Selasa, 29 Maret 2011

Kabel dan Cahaya Lampu




"SAYANG, ayo kita shalat. Tuh dengar adzan telah berbunyi," ujar seorang ibu kepada anaknya yang tengah asyik nonton televisi. "Sebentar lagi dong, ini lagi seru-serunya," jawab sang anak. Ibu itu kemudian mendekat, "Sayang, tidak baik menunda-nunda shalat. Ini kan haknya Allah. Ayo matikan tivinya!" "Iya deh," jawab sang anak sambil beranjak dari tempat duduk. Ia terlihat sangat kecewa karena harus meninggalkan televisi.

Selama di kamar mandi, si anak terus menggerutu. "Ah..Ibu, tiap hari menggangu saja. Lagi enak-enaknya nonton disuruh shalat. Lagi seneng- senengnya main disuruh shalat. Lagi nyeyak tidur disuruh shalat. Harus baca Quran lah. Harus ikut pengajian lah. Harus ini … harus itu …! Bikin pusiiiing.

* * *

SELEPAS shalat berjamaah, anak itu bertanya dengan nada protes. "Bu, kenapa sih kita harus shalat, harus puasa, harus baca Al-Quran, dan harus belajar? Bukankah itu mengganggu kesenangan kita? Lagi pula, menurut saya, semua itu tidak ada gunanya, tidak mendatangkan hasil." Si Ibu sedikit terkejut mendengar pertanyaan itu. Ia pun terdiam beberapa saat. Ada sedikit kemarahan yang muncul dalam hatinya. Tapi ia segera sadar bahwa yang bertanya adalah anak kecil, yang belum tahu apa-apa selain main dan bersenang-senang.

Sang Ibu beranjak mengambil sebuah lampu yang menempel di dinding kamar anaknya. Sesaat kemudian ia berkata, "Anakku sayang, kamu lihat lampu ini. Ia begitu indah. Bentuknya lonjong dengan dindingnya terbuat dari kaca yang bening. Tiap malam engkau bisa belajar, mengerjakan PR, dan nonton televisi, salah satu sebabnya karena diterangi lampu ini."

"Sayang, tahukah kamu mengapa lampu ini bisa menyala?" lanjut si Ibu. "Ya, karena ada energi listrik yang berubah jadi cahaya," jawab sang anak. "Benar sekali jawabanmu. Lalu apa yang menyambungkan lampu ini dengan sumber listrik tadi?" tanya si ibu lebih lanjut. Sang anak pun menjawab dengan pasti, "Yang menyambungkan lampu dan sumber listrik adalah kabel." "Pintar sekali kamu," timpal si Ibu memuji.

"Nah, sekarang kamu pasti tahu, bila tidak ada kabel pasti lampu ini tidak akan nyala dan kamar ini pasti gelap. Bila demikian, ia tidak akan ada manfaatnya lagi, dan kamu tidak bisa belajar dan nonton tivi."

Sang Anak belum paham mengapa ibunya menceritakan lampu itu kepadanya. "Apa maksud Ibu?" tanyanya kemudian.

Ibu itu kembali berkata, "Anakku sayang, Allah itu sumber cahaya dalam hidup. Kita adalah lampunya. Ibadah yang kita lakukan menjadi kabel atau tali penghubungnya. Ibadah dapat menghubungkan antara Allah dengan manusia, tepatnya antara Allah dengan kita. Bila tidak mau beribadah, hidup kita akan gelap. Kita akan tersesat dan takkan berguna sedikit pun, seperti tak bergunanya lampu yang tak bercahaya." Ibu itu melanjutkan, "Jadi, shalat, bersedekah, membaca Al-Quran, ataupun belajar adalah kabel yang akan menghubungkan kita dengan Allah."

Mendengar semua itu, sang anak tampak tertegun. Dalam hatinya timbul penyesalan akan sikapnya yang selalu menganggap remeh ibadah. Ia pun berkata, "Kalau begitu aku tidak akan meninggalkan shalat lagi dan akan membaca Al-Quran tanpa harus disuruh. Bu, maafkan saya ya!"

==========
Penulis - Tidak Diketahui
Sumber - Tidak Diketahui

Minggu, 27 Maret 2011

ketika iblis ditanya rasulullah

Ketika Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: “Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku.”

Rasulullah bersabda: “Tahukah kalian siapa yang memanggil?” Sahabat menjawab: “Allah dan rasulNya yang lebih tahu.”

Beliau melanjutkan, “Itu Iblis, laknat Allah bersamanya.”

Umar bin Khattab berkata: “Izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah”.

Nabi menahannya: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.”

Ibnu Abbas RA berkata: pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.

Iblis berkata: “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin…”

Rasulullah SAW lalu menjawab: “Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?”

Iblis menjawab: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.”

“Siapa yang memaksamu?”

Seorang malaikat dari utusan Allah telah mendatangiku dan berkata:

“Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri. Beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. Jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.”

“Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.”

Maka terjadilah percakapan antara Rasulullah dengan Iblis. Rasulullah memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar orang-orang yang dibenci Iblis, amalan-amalan yang paling tidak disukai iblis dan manusia yang menjadi teman iblis. Berikut petikan dialognya.

Orang Yang Dibenci Iblis

Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?”

Iblis segera menjawab: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci.”

“Siapa selanjutnya?”

“Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT.”

“Lalu siapa lagi?”

“Orang Aliim dan wara’ (Loyal)”

“Lalu siapa lagi?”

“Orang yang selalu bersuci.”

“Siapa lagi?”

“Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepda orang lain.”

“Apa tanda kesabarannya?”

“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang -orang yang sabar.”

” Selanjutnya apa?”

“Orang kaya yang bersyukur.”

“Apa tanda kesyukurannya?”

“Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya.”

“Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?”

“Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam.”

“Umar bin Khattab?”

“Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”

“Usman bin Affan?”

“Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”

“Ali bin Abi Thalib?”

“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)

Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis

“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?”

“Aku merasa panas dingin dan gemetar.”

“Kenapa?”

“Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.”

“Jika seorang umatku berpuasa ?”

“Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”

“Jika ia berhaji?”

“Aku seperti orang gila.”

“Jika ia membaca al-Quran?”

“Aku merasa meleleh laksana timah diatas api.”

“Jika ia bersedekah? ”

“Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”

“Mengapa bisa begitu?”

“Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.”

“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?”

“Suara kuda perang di jalan Allah.”

“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?”

“Taubat orang yang bertaubat.”

“Apa yang dapat membakar hatimu?”

“Istighfar di waktu siang dan malam. ”

“Apa yang dapat mencoreng wajahmu?”

“Sedekah yang diam – diam. ”

“Apa yang dapat menusuk matamu?”

“Shalat fajar. ”

“Apa yang dapat memukul kepalamu?”

“Shalat berjamaah. ”

“Apa yang paling mengganggumu?”

“Majelis para ulama.”

“Bagaimana cara makanmu?”

“ Dengan tangan kiri dan jariku.”

“Dimanakah kau menaungi anak – anakmu di musim panas?”

“Di bawah kuku manusia.”

Manusia Yang Menjadi Teman Iblis

Nabi lalu bertanya : “Siapa temanmu wahai Iblis?”

“Pemakan riba. ”

“Siapa sahabatmu?”

“Pezina.”

“Siapa teman tidurmu?”

“Pemabuk.”

“Siapa tamumu?”

“Pencuri .”

“Siapa utusanmu?”

“Tukang sihir.”

“Apa yang membuatmu gembira?”

“Bersumpah dengan cerai.”

“Siapa kekasihmu?”

“Orang yang meninggalkan shalat jumaat”

“Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?”

“Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.”

Begitulah percakapan antara Rasulullah dengan iblis. Meski aku sendiri belum tahu kesahihan hadits ini, tapi aku yakin cerita ini banyak manfaatnya. Semoga bisa jadi pelajaran bagi kita agar senantiasa mawas diri dan berhati-hati terhadap semua tindakan sehingga kita bukan termasuk orang-orang yang menjadi temannya iblis. Amien.

<p>Your browser does not support iframes.</p>

buku bukan jendela dunia ??

Dalam proses belajar-mengajar, sang professor menjelaskan kepada seluruh mahasiswanya tentang arti penting sebuah buku.

“Mahasiswaku, jika kalian ingin menjadi orang sukses, jadilah orang yang berilmu. Ilmu bisa kalian dapatkan dengan banyak membaca buku.”

“Bacalah buku yang banyak. Karena itu bisa membantu kalian untuk membuka jendela dunia. Buku adalah alat menuju keberhasilan,” Lanjut sang professor.

Seminggu kemudian Professor itu bertemu kembali dengan para mahasiswanya.

“Prof, kata-kata professor pekan lalu tentang buku itu ternyata salah semua,” ujar salah seorang mahasiswanya dengan nada protes.

“Lho, apanya yang salah?” professor itu penasaran.

“Itu lho Pak. Katanya jika kita banyak membaca buku, berarti kita bisa membuka jendela dunia. Tapi mana buktinya, Prof? Semuanya salah. Saya sudah baca 15 buku, tebel-tebel lagi. Tapi tetep aja tidak bisa membuka jendela dunia”. Keluh mahasiswa itu.

“Jangankan jendela dunia, Prof. Jendela rumah saya aja ga bisa dibuka. Padahal jendela rumah saya kan jauh lebih kecil dari jendela dunia, Prof?” Jelas sang mahasiswa.

Professor itu pun ketawa. Dalam hatinya bergumam, “Kok ada ya mahasiswaku yang sebodoh dia. Weleh-weleh”

Kalau aku jadi professornya tentu aku akan menjawab “Kamu salah sih. Tekniknya gini. Selesai baca, kamu lemparin tuh buku ke jendela biar kacanya pecah. Biar sekalian ramai. Biar gaduh sampai mengaduh”. Jadi deh kebuka. Hahaa…. Baca buku dapat membuka jendela rumah. melet

Just a joke. Aku yakin Anda semua yang baca artikel ini sangat paham betapa pentingnya sebuah buku. Bukan hanya sebuah tapi seluruh buku yang ada di dunia ini. Transfer peradaban mungkin tidak akan pernah terjadi tanpa peranan buku.

Kita bisa lihat bagaimana tulisan-tulisan Plato, Aristoteles atau filosof-filosof Yunani yang terangkai dalam sebuah buku dan menjadi acuan bagi perkembangan peradaban berikutnya. Oleh karena itu buku adalah media transfer ilmu, pengetahuan dan wawasan. Jadi sahabat, mari baca buku, raih ilmu dan perluas wawasan kita.

Kata Bijak tentang Ilmu

“Orang-orang yang selalu belajar akan sangat dihormati dan semua kekuatan yang tidak dilandasi pengetahuan akan runtuh.” (Al Ghazali)

“Ilmu merupakan pembuka jalan bagi kehidupan spiritual yang terbimbing, ilmu merupakan petunjuk iman, penuntun amal; ilmu juga yang membimbing keyakinan dan cinta.” (Yusuf Qaradawi)

Kamis, 24 Maret 2011

Sabar Dan Biarlah Allah Menentukan Jadwal Kemenangan


Salah satu kendala utama berda’wah di zaman penuh fitnah dewasa ini ialah kenyataan betapa pahitnya kondisi yang sedang dialami ummat Islam di segenap penjuru dunia. Banyak negeri kaum muslimin dewasa ini dipaksa terlibat dalam konflik fisik karena penjajahan lokal terang-terangan seperti yang dialami saudara-saudara kita di Palestina oleh Zionis Yahudi, Chechnya oleh Rusia, Kashmir oleh India, Fatani oleh Thailand, Mindanau oleh Filipina serta Uigur oleh Cina. Belum lagi penjajahan yang berkedok War on Terror (WOT) seperti yang dilakukan kekuatan NATO dengan komandannya Amerika Serikat di Irak, Afghanistan dan sebentar lagi di Yaman. Sebagaimana hal serupa dilakukan oleh kekuatan militer Uni Afrika terhadap Mujahidin di Somalia.

Lambat laun semua konflik yang menimpa ummat Islam diseragamkan sebutannya menjadi WOT. Sehingga betapapun canggihnya retorika mereka mengatakan bahwa WOT bukanlah perang melawan Islam dan kaum muslimin, namun kian hari fakta yang ada kian kuat membantahnya. Amerika sudah sangat sering berkoar-koar menggolongkan Kuba dan Korea Utara sebagai negara teroris, tapi nyatanya tidak pernah kita menyaksikan pengerahan kekuatan militer terhadap kedua negara berpenduduk mayoritas non-muslim tersebut sebagaimana dilakukan terhadap negeri Muslim semisal Irak dan Afghanistan. Bahkan semenjak gagalnya upaya peledakan sebuah pesawat penerbangan Amerika Serikat pada malam Natal 2008 empatbelas negara mayoritas muslim dimasukkan ke dalam daftar hitam (baca: daftar bangsa teroris) oleh Amerika Serikat. Perhatikanlah kutipan berita dari The New York Times 4 Januari 2010:

Under the new rules, all citizens of Afghanistan, Algeria, Lebanon, Libya, Iraq, Nigeria, Pakistan, Saudi Arabia, Somalia and Yemen must receive a pat down and an extra check of their carry-on bags before boarding a plane bound for the United States, officials said. Citizens of Cuba, Iran, Sudan and Syria — nations considered “state sponsors of terrorism” — face the same requirement.

Setiap hari kita selalu disajikan berita terbunuhnya kaum muslimin di negeri-negeri yang terlibat dalam konflik. Saking seringnya pemberitaan mengenai terbunuhnya kaum muslimin kitapun semakin terbiasa dan lama-kelamaan menjadi jenuh akhirnya tidak peduli. Sementara itu di negeri kaum muslimin yang tidak terlibat konflik fihak penguasa global kafir tidak henti-hentinya melakukan rekayasa dan konspirasi untuk mencegah munculnya kekuatan ummat Islam sejati sambil memberikan dukungan seluas-luasnya kepada kelompok muslimin yang rela dibentuk ideologinya (baca: aqidah dan fikrahnya) sesuai ideologi materialisme, sekularisme, pluralisme, liberalisme dan demokrasi Barat modern. Barangsiapa yang tidak bersedia menyesuaikan ideologinya dengan ideologi Barat modern akan dengan mudahnya dilabel sebagai kaum fundamentalis, ekstrimis bahkan teroris..! Mereka akan diburu, di-inteli dan sekurang-kurangnya ditandai sebagai fihak yang mesti diwaspadai. Mereka dianggap sebagai pengganggu stabilitas dan keamanan negara. Bila dinilai bersalah dan diduga terlibat dengan aksi teror bisa dengan mudahnya dijebloskan ke sel semisal Guantanamo tanpa pernah boleh membayangkan adanya proses pengadilan. Sementara muslimin -apalagi aktifis da'wah- yang menerima ideologi mereka akan segera memperoleh aneka fasilitas duniawi dan jaminan hidup, baik harta, tahta maupun wanita.

Keadaan ini sangat mirip dengan keadaan yang telah dilalui oleh generasi awal kaum muslimin di masa Rasulullah berjuang di kota Mekkah sebelum hijrah. Pada masa itu siapa saja yang mengikuti jejak langkah Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam dianggap sebagai pengganggu stabilitas dan keamanan negara. Sebab Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dan para sahabat menawarkan ideologi yang sangat berbeda bahkan bertentangan langsung dengan ideologi kaum musyrikin Quraisy Mekkah. Banyak sahabat yang mengalami pengusiran, penganiayaan, penyiksaan, pemboikotan, pemenjaraan hingga pembunuhan. Keadaan sedemikian parahnya sehingga salah seorang sahabat berkeluh-kesah kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam melihat kenyataan pahit yang dialami kaum muslimin ahlut-tauhid.

عَنْ خَبَّابِ بْنِ الْأَرَتِّ قَالَ شَكَوْنَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

وَهُوَ مُتَوَسِّدٌ بُرْدَةً لَهُ فِي ظِلِّ الْكَعْبَةِ قُلْنَا لَهُ أَلَا تَسْتَنْصِرُ لَنَا

أَلَا تَدْعُو اللَّهَ لَنَا قَالَ كَانَ الرَّجُلُ فِيمَنْ قَبْلَكُمْ يُحْفَرُ لَهُ

فِي الْأَرْضِ فَيُجْعَلُ فِيهِ فَيُجَاءُ بِالْمِنْشَارِ فَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ

فَيُشَقُّ بِاثْنَتَيْنِ وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ وَيُمْشَطُ بِأَمْشَاطِ الْحَدِيدِ

مَا دُونَ لَحْمِهِ مِنْ عَظْمٍ أَوْ عَصَبٍ وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ

وَاللَّهِ لَيُتِمَّنَّ هَذَا الْأَمْرَ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَمَوْتَ

لَا يَخَافُ إِلَّا اللَّهَ أَوْ الذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ وَلَكِنَّكُمْ تَسْتَعْجِلُونَ

Dari Khabab bin Al-Arat ia berkata: ”Kami mengeluh di hadapan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam saat beliau sedang bersandar di Ka’bah. Kami berkata kepadanya: ”Apakah engkau tidak memohonkan pertolongan bagi kami? Tidakkah engkau berdoa kepada Allah untuk kami?” Beliau bersabda: ”Dahulu seorang lelaki ditanam badannya ke dalam bumi lalu gergaji diletakkan di atas kepalanya dan dibelah menjadi dua namun hal itu tidak menghalanginya dari agamanya. Dan disisir dengan sisir besi sehingga terkelupaslah daging dan kulitnya sehingga tampaklah tulangnya namun hal itu tidak menghalanginya dari agamanya. Demi Allah, urusan ini akan disempurnakan Allah sehingga seorang penunggang kuda akan berkelana dari San’aa ke Hadramaut tidak takut apapun selain Allah atau srigala menerkam dombanya, akan tetapi kalian tergesa-gesa!” (HR Bukhary 3343)

Saudaraku, sungguh apa yang dialami ummat Islam dewasa ini di zaman penuh fitnah ini hanya merupakan repetisi sejarah. Ini merupakan sunnatullah yang mesti dialami oleh kaum muslimin ahlut-tauhid sepanjang perjalanan sejarah kemanusiaan. Yang paling penting adalah menjadikan aqidah dan fikrah Islamiyah sebagai barang paling berharga yang mesti dijaga kemurniannya hingga maut datang menjemput. Sebab urusan ideologi inilah urusan paling pokok bagi seorang mu’min. Urusan ideologi ini pulalah sebab utama diutusnya para Rasul Allah.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu…” (QS AnNahl ayat 36)

Ketika masyarakat jahiliyyah musyrik Quraisy Mekkah berdiri di atas fondasi ideologi syirik non-Tauhid Nabi shollallahu ’alaih wa sallam samasekali tidak berkenan terlibat dalam pengaturan dan pengelolaan masyarakat Mekkah. Beliau sibuk terus membina lahirnya suatu generasi baru ahlut-tauhid yang dipersiapkan untuk mewujudkan masyarakat baru menggantikan masyarakat jahiliyyah tersebut. Namun beliau mensyaratkan agar masyarakat yang dibina ideologinya tersebut memiliki kesabaran yang berlipat ganda. Jangan hendaknya mereka mudah goyah lantaran ancaman lawan maupun rayuan musuh. Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam menjamin bahwa pertolongan dan kemenangan dari Allah merupakan suatu keniscayaan, namun hendaknya semua fihak bersabar dan bersabar dan bersabar. Sedemikian rupa Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menekankan perlunya bersabar sehingga beliau mengingatkan sahabat Khabab bin Al-Arat akan pengalaman jauh lebih pahit kaum mukminin generasi terdahulu.

Padahal sahabat Khabab bukanlah sahabat yang tidak mengalami derita dalam mempertahankan iman Tauhidnya. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab beliau hadir dalam suatu majelis dimana Umar menyuruh masing-masing sahabat Muhajirin menceritakan pengalaman dan pengorbanan sewaktu masa jahiliyyah berjuang di Mekkah untuk menjadi pelajaran bagi yang lainnya. Masing-masing menceritakan pengalamannya. Begitu tiba giliran Khabab beliau langsung membuka bajunya dan memperlihatkan punggungnya kepada jamaah majelis. Betapa terkejutnya mereka melihat punggungnya yang dipenuhi lubang-lubang berwarna hitam sebesar bola kasti. Umar menanyakan apa yang telah terjadi. Maka Khabab berkata: ”Aku dulu disiksa dengan cara disuruh berbaring terlentang di atas tumpukan batu yang telah dibakar sehingga aku bisa mencium bau dagingku terbakar seperti bau sate panggang!”

Saudaraku, sungguh perjuangan menegakkan Tauhid melalui jalan yang telah ditempuh Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam dan para sahabat dewasa ini memerlukan kesabaran. Kesabaran untuk mempertahankan aqidah Rabbani ini. Kesabaran untuk menyaksikan saudara-saudara kita yang masih saja mengalami aneka penganiayaan dari fihak musuh Allah sedangkan kita tidak berdaya menolong mereka selain melalui doa. Dan yang sangat penting adalah kesabaran untuk bertawakkal kepada Allah dalam hal penentuan jadwal kemenangan. Jangan sekali-kali karena tidak sabar hidup dalam kondisi kekalahan, kemudian kita melakukan tindakan konyol yang kontraproduktif bagi kemuliaan Islam dan muslimin. Umumnya ketergelinciran dari jalan lurus hanya terjadi karena dua kemungkinan, yaitu ancaman atau rayuan fihak musuh Allah. Zaman sekarang biasa disebut dengan stick and carrot approach. Yang paling mengerikan adalah ketika ada sejumlah aktifis da’wah masuk dalam perangkap stick and carrot approach tadi malah mengira sudah semakin dekat kepada kemenangan yang mereka tentukan sendiri jadwal dan bentuknya. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.-

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ

مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ

وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

‘Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS Al-Baqarah ayat 214)

Saudaraku, pertolongan Allah menjadi dekat bilamana sense of crisis telah berada dalam frekuensi yang sama antara pemimpin perjuangan dan para pengikutnya. Bila sudah satu frekuensi dan terfokus kepada hanya dan hanya mengharapkan pertolongan Allah, maka dalam keadaan seperti itu berarti pertolongan Allah sudah sangat dekat. Demikianlah yang ditunjukkan oleh para pendahulu kita. Derita ummat menjadi derita Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam, sukacita ummat seringkali hanya menjadi sukacita ummat sedangkan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam tetap zuhud dan sederhana dalam kenikmatan mendekatkan diri kepada Allah dan menyantuni kaum dhuafa. Adakah kondisi ummat dewasa ini khususnya mereka yang mengaku aktifis da’wah sudah seperti para pendahulu kita? Wallahu a’lam.-

pacaran Ta’aruf Syar’i , Solusi Pengganti Pacaran . Al-Ustadz Abu Abdillah Muhammad Al-Makassari . Pertanyaan: 1. Apabila seorang muslim ingin menikah, bagaimana syariat mengatur cara mengenal seorang muslimah sementara pacaran terlarang dalam Islam? 2. Bagaimana hukum berkunjung ke rumah akhwat (wanita) yang hendak dinikahi dengan tujuan untuk saling mengenal karakter dan sifat masing-masing? 3. Bagaimana hukum seorang ikhwan (lelaki) mengungkapkan perasaannya (sayang atau cinta) kepada akhwat (wanita) calon istrinya? . Jawab : Benar sekali pernyataan anda bahwa pacaran adalah haram dalam Islam. Pacaran adalah budaya dan peradaban jahiliah yang dilestarikan oleh orang-orang kafir negeri Barat dan lainnya, kemudian diikuti oleh sebagian umat Islam (kecuali orang-orang yang dijaga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala), dengan dalih mengikuti perkembangan jaman dan sebagai cara untuk mencari dan memilih pasangan hidup. Syariat Islam yang agung ini datang dari Rabb semesta alam Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, dengan tujuan untuk membimbing manusia meraih maslahat-maslahat kehidupan dan menjauhkan mereka dari mafsadah-mafsadah yang akan merusak dan menghancurkan kehidupan mereka sendiri. Ikhtilath (campur baur antara lelaki dan wanita yang bukan mahram), pergaulan bebas, dan pacaran adalah fitnah (cobaan) dan mafsadah bagi umat manusia secara umum, dan umat Islam secara khusus, maka perkara tersebut tidak bisa ditolerir. Bukankah kehancuran Bani Israil –bangsa yang terlaknat– berawal dari fitnah (godaan) wanita? Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Telah terlaknat orang-orang kafir dari kalangan Bani Israil melalui lisan Nabi Dawud dan Nabi ‘Isa bin Maryam. Hal itu dikarenakan mereka bermaksiat dan melampaui batas. Adalah mereka tidak saling melarang dari kemungkaran yang mereka lakukan. Sangatlah jelek apa yang mereka lakukan.” (Al-Ma`idah: 79-78) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (indah memesona), dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kalian sebagai khalifah (penghuni) di atasnya, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memerhatikan amalan kalian. Maka berhati-hatilah kalian terhadap dunia dan wanita, karena sesungguhnya awal fitnah (kehancuran) Bani Israil dari kaum wanita.” (HR. Muslim, dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan umatnya untuk berhati-hati dari fitnah wanita, dengan sabda beliau: “Tidaklah aku meninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berbahaya terhadap kaum lelaki dari fitnah (godaan) wanita.” (Muttafaqun ‘alaih, dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma) Maka, pacaran berarti menjerumuskan diri dalam fitnah yang menghancurkan dan menghinakan, padahal semestinya setiap orang memelihara dan menjauhkan diri darinya. Hal itu karena dalam pacaran terdapat berbagai kemungkaran dan pelanggaran syariat sebagai berikut: 1. Ikhtilath, yaitu bercampur baur antara lelaki dan wanita yang bukan mahram. Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjauhkan umatnya dari ikhtilath, sekalipun dalam pelaksanaan shalat. Kaum wanita yang hadir pada shalat berjamaah di Masjid Nabawi ditempatkan di bagian belakang masjid. Dan seusai shalat, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiam sejenak, tidak bergeser dari tempatnya agar kaum lelaki tetap di tempat dan tidak beranjak meninggalkan masjid, untuk memberi kesempatan jamaah wanita meninggalkan masjid terlebih dahulu sehingga tidak berpapasan dengan jamaah lelaki. Hal ini ditunjukkan oleh hadits Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha dalam Shahih Al-Bukhari. Begitu pula pada hari Ied, kaum wanita disunnahkan untuk keluar ke mushalla (tanah lapang) menghadiri shalat Ied, namun mereka ditempatkan di mushalla bagian belakang, jauh dari shaf kaum lelaki. Sehingga ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam usai menyampaikan khutbah, beliau perlu mendatangi shaf mereka untuk memberikan khutbah khusus karena mereka tidak mendengar khutbah tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh hadits Jabir radhiyallahu ‘anhu dalam Shahih Muslim. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik-baik shaf lelaki adalah shaf terdepan dan sejelek-jeleknya adalah shaf terakhir. Dan sebaik-baik shaf wanita adalah shaf terakhir, dan sejelek-jeleknya adalah shaf terdepan.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu) Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata: “Hal itu dikarenakan dekatnya shaf terdepan wanita dari shaf terakhir lelaki sehingga merupakan shaf terjelek, dan jauhnya shaf terakhir wanita dari shaf terdepan lelaki sehingga merupakan shaf terbaik. Apabila pada ibadah shalat yang disyariatkan secara berjamaah, maka bagaimana kiranya jika di luar ibadah? Kita mengetahui bersama, dalam keadaan dan suasana ibadah tentunya seseorang lebih jauh dari perkara-perkara yang berhubungan dengan syahwat. Maka bagaimana sekiranya ikhtilath itu terjadi di luar ibadah? Sedangkan setan bergerak dalam tubuh Bani Adam begitu cepatnya mengikuti peredaran darah . Bukankah sangat ditakutkan terjadinya fitnah dan kerusakan besar karenanya?” (Lihat Fatawa An-Nazhar wal Khalwah wal Ikhtilath, hal. 45) Subhanallah. Padahal wanita para shahabat keluar menghadiri shalat dalam keadaan berhijab syar’i dengan menutup seluruh tubuhnya –karena seluruh tubuh wanita adalah aurat– sesuai perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat Al-Ahzab ayat 59 dan An-Nur ayat 31, tanpa melakukan tabarruj karena Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang mereka melakukan hal itu dalam surat Al-Ahzab ayat 33, juga tanpa memakai wewangian berdasarkan larangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan Ahmad, Abu Dawud, dan yang lainnya : “Hendaklah mereka keluar tanpa memakai wewangian.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang siapa saja dari mereka yang berbau harum karena terkena bakhur untuk untuk hadir shalat berjamaah sebagaimana dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 53: “Dan jika kalian (para shahabat) meminta suatu hajat (kebutuhan) kepada mereka (istri-istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) maka mintalah dari balik hijab. Hal itu lebih bersih (suci) bagi kalbu kalian dan kalbu mereka.” Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan mereka berinteraksi sesuai tuntutan hajat dari balik hijab dan tidak boleh masuk menemui mereka secara langsung. Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata: “Maka tidak dibenarkan seseorang mengatakan bahwa lebih bersih dan lebih suci bagi para shahabat dan istri-istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan bagi generasi-generasi setelahnya tidaklah demikian. Tidak diragukan lagi bahwa generasi-generasi setelah shahabat justru lebih butuh terhadap hijab dibandingkan para shahabat, karena perbedaan yang sangat jauh antara mereka dalam hal kekuatan iman dan ilmu. Juga karena persaksian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap para shahabat, baik lelaki maupun wanita, termasuk istri-istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri bahwa mereka adalah generasi terbaik setelah para nabi dan rasul, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim. Demikian pula, dalil-dalil Al-Qur`an dan As-Sunnah menunjukkan berlakunya suatu hukum secara umum meliputi seluruh umat dan tidak boleh mengkhususkannya untuk pihak tertentu saja tanpa dalil.” (Lihat Fatawa An-Nazhar, hal. 11-10) Pada saat yang sama, ikhtilath itu sendiri menjadi sebab yang menjerumuskan mereka untuk berpacaran, sebagaimana fakta yang kita saksikan berupa akibat ikhtilath yang terjadi di sekolah, instansi-instansi pemerintah dan swasta, atau tempat-tempat yang lainnya. Wa ilallahil musytaka (Dan hanya kepada Allah kita mengadu) 2. Khalwat, yaitu berduaannya lelaki dan wanita tanpa mahram. Padahal Rasululllah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hati-hatilah kalian dari masuk menemui wanita.” Seorang lelaki dari kalangan Anshar berkata: “Bagaimana pendapatmu dengan kerabat suami? ” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Mereka adalah kebinasaan.” (Muttafaq ‘alaih, dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Jangan sekali-kali salah seorang kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali bersama mahram.” (Muttafaq ‘alaih, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma) Hal itu karena tidaklah terjadi khalwat kecuali setan bersama keduanya sebagai pihak ketiga, sebagaimana dalam hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan sekali-kali dia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa disertai mahramnya, karena setan akan menyertai keduanya.” (HR. Ahmad) 3. Berbagai bentuk perzinaan anggota tubuh yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu: “Telah ditulis bagi setiap Bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah(lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara kalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluan lah yang membenarkan atau mendustakan.” Hadits ini menunjukkan bahwa memandang wanita yang tidak halal untuk dipandang meskipun tanpa syahwat adalah zina mata . Mendengar ucapan wanita (selain istri) dalam bentuk menikmati adalah zina telinga. Berbicara dengan wanita (selain istrinya) dalam bentuk menikmati atau menggoda dan merayunya adalah zina lisan. Menyentuh wanita yang tidak dihalalkan untuk disentuh baik dengan memegang atau yang lainnya adalah zina tangan. Mengayunkan langkah menuju wanita yang menarik hatinya atau menuju tempat perzinaan adalah zina kaki. Sementara kalbu berkeinginan dan mengangan-angankan wanita yang memikatnya, maka itulah zina kalbu. Kemudian boleh jadi kemaluannya mengikuti dengan melakukan perzinaan yang berarti kemaluannya telah membenarkan; atau dia selamat dari zina kemaluan yang berarti kemaluannya telah mendustakan. (Lihat Syarh Riyadhis Shalihin karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, pada syarah hadits no. 16 22) Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan janganlah kalian mendekati perbuatan zina, sesungguhnya itu adalah perbuatan nista dan sejelek-jelek jalan.” (Al-Isra`: 32) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Demi Allah, sungguh jika kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum dari besi, maka itu lebih baik dari menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath-Thabarani dan Al-Baihaqi dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 226) Meskipun sentuhan itu hanya sebatas berjabat tangan maka tetap tidak boleh. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Tidak. Demi Allah, tidak pernah sama sekali tangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyentuh tangan wanita (selain mahramnya), melainkan beliau membai’at mereka dengan ucapan (tanpa jabat tangan).” (HR. Muslim) Demikian pula dengan pandangan, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman dalam surat An-Nur ayat 31-30: “Katakan (wahai Nabi) kepada kaum mukminin, hendaklah mereka menjaga pandangan serta kemaluan mereka (dari halhal yang diharamkan) –hingga firman-Nya- Dan katakan pula kepada kaum mukminat, hendaklah mereka menjaga pandangan serta kemaluan mereka (dari hal-hal yang diharamkan)….” Dalam Shahih Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang tiba-tiba (tanpa sengaja)? Maka beliau bersabda: ‘Palingkan pandanganmu’.” Adapun suara dan ucapan wanita, pada asalnya bukanlah aurat yang terlarang. Namun tidak boleh bagi seorang wanita bersuara dan berbicara lebih dari tuntutan hajat (kebutuhan), dan tidak boleh melembutkan suara. Demikian juga dengan isi pembicaraan, tidak boleh berupa perkara-perkara yang membangkitkan syahwat dan mengundang fitnah. Karena bila demikian maka suara dan ucapannya menjadi aurat dan fitnah yang terlarang. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Maka janganlah kalian (para istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) berbicara dengan suara yang lembut, sehingga lelaki yang memiliki penyakit dalam kalbunya menjadi tergoda dan ucapkanlah perkataan yang ma’ruf (baik).” (Al-Ahzab: 32) Adalah para wanita datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan di sekitar beliau hadir para shahabatnya, lalu wanita itu berbicara kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan kepentingannya dan para shahabat ikut mendengarkan. Tapi mereka tidak berbicara lebih dari tuntutan hajat dan tanpa melembutkan suara. Dengan demikian jelaslah bahwa pacaran bukanlah alternatif yang ditolerir dalam Islam untuk mencari dan memilih pasangan hidup. Menjadi jelas pula bahwa tidak boleh mengungkapkan perasaan sayang atau cinta kepada calon istri selama belum resmi menjadi istri. Baik ungkapan itu secara langsung atau lewat telepon, ataupun melalui surat. Karena saling mengungkapkan perasaan cinta dan sayang adalah hubungan asmara yang mengandung makna pacaran yang akan menyeret ke dalam fitnah. Demikian pula halnya berkunjung ke rumah calon istri atau wanita yang ingin dilamar dan bergaul dengannya dalam rangka saling mengenal karakter dan sifat masing-masing, karena perbuatan seperti ini juga mengandung makna pacaran yang akan menyeret ke dalam fitnah. Wallahul musta’an (Allah-lah tempat meminta pertolongan). Adapun cara yang ditunjukkan oleh syariat untuk mengenal wanita yang hendak dilamar adalah dengan mencari keterangan tentang yang bersangkutan melalui seseorang yang mengenalnya, baik tentang biografi (riwayat hidup), karakter, sifat, atau hal lainnya yang dibutuhkan untuk diketahui demi maslahat pernikahan. Bisa pula dengan cara meminta keterangan kepada wanita itu sendiri melalui perantaraan seseorang seperti istri teman atau yang lainnya. Dan pihak yang dimintai keterangan berkewajiban untuk menjawab seobyektif mungkin, meskipun harus membuka aib wanita tersebut karena ini bukan termasuk dalam kategori ghibah yang tercela. Hal ini termasuk dari enam perkara yang dikecualikan dari ghibah, meskipun menyebutkan aib seseorang. Demikian pula sebaliknya dengan pihak wanita yang berkepentingan untuk mengenal lelaki yang berhasrat untuk meminangnya, dapat menempuh cara yang sama. Dalil yang menunjukkan hal ini adalah hadits Fathimah bintu Qais ketika dilamar oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan Abu Jahm, lalu dia minta nasehat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam maka beliau bersabda: “Adapun Abu Jahm, maka dia adalah lelaki yang tidak pernah meletakkan tongkatnya dari pundaknya . Adapun Mu’awiyah, dia adalah lelaki miskin yang tidak memiliki harta. Menikahlah dengan Usamah bin Zaid.” (HR. Muslim) Para ulama juga menyatakan bolehnya berbicara secara langsung dengan calon istri yang dilamar sesuai dengan tuntunan hajat dan maslahat. Akan tetapi tentunya tanpa khalwat dan dari balik hijab. Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin dalam Asy-Syarhul Mumti’ (130-129/5 cetakan Darul Atsar) berkata: “Bolehnya berbicara dengan calon istri yang dilamar wajib dibatasi dengan syarat tidak membangkitkan syahwat atau tanpa disertai dengan menikmati percakapan tersebut. Jika hal itu terjadi maka hukumnya haram, karena setiap orang wajib menghindar dan menjauh dari fitnah.” Perkara ini diistilahkan dengan ta’aruf. Adapun terkait dengan hal-hal yang lebih spesifik yaitu organ tubuh, maka cara yang diajarkan adalah dengan melakukan nazhor, yaitu melihat wanita yang hendak dilamar. Nazhor memiliki aturan-aturan dan persyaratan-persyaratan yang membutuhkan pembahasan khusus . Wallahu a’lam. Sumber : www.asysyariah.com

Dikutip Dari: http://www.2lisan.com/tulisan/artikel/taaruf-syari-solusi-penggant

Rabu, 23 Maret 2011

Pernikahan Dini, Bukan Sekedar Alternatif


Oleh: M. Zubaydi Ilyas R.

Pernikahan Dini:Sebuah nama yang lahir dari komitmen moral dan keilmuan yang sangat kuat, sebagai sebuah solusi alternative, setidaknya menurut penawaran Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono pada tahun 1983, melalui tulisannya berjudul Bagaimana Kalau Kita Galakkan Perkawinan Remaja? Ketika fitnah syahwat kian tak terkendali, ketika seks pranikah semakin merajalela, terutama yang dilakukan oleh kaum muda yang masih duduk di bangku-bangku sekolah, tidak peduli apakah dia SMP bahkan SD, apalagi SMA maupun perguruan tinggi.
Tapi sederet pertanyaan dan kekhawatiranpun muncul. Nikah diusia remaja, mungkinkah? Siapkah mental dan materinya? Bagaimana respon masyarakat? Apa tidak mengganggu sekolah? Dan masih banyak sederet pertanyaan lainnya.
Dari sisi psikologis, memang wajar kalau banyak yang merasa khawatir: bahwa pernikahan di usia muda akan menghambat studi atau rentan konflik yang berujung perceraian, karena kekurangsiapan mental dari kedua pasangan yang masih belum dewasa betul. Hal ini terbaca jelas dalam senetron “Pernikahan Dini” yang pernah ditayangkan di salah satu stasiun televisi. Beralasan memang, bahwa mental dan kedewasaan lebih berarti dari sekedar materi, untuk menciptakan sebuah rumah tangga yang sakinah seperti yang diilustrasikan oleh sinetron tersebut.

Pernikahan Dini dalam Perspektif Psikologi

Sebetulnya, kekhawatiran dan kecemasan timbulnya persoalan-persoalan psikis dan sosial telah dijawab dengan logis dan ilmiah oleh Muhammad Fauzil Adhim dalam bukunya “Indahnya Pernikahan Dini”, juga oleh Clarke-Stewart & Koch lewat bukunya “Children Development Through”: bahwa pernikahan di usia remaja dan masih di bangku sekolah bukan sebuah penghalang untuk meraih prestasi yang lebih baik, bahwa usia bukan ukuran utama untuk menentukan kesiapan mental dan kedewasaan seseorang bahwa menikah bisa menjadi solusi alternatif untukmengatasi kenakalan kaum remaja yang kian tak terkendali.

Di kedua buku itu (dan juga di sekitar kita) ada banyak bukti empiris dan tidak perlu dipaparkan disini bahwa menikah di usia dini tidak menghambat studi, bahkan justru bisa menjadi motivasi untuk meraih puncak prestasi yang lebih cemerlang (seperti tertera sederet nama orang sukses yang melakukan pernikahan dini). Selain itu, menurut bukti-bukti (bukan hanya sekedar teori) psikologis, pernikahan dini juga sangat baik untuk pertumbuhan emosi dan mental, sehingga kita akan lebih mungkin mencapai kematangan yang puncak (Muhammad Fauzil Adhim, Indahnya Pernikahan Dini, 2002). Bahkan menurut Abraham M. Maslow, pendiri psikologi humanistik yang menikah di usia 20 tahun, orang yang menikah di usia dini lebih mungkin mencapai taraf aktualisasi diri lebih cepat dan lebih sempurna dibanding dengan mereka yang selalu menunda pernikahan. Pernikahan yang sebenarnya, menurut M. Maslow, dimulai dari saat menikah. Pernikahan akan mematangkan seseorang sekaligus memenuhi separuh dari kebutuhan-kebutuhan psikologis manusia, yang pada gilirannya akan menjadikan manusia, mampu mencapai puncak pertumbuhan kepribadian yang mengesankan ibid).

Bagaimana dengan hasil penelitian di salah satu kota di Yogya bahwa angka perceraian meningkat signifikan karena pernikahan dini? Ternyata, setelah diteliti, pernikahan dini yang rentan perceraian itu adalah pernikahan yang diakibatkan “kecelakaan” (yang disengaja). Hal ini bisa dimaklumi, sebab pernikahan karena kecelakaan lebih karena keterpaksaan, bukan kesadaran dan kesiapan serta orientasi nikah yang kuat.
Adapun urgensi pernikahan terhadap upaya menanggulangi kenakalan remaja barangkali tidak bias dibantah. Ngeri rasanya ketika kita mendengar hasil sebuah penelitian bahwa 90% mahasiswi di salah satu kota besar di negara muslim ini sudah tidak perawan lagi. Pergaulan bebas atau free sex sama sekali bukan nama yang asing di telinga kaum remaja, saat ini. Akhirnya, kata Fauzil Adhim, kita akan menyaksikan kehancuran yang berlangsung pelan-pelan, tapi sangat mengerikan: para gadis (yang sudah tidak gadis lagi) hamil di luar nikah. Na ‘udzubillah! Untuk menanggulangi musibah kaum remaja ini hanya satu jawabnya: nikah.

Pernikahan Dini dalam Perspektif Agama

Jika menurut psikologis, usia terbaik untuk menikah adalah usia antara 19 sampai 25, maka bagaimana dengan agama? Rasulullah saw. bersabda,

“Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian telah mencapai ba’ah, maka kawinlah. Karena sesungguhnya kawin lebih bisa menjaga pada pandangan mata dan lebih menjaga kemaluan. Bila tidak mampu melaksanakannya maka berpuasalah karena puasa baginya adalah kendali (dari gairah seksual)” (HR. Imam yang lima).

Hadits di atas dengan jelas dialamatkan kepada syabab (pemuda). Siapakah syabab itu? Mengapa kepada syabab? Menurut mayoritas ulama, syabab adalah orang yang telah mencap aqil baligh dan usianya belum mencapai tiga puluh tahun. Aqil baligh bisa ditandai dengan mimpi basah (ihtilam) atau masturbasi (haid bagi wanita) atau telah mencapai usia limabelas tahun. Ada apa dengan syabab?
Sebelumnya, menarik diperhatikan sabda Nabi savv,

“perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka karena tidak mengerjakannya setelah berusia sepuluh tahun dan pisahkan tempat tidurnya” (Ahmad dan Abu Dawud).

Pesan Nabi di atas, selain bermakna sebagai pendidikan bagi anak juga menyimpan sebuah isyarat bahwa padausia sepuluh tahun, seorang anak telah memiliki potensi menuju kematangan seksual. Sebuah isyarat dari Nabi saw, sembilanbelas Abad yang silam. Kini, dengan kemajuan teknologi yang kian canggih, media informasi (baik cetak atau elektronik) yang terus menyajikan tantangan seksual bagi kaum remaja, maka tak heran apabila sering terjadi pelecehan seksual yang dilakukan oleh anak ingusan yang masih di bangku sekolah dasar. Karenanya, Sahabat Abdullah bin Mas’ud ra, selalu membangun orientasi menikah kepada para pemuda yang masih single dengan mengajak mereka berdoa agar segera diberi isteri yang shalihah.
Salah satu faktor dominan yang sering membuat kita terkadang takut melangkah adalah kesiapan dari sisi ekonomi. Ini memang wajar. Tapi sebagai hamba yang beriman, sebenarnya, Kita tak perlu risih dengan yang urusan yang begitu krusial dalam sebuah rumah tangga ini. Bukankah Allah telah menjamin rezeki hamba-Nya yang mau menikah, seperti yang tersirat dalam suratal-Nur ayat 32 yang artinya, “dan jika mereka miskin maka Allah akan membuatnya kaya dengan karunia-Nya”. Bukankah Rasul-Nya juga menjamin kita dengan sabdanya, “Barang siapa yang ingin kaya, maka kawinlah”.

Dus, apapun masalahnya, yang jelas “dar’ul mafasid muqoddam ala jalbil masholih

wasalam

Selasa, 22 Maret 2011

Kisah Menyentuh Seorang Ibu Tua


kumpulan cerita motivasi kehidupan,motivasi diri,motivasi dalam kerja,motivasi islami,motivasi anak,motivasi berprestasi,motivasi inspirasi,motivasi disiplin,motivasi bisnis,tips motivasi,kata kata motivasi,puisi motivasi,sosok motivasiIni cerita dari Jepang kuno. Mudah2an bisa diambil hikmahnya...(cerita ini gw dapat dr buku pelajaran bhs Jepang)

Konon pada jaman dahulu, di Jepang ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya.

Alkisah ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang wanita tua) ke hutan untuk dibuang. Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Si anak laki-laki ini menggendong ibu ini sampai ke tengah hutan. Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah sampai di tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.
"Bu, kita sudah sampai",kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah kenapa dia tega melakukannya.
Si ibu , dengan tatapan penuh kasih berkata:"Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus. Dan sampai detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang.
Nak, Ibu tidak ingin kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan petunjuk jalan".
Demi mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak. Dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis. Dia membawa kembali ibunya pulang, dan ,merawatnya dengan baik sampai ibunya meninggal dunia.

Mungkin cerita diatas hanya dongeng. Tapi di jaman sekarang, tak sedikit kita jumpai kejadian yang mirip cerita diatas. Banyak manula yang terabaikan, entah karena anak-anaknya sibuk bisnis dll. Orang tua terpinggirkan, dan hidup kesepian hingga ajal tiba. kadang hanya dimasukkan panti jompo, dan ditengok jkalau ada waktu saja.

Kiranya cerita diatas bisa membuka mata hati kita, untuk bisa mencintai orang tua dan manula. Mereka justru butuh perhatian lebih dari kita, disaat mereka menunggu waktu dipanggil Tuhan yang maha kuasa. Ingatlah perjuangan mereka pada waktu mereka muda, membesarkan kita dengan penuh kasih sayang, membekali kita hingga menjadi seperti sekarang ini.

Minggu, 20 Maret 2011

Cinta



‎​Apakah telapak tanganmu berkeringat, jantungmu berdetak cepat, dan suaramu tercekat saat berada di dekatnya?
* Itu bukan Cinta, itu Suka.

Apakah kamu tak bisa melepaskan pandangan atau genggaman dari dirinya?
* Itu bukan Cinta, itu Nafsu.

Apakah kamu menginginkan dia saat dia sedang tidak ada?
* Itu bukan Cinta, itu Kesepian.

Apakah kamu ada di sana karena itulah yang diinginkannya?
* Itu bukan Cinta, itu Kesetiaan.

Apakah kamu menerima pengakuan cintanya karena kamu tak ingin menyakitinya?
* Itu bukan Cinta, itu Kasihan.

Apakah kamu ada di sana karena dia memelukmu atau menggenggam tanganmu?
* Itu bukan Cinta, itu Ketergantungan.

Apakah kamu ingin memiliknya karena tatapan matanya membuat hatimu berdegup kencang?
* Itu bukan Cinta, itu Tergila-gila.

Apakah kamu memaafkan kesalahannya karena kamu peduli padanya?
* Itu bukan Cinta, itu Persahabatan.

Apakah kamu mengatakan padanya setiap hari bahwa dialah satu-satunya orang yang kamu pikirkan?
* Itu bukan Cinta, itu Dusta.

Apakah kamu ingin memberikan semua benda kesayanganmu untuknya?
* Itu bukan Cinta, itu Sikap dermawan.

Apakah kamu tertarik pada orang lain, tapi tetap setia mendampinginya tanpa pernah menyesal?
* Barulah itu Cinta.

Apakah kamu menerima segala kesalahan dan kekurangannya karena itulah bagian dari dirinya?
* Barulah itu Cinta.

Apakah kamu menangis saat dia sedih meskipun dia kuat?
* Barulah itu Cinta.

Apakah kamu memaafkannya dan bersedia tetap bersamanya saat dia menyakiti?
* Barulah itu Cinta.

Apakah kamu tetap setia apapun yang terjadi, baik saat gembira maupun sengsara?
* Barulah itu Cinta.

Apakah kamu bersedia memberikan hatimu, hidupmu, dan matimu untuknya?
* Ya, itulah Cinta.

Sekarang, tarik perlahan nafas anda. Dan pejamkan mata anda. Bayangan siapa yg pertama kali muncul?

Kemungkinan besar dialah orang yg anda Cintai...

Indahnya berbagi... Indahnya Memiliki Seseorang yang Mencintai Anda...

MENGAPA DOA TIDAK DIKABULKAN.??

Ketika doa tidak dikabulkan, mengapa?

Segala puji bagi Alloh SWT yang senantiasa memberikan anugerah bagi kita sekalian.

Sholawat salam semoga senantiasa tecurah pada baginda Nabi Muhammad SAW.

Islam sedah mengajarkan kepada kita semua agar senantiasa berdo`a kepada Alloh SWT,
Bahkan dalam sebuah Hadits bersabda ;

Berdo`a Itu Ibadah

(HR.AbuDaud dari An-Nu`man bin basyir r.a Kitab Al-Adzkar Hal 345)

Firman Allah SWT ;

“Dan Tuhanmu berfirman : Berdo`alah kepada-KU niscaya akan aku kabulkan.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku mereka akan masuk neraka jahanam dengan penuh kehinaan “ (Q.S. Al-Mu`min:60)

Ayat di ataas sangat jelas, bahwa Alloh SWT yang Maha Mendengar akan mengabulkan
Do`a hamba-Nya. Namun dalam kenyataannya, masih sering kita mendengar keluhan dari banyak saudara kita, “setiap hari aku menengadahkan tangan memohan kepada Alloh SWT,
Tetapi apa yang dimintanya tidak kunjung di jawab”. Timbul pertanyaan “Mengapa permohonan kita itu masih belum di kabulkan oleh Alloh SWT ?”

Untuk mengetahui kendala-kendaladi kabulkannya do`a tersebut, berikut nasehat seorang Syekh Imam Ibrahim bin Adam’ yang di tukil dari “Kitab Hayatul Qulub”.

Diriwayatkan oleh ‘Imam Syaqiq Al-Balkhi’, bahwa ketika Imam Ibrahim berjalan ke pasar Basrah (Kota terkenal di Iraq), beliau menerima pertanyaan dari sebagian penduduk “Mengapa nasib kami masih belum berubah, padahal siang dan malam kami selalu berdo`a, padahal Alloh SWT telah berjanji akan mengabulkan-Nya”.

Syekh Imam Ibrahim bin Adham menjawab dengan tegas: “Wahai penduduk Basyrah ! Hati kalian telah mati pada sepuluh perkara, maka bagaimana mungkin do’a kalian akan dikabulkan.?”

Kemudian beliau menyampaikan sepuluh kendala tersebut, yaitu:

  1. “Kalian mengenal Alloh SWT, tetapi tidak memenuhi hak-Nya.”
  2. “Kalian membaca Al-Quran tapi tidak mengamalkan isi-Nya.”
  3. “Kalian mengaku cinta kepada Rasululloh, tetapi sunah-Nya ditinggalkan,”
  4. “Kalian mengaku memusuhi syetan, tetapi mematuhi dan menyetujuinya.”
  5. “Kalian mengaku ingin masuk surga, tetapi tidak mau beramal untuk [meraih]-nya.”
  6. “Kalian mengaku ingin selamat dari api neraka, tetapi menjerumuskan diri kalian sendiri kedalamnya.”
  7. “Kalian sibuk memeikirkan dan mengurus aib saudara kalian, tetapi tidak melihat aib diri sendiri.”
  8. “Kalian memerintah kepada manusia untuk berbuat baik, tetapi melupakan diri sendiri.”
  9. “Kalian memerintahkan orang lain untuk mengeluarkan zakat, tetapi engkau tidak mengeluarkannya.”
  10. “Kalian ikut menguburkan orang yang meninggal, tetapi tidak mengambil pelajaran dari peristiwa itu.”

Jumat, 18 Maret 2011

Konspirasi Bisnis Yahudi


SEJAK dulu Yahudi dikenal oleh sejumlah lapisan masyarakat dunia sebagai ras yang andal dan pintar, bahkan beberapa menyebutnya unggul. Tak mengherankan bila nama- nama orang besar dunia datang dari kalangan Yahudi.

Mereka begitu mendominasi sejumlah bidang penting,terlebih perekonomian dunia. Nama-nama seperti George Soros,Paul Wolfowitz, Condeleeza Rice, George W Bush, atau William Fox, Harry Warner, serta Rupert Murdoch adalah bukti nyatanya. Buku Mafia Bisnis Yahudi karya Nando Baskara merekam tentang segala bentuk perjuangan kaum Yahudi sejak dulu dalam usahanya meletakkan ”dominasi” atas dunia, terlebih dari sisi ekonomi.

Yahudi dalam bentuk jaringan Zionis berusaha menguasai kantong-kantong vital ekonomi dunia yang kemudian dijadikan senjata bagi mereka untuk menunggangi banyak negara. Kini, dengan menggenggam banyak perusahaan kelas dunia, bank-bank internasional, serta ”menjinakkan” negara-negara superpower, Yahudi siap melangkah lebih jauh, lebih kuat, dan lebih ”kejam” untuk benarbenar menguasai dunia.

Dalam konstelasi ekonomi global, Yahudi telah menguasai IMF, World Bank, WTO, dan lain-lain via Amerika. IMF, misalnya, berhasil mendikte kebijakan ekonomi dan politik suatu negara,agar sesuai dengan kepentingan Yahudi dan Amerika.IMF dan Bank Dunia dijadikan Yahudi sebagai sarana mewujudkan kepentingan tirani dan penjajahan ekonomi karena hal ini merupakan prioritas penting kaum Yahudi.

Yahudi terbilang mulus ”menggenggam” beberapa nama perusahaan besar dunia. Sebut saja General Electric, Caltex, Exxon, The New York Times, CNN, StarTV, Warner& Bross Company, atau Coca Cola Company yang konon telah membantu kaum Yahudi sejak tiga dasawarsa terakhir. Menurut kalangan penganut teori konspirasi, dinasti perbankan internasional Rothschild dan Rockefeller adalah anggota-anggota Freemasonry (organisasi rahasia Yahudi).

Keluarga Rothschild mengendalikan Bank of England dan keluarga Rockefeller menguasai minyak dunia melalui perusahaan minyak Standard Oil.Perusahaan minyak ini kemudian memecah diri menjadi ExxonMobil dan Chevron. Adapun para petinggi Chevron antara lain Dick Cheney dan Condeleeza Rice.Para petinggi di AS berambisi menjadi penguasa dalam satu ”Pemerintahan Dunia”.

Mereka merasa memiliki legitimasi untuk memerintah dan mengeksploitasi sumbersumber alam di berbagai belahanduniauntukdinikmatibersama dengan rakyat lokal.Tentu saja bagian terbesar dari sumber daya alam tersebut dibawa ke AS. Penguasaan ekonomi global dan pembentukan ”Pemerintahan Dunia” di bawah kendali kaum kapitalis itu,setidaknya dalam perspektif konspirasi, juga tampak dari kenyataan dominasi mata uang dolar AS di dunia sekarang.

Berbagai transaksi perdagangan dunia menggunakan dolar. Sepertinya, tujuan diciptakannya dolar untuk menguasai dunia melalui dominasi mata uang (hlm 46). Tak cuma mata uang,orangorang Yahudi telah berhasil menguasai sistem moneter internasional.

Fund managerdi dunia yang berperan besar di pasar uang dan spekulasi valuta seperti Soros Management Fund, Quantum Fund, dan GoldmanSachsebaianbesardikuasai Yahudi.Demikian juga pusat keuangan di Wallstreet, New York dan sirkulasi keuangan di AS telah dikuasai oleh orang-orang Yahudi sejak awal abad ke-20.

Dalam perdagangan valuta asing,setiap sepuluh broker, sembilan di antaranya adalah orang-orang Yahudi.Di Prancis, sebagian saham yang tersebar di berbagai bidang kehidupan adalah milik orangorang Yahudi. Yahudi juga berhasil memperdayai sebagian besar negara- negara miskin melalui utang/pinjaman ”lunak”.

Utang yang diberikan oleh negara- negara kapitalis kepada negara-negara miskin dan berkembang merupakan senjata politik ampuh untuk memaksakan kebijakan politik dan ekonominya.Tujuan mereka (baca: negara kapitalis) memberi utang bukanlah untuk membantu negara lain, melainkan untuk kemaslahatan, keuntungan,dan eksistensi mereka sendiri.

Mereka menjadikan negara-negara pengutang sebagai alat sekaligus ajang untuk mencapai kepentingan mereka. Kehadiran buku ini sama sekali tidak bermaksud untuk memuja,mendambakan,atau sebaliknya, mencaci dan menyudutkan ras Yahudi, termasuk gerak-gerik penguasaan kaum mereka atas perekonomian dunia.

Sebaliknya,buku ini merupakan usaha untuk menghadirkan lebih dekat tentang bagaimana Yahudi berusaha menguasai dunia. Buku ini mengajak mengenali betapa mutakhirnya sistem konspirasi yang dianut dan dijalankan kaum Yahudi.

Tujuannya jelas agar manusia,terlebih bangsa ini, tidak termasuk sebagai sasaran konspirasi Yahudi atau kalaupun memang sudah terbelenggu olehnya, apa yang harus dilakukan segara.

Oleh: Joko Riyanto, Koordinator Riset Pusat Kajian dan Penelitian Kebangsaan (Puskalitba) Solo

Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/resensi-buku/konspirasi-bisnis-yahudi-2.html

Selasa, 15 Maret 2011

Kisah Tentang Nabi-Nabi Palsu




وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي كَذَّابُونَ ثَلَاثُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي .

“Sesungguhnya akan ada tiga puluh orang pendusta di tengah umatku. Mereka semua mengaku nabi. Padahal, aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku.

Takhrij

Hadits ini diriwayatkan Abu Dawud (3710), At-Tirmidzi (2145), Ibnu Majah (3942), Ahmad (21361), Al-Baihaqi dalam Dala`il An-Nubuwwah (2901), Ibnu Wadhdhah dalam Al-Bida’ (249), Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (8509), Ibnu Hibban dalam Shahihnya (7361), dan Ath-Thabarani dalam Musnad Asy-Syamiyyin (2623); dari Tsauban bin Bujdud RA. At-Tirmidzi berkata, “Ini adalah hadits hasan shahih.” Al-Hakim berkata, “Hadits ini shahih menurut syarat Al-Bukhari dan Muslim, namun mereka berdua tidak mengeluarkannya.” Syaikh Al-Albani menshahihkan hadits ini dalam Tahqiq Misykat Al-Mashabih (5406), Shahih Sunan Abi Dawud (4252), Shahih Sunan At-Tirmidzi (2219), dan Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir (2654).

Dengan matan sedikit berbeda, hadits tentang akan munculnya nabi palsu juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari (3340), Muslim (7526), At-Tirmidzi (2144), Ahmad (6930), dan Ath-Thabarani dalam Al-Kabir (199); dari Abu Hurairah RA.

Rahasia “Penutup Para Nabi”

Fakta akan munculnya nabi-nabi palsu, jauh-jauh hari sudah dikabarkan oleh Rasulullah SAW. Demikianlah yang tersirat dari sabda beliau, “Aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku.” Dan, demikian pula yang difirmankan Allah SWT, “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi.” (Al-Ahzab: 40)

Kata “penutup para nabi,” menyiratkan makna bahwa akan muncul nabi-nabi palsu, baik itu pada masa hidup Nabi Muhammad SAW maupun pasca beliau wafat. Fakta pun berbicara di kemudian hari, dimana sabda Nabi ini menemukan buktinya. Dan, kebenaran sabda ini tentu saja adalah sebagian dari mukjizat beliau.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata, “Secara tekstual hadits ini menyebutkan bahwa tiga puluh orang tersebut semuanya mengaku nabi. Inilah dia rahasia sabda Nabi pada akhir hadits sebelumnya, ‘Dan sesungguhnya aku adalah penutup para nabi.’ Hal ini juga bisa berarti bahwa yang mengaku sebagai nabi di antara mereka hanya tiga puluh orang, sementara selebihnya adalah para pendusta saja namun mereka menyeru kepada kesesatan.”

Nabi Palsu Pada Masa Nabi SAW dan Khulafaur Rasyidin

Pada masa Nabi, muncul Nabi palsu di Yaman bernama Abhalah bin Ka’ab bin Ghauts Al-Kadzdzab, atau yang lebih dikenal sebagai Al-Aswad Al-Ansi. Al-Aswad pernah mengirim surat kepada Rasulullah SAW, “Hai orang-orang yang membangkang kepada kami, kembalikanlah tanah kami yang telah kalian rampas. Berikan kepada kami apa yang telah kalian kumpulkan, karena kami lebih berhak memilikinya. Adapun kalian, cukuplah kalian dengan apa yang kalian miliki.”

Al-Aswad mati dibunuh oleh istrinya, Idzan, yang bekerja sama dengan pasukan kaum muslimin dalam strategi yang jitu. Berita matinya Al-Aswad sampai ke Madinah pada pagi hari wafatnya Rasulullah SAW. Namun, ada juga riwayat yang mengatakan bahwa kabar tersebut sampai Madinah ketika Khalifah Abu Bakar baru saja selesai mempersiapkan pasukan Usamah.

Di Yamamah, juga muncul nabi palsu bernama Musailimah bin Tsumamah bin Habib Al-Kadzdzab. Musailimah (bukan Musailamah) pernah datang kepada Nabi bersama rombongannya dari Bani Hanifah. Dia berkata, “Jika Muhammad menyerahkan perkara ini kepadaku setelah dia meninggal, aku akan mengikutinya.”

Mendengar apa yang dikatakan Musailimah, Nabi bersabda, “(Jangankan kenabian), kamu minta tongkat ini dariku saja tidak akan aku berikan. Sungguh, jika kamu pergi, niscaya Allah akan menyembelihmu. Sesungguhnya telah diperlihatkan kepadaku apa yang akan terjadi padamu.”

Nabi benar. Musailimah mati oleh Wahsyi bin Harb. Dia lempar Musailimah dengan tombak, Musailimah mati pada masa kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Masih pada masa Nabi, dari Bani Asad muncul nabi palsu bernama Thulaihah bin Khuwailid bin Naufal. Pada tahun sembilan Hijrah, dia datang bersama kaumnya kepada Nabi dan menyatakan keislamannya. Ketika Nabi sakit keras, dia memproklamirkan dirinya sebagai nabi. Dia ingin menggantikan Nabi Muhammad SAW sepeninggal beliau.

Thulaihah dan pasukannya pernah beberapa kali bertempur dengan kaum muslimin dan selalu kalah. Bersama istrinya, dia kabur ke Syam (sekarang Suriah). Dia mendapatkan hidayah dan kembali ke pangkuan Islam. Thulaihah mati syahid dalam Perang Nahawand tahun 21 H.

Ada juga nabi palsu bergender perempuan. Sajah binti Al-Harits bin Suwaid namanya. Dia berasal dari Bani Tamim. Dia memproklamirkan kenabiannya setelah Nabi wafat dan ketika kaum muslimin sedang sibuk memerangi kaum murtaddin. Sajah tidak pernah terlibat peperangan langsung dengan kaum muslimin. Justru dia ‘bersaing’ dengan sesama nabi palsu, yakni Musailimah, yang sempat memperistrinya selama tiga hari. Dia tinggal di tengah-tengah kaumnya hingga masa kekhalifahan Muawiyah bin Abi Sufyan, sebelum akhirnya dia diusir oleh Muawiyah.

Nabi Palsu Pasca Khulafaur Rasyidin

Dalam ‘Aun Al-Ma’bud Syarh Sunan Abi Dawud, Imam Abu Ath-Thayyib Abadi menyebutkan sebuah atsar dari Ibnu Abi Hatim dari Abu Zumail; Ada seorang laki-laki bertanya kepada Ibnu Abbas RA, “Hai Ibnu Abbas, sesungguhnya Al-Mukhtar bin Abi Ubaid mengaku bahwa tadi malam dia mendapatkan wahyu.” Ibnu Abbas berkata, “Dia benar.” Abu Zumail yang saat itu berada di dekat Ibnu Abbas langsung tersentak. Dia bangun dan berkata, “Ibnu Abbas mengatakan Al-Mukhtar benar telah mendapatkan wahyu?”

Kata Ibnu Abbas, “Sesungguhnya wahyu itu ada dua macam; wahyu dari Allah dan wahyu dari setan. Wahyu Allah diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad SAW. Sedangkan wahyu setan diturunkan kepada kawan-kawannya.” Lalu, Ibnu Abbas pun membaca ayat, “Sesungguhnya setan itu memberikan wahyu kepada kawan-kawannya untuk membantah kalian.” (QS. Al-An’am: 121)

Pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan Al-Umawi, juga ada nabi palsu bernama Al-Harits bin Said Al-Kadzdzab. Dulunya, ia adalah seorang zuhud yang ahli ibadah. Namun sayang, ia tergelincir dari jalan Allah dan mengikuti jalan setan. Ia didatangi iblis dan diberi ‘wahyu.’ Ia bisa membuat keajaiban2 laksana mukjizat seorang nabi. Saat musim panas, ia datangkan buah-buahan yang hanya ada pada musim dingin. Dan ketika musim dingin, ia datangkan buah-buahan musim panas. Sehingga, banyak orang yang terpesona dan mengikuti kesesatannya.

Al-Harits ditangkap oleh Khalifah Abdul Malik. Ia disuruh bertaubat dan diberi kesempatan untuk bertaubat. Sejumlah ulama didatangkan untuk menyadarkannya. Tapi ia enggan. Ia tetap dalam kesesatannya. Akhirnya, Abdul Malik pun menjatuhkan hukuman mati padanya. Al-Ala` bin Ziyad berkata, “Aku tidak iri sedikit pun pada kekuasaan Abdul Malik. Tapi aku iri dengan vonis matinya terhadap Al-Harits. Sebab, Rasulullah SAW bersabda, ‘Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum muncul tiga puluh orang dajjal pendusta yang semuanya mengaku nabi. Oleh karena itu, barangsiapa yang mengaku nabi, maka bunuhlah ia. Dan barangsiapa yang membunuh salah seorang dari mereka, maka ia akan masuk surga’.” (HR. Ibnu Asakir)

Dua Sebab Munculnya Nabi Palsu

Setidaknya ada dua hal yang membuat seseorang mengaku nabi dan atau mendapatkan wahyu setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Pertama, karena kebodohannya. Dan kedua, karena nafsu duniawi.

Dikarenakan kebodohan terhadap ajaran agama, seseorang yang lemah imannya sangat mudah digelincirkan setan. Dengan segala kelihaian dan kecerdikannya, setan bisa membuat seseorang merasa sangat yakin bahwa bisikan yang diterimanya adalah wahyu dari Allah melalui utusannya, Malaikat Jibril. Padahal, itu tak lain adalah bisikan setan

Dan, dikarenakan nafsu duniawi, baik itu motivasi materi ataupun kedudukan, seseorang bisa saja mengaku sebagai nabi dengan cara-cara yang dipoles sedemikian rupa. Anehnya, masih saja ada orang ‘Islam’ yang percaya kepada nabi palsu. Dan tak kalah aneh, ada pula yang menganggap nabi palsu sebagai seorang mujaddid! Wallahu a’lamu bish-shawab.*

Foto: Sergei Torop, mantan polisi lalu lintas di Siberia, Moscow yang pernah mengaku sebagai Nabi dan memiliki 5000 lebih pengikut. Nampak Torop sedang mengadakan kebaktian di desanya Petropavlovka/gettyimage


Senin, 14 Maret 2011

BERBAGAI DOA BAGI BERKAH KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Doa Diberi Akhlak Yang Baik :

Allahummahdini liahsanil akhlaqi fa innahu la yahdi liahsaniha illa anta, wasrif ‘anni sayyiaha fa innahu la yasrifu sayyiaha illa anta.

Artinya: “Ya Allah, tunjukkanlah aku pada akhlak yang paling baik, karena sesungguhnya tidak ada yang bisa menunjukkan kepadanya selain Engkau, dan jauhkanlah aku dari keburukan akhlak karena sesungguhnya tidak ada yang bisa menjauhkannya melainkan Engkau.”

Doa Agar Dikabulkan Maksudnya:

Allahumma innaka ta’lamu sirri wa ‘allaniyati faqbal ma’zirati.

Artinya: “Ya Allah, Engkau mengetahui apa yang aku sembunyikan dan yang aku lahirkan maka terimalah uzurku (niatku).”

Doa Menerima Kabar Gembira

Alhamdulillahi rabbil ‘alamina hamdan yuwafi ni’amahu wa yukafi’u mazidahu.

Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan yang memelihara segala alam pujian yang menyamai nikmat-Nya dan menandingi keutamaan-Nya.”
It means: “All praises are to Allah the God who nurtures all the universe similar to His comforts and comparable to His prominences.”

Doa Agar Permohonan Dikabulkan

Allahumma inni a’uzubika min ‘ilmin la yanfa’u wa qalbin la yakhsya’u wa du’ain la yusma’u wa nafsin la tasyba’u.

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari ilmu yang tidak berguna, dari hati yang tidak pernah tenang, dari doa yang tidak didengar, dan dari nafsu yang tidak pernah kenyang.”

Doa Panjang Umur

Allahumma tawwil ‘umurana fi ta’atika wa ta’ati rasulika waj’alna min ‘ibadikas salihina.

Artinya: “Ya Allah panjangkanlah umur kami dalam mentaati-Mu, dan mentaati utusan-Mu serta jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Doa Ketika Menderita Sakit Berat

Allahumma in kana ajali qad hadara fa arihni wa in kana muta-akhkhiran farfa’ni wa in kana bala-an fasabbairni.

Artinya: “Ya Allah, jika ajalku telah datang dalam sakitku ini, maka senangkanlah aku, jika masih jauh hilangkanlah penyakitku, dan jika sebagai cobaan, maka berikanlah kesabaran padaku.”

Doa Setelah Minum Obat Agar Cepat Sembuh

Bismillahisy syafi, bismillahil kafi, bismillahil mu’afi, bismillahil lazi la yadurru ma’asmihi syai’un fil ardi wa la fis sama’i wa huwas sami’ul ‘alim.

Artinya: “Dengan nama Allah Tuhan yang menyembuhkan. Dengan nama Allah Tuhan yang mencukupkan. Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatupun yang berbahaya baik di bumi maupun di langit. Dan Dia adalah Tuhan yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Doa Perlindungan dari Segala Macam Penyakit

Allahumma inni a’uzubika minal barasi wal jununi wal juzami wa sayyi’il asqami.

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit celup, penyakit gila, penyakit kusta, dan penyakit-penyakit buruk lainnya.”

Doa Bila Selesai Berdoa

Subhana rabbika rabbil ‘izzati ‘amma yasifuna wa salamun ‘alal mursalina wal hamdulillahi rabbil ‘alamina.

Artinya: “Maha suci Tuhan-mu, Tuhan yang Mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan kepada Rasul-rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.”

Doa Melihat Seorang Mendapat Bencana

Alhamdulillahil lazi ‘afani mimmabtalaka bihi, wa faddalani ‘ala kasirin mimman khalaqa tafdila.

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah me’afiatkan (menyehatkan) aku dari penyakit yang menimpamu, dan telah mengutamakan aku atas kebanyakan makhluk-Nya.”

Doa Dikala Sakit Panas

Bismillahil kabiri na’uzu billahil ‘azimi min syarri ‘irqin na’arin wa min syarrin nari.

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Besar, kami berlindung kepada Allah Yang Maha Agung dari kejahatan peluh yang mendidih dan kejahatan panasnya api.”

Doa Menghilangkan Rasa Marah :

A’uzubillahi minasy syaitanir rajimi. Allahummagfirli zanbi wazhab gaiza qalbi wa ajirni minasy syaitanir rajimi.

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk. Ya Allah, ampunilah dosaku dan hilangkanlah kepanasan hatiku dan lepaskanlah aku dari gangguan syetan yang terkutuk.”

Doa Menghadapi Orang Sedang Marah :

La ilaha illallahul halimul hakimu, subhanallahi rabbus samawatis sab’a wa rabbul ‘arsyil ‘azimi, la ilaha illa anta ‘azza jaruka wa jalla sana’uka.

Artinya: “Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Kasih Yang lagi Maha Bijaksana, Maha suci Allah Tuhan yang memelihara tujuh langit dan yang memelihara ‘arsy yang besar tiada Tuhan melainkan Engkau, sangat kuat perlindungan-Mu dan Maha tinggi perlindungan-Mu.”

Doa Menjauhkan Permusuhan :

Allahumma la tusymit bi ‘adwwi wa la tasu’ubi sadiqi wa la taj’al musibati fi dini wa la taj’alid dunya akbara hami wa la tusallit ‘alayya man la yarhamuni ya hayyu ya qayyumu.

Artinya: “Ya Allah, janganlah jadikan musuhku gembira karena kesusahanku, dan janganlah jadikan temanku membuat kejahatan terhadapku dan janganlah jadikan kemalanganku dalam urusan agamaku dan janganlah jadikan kepentingan dunia menjadi pusat perhatianku dan janganlah jadikan orang yang tidak berbelas kasihan ber maha raja lela atasku, wahai Tuhan yang hidup yang berdiri sendiri.”

Doa Ketika Melihat Jenazah

Subhanal hayyil lazi la yamutu. Allahummagfir lihazal mayyiti warhamhu wa anis fil qabri wahdatahu wa gurabatahu wa nawwir qabrahu.

Artinya: “Maha suci Zat Yang Hidup yang tidak akan mati. Ya Allah, ampunilah mayit ini dan sayangilah dia, dan temanilah dia di dalam kesendirian dan keasingannya di dalam kubur, dan terangilah kuburannya.”

Doa Ketika Mendengar Kematian Sanak Famili

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’una wa inna ila rabbina lamunqalibuna. Allahummaktubhu ‘indaka fil muhsinina, waj’al katabahu fi ‘illiyyina wakhluf fi ahlihi fil gabirina.

Artinya: “Sesungguhnya kami milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya dan kami pasti akan kembali kepada Tuhan kami. Ya Allah! Tulislah dia (yang meninggal dunia) termasuk golongan orang-orang yang berbuat kebaikan di sisi Engkau dan jadikanlah tulisannya itu dalam tungkatan yang tinggi serta gantilah ahlinya dengan golongan orang-orang yang pergi.”

Doa Ziarah Kubur

Assalamu’alaikum ya ahlad diyari minal mu’minina wal muslimina wa inna insya’allahu bikum lahiquna. As’alullaha lana wa lakumul ‘afiyata.

Artinya: “Salam sejahtera bagimu wahai penghuni kampung orang-orang mukminin dan muslimin. Kami pun insyaallah akan bertemu dengan anda sekalian. Kumohon pada Allah kesejahteraan bagi kami dan bagi anda sekalian.”

Doa Melihat Barang yang Disukai

Alhamdulillahil lazi bini’matihi tatimmus salihatu.

Artinya: “Segala puji bagi Allah, yang dengan segala nikmat-Nya sempurnakanlah segala kebajikan.”

Doa Melihat Barang yang Dibenci

Alhamdulillahi ‘aaa kulli halin.

Artinya: “Segala puji bagi Allah atas tiap-tiap keadaan.”

Doa Mohon Diketemukan Barang yang Hilang

Allahumma ya rabbad dallati wa ya hadiyan minad dalalati rudda dallati.

Artinya: “Ya Allah Tuhan dari sesuatu yang hilang, ya Tuhan yang memberikan petunjuk dari kesesatan, kembalikanlah barangku yang hilang.”

Hikmah Pagi: Menjadi Mulia Tak Perlu Menunggu Kaya


Ini sebuah kisah nyata: ada dua orang wanita yang tinggal serumah. Keduanya selalu menyisihkan sebagian harta yang dititipkan Allah pada mereka dengan cara berinfak. Hal ini mungkin bukan sesuatu yang menarik untuk dibicarakan. Tetapi tunggu, ulama tersebut melanjutkan kisahnya.

Siapakah kedua wanita yang tinggal dalam satu atap itu? Mereka bukanlah anak dan ibu atau kakak beradik. Lalu, siapakah gerangan mereka? Keduanya tak lain adalah seorang majikan dan pembantunya.

Tanpa diketahui oleh masing-masing, sang pembantu selalu menyisihkan rezeki yang diperoleh setiap kali menerima gaji, demikian pula dengan sang majikan. Secara logika kita pastinya berfikir bahwa penghasilan sang majikan lebih besar dari sang pembantu, maka infaknya pun tentu akan lebih besar. Sang pembantu, berapalah ia mampu infakkan, apalagi harus berbagi dengan kebutuhan hidup dan biaya pendidikan anak-anaknya.

Namun, Allah mempunyai matematika lain. Dengan gaji tak seberapa plus dipotong infak, ia hidup cukup. Anak-anaknya bersekolah sampai jenjang tertinggi.

Tentu saja bagi orang beriman yang mengakui bahwa hanya Allah yang berkuasa memberi rezeki, tak kan pernah heran atau terlontar tanya seperti demikian. Karena sudah jelas tercantum firman-Nya dalam Alquran:

“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 261).

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka, dan mereka akan mendapat pahala yang mulia.” (QS Al-Hadid: 18)

Demikianlah, Allah telah banyak menunjukkan salah satu contoh kekuasaan-Nya melalui kisah serupa. Sebagai sebuah pelajaran supaya cukuplah Allah tempat kita menyandarkan keyakinan sepenuhnya atas rezeki yang diberikan-Nya. Di samping itu kita tidak perlu merasa khawatir untuk bersedekah atau menginfakkan sebagian rezeki yang Allah titipkan tersebut karena janji Allah pastilah benar adanya. Kita pun tak perlu menunggu menjadi orang kaya untuk berbagi rezeki demi mendapatkan kemuliaan di hadapan-Nya.

“.... Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”(QS Al Hujuraat [49]:13).

Kamis, 10 Maret 2011

Do’a Hari Ini


Bismillahirrahmanirrahim..

Wahai ALLAH..
Wahai Sang Pemilik Jiwa anak-anak Adam dan Hawa..
Wahai yang mendetakkan jantung ini..
Wahai yang selalu menganugerahkan nikmat yang tiada terkira..
Wahai yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang..
Ampuni hamba yang seringkali lalai mengingat-MU..
Ampuni hamba yang seringkali alpa menjalankan perintah-MU..

Wahai ALLAH..
Seiring berjalannya sang waktu..
Jadikanlah kehidupan hamba sebagai kesempatan untuk memperbanyak amal sholeh..
Jadikanlah hamba buah tutur yang baik bagi orang-orang di sekeliling hamba..
Anugerahkanlah kepada hamba karunia-MU..
Luaskanlah rizqi hamba yang baik dan halal..
Baguskanlah agama, dunia dan akhirat hamba..

Wahai ALLAH..
Jangan biarkan hamba terpuruk dan terhina dalam dosa dan maksiat..
Peliharalah daging dan kulit hamba dari siksa kubur dan neraka..
Jangan Engkau hinakan hamba di akhirat-MU nanti..
Wafatkan hamba dalam iman dan Islam secara sempurna dalam keridhoan-MU..
Wafatkan hamba dalam keadaan husnul khotimah..
Masukkanlah hamba ke dalam surga-MU dengan rahmat-MU ketika hamba kembali kepada-MU..

Wahai ALLAH..
Panjangkanlah umur hamba untuk selalu taat kepada-MU..
Jadikan umur hamba, umur yang penuh barokah..
Jadikan umur yang tersisa ini membawa maslahat bagi orang tua hamba..
Jadikan umur yang tersisa ini membawa maslahat bagi keluarga hamba..
Jadikan umur yang tersisa ini membawa maslahat bagi orang yang hamba sayangi..
Jadikan umur yang tersisa ini membawa maslahat bagi sebanyak-banyaknya hamba-MU yang lain..

Rabbanaa aatinaa Fid dun-yaa hasanah wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaaban naar. Subhaana robbika robbil ‘izzati ‘amma yashifuun wa salaamun ‘alal mursaliin. Wal hamdulillaahi robbil ‘aalamiin..

Senin, 07 Maret 2011

Arti Sebuah Keberhasilan, Bagaikan Itik


Bila anda melakukan sesuatu yang baik dan orang memuji, lalu ada merasa senang, maka itu tak apa. Rasa senang muncul bukan karena kehendak anda. Rasa senang itu bagai belaian alam yang mengusap keringat anda; mengubah butir-butirnya menjadi gula-gula pemanis.

Namun, bila kemudian anda menikmatinya dan bekerja demi memperoleh kesenangan dari pujian itu, maka itu mara. Itu petaka.

Saat itu anda telah kehilangan kebebasan dalam berkebaikan.
Anda seolah bekerja keras agar orang lain puas, padahal gelisah menanti ceceran remah-remah sanjungan. Jangan demikian.

Jangan timbang keberhasilan anda dari seberapa tinggi salut orang lain pada anda.

Seluruh bakat anda anugerah alam, maka kembalikan ia pada alam.
Lepaskan itu sebagaimana anda melepaskan rajawali. Seperti kata seorang pujangga bahwa rajawali milik langit, biarkan ia ditelan langit.


Bekerjalah sebagaimana itik berenang di telaga. Ia melaju dengan tenang dan cantiknya, tanpa membuat permukaan air menjadi berkecipak dan berisik.

Ia pun tak perlu membuat sekujur tubuhnya basah kuyup atau merusakkan bulu-bulunya. Bahkan, berenangnya itik itu sendiri selalu menambah keindahan pandangan seluruh telaga.

Namun, tahukah kita bahwa di dalam air sepasang kakinya bekerja keras mengayuh-ayuh. Dan, itu tak tampak oleh mata yang memandangnya.

Kita dapat bekerja dengan keras dan gigih. Dan untuk itu, kita memang tak perlu menyembunyikan luruhan keringat dan tarikan nafas panjang kelelahan, namun kita dapat mengubahnya sebagai sebuah kesukacitaan.

Itu hanya tercapai bila kita meletakkan sumbangsih kerja kita dalam bingkai indah tentang peraihan hidup.

Karena kerja adalah bagian dari hidup, maka jangan biarkan kerja jadi noda tinta dalam lukisan tentang kehidupan kita.

sungguh Allah swt adalah maha sebaik-baik maha pemberi balasan

Sabtu, 05 Maret 2011

Muhasabah


Mengadakan evaluasi diri atau muhasabah memang merupakan tuntunan Islam. Hal itu diungkapkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Hasyr [59] : 18).

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, suatu siang para sahabat sedang bersama Rasulullah SAW. Lalu, datanglah suatu kaum yang keadaannya sangat memprihatinkan. Wajah Rasulullah berubah ketika melihat mereka. Rasul masuk, kemudian keluar, dan lalu menyuruh Bilal mengumandangkan adzan dan iqamah.

Rasul pun shalat dan kemudian berkhutbah:
“Wahai sekalian manusia, bertaqwalah kalian semua kepada Tuhan mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu …” (QS. An-Nisaa’ [4]: 1).
Dan, beliau membaca ayat: “… dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat),…” (QS. Al-Hasyr [59] : 18).

Seketika itu, seorang sahabat langsung menyedekahkan dinar, dirham, baju, dan kurmanya. Kemudian, secara berturut-turut diikuti oleh para sahabat yang lain, hingga sedekah berupa makanan dan baju itu menumpuk seperti dua anak bukit.

Melihat pemandangan yang menyenangkan itu, wajah Rasulullah berbinar-binar. Lalu, beliau bersabda bahwa siapa yang berbuat baik dia akan mendapat pahala dari perbuatannya dan juga pahala dari orang yang mengikuti kebaikannya itu tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang mengikuti jejak kebaikannya itu. Demikian sebaliknya ketika seseorang berbuat jelek (HR. Muslim).

Dari riwayat yang amat inspiratif tersebut, Ibnu Katsir lalu menafsirkan, ayat "… dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat),…” tersebut mengandung pengertian: “perhitungkanlah diri kalian sebelum kalian diperhitungkan oleh Allah SWT di hari kiamat kelak, dan perhatikanlah amal shalih apa yang sudah kalian simpan untuk akhirat dan untuk menghadap Tuhan”.

Jadi, muhasabah adalah menghitung diri atau bertanya kepada diri sendiri tentang amal shalih yang akan menjadi bekal dalam perhitungan (hisab) Allah SWT di hari kiamat nanti.

Sebagaimana dialami para sahabat dalam kisah inspiratif di atas, muhasabah akan langsung menggerakkan kita untuk bersegera mengukir amal shalih ataupun prestasi. Sebab, dengan muhasabah, kita akan menyadari kebutuhan kita terhadap amal shalih. Bahwa kita sangat membutuhkan amal shalih untuk bekal kita di akhirat kelak.

Oleh karena itu, marilah di Tahun Baru 1432 H ini atau 2011 M nanti, kita semua melakukan muhasabah. Kita bertanya pada diri masing-masing, amal shalih apa yang sudah kita lakukan untuk akhirat kita. Sebab, dengan muhasabah itu, kita akan optimistis menghadapi tahun baru. Dan, optimisme itu muncul tiada lain karena karya nyata yang lahir dari kegiatan muhasabah. Wallahu a’lam.

Oleh Achmad Sjamsudin
Dimuat di Republika Edisi Rabu, 22 Desember 2010
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/12/22/153729-muhasabah


********************

Apa yang kita dapatkan bila bertakwa kepada Allah?

Allah Ta’ala menjanjikan kepada kita, akan berada dalam kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Di antara janji Allah yang merupakan buah dari takwa adalah memberikan jalan keluar dan mendatangkan rizki. Allah Ta’ala berfirman:

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (At-Thalaq: 2-3).

Kita bersyukur kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan bershalawat kepada nabi kita Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam. Kita berharap dan memohon semoga Allah Subhannahu wa Ta’ala, meridhoi dan menerima amalan yang kita lakukan sebagai amal ibadah yang diterima serta kita memohon pula untuk senantiasa dijadikan pengikut Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam yang setia hingga akhir hayat serta kita tidak kembali keharibaan-Nya kecuali dalam keadaan berserah diri kepadaNya, sebagaimana yang Allah perintahkan kepada kita di dalam surat Ali Imran ayat 102: Artinya: “Dan janganlah kamu mati, kecuali dalam keadaan beragam Islam.” (QS. Ali Imran 102)

Kamis, 03 Maret 2011

tausiyah sms

Ini adalah kumpulan sms taushiyah yang diberikan sahabat-sahabat ria, daripada penuh-penuhin inbox Hp, mending diabadikan di blog aja :D Semoga bermanfaat ;)

Mari kita berbenah dan terus berbenah untuk mempersembahkan yang terbaik dalam masa hidup kita. Dengan torehan kemuliaan dan semangat pantang menyerah. Di manapun, kapan pun, dan dengan siapapun, selama Allah menjadi JUST THE ONE goal, insya Allah akan “bahagia” sebagaimana doa yang sering terlantun untuk kebahagiaan dunia akhirat.

Jika hati laksana tanaman. Ia bisa segar, layu, dan kering. Karena itu, hati butuh sesuatu yang bisa menyuburkan. Siraman air yang menyejukkan, kehangatan matahari yang menguatkan, dan tanah gembur merupakan lingkungan…

Sabar menghadapi sakit, menguasai diri karena kekhawatiran dan emosi, menahan lidah agar tidak mengeluh merupakan bekal bai orang mukmin dalam perjalanan hidupnya di dunia. Rasulullah bersabda: Tidaklah seorang mukmin ditimpa sakit, letih, demam, sedih hingga kekhawatiran yang mengusiknya melainkan Allah mengampuni kesalahannya (H.R. Bukhari)

Salah satu solusi bagi penyakit jiwa adalah keberadaan saudaranya yang senang member nasihat. Yaitu orang yang penuh perhatian kepadamu hingga ia memberitahukan apa yang menjadi kekuranganmu (As Syahid Hasan Al Banna)

Rasulullah sangat berbangga pada para sahabatnya yang garang di medan perang namun sangat tawadhu dan terlihat lemah dihadapan Allah ketika beribadah. Seperti inilah bangganya saya memiliki saudara walaupun jauh namun selalu berbagi semangat dan saling mengirimkan doa…

Ukirlah senyuman yang paling manis, karena selain sedekah, senyuman itu ibarat lukisan rahasia hati dan senyuman itu tidak menyakitkan tetapi menjadi penawar hati yang sakit

Semoga Allah memberikan pelangi dalam setiap badai, sebuah senyuman dalam setiap air mata, sen=buah perlindungan dalam setiap cobaan dan sebuag jawaban untuk setiap doa

Mengenalmu adalah takdir. Menjadi temanmu adalah pilihan. Bersahabat denganmu adalah kesempatan dan menjadi saudara seaqidah denganmu adalah kebahagiaan… uhibbuki fillah ^_^

Sedikit Renungan: Ternyata sifat kita dengan sifat Rasulullah itu beda “SEDIKIT”. Rasulullah sedikit tidur, kita sedikit-sedikit tidur. Rasulullah sedkit makan, kita sedikit-sedikit makan. Rasulullah sedikit marah, kita sedikit-sedikit marah. Rasulullah sedikit bergurau, kita sedikit-sedikit bergurau. Rasulullah sedikit-sedikit beramal, kita beramal sedikit. Rasulullah sedikit-sedikit berkorban untuk Islam, kita sedikit pengorbanan. Rasulullah sedikit-sedikit menolong, kita sedikit menolong. Rasulullah sedikit-sedikit ikhlas, kita ikhlasnya sedikit. Jadi, kapan kita mulai berusaha mengejar perbedaan yang “Hanya SEDIKIT” itu? ;)

Allah tidak menjanjikan langit selalu biru, bunga selalu mekar, bahkan mentari selalu bersinar di tiap kehidupan. Tapi Allah berjanji bahwa dengan Rahman dan RahimNya akan selalu bersama kita dalam keadaan apapun, Allah akan memberi pelangi disetiap badai, senyum disetiap air mata, berkah disetiap cobaan, ayat-ayat cinta disetiap helaan napas dan jawaban disetiap doa...

Sahabat, keindahan mentari pagi dengan cahayanya yang menembus disela-sela pepohonan dan dedaunan adalah kekuatan yangmemberikan kehidupan bagi makhluk. Begitu juga dengan UKHUWAH, ia ibarat mentari yang membangkitkan kehidupan, mata air yang memberikan kesejukan dan pelepas dahaga, rembulan d malam hari yang menerangi perjalanan seorang musafir. Sahabat, hari esok akan menjelang dan perjalanan kita masih terlalu panjang. Genggamlah erat tanganku dan mari kita berjanji bahwa kita akan menruskan perjuangan ini, apapun yang terjadi. Tersenyumlah karena Allah akan meridhai kita, sahabat.

Ya ALLAH, jagalah saudaraku di kala penjagaanku tak sampai padanya, sayangi ia di kala rasa sayangku tak mampu merangkulnya dalam dekapan yang nyata, karuniakan kepadanya kesabaran dan kekuatan, muliakan ia di kala penghargaanku tak terangkum dalam kata yang sahaja, karena Engkau punya segala yang ku tak punya dan karena ku ingin dia selalu menjadi saudaraku di dunia dan mengharap bertemu dengannya di surga..Amin

Ukirlah senyuman paling manis, karena selain sedekah, senyuman itu ibarat lukisan rahasia hati dan senyuman itu tidak menyakitkan tetapi menjadi penawar hati yang sakit

Ya Allah warnai hidupku dengan selalu rindu padaMu, rindu pada RasulMu, rindu pada hamba-hambaMu yang Kau cintai, rindu untuk bertemu di syurga bersama para Nabi dan SYuhada (titip rindu untuk sahabat-sahabat yang member warna hidayah dalam hidupku

“Dihamapari jalan ke syurga dengan perkara-perkara sulit yang dibenci. Dihampari jalan ke neraka dengan nafsu syahwat (yang menggairahkan)” (Murafaqun ‘alaih) “Jika kabur bagimu dua perkara, maka perhatikanlah salah satu dari keduanya yang terasa paling berat bagi nafsu, lalu ikutilah dia. Karena tidak ada yang berat bagi nafsu kecuali sesuatu itu yang benar” (Ibnu Athaillah)

Saudariku, ketenangan itu salah satunya berasal dari kejernihan hati dan bebasnya pikiran dari rasa kekhawatiran, Allah adalah sandaran kita dan Dial ah sebenarnya pembimbing utama skripsi kita. Dia yang meng-Acc kita dan Dia juga yang meluluskan kita. So, apalagi yang menjadi kekhawatiran saat Dia selalu ada di samping kita dan meridhai tulisan-tulisan tinta skripsi kita

Berhenti sejenak bukan berarti patahkan langkah dan menghambat tujuan. Gunakan itu untuk mengisi kekuatan dan lihatlah apa saja yang telah dilakukan. Segera lepas landas dan teruskan perjuangan!

Ya Allah, muliakanlah sadariku semulia bunda Khadijah, selembut bunda Aisyah, setegar bunda Maryam, seanggun bunda Fathimah, secantik bunda Zulaikha, tinggikan derajatnya, mudahkan segala urusannya serta tabahkan dan kuatkan hatinya setangguh bunda Sumayyah, lindungi ia dari segala bahaya. Aamiin… semoga tali persaudaraan tetap terjalin hingga kita termasuk salah satu orang yang mendapat perlindungan dari Allah karena saling mengingatkan dan mencintai karena Allah…

Sejatinya, ikatan hati karena ukhuwah takkan pernah pudar walau terhijab ruang dan masa. Sesunguhnya ukhuwah itu bukan terletak pada pertemuan, melainkan ingatan sahabat terhadap saudaranya dalam untaian doa. Semoga Allah mengeratkan ikatan hati kita. Aamiin

Wahai Rabb Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dengan RahmatMU aku memohon pertolongan. Perbaiki dan lancarkanlah seluruh urusanku, maka janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku sendiri walau sekejap mata karena sesungguhnya aku adalah hamba yang lemah… Bismillah… Mudah-mudahan hari ini lancer dan dipermudah Allah. Sukses!

Jika sendiri janganlah merasa sepi,ada Alla yang sedang mengawasi. Jika sedih janganlah dipendam di hati, ada Allah tempat berbagi. Jika susah janganlah merasa pilu, ada Allah tempat mengadu. Jika gagal jangan berputus asa, ada Allah tempat meminta. Jika bahagia janganlah menjadi lupa, ada Allah temtap memuja. Ingatlah Allah selalu, ukirlah namaNya dihatimu

Diri ini merindu akan hadirnya ketenangan hati,ketenangan jiwa yang Allah anugerahkan merasuk ke relung kalbu, menjadi jalan keberkahan hidup yang Allah ridhai. Namun, ternyata ku baru tersadar, bahwa datangnya sinaran itu, datangnya hidayah itu, hanya dapat seiring dengan ksungguhan diri mencari jalan kebenaran, jalan keridhaanNya

Seandainya engkau tahu bahwa setan tidak pernah sekeja[ pun lupa kepadamu, maka janganlah sekejap pun engkau lupa kepada Allah yang nasibmu berada dalam kekuasaanNya. Karena kau tak memiliki hati (ibnul Qayyim Al Jauziyah)

Ya Rabb, demi cinta kami kepadaMu, jadikanlah persahabatan kami abadi seperti air yang terus mengalir tanpa henti bak bulan dan bintang yang selalu indah menghiasi malam. Jadikanlah pula persahabatan kami, tulus karena keridhaanMu. Sepucuk doa untukmu, smeoga menjadi pengikat silaturrahim di antara kita

Barakah itu membawa senyum meski air mata menitik nitik. Barakah itu menyergapkan rindu di tengah kejengkelan. Barakah itu menyediakan rengkuhan dan belaian lembut di saat daad kita sesak oleh masalah. Semoga Allah selalu memberikan barakahNya pada kita...

Allah selalu punya hadiah untuk kita. Cahaya untuk setiap kegelapan, solusi untuk setiap permasalahan, kebahagiaan untuk setiap kesedihan, kedewasaan untuk setiap ujian...

Kutitipkan helai-helai rabithah pada desir angin, kusematkan setangkai kata rindu pada ranting cakrawala yang syahdu dan kumunajatkan segala asa dan doa. Semoga Allah selalu mengikatkan dalam tali ikatan ukhuwah yang tidak akan pernah terputus hingga Allah memperyemukan kira di JannahNya...

Dalam segala hal ada keterbatasan. Itulah sebabnya mereka harus bekerja efektif dan menggunakan tenaga seefisien mungkin. Akan tetapi, keterbatasan bukanlah alas an untuk tidak berjuang. Sebab Allah berfirman, “ Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu…” (At-Taghabun: 16). Bahkan nilai kepahlawanan itu sesungguhnya terletak pada capaian-capaian besar di atas keterbatasan. Semangat ya kawanku.

Mari belajar untuk menjadi muslim yang tidak sekadar TAHU tetapi harus YAKIN dengan janji-janji Allah pada hambaNya. Karena keyakinan membuahkan sikap dan amal nyata...

Ya Qawi, Kaulah Zat yang Maha Kuat. Tanamkanlah kekuatan dasyat dalam hatiku, agar aku tak udah menyerah pada ujian hidup, agar aku mampu istiqomah di jalan Mu, keep ur spirit.

Tiga hal dalam hidup takkan pernah kembali: waktu, perkataan, dan kesempatan. Tiga hal dalam hidup yang jangan sampai hilang: kehormatan, harapan, dan kejujuran. Tiga hal dalam hidup yang paling berharga: cinta, kepercayaan, dan persahabatan. Met istirahat...

Di setiap udara yang kau temukan, di sana akan kau jumpai Allah yang senantiasa mendengar doamu. Allah bersamamu tak ada jalan buntu.

Andai kegagalan bagaikan huja dan kesuksesan bagaikan matahari, maka kita butuh keduanya untuk dapat melihat pelangi yang indah. Met belajar… semoga UASnya sukses. Usaha maksimal + doa optimal = sukses...

Praying is free call to Allah. No sim card needed, no busy network, no battery problems, no rejected calls. There just good signals and good answers. All the time.

Bahkan dalam letih pun seorang muslim tetap tersenyum karena apa yang kita tunaikan menjadi jaminan bermaknanya usia dan manfaatnya kehidupan. Semoga kita bisa menjaga keikhlasan.

Rabb,eratkan ukhuwah di antara kami, tarbiyahkan kami dengan kelembutan dan kasih sayang Mu. Yakinkan kami pada jihad di jalan Mu. Selamatkan kami dengan keikhlasan amal padaMu. Jadikan kami ahli syurgaMu.

Sahabat, semoga senantiasa dalam rahmatNya. Selamat berjuang, selamat beribadah, selamat menuju kesuksesan yang hakiki. Semoga Allah memperindah KKN sahabat semua. Ikhtiar yang optimal, sabar, dan tawakal. Semangat!

Allah tidak menciptakan beban tanpa menciptakan pundak. Duhai jiwa-jiwa pengemban amanah, ingatlah setiap tetes keringat, tiap rupiah, tap detik, tiap langkah yang kita ikhlaskan utnuk tegaknya panji-panji Allah akan diganti batubata-batubata yang Allah susun di surge. Semegah apa istana kita di surga? Sebanyak pengorbanan kita hari ini, di sini, di dunia ini. Selamat berjuang di lading amal KKN. Semangat ! Barakallah...

Bila kamu meminta, maka mintalah kepada Allah. Dan bila kamu memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah (H.R. Tirmidzi)

Apa kabar hati? Semoga selalu bersih tanpa kalbu. Apa kabar iman? Semoga selalu menapak maju. Apa kabar cinta? Semoga selalu berpeluh rindu padaNya. Apa kabar sahabat? Semoga Allah selalu menjagamu...

Jika dakwah adalah jalan panjang. Jangan pernah berhenti sebelum menemukan penghujungnya. Jika dakwah bebannya berat. Jangan minta yang ringan tapi mintalah punggung yang kuat untuk menopangnya. Jika pendukungnya sedikit maka jadilah yang sedikt itu. Keep spirit!

Bagaimana bila kita sampai jatuh cinta? Tidak salah, tapi mendai salah bila berada pada keadaan dan waktu yang belum tepat. Kuatkan hati ikhwatifillah, bila sudah merasa ada yang salah, sejak awal, ya, SEJAK AWAL, kita harus MEMENANGKAN ALLAH di hati !! Perasaan yang mungkin ada saat ini atau nanti adalah keindahan dunia, tapi Allah menawarkan kepada kita kebaikan dunia serta balasan di negeri akhirat yang dekat denganNya. Dialah SEGALANYA bagi kita, teutama, tertinggi… maka cinta kita kepada manusia haruslah karena Dia dan benar jalannya. Bila cinta manusiawai kita mengotori cinta kita kepadaNya, maka orang-orang beriman yang mencintai Allah, Rasul dan negeri akhirat, TAHU APA YANG HARUS IA PILIH!!! Bila ada masa dimana Dia titipkan rasa, maka itu adalah untuk menguji cintamu padaNya. Semoga kita selalu memenagkan Allah di ahti, hingga nanti bertemu dengan Nya. Aamiin…

Jangan biarkan tets air mata menghapus semua keindahan dan menodai segala harapan!! Dan ingatlah, selama ada waktu pasti ada kesempatan untuk mendapatkan yang terbaik!

PadaMu Rabbi, ajarkan kami bagaimana berpikir sebelum bicara, untuk menerima sebelum menuntut, untuk tersenyum disaat kecewa, untuk tenang dikala gundah, untuk diam dikala gaduh dan bersahaja di atas kebenaran… Aamiin.

Semakin hari semakin kusadari bahwa betapa mulia menyeru kepada Allah, betapa sejuk melayani umat, betapa indah keikhlasan… kita tidak sedang berlelah-lelah, kita hanya bermainmain di halaman surga… semangat!

Sejarah takkan pernah sedikitpun mencatat langkah orang-orang biasa. Ia hanya akan mencatat dengan tinta emas langkah orang-orang luar biasa yang membawa perbaikan dan kemanfaatan. Terus barokah karena tiap detik adalah perbaikan, pembelajaran, dan kesungguhanmeraih ridha Allah. Ingatlah bahwa kita adalah penggerak perubahan, langkah harus semakin tegap, karena perubahan adalah kepastian, bangkitkan semangat dan rebut tiap peluang yang ada!

Ukhuwah adalah cinta yang mengalir melalui keimanan, bersemi dengan pupuk nasihat, tertawa dalam doa dan berbuah dalam pertemuan di syurga. Ukhuwah adalah menguatkan. Menjaga, memperbaiki, member, menghilangkan kelalaian dan saling mengingatkan. Semoga Allah memperkokoh persaudaraan di antara kita…

Untukmu yang hatinya bening bercahaya, bersahabatlah dengan ikhlas agar tenang jiwa, bermuamalahlah bersama muhasabah agar bersih hati...

Rabb, ajari kami tesenyum meski berat oundak memikul beban, ajari kami berlapang dada meski banyak hal yang menyesakkan jiwa, ajari kami rendah hati karena Kaulah yang Maha Tinggi, bantu kami bersabar ya Rabb, sungguh beratnya perjuangan ini tak sebanding dengan manisnya surgaMu.

Tidak ada yang tahu sampai kapan kita berada di jalan ini.mungkin kita pun tidak pernah bermimpi untuk berada dalam kereta dakwah ini. Tapi inilah yang harus menjadikan kita bersyukur atasnya, kenikmatan akan indahnya ukhuwah yang diawali pada indahnya hidayah…

Template by:

Free Blog Templates