan temannya tidak memiliki bagian tubuh seperti kera atau gorila, tapi lebih mirip dengan kera yang punah atau bahkan monyet, dan kedua tangannya juga tidak mirip tangan simpanse atau gorila, tapi lebih berkaitan dengan kera yang punah sebelumnya.

Banyak ilmuwan mengatakan, temuan itu menunjukkan bahwa "hominid" dan kera Afrika, masing-masing memiliki jalur evolusi yang berbeda, dan "kita tak lagi dapat menganggap kera sebagai `wali` bagi nenek moyang terakhir bersama kita".

"Temuan (Charles) Darwin sangat bijaksana mengenai masalah ini," kata Tim White dari University of California Berkeley, yang membantu memimpin tim penelitian tersebut.

"Darwin mengatakan kita harus benar-benar berhati-hati. Satu-satunya cara kita akan mengetahui seperti apa nenek moyang terakhir bersama ini dan menemukannya. Yah, pada 4,4 juta tahun lalu, kita menemukan sesuatu yang sangat dekat dengan itu. Dan, persis seperti Darwin menghargai evolusi garis kera dan garis manusia, telah berjalan secara terpisah sejak jalur itu terpisah, sejak nenek moyang terakhir bersama yang kita miliki," kata White.[ant/www.hidayatullah.com]

Selasa, 07 Desember 2010

Keuangan Yang Maha Kuasa?


Dahulu. Mantan Gubernur BI, yang pertama, Sjafruddin Prawiranegara, pernah ditahan Laksus, gara-gara khutbah Idul Fitri, di Jakarta, membuat plesetan, di mana Pancasila, sila pertama ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’, diplesetkan menjadi ‘Keuangan Yang Maha Kuasa’.

Sebuah kritik di tahun 80 an oleh alrmarhum Sjafruddin Prawiranegara, yang sudah melihat gejala korupsi yang maha dahsyat.

Perbuatan korupsi, sogok, suap, dikalangan para pejabat, itu disebabkan mereka sudah menjadikan ‘uang’ sebagai 'Tuhan' dan sesembahan mereka. Sila pertama Pancasila, ‘Ketuhanan yang Maha Esa’, mestinya menjadikan kehidupan bangsa ini lebih agamis, dan menjauhkan diri, terutama dari perbuatan yang memuja selain Allah Azza Wa Jalla.

Tetapi negara yang menganut falsafah dan ideologi Pancasila, faktanya menjadi negara bobrok, negara yang dikuasai para bandit, mafia, koruptor, penipu, dan bajingan. Aparat penegak hukum yang mestinya menjadi penegak hukum, dan memberikan rasa keadilan telah bertekuk lutut dihadapan para bandit, mafia, koruptor, penipu dan bajingan.

Alangkah malangnya republik ini. Negara yang gemah ripah loh jinawe telah menjadi negara yang ‘kere’. Karena semuanya telah kalah melawan para perusak negara, sehingga Indonesia tak mampu bangkit. Karena semuanya telah menjadikan ‘uang’ sebagai 'Tuhan' mereka, sebagai sesembahan mereka, dan hidup mereka hanyalah diorientasikan untuk mengejar ‘uang’ dan ‘uang’. Tidak yang lain. Semuanya hanya mengabdi kepada ‘uang’.

Orang cina mempunyai filsafah yang mereka katakan, ‘Tak ada tembok yang tidak dapat ditembus dengan peluru emas’. Artinya , tidak ada pejabat negara yang tidak bisa ditembus dengan ‘uang’ alias ‘duit’. Setiap pejabat mesti doyan duit, dan rakus terhadap harta kekayaan. Inilah yang menjadikan mereka itu mangsa yang empuk bagi para pengusaha cina.

Tak heran budaya sogok suap yang mula-mula dijalankan para pengusaha cina yang ingin mendapatkan proyek, izin, dan perlindungan, dan sekarang menerima sogok suap, sudah menjadi ‘aqidah’ para pejabat.

Sogok suap tidak lagi monopoli para pengusaha keturunan cina, tetapi setiap pengusaha, kebanyakan mereka mempraktekkan sogok suap. Kasus Gayus membuka tabir hitam yang selama ini menyelimuti kehidupan rakyat. Semuanya menjadi terang benderang.

Arthalyta, Syamsul Nursalim, Bank Century, dan lainnya, hanya memberikan gambaran, di mana para pejabat Indonesia dengan sangat mudah dikalahkan dengan ‘uang’. Tidak ada sekarang usaha yang tidak berkaitan dengan sogok dan suap.

Karena para pejabat rakus dan tamak dengan harta, dan mereka menjadikan ‘uang’ sebagai tuhan mereka, maka kehidupan rakyat ini, semakin lama semakin tidak lagi lebih baik. “Moral hazard’ ada di mana-mana. Praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) sudah mendarah daging, sampai ke tulang sungsum. Tidak mungkkin akan dapat dihapus.

Perubahan dari Orde Baru ke Orde Reformasi tidak menghasilkan perbaikan apa-apa. Hanya menghasilkan segala kejahatan menjadi terbuka. Di zaman Soeharto ditutupi, tetapi sekarang di Orde Reformasi menjadi telanjang. Para penipu, maling, koruptor, dan penjahat, lebih berani dengan terang-terangan melakukan kejahatan mereka.

Mereka tidak takut dengan ‘bui’ toh mereka dapat membayar para penjaga penjara. Mereka dapat pulang atau keluar penjara sesuka hati. Putusan pengadilan tak membuat para penjahat itu menjadi jera. Karena putusan yang akan mereka terima pasti ringan.

Apalagi para koruptor yang telah melakukan kejahatan mereka dengan senang menjalani kehidupan di penjara. Karena penjara hanyalah formalitas belaka. Mereka bisa meninggalkan penjara, kapan saja diinginkan. Apalagi yang melakukan kejahatan tokoh partai politik. Dengan sangat mudah bisa keluar.

Bahkan yang lebih dahsyat, penjara dapat menjadi tempat mengendalikan kejahatan yang mereka lakukan. Seperti bisni narkoba. Bisnis narkoba dikendalikan dari dalam penjara oleh para bandar narkoba. Luar biasa. Semuanya mereka pasti bekerjasama dengan aparat. Tidak mungkin para penjahat itu dengan mudah bisa berbuat seperti itu.

Mantan anggota legislatif, menteri gubernur, bupati, pejabat bank, dan lainnya, mereka tak takut dipenjara. Mereka bisa keluar dengan waktu yang singkat. Itu semuanya sudah terbukti. Bagaimana Gayus, yang bukan pejabat tinggi, yang golongan III A, bisa dengan mudah keluar masuk penjara, apalagi mereka yang mempunyai jabatan dengan sangat mudah dapat keluar penjara.

Semuanya dapat berlangsung, karena semuanya menjadi pemuja, penyembah, pemburu yang namanya ‘uang’. Uang menjadi segalanya. Etika, moral, dan agama, hanyalah ada di masjid-masjid. Apalagi, banyak tokoh agama, partai Islam, yang mereka juga sangat doyan dengan harta, dan menjadikan ‘uang’ sebagai 'Tuhan' sesembahan mereka. Maka, tak heran kemungkaran bisa disulap menjadi kebenaran, dan kejahatan bisa disulap menjadi kemaslahatan. Uang 'haram' menjadi uang 'halal'. Ada pepatah uang siapapun kalau sudah masuk ke kantong 'ulama' menjadi shadaqoh. Semua itu ditangan para ahli agama menjadi boleh.

Inilah keadaan yang kita alami bersama saat ini. Semua lapisan dan golongan menjadi penyembah ‘uang’. ‘Uang’ telah menjad ‘Tuhan’ semesta alam. ‘Uang’ lah segala-galanya.

Maka apa yang dikatakan oleh almarhum Sjafruddin Prawiranegara yang mengatakan ‘Keuangan Yang Maha Kuasa”, kondisi sekarang inilah buktinya. Negara carut-marut para penjahat bisa mengatur segalanya. Wallahu’alam.

Minggu, 05 Desember 2010

Empat Hal Menyebabkan Su’ul Khatimah

Dalam kitab Ensiklopedia Kiamat (aslinya: al-Yaum al-Akhir:al-Qiyamah ash-Shughra wa ‘Alamat al-Qiyamah al-Kubra), Dr Umar Sulaiman al-Asyqar menulis pasal khusus berjudul “Hal-hal Yang Menyebabkan Su’ul Khatimah (akhir kehidupan yang buruk)”. Di dalamnya beliau menyebutkan ada empat perkara yang dapat menyebabkan seseorang mengakhiri hidupnya dalam keadaan buruk sehingga menghantarkannya ke Neraka di kehidupan abadi negeri akhirat kelak. Namun sebelum kita uraikan keempat hal tersebut alangkah baiknya kita perhatikan hadits di bawah ini yang memuat salah satu rukun iman yang fundamental, yaitu iman akan taqdir Allah, baik itu taqdir yang terasa menyenangkan maupun yang terasa pahit.

ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ

بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ فَوَالَّذِي لَا إِلَهَ غَيْرُهُ

إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ

وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا

وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا

إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا

Dari Abu Abdirrohman, Abdulloh bin Mas’ud rodhiyallohu’anhu, dia berkata: ”Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam telah bersabda kepada kami dan beliau adalah orang yang selalu benar dan dibenarkan: “…Kemudian diutuslah seorang malaikat kepadanya, lalu malaikat itu meniupkan ruh kepadanya dan ia diperintahkan menulis empat kalimat: Menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan nasib celakanya atau keberuntungannya. Maka demi Alloh yang tiada tuhan selain-Nya, sesungguhnya ada diantara kamu yang melakukan amalan penduduk surga dan amalan itu mendekatkannya ke surga sehingga jarak antara dia dan surga kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapkan atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk neraka sehingga dia masuk ke dalamnya. Dan sesungguhnya ada seseorang diantara kamu yang melakukan amalan penduduk neraka dan amal itu mendekatkannya ke neraka sehingga jarak antara dia dan neraka hanya kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapka atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk surga sehingga dia masuk ke dalamnya.” (HR. Muslim)

Seorang yang beriman kepada taqdir yang ditetapkan oleh Allah pastilah sangat khawatir bilamana dirinya termasuk ke dalam golongan yang disabdakan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam di atas yaitu “… sesungguhnya ada diantara kamu yang melakukan amalan penduduk surga dan amalan itu mendekatkannya ke surga sehingga jarak antara dia dan surga kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapkan atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk neraka sehingga dia masuk ke dalamnya.” Sungguh merugilah orang yang ditaqdirkan Allah seperti itu. Namun tentunya melalui pelajaran ini Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bermaksud untuk menjelaskan adanya orang yang amalan baiknya selama ini sekedar yang tampak pada manusia. Sedangkan bisa jadi pada hakikatnya tersimpan dalam hatinya kejahatan yang kemudian muncul secara lahir pada akhir hayatnya.

Sebaliknya golongan orang yang digambarkan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sebagai ”dan sesungguhnya ada seseorang diantara kamu yang melakukan amalan penduduk neraka dan amal itu mendekatkannya ke neraka sehingga jarak antara dia dan neraka hanya kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapkan atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk surga sehingga dia masuk ke dalamnya.” Tentunya ini adalah orang yang sangat beruntung dan disayang Allah ta’aala. Boleh jadi manusia memberi penilaian buruk karena perilakunya selama ini, namun sesungguhnya ia memiliki suatu kebaikan tertentu yang tersembunyi dari penglihatan orang lain sedangkan Allah memandang kebaikannya itu layak menjauhkan dirinya dari neraka dan menghantarkannya ke surga. Wallahu a’lam.

Yang pasti, beriman kepada taqdir akan menghasilkan rasa takut yang mendalam akan nasib akhir hidup dan menumbuhkan semangat yang tinggi untuk beramal dan istiqomah dalam ketaatan demi mengharap husnul khatimah. Beriman kepada taqdir bukanlah alasan untuk bermaksiat dan bermalas-malasan. Beriman kepada taqdir justru semakin membuat seseorang berusaha keras berbuat sebanyak mungkin ’amal sholeh dan ’amal ibadah sekaligus menjauhi segala bentuk kemungkaran dan kemaksiatan yang berpotensi menyebabkan terjadinya su’ul khatimah.

Shiddiq Hasan Khan mengatakan bahwa su’ul khatimah memiliki sebab-sebab yang harus diwaspadai oleh seorang mukmin. Pertama, kerusakan dalam aqidah, walau disertai zuhud dan kesholehan. Jika ia memiliki kerusakan dalam aqidah dan ia meyakininya sambil tidak menganggap itu salah, terkadang kekeliruan aqidahnya itu tersingkap pada saat sakratul maut. Bila ia wafat dalam keadaan ini sebelum ia menyadari dan kembali ke iman yang benar, maka ia mendapatkan su’ul khatimah dan wafat dalam keadaan tidak beriman. Setiap orang yang beraqidah secara keliru berada dalam bahaya besar dan zuhud serta kesholehannya akan sia-sia. Yang berguna adalah aqidah yang benar yang bersumber dari Kitabullah dan Sunnah Rasul. Mereka terancam oleh ayat Allah berikut:

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ

فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

”Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS Al-Kahfi ayat 103-104)

Kedua, banyak melakukan maksiat. Orang yang sering bermaksiat akan didominasi oleh memori tersebut saat kematian menjelang. Sebaliknya bila seseorang seumur hidupnya banyak melakukan ketaatan, maka memori tersebutlah yang menemaninya saat sakratul maut. Orang yang banyak dosanya sehingga melebihi ketatannya maka ini sangat berbahaya baginya. Dominasi maksiat akan terpateri di dalam hatinya dan membuatnya cenderung dan terikat pada maksiat, dan pada gilirannya menyebabkan su’ul khatimah. Adz-Dzahabi dalam kitabnya al-Kaba’ir mengutip Mujahid: Tidaklah seseorang mati kecuali ditampilkan kepadanya orang-orang yang biasa ia gauli. Seorang lelaki yang suka main catur sekarat, lalu dikatakan kepadanya: ”Ucapkanlah La ilaha illa Allah.” Ia menjawab: ”Skak!” kemudian ia mati. Jadi, yang mendominasi lidahnya adalah kebiasaan permainan dalam hidupnya. Sebagai ganti kalimat Tauhid, ia mengatakan skak.

Ketiga, tidak istiqomah. Sungguh, seorang yang istiqomah pada awalnya, lalu berubah dan menyimpang dari awalnya bisa menjadi penyebab ia mendapat su’ul khatimah, seperti iblis yang pada mulanya merupakan pemimpin dan guru malaikat serta malaikat yang paling gigih beribadah, tapi kemudian tatakala ia diperintah untuk sujud kepada Adam, ia membangkang dan menyombongkan diri, sehingga ia masuk golongan kafir. Demikian pula dengan ulama Bani Israil Bal’am yang digambarkan dalam ayat berikut:

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آَتَيْنَاهُ آَيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ

فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ

وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ

ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

سَاءَ مَثَلًا الْقَوْمُ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا وَأَنْفُسَهُمْ كَانُوا يَظْلِمُونَ

”Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri daripada ayat-ayat itu lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.” (QS Al-A’raaf ayat 175-177)

Keempat, iman yang lemah. Hal ini dapat melemahkan cinta kepada Allah dan menguatkan cinta dunia dalam hatinya. Bahkan lemahnya iman dapat mendominasi dirinya sehingga tidak tersisa dalam hatinya tempat untuk cinta kepada Allah kecuali sedikit bisikan jiwa, sehingga pengaruhnya tidak tampak dalam melawan jiwa dan menahan maksiat serta menganjurkan berbuat baik. Akibatnya ia terperosok ke dalam lembah nafsu syahwat dan perbuatan maksiat, sehingga noda hitam dosa menumpukdi dalam hati dan akhirnya memadamkan cahaya iman yang lemah dalam hati. Dan ketika sakratul maut tiba, cinta Allah semakin melemah manakala ia melihat ia akan berpisah dengan dunia yang dicintainya. Kecintaannya pada dunia sangat kuat, sehingga ia tidak rela meninggalkannya dan tak kuasa berpisah dengannya. Pada saat yang sama timbul rasa khawatir dalam dirinya bahwa Allah murka dan tidak mencintainya. Cinta Allah yang sudah lemah itu berbalik menjadi benci. Akhirnya bila ia mati dalam kondisi iman seperti ini, maka ia mendapat su’ul khatimah dan sengsara selamanya.

Ya Allah, kami memohon kepadaMu husnul khatimah dan berlindung kepadaMu dari su’ul khatimah. Amin ya Rabb,-

Sabtu, 04 Desember 2010

Mari kita bicara tentang MENIKAH

Mengapa belum siap menikah?

Dewasa ini, jika ada seseorang ditanya apakah sudah siap menikah?

Banyak yang menjawab dengan standar-standar materiel atau kebendaan: Kalau sudah punya pekerjaan, kalau sudah punya tabungan, kalau sudah punya rumah dan lain sebagainya.

Apakah itu semua memang hal-hal terpenting untuk disiapkan oleh yang akan menikah?

Banyak bujangan yang sudah memiliki itu semua bahkan sudah dalam jumlah dan kualitas materiel yang lebih dari cukup, ternyata mengaku masih belum siap menikah.

Jadi apa yang membuat seseorang merasa belum siap menikah?

Kesiapan menikah adalah masalah kesiapan mental.

Menikah merupakan langkah penting yang oleh Nabi SAW dikatakan bernilai ”separuh agama”.

Seorang yang melaksanakan pernikahan akan mengalami berbagai akselerasi dalam kehidupannya sehingga kematangan kepribadiannya-pun dapat lebih cepat terwujud.

Dalam budaya kita bahkan seorang anak yang sudah menikah akan lebih dihargai dalam keluarga besarnya dibanding dengan saudaranya yang belum menikah.

Apakah pemuda memang sebaiknya segera menikah, ataukah sebaiknya menunda hingga ”lebih siap” atau ”lebih matang”?

”Lebih siap” atau ”lebih matang” sangat relatif. Sebagian dari keraguan seseorang untuk melangkah ke jenjang pernikahan sebenarnya disebabkan oleh prasangka-prasangka yang belum tentu benar. Bahkan di perkotaan, usia menikah anak muda semakin lanjut, seolah semakin tinggi pendidikan dan taraf hidup justru semakin ragu untuk menikah.

Mestikah demikian? Mengapa demikian?

Apakah sebenarnya kabut yang menghalangi tersebut?

Mungkin poin-poin di bawah ini perlu direnungi:

Pertama, kepada semua bujang dan gadis. Fahamilah bahwa menikah adalah sunnah Nabi SAW. Dengan pemahaman bahwa menikah adalah sunnah, seharusnya tidak ada lagi yang mengatakan ”tidak suka”, ”tidak mau”, ”gak penting” dan sebagainya. Bahwa jodoh datang dengan waktu yang tak dapat diprediksi, itu hal lain. Mempersiapkan mental untuk menerima pernikahan kadang memang sulit bagi orang-orang tertentu, tapi demi kebaikan dirinya sendiri, sebaiknya tidak usah membenci pernikahan. Umumnya yang menolak pernikahan dengan keras memang pernah punya trauma atas kasus-kasus pernikahan yang pernah dilihatnya. Sebagian lagi menunda-nunda pernikahan karena terkena berbagai prasangka tadi. Ada pemuda yang khawatir tak dapat memberi makan istri dan anak, ada juga pemudi yang enggan melangkah ke jenjang pernikahan karena khawatir pendidikannya terganggu.

Tak mungkin Nabi Saw yang mulia mencontohkan sesuatu yang tidak baik bagi kita.

Kedua, bagi para bujang dan gadis, setelah memahami kedudukan menikah dalam Islam, maka kenalilah diri sendiri. Berada di titik manakah anda? Secara umum menikah adalah sunnah Nabi SAW yang sangat dianjurkan bahkan nyaris wajib. Namun dalam penerapan hukumnya, kadang seseorang pada suatu saat dapat dikatagorikan sudah wajib menikah, sunnah (lebih baik) jika segera menikah, atau kurang baik jika menikah segera atau bahkan mungkin juga seseorang pada saat tertentu dianggap tidak baik atau haram menikah.

Maka kenalilah anda termasuk yang mana.

Jika anda sudah sering merasa terganggu dengan celotehan tentang menikah, jika anda termasuk syahwat tinggi, jika anda sudah cukup matang dan siap dan lain-lain lagi...maka ada kemungkinan anda sudah wajib menikah. Jika anda senang dengan pembicaraan tentang menikah, sudah cukup matang dan tak ada halangan lain selain belum ketemu jodohnya, atau jika anda termasuk penyayang dan lain-lain, maka anda bisa jadi termasuk lebih baik cepat menikah. Namun jika anda berjiwa labil sementara anda pria, dan anda sering emosi tak menentu seperti anak kecil untuk hal kecil, egois, dan lain-lain sebab...mungkin anda sebaiknya memperbaiki diri dulu sebelum mengajak orang lain hidup bersama anda.

Ketiga, kepada para bujang dan gadis, perluaslah wawasan dan informasi YANG BENAR tentang pernikahan. Jangan bertanya tentang pernikahan kepada orang-orang yang mempunyai pengalaman pernikahan yang pahit. Pengalaman seseorang tidak mesti akan dialami oleh semua orang. Bahkan setiap pengalaman buruk sebenarnya dapat dianalisa. Dan yang paling penting, berdoalah agar pengalaman buruk orang lain tak terjadi pada diri kita.

Mencari informasi juga dapat dilakukan dengan membaca berbagai buku terkait. Jika dalam buku-buku tersebut ditemukan berbagai pengalaman indah atau berbagai harapan indah tentang pernikahan, maka yakinilah hal ini: Hidup tak selalu ”taman bunga”, ada masa indah, tapi ada masa sulit. Sikap positif dan realistik Insya Allah akan bermanfaat dalam menghadapi ujian maupun nikmat hidup ini. Sebaliknya jika mendapatkan informasi yang men-ciutkan hati, hendaknya selalu memasang sikap optimis dan tawakkal pada Allah SWT, Insya Allah selamat.

Keempat: bagi para bujang dan gadis: Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang tugas dan kewajiban masing-masing pihak dalam pernikahan. Semakin banyak yang kita ketahui semestinya membuat kita semakin siap melangkah. Namun harus difahami juga bahwa selalu ada proses adaptasi atau peralihan. Proses adalah sunnatullah, segala sesuatu ada prosesnya, dan adaptasi juga merupakan sunnatullah dalam hidup.

Kelima: bagi para orangtua bujang dan gadis: Permudahlah pernikahan putra-putri anda. Sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Al Qur’an yang berbunyi: Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS 24:32).

Dengan adanya perintah yang demikian jelas, tak ada alasan bagi para orangtua ketika jodoh sudah datang bagi anak-anaknya ia masih saja menunda-nunda pelaksanaan pernikahan mereka.

Setelah merenungi poin-poin tersebut, coba tanyakan lagi pada diri anda: sudah siapkah?

Jumat, 03 Desember 2010

Naik

Seekor orang utan tampak asyik bergelantungan di sebuah dahan pohon. Hutan tropis itu memang setia menyediakan berbagai buahan yang dibutuhkan jenis kera berukuran besar ini.

Persoalannya, hewan ini tidak pernah berpikir untuk puas dengan makanan yang ada di dekatnya. Ia selalu mencari dan mencari aneka buahan yang belum pernah ia coba sebelumnya. Walaupun, itu berada di pohon yang tinggi sekali.

Bagi si orang utan, ketinggian pohon bukan hal yang mesti ia perhatikan. Nafsu untuk meraih buah baru nan segar dan menarik, kerap membuatnya melupakan soal ketinggian pohon. Ia terus naik...dan naik, bergelantungan dari satu pohon ke pohon yang lain.Dari pohon yang tidak tinggi ke yang tinggi, dan yang lebih tinggi lagi.

Suatu kali, ketika sang orang utan sedang asyik menikmati buah segar di sebuah pohon yang tinggi, seekor burung kakak tua menyapa. “Hai orang utan, apa kau selalu naik ke pohon yang lebih tinggi hanya untuk mencari buah baru?”

Sang orang utan pun menoleh ke arah burung kakak tua yang tidak berada jauh dari dahan yang ia rangkul. “Ya, aku selalu tertantang untuk mencoba aneka buah baru, walaupun di pohon yang lebih tinggi dari biasanya,” jawab si orang utan.

“Apa kamu tidak takut terjatuh dari sebuah ketinggian yang luar biasa?” tanya si kakak tua.

“Takut jatuh dari ketinggian? Aku tidak pernah merasakan sesuatu yang mengkhawatirkan dari sebuah ketinggian. Bagiku, semua pohon sama saja,” jawab si orang utan.

“Apa kamu pernah menoleh ke bawah dari atas pohon ini?” tanya si kakak tua lagi. Hal itu akhirnya ditanyakan kakak tua karena pohon itu adalah yang tertinggi dari pohon yang ada di hutan tropis itu. Hampir tidak ada hewan yang tak bersayap berada di puncak ketinggian pohon itu.

Mendapati pertanyaan si kakak tua, orang utan pun tersadar, kalau selama ini ia memang tidak pernah menoleh ke bawah. Pandangannya selalu tertuju ke atas, ke arah buahan baru yang akan ia raih.

Dan, betapa terkejutnya si orang utan ketika menoleh ke bawah. ”Hiii, kenapa aku setinggi ini? Bagaimana aku bisa turun?” ujar si orang utan ketika melihat benda-benda di bawah sana yang terlihat seperti batu-batu kecil yang sulit dikenali. Ia pun bergidik ketakutan. Rangkulannya pada dahan kian kuat, hingga membuat otot-ototnya sulit digerakkan.

“Hai orang utan, perhatikanlah suasana bawah ketika kamu ingin naik di sebuah ketinggian. Karena suatu saat, kamu pasti turun dan tidak selamanya berada di puncak ketinggian,” ucap burung kakak tua sambil terbang meninggalkan orang utan yang ketakutan.

**

Mengejar karir yang terus menaik, jabatan-jabatan tinggi, kerap membuat sebagian kita terbius dengan obsesi yang tidak pernah mengenal puas itu. Hingga kita pun lupa kalau sudah berada sangat jauh dengan suasana bawah yang di situlah nanti kita akan turun.

Kenapa tidak disiapkan anak-anak tangga yang bisa ditapaki secara wajar. Agar di saat akan turun kelak, kita tidak takut dan bingung, apalagi sampai terjatuh.

Hati Nurani




Ada seorang tua berupaya agar ketiga anaknya memperoleh lebih banyak pengalaman hidup. Suatu saat ia berkata kepada ketiga anaknya itu.

"Kalian pergilah merantau, setelah 3 bulan kalian kembali kerumah, ceritakan pengalaman yang paling berkesan selama kalian merantau, saya akan melihat perbuatan diantara kalian bertiga yang paling bisa dibanggakan,” katanya.

Ketiga anaknya setelah mendengar perkataan bapaknya, mulai melakukan perjalanan.

Tiga bulan berselang, mereka bertiga sudah kembali ke rumah, bapaknya bertanya kepada mereka perbuatan yang paling bangga yang telah mereka lakukan. Satu persatu anak-anaknya mengisahkan pengalaman mereka.

"Saya bertemu dengan seseorang, dia menitipkan sekantong permata berharga kepada saya, dia sendiri tidak tahu berapa jumlah permata didalam kantong itu, jika saya mengambil beberapa butir dia juga tidak akan tahu, ketika orang ini mengambil titipannya, saya menyerahkan seperti semula tanpa saya buka sama sekali,” kisah si anak sulungnya.

Setelah mendengar cerita anak sulungnya itu, bapaknya berkata kepadanya.

"Ini hal yang memang harus engkau lakukan, jika engkau mengambil beberapa butir, coba engkau pikirkan engkau akan berubah menjadi orang apakah?” komentar si Bapak.

Putra sulungnya mendengar komentar bapaknya, menganggapnya benar lalu pergi mengundurkan diri. Anak keduanya ganti menceritakan pengalamannya.

“Suatu hari saya melihat ada seorang anak kecil terjatuh di air, saya lalu menolongnya, keluarganya memberi saya hadiah besar, saya tidak menerimanya,” cerita anak kedua.

Mendengar kisah anak keduanya itu, bapaknya mengatakan kepadanya.

“Inipun memang yang seharusnya engkau lakukan, jika engkau melihat anak kecil itu mati tenggelam, apakah hatimu bisa tenang?" kata Bapaknya.

Setelah anak kedua mendengar komentar bapaknya itu, ia tidak berkata apapun. Lalu anaknya yang paling bungsu mengisahkan juga pengalamannya.

“Pada suatu hari saya melihat seorang yang sakit pingsan dipinggir jurang di jalan pegunungan, jika sedikit membalikkan badan saja sudah akan terjatuh dalam jurang, saya mendekatinya melihat, orang itu rupanya adalah musuh besar saya, dahulu beberapa kali saya berpikir untuk membalas dendam, tetapi tidak punya kesempatan, sekarang kesempatan ini muncul, saya tidak memerlukan tenaga mendorong, dia sudah akan terjatuh ke dalam jurang, tetapi saya mengantarnya pulang ke rumah,” kisah anak bungsu.

Bapaknya tidak menunggu dia habis berbicara, lalu dengan memuji ia mengatakan kepadanya.

“Perbuatan kedua kakakmu melakukan hal yang memang secara hati nurani dilakukan setiap orang, tetapi perbuatanmu dengan budi membalas rasa dendam, itu adalah perbuatan yang sangat terpuji.”

Melakukan perbuatan yang memang harus dilakukan, adalah hal yang wajar yang tidak mengkhianati hati nurani, tetapi melakukan perbuatan yang tidak ingin dilakukan, barulah hal itu membuat hati nurani ini dapat bersinar terang.

Cerita diatas, mengisahkan ketiga bersaudara ini melakukan hal yang tidak menyimpang dari permintaan hati nurani, anak sulung tidak tamak, anak kedua menolong orang yang kesusahan, kedua perbuatan ini adalah hal yang wajib dan memang seharusnya dilakukan oleh semua manusia. Sedangkan anak bungsu yang mempunyai dada yang lapang dan mau memaafkan musuhnya, malahan menolong musuhnya, hati nuraninya menyuruh dia tidak melakukan hal yang jahat, malahan bisa melakukan perbuatan baik yang tidak semua orang bisa lakukan, terlihat dari sini dia melupakan seorang yang bisa menjadi panutan bagi orang lain.

Kamis, 02 Desember 2010

mimpi anak kampung yg sederhana


Mimpi itu bunga tidur kata sebagian orang.dan aku setuju jg dgn pendapat sbagian orang trsebut.
tapi bagaimana jika kita mimpi dikala sadar.nahh klo ini bukan mimpi ini adalah cita2...
teringat ku saat dulu setelah lulus sekolah Mts..bingung siapa yg bs ngebiayain sekolah sdgkan aku,orang tuaku mana mungkin sanggup.
bagiku mengenakan seragam putih abu2 saat itu adalah mimpi.apalagi bs ngebayangin kuliah kyk gini bagiku mimpi dalam mimpi...bertumpuk2 bangganya.

tapi ternyata keterbatasan itulah yg membuatku harus berani bermimpi teringat jg kata2"bersyukurlah apabila kita saat ini dlm keadaan lemah.miskin.terpuruk..karena tak ada pilihan lain bg kita slain bangkit"
saya merasa takut bahwa orang miskin tak mampu maka baginya adalah jaminan vonis "tak sekolah.pendidikan rendah.status sosial tak dipandang.miskin harta miskin pendidikan" ngaca dong..ngaca..!!!!
itulah sebagian cap dan image orang saat itu.

....ahh emang gue pikirin ada atau tdk adanya mereka toh kami sama saja.mereka ibarat benalu kmanapun mereka ada slalu mnimbulkan penyakit.iri.dengki.hasud.riya'.sum'ah...(sabar2 jgn naik darah)
dan ku tak perduli dgn semua itu.bagiku menyia-nyiakan harapan orang tua adalah kesalahan terbesar dlm hidup ini.kpan lg kita bs membahagiakan mreka klo kita blom bs mnjawab harapan mereka.
ditambah kami dilatih kemandirian hidup.menyikapi apa adanya dan keadaanya.
itula secercah harapanku.ingin merubah masa depan tentunya dgn meraih cita2 dan mimpi.tentunya dgn menuntut ilmu setinggi2nya.
sampai saat ini sudah berapa pengorbanan kedua orang tuaku sudah tak terhitung harganya dan jumlahnya.
mereka orang2 sabar.keras tapi tegas..

kenapa kita selalu mengeluh.??

*ingat cerita guruku di Mts dulu.bahwa jepang pernah menawarkan kpd pemerintahan indonesia.kalau ingin negaranya ditukar dgn pulau kalimantan.alasanya.?? singkat cerita.saat itu kota2 di jepang seperti tokyo.osaka.kyoto.fukuoka.hiroshima.yokohama.nagasaki.adalah kota modern yg luar biasa kala itu untuk ukuran asia.sarana dan prasarana lengkap.gedung.jalan raya.dll semuanya ada.lantas mereka mw tukar dgn kalimantan untuk apa.??
saat itu kalimantan (sambil mengira2)..hanya pulau yg benar pulau hutan.karena sedikitnya jumlah penduduk dibanding luas pulaunya (kalimantan/borneo.adalah pulau terbesar kedua didunia stelah greenland/denmark)
jadi bs kita bayangkan.saat ini masih bnyak daerah2 yg belum tereksplorasi.bahkan belum terjamah oleh manusia.(sok jadi ahli geografi)
tapi apa yg menarik perhatian orang jepang hingga mw mnukar negaranya dgn pulau kalimantan??
bandingkan kepulaun jepang adalah daerah sirkum pasifik rentan gempa.tsunami.gunung merapi.dan bencana lainya yg bnyak mengusik kehidupan dan ketentraman mereka.ditambah miskinya sumber daya alam.hasil alamnya hanya timah putih saja(klo ngak salah)
bandingkan dengan kalimantan dgn kekayaan alamnya yg luarrrrrrr biasaaaa..!!!! (beruntung kita tinggal di indonesia)
hutan tropis terbesar didunia bahkan dijuluki dgn paru2nya dunia selain brazil dgn hutan amazon-nya.dgn keaneka ragaman flora dan fauna dan hasil bumi yg melimpah.minyak.batubara.tembaga.hasil hutan yg tak ternilai harga dan jumlahnya.subhanallah..
ini sdikit contoh btapa cara berpikir orang jepang yg visioner.dgn keterbatasanya..ia merasa resah.
ada kaidah dlm bahasa arab "kegelisahan adalah awal dari sebuah perubahan"
dpt kita lihat sekarang negeri jepang dgn keterbatasannya berhasil membalik keterbatasan mereka dgn berpikir melampaui batas orang dinegara lain saat itu.kecerdasaanya.kepintaranya.kelihainya.menjadikan jepang menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia.negara maju.macan asia...

*klo ibarat hadis.ini hadis maudhu'(palsu).sanadnya.matan-nya.kagak ada yg shohih.paling2 rawinya yg dhoif..karena nih cerita waktu ku sekolah dulu.tanpa ku tanya kebenaran cerita ini dari guruku....tak apalah buat wawasan aja...ato buat hiburan.hehehee

kembali ke cerita..
mungkin jepang tak berhasil menukar negerinya dgn kalimantan.tapi lihatlah barang2 tambang indonesia seperti besi.tembaga.dll diekspor ke jepang.dan jepang dgn kemajuan teknologinya dibuatlah.motor.mobil.dan berbagai jenis kendaraan..dan akhirnya setelah jadi.mereka ekspor kembali.diantaranya ke indonesia sendiri..luaarrrr biasaaa..!!!!
sedangkan kita bangsa indonesia???
ya sudahlaahh..jgn selalu menyalahkan diri kita.mari berusaha lbih keras lagi..

itulah yg mendasari perubahan.adanya ketidaknyamanan.kegelisahan.ketidakberdayaan..yg menjadikan kita berpikir untuk bangkit....
"kalo kau tak sanggup mjd beringin yg tegak dipuncak bukit jadilah belukar.tp belukar yg baik yg memperkuat tanggul pinggiran danau.kalo kau tak mampu jd belukar jadilah rumput.tp rumput yg memperkuat pinggiran jalan.
tidak semua harus menjadi kapten kapal.tentu harus ada awaknya..
bkn besar kecilnya tugas yg mjadikan tinggi rendahnya dirimu.jadilah dirimu.sebaik2 dirimu.CUKUP DIRIMU..!!!

**************

cara sederhana mensyukuri hidup adalah janganlah kita selalu mengeluh.
sungguh usaha dan ikhtiar kita sangat2 kecil.tak sebanding dgn nikmat dan karunia yg allah berikan kpd kita.
berusahalah kawan....lawan keadaan dan ketidakadaan kita dgn selalu ikhtiar dan doa..niscaya Allah kabulkan dan mudahkan..kalopun allah tak mengabulkanya di dunia mungkin allah akan menggantinya dgn yg lebih mulia yaitu di akhirat kelak......

dia ibuku yg luar biasa


Dia wanita tua memanggul dagangan yg berat.berjalan di temaram lampu nan gelap dipagi hari.
Dia bangun lebih dulu sebelum ayam berkokok.tak lupa menyucikan badan lalu sembahyang terkadang.

Dia menengadahkan tangan sambil berucapa ditengah sepertiga malam diselesai habis sholatnya.
Dia nan tua berucap gusti allah jadikanlah anak2 kami jadi manusia2 yg bermanfaat berguna sukses dunia akhirat.dan tak banyak yg kupinta dan kuminta sungguh dgn nikmat dan karuniaMu sekarang tak kan sanggup kami hitung.

Dia bergegas dan bersiap2 menjemput karuniaNya.hingga siang menjelang dgn sejuta harapan diesok hari kedepan semua berjalan sperti sedia kala.baik2 saja.
Dia pantang menyerah.tak mau lama2 terpuruk oleh keadaan.tak menunggu aba2 untuk bergerak.baginya ikhtiarnya adalah ibadah.keluh kesahnya adalah tanda lemah dan butuhnya hamba kpd sang kholik.

Dia tidur paling belakang.disaat kami sedang nyenyak bermimpi.saat terbangun ku masih melihatnya menyelesaikan sisa kerjanya.dgn mata berair karena asap dapur nan pekat.tempat masak ikan nan sempit dgn gentingnya yg bnyak bocor.
Dia sangat keras tapi tegas dgn alasan supaya anaknya bisa mandiri dan tahan banting mengikutinya.dan kami tau itu.

Dia lebih baik mengalah drapada menang namun menghinakan.
Dia hanya melatih kita sabar.padahal terkadang kulihat ia tak sabaran.
Dia selalu berusaha memberi yg terbaik buat kami.meski terkadang kurasa ini sangat berat baginya seperti ini.

Dia tetap bertahan hingga sekarang.berjuang demi anak2nya disela2 kepergianku merantau ia hanya berpesan kepadaku"anakku tak banyak yg ibu tuntut darimu.tapi satu yg membuat ibumu bahagia yaitu bisa melihatmu menjadi sukses bagi ibu itu serasa menginjakkan salah satu kaki ibu ke surga"

ibu maafkan anakmu ini tak kan sanggup dan tak mungkin kami membalas jasamu.aku malu hingga hari ini belum ada yg bisa membuatmu bangga.aku malu belum banyak yg bisa anakmu perbuat.sementara hingga detik ini engkau masih terus berjuang menghidupi adik2ku.
ighfirlana ya rabb ighfirlana.ighfirlahuma kama rabbayani shoghiro...


perindu kaki ibu

Template by:

Free Blog Templates