Rabu, 30 November 2011

Jangan sakit dong.!!

Jangan sakit dong..!! begitu katanya,banyak hal yg perlu anda kerjakan,banyak yg belum terselesaikan klo anda sakit,bagaimana kerjaan anda,klien anda,tanggung jawab dan lain sebagainya pastinya akan terbengkalai..
dalam tahapan tertentu sakit adalah hal yg tidak bisa kita hindari,sakit itu mutlak.!! dalam hatinya bergumam,alangkah indahnya jika aku sehat seperti sedia kala,banyak amalan yg kuraih,kerjaan tak bengkalai..

*******************************

Yaa..Dunia adalah negeri ujian, tidak ada seorang manusiapun melainkan akan diuji dengan kesehatan dan kelapangan untuk mengetahui sejauh mana ia akan mensyukurinya dan ia juga akan diuji dengan musibah dan kesempitan untuk mengetahui sejauh mana ia akan bersikap sabar menghadapi ujian tersebut..
Teringat akan perkataan Imam Ibnu Qoyyim
"Seandainya manusia mengetahui bahwa nikmat Alloh yang ada dalam musibah itu tidak lain seperti halnya nikmat Alloh yang ada dalam kesenangan, niscaya hati dan lisannya akan slalu sibuk untuk mensyukurinya."
berkaca dari hal itu,saya mulai mengerti,yaa mengerti seperti tulisan saya sebelumnya "semakin kita mengerti semakin sulit kita kecewa"
karena kebodohan dan ketidak tahuan akan ilmu,hikmah dalam segala peristiwa membuat kita menjadi jumud dan picik menghadapi segala persoalan hidup.termasuk nikmat musibah ( emang musibah nikmat.???)

Rasulullah pernah mengatakan,“Aku mengagumi seorang mukmin karena selalu ada kebaikan dalam setiap urusannya. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur (kepada Allah) sehingga di dalamnya ada kebaikan. Jika ditimpa musibah, ia berserah diri (dan menjalankannya dengan sabar) bahwa di dalamnya ada kebaikan pula.” (HR Muslim)


Nah …Itulah gambaran seorang mukmin. Setiap aktivitas dalam hidupnya selalu mendatangkan kebaikan.Dlam hadits itu rasulullah menjelaskan dua keadaan yang ada dalam diri manusia yaitu kesenangan dan kesedihan. Dua keadaan itu dapat membedakan mana yang termasuk orang mukmin dan orang yang tidak beriman . Mukmin selalu besyukur ketika mendapatkan kesenangan dan selalu bersabar ketika mendapatkan musibah.

Syukur ketika mendapatkan kebaikan/kesenangan adalah sesuatu mudah untuk dilakukan tetapi sabar ketika mendapatkan musibah adalah sesuatu sangat sulit untuk dilakukan. Hal itulah yang akan membedakan tingkat keimanan seseorang. Semakin besar ujian yang diterima dan dia dapat bersabar maka semakin tinggi pela derajat seseorang.

Salah satu ujian kesabaran bagi seorang muslim adalah sakit. Sakit bagi seorang memiki banyak hikmah, diantaranya:

1. Sakit adalah penggugur dosa-dosa hamba-Nya. Penyakit yang diderita seorang hamba menjadi sebab diampuninya dosa yang telah dilakukan termasuk dosa-dosa setiap anggota tubuh. Rasulullah Saw bersabda, “Setiap getaran pembuluh darah dan mata adalah karena dosa. Sedangkan yang dihilangkan Allah dari perbuatan itu lebih banyak lagi.”
(HR. Tabrani).

2. Orang sakit yang mau bersabar akan mendapatkan pahala dan ditulis untuknya bermacam-macam kebaikan dan ditinggikan derajatnya. Rasulullah Muhammad Saw bersabda, “Tiadalah tertusuk duri atau benda yang lebih kecil dari itu pada seorang Muslim, kecuali akan ditetapkan untuknya satu derajat dan dihapuskan untuknya satu kesalahan.” (HR. Muslim dari Aisyah ra).
3. Sebagai timbal baliknya, ia akan selamat dari siksa neraka. “Aisyah Ummul Mukminin menerangkan sabda Rasulullah Saw bahwasannya sakit karena demam itu akan menghindarkan orang Mukmin dari siksa api neraka.” (HR. Al-Bazzar)

4. Selalu ingat pada Allah. Dalam kondisi sakit akan membuat orang merasa benar-benar lemah, tidak berdaya sehingga ia akan bersungguh-sungguh memohon perlindungan kepada Allah Swt., Dzat yang mungkin telah ia lalaikan selama ini. Kepasrahan ini pula yang menuntunnya untuk bertobat.

5
. Selalu mengingat nikmat Allah. Sakit membuat orang tahu manfaat sehat. Tidak jarang orang merasakan nikmat justru ketika sakit. Begitu banyak nikmat Allah yang selama ini lalai untuk ia syukuri. Bagi orang yang banyak bersyukur dalam sakit, ia akan memperoleh nikmat.

6
. Pembersihan hati dari penyakit. Pendapat Ibnu Qayyim, “Kalau manusia itu tidak pernah mendapat cobaan dengan sakit dan pedih, maka ia akan menjadi manusia ujub dan takabur. Hatinya menjadi kasar dan jiwanya beku. Karenanya, musibah dalam bentuk apapun adalah rahmat Allah yang disiramkan kepadanya. Akan membersihkan karatan jiwanya dan menyucikan ibadahnya. Itulah obat dan penawar kehidupan yang diberikan Allah untuk setiap orang beriman. Ketika ia menjadi bersih dan suci karena penyakitnya, maka martabatnya diangkat dan jiwanya dimuliakan. Pahalanya pun berlimpah-limpah apabila penyakit yang menimpa dirinya diterimanya dengan sabar dan ridha.”

Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari hadits di atas dan bisa menjadi seorang muslim yg baik.

Dan untuk kita semua yg Sedang sakit,yg pernah sakit semoga Allah ganti itu semua dengan balasan yg terbaik dan terkurangi dosa2 kita yg menggunung adanya.

Allahumma ‘afini fi badani. Allaahuma ‘afini fi sam’i. Allahumma ‘afini fi bashari. Allahumma inni a’udzu bika minal kufri wal faqri. Allahumma inni a’udzubika min ‘adzabil qabri laa ilaaha illa anta.

Ya Allah, sembuhkanlah badanku.Ya Allah, sembuhkanlah pendengaranku.Ya Allah sembuhkanlah penglihatanku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tiada Tuhan selain-Mu.


30-11-2011

Senin, 28 November 2011

Menuntut Ilmu itu Wajib




”Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim lelaki dan Muslim perempuan” [HR IbnuMajah]

"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." [Bukhari-Muslim]

Menuntut ilmu wajib bagi setiap Muslim. Artinya jika kita menuntut ilmu kita mendapat pahala. Sebaliknya jika tidak, kita berdosa.

Tanpa ilmu semua amal kebaikan yang kita lakukan akan ditolak (HR Muslim).
Kenapa? Karena bisa jadi amal kita itu justru keliru dan malah merugikan orang. Sebagai contoh, jika ada orang yang membangun jembatan yang sangat besar melintas sungai, jika tanpa ilmu jembatan tersebut bisa runtuh dan menewaskan orang yang melewatinya.Begitu pula jika kita shalat tanpa ilmu, maka shalat kita bisa keliru. Mungkin ada rukun yang keliru atau malah tidak dikerjakan sama sekali.

a. Larangan Taqlid atau Membebek tanpa Ilmu

Dalam Islam kita dilarang membebek/taqlid meski kita mengikuti ulama:
”Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya...” [Al Israa’:36] Kenapa?
Itu sudah dijelaskan ayat di atas. Apalagi ulama juga banyak yang berbeda pendapat. Bahkan Imam Al Ghazali mengatakan ada 2 ulama yaitu ulama akhirat (yang benar) dan ulama su’ (jahat) yang justru menyesatkan manusia.
Celaka atas umatku dari ulama yang buruk. (HR. Al Hakim)

Sesatnya ummat Yahudi dan Nasrani karena mereka taqlid kepada ulama mereka sehingga ketika para ulama mereka mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram, mereka pun mengikutinya:
”Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhanselain Allah...[At Taubah:31]

”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi manusia dari jalan Allah...” [At Taubah:34]

Tentu anda bertanya, ”Saya kan masih awam. Kalau saya tidak mengikuti ulama bagaimana?” Belajar pada ulama yang lurus itu wajib. Tapi anda harus dapat dalil Al Qur’an dan Hadits dari guru anda. Bukan sekedar ucapan guru anda belaka. Sebab sumber pedoman dalam Islam hanya Al Qur’an dan Hadits. Ada pun pendapat selain Allah dan Nabi itu tidak maksum. Sering salah dan berbeda-beda antara satu ulama dengan ulama lainnya. Anda bisa memeriksa kebenaran ajaran guru anda dengan memeriksa dalil AlQur’an dan Hadits yang dia berikan.

“Katakanlah, ‘Taatilah Allah dan Rasul-Nya! Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (Q.S. Ali Imran: 32)

“Aku tinggalkan dua perkara untuk kalian. Selama kalian berpegang teguh dengan keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku...” [HR Imam Malik]

Guru yang baik akan memberikan anda dalil Al Qur’an dan Hadits untuk setiap ilmu agama yang dia berikan. Sebagai contoh, dalil untuk mengerjakan shalat dan membayar zakat adalah:”Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'” [AlBaqarah:43]

Ada baiknya anda berguru pada banyak guru sebagaimana Imam Malik yang sampaimempunyai 900 guru sehingga bisa membandingkan ajaran guru yang satu dengan yanglainnya dan memilih dalil mana yang terkuat.

b. Ilmu yang Wajib Kita Pelajari adalah Ilmu yang Bermanfaat

Anas ra berkata: Rasulullah SAW berdoa: "Ya Allah, manfaatkanlah untuk diriku apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku, ajarilah aku dengan apa yang bermanfaat bagiku, dan limpahkanlah rizqi ilmu yang bermanfaat bagiku)." Riwayat Nasai dan Hakim.Menurut Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya’ ’Uluumuddiin, mempelajari ilmu agama tentang kewajiban agama, serta halal/haram adalah fardlu ’ain. Artinya setiap Muslim wajib

mempelajarinya. Contohnya karena sholat itu wajib, kita harus mempelajari shalat. Segala macam yang berkaitan dengan sahnya sholat seperti wudlu dan mandi junub juga haruskita pelajari. Sebab jika kita junub dan tidak tahu cara mandi junub sehingga kita berhadats besar, maka segala sholat yang kita lakukan sia-sia karena bersih dari segala najis dan hadats itu adalah syarat sahnya shalat. Padahal Shalat itu tiang agama. Shalat adalah amal yang pertama kali diperiksa di Hari Kiamat. Jika shalatnya rusak, meski amalan yang lain sangat baik, otomatis ke neraka.

Bagaimana jika shalat kita masih belum betul?

Jawabannya kita harus selalu belajar/mengaji kepada para ustadz. Sebab selama kita masih menuntut ilmu, Allah masih memaklumi. Tapi jika sudah salah tidak mau belajar, ini adalah calon yang tepat untuk menghuni neraka....Ada pun ilmu-ilmu lain seperti Ilmu Kedokteran agar kita bisa menolong orang sakit atau ilmu Peperangan agar dapat mempertahankan negara itu adalah Fardlu Kifayah. Jika semua Muslim tidak melakukannya, semua berdosa. Tapi jika ada beberapa orang yang mengerjakannya, semua terbebas dari kewajiban itu.Ilmu yang tidak bermanfaat bahkan membawa mudlarat seperti ilmu sihir, ilmu ramal/nujum haram untuk dipelajari dan diamalkan.

c. Ilmu harus Segera Diamalkan/Dikerjakan

Ilmu jika tidak diamalkan akan sia-sia. Tidak ada manfaat. Orang yang sudah capek-capek belajar ilmu kedokteran kemudian tidak memanfaatkannya untuk menolong orang sebagai dokter maka ilmu itu tidak bermanfaat baginya. Jika kita belajar doa ”Bismillahitawakkaltu...” ketika akan bepergian kemudian tidak membacanya maka ilmu itu tak bermanfaat bagi kita.

Ilmu begitu didapat harus langsung diamalkan. Sebab jika menunggu banyak, kemudian baru mengamalkannya, itu sangat...sangat berat.Seorang alim yang tidak beramal seperti lampu yang membakar dirinya sendiri (HRAd-Dailami)

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh
bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yangbesar." [Al Buruuj:11]

Di dalam Al Qur’an banyak ayat yang menulis bahwa orang yang beriman dan beramal kebaikan akan masuk surga. Orang yang tidak beramal akan merugi. Orang yang punya lmu tapi tidak mengamalkannya itu seperti pohon yang tidak berbuah. Tidak ada manfaatnya.

d. Setelah Mengamalkan Ilmu, Ajarkan Ilmu ke Orang Lain Setelah kita mengamalkan ilmu kita, kita juga wajib untuk mengajarkannya.

Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azzawajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.(HR. Ar-Rabii')

Wahai Abu Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lebih baik bagimu daripada shalat sunnah seratus rakaat. Pergi mengajarkan satu bab ilmu lebih baik daripada shalat seribu raka'at. (HR. Ibnu Majah)

Itulah keutamaan mengajarkan ilmu. Jika kita tidak mengajarkannya atau merahasiakannya resikonya sebagai berikut:

Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datangpada hari kiamat dengan kendali di mulutnya dari api neraka. (HR. Abu Daud)

e. Ajarkan Ilmu Tauhid ke Lingkungan Terdekat

Hendaknya kita mengajarkan Tauhid ke lingkungan terdekat kita. Sebagai contoh,Luqman mengajarkan anaknya agar tidak mempersekutukan Allah:
Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalahbenar-benar kezaliman yang besar." [Luqman:13]

f. Kerjakan Lebih Dulu Sebelum Anda Mengajarkan Ilmu ke Orang Lain

"Mengapa kamu suruh orang lain berbuat baik, sedang kamu sendiri tidak mengerjakannya?..." [Al Baqarah:44]

Itu adalah kecaman Allah terhadap orang yang sering ceramah agar manusia berbuat baik sedang dia sendiri tidak mengerjakan apa yang diceramahkannya. Mengerjakan kebaikan memang hal yang sulit. Semoga Allah SWT memberi kita kekuatan untuk melakukan itu. Amal harus sesuai dengan ilmu. Ulama yang tidak mengerjakan ilmunya, apalagi itu menyangkut hal yang wajib atau haram, maka dosanya dua kali lipat dibanding dengan orang yang biasa.

Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang tidak mengamalkan ilmunya. (HR Al-Baihaqi)

Ilmu yang Bermanfaat jika Sudah Dipelajari Harus Diimani/diyakini Kebenarannya. Kemudian Diamalkan. Setelah itu Diajarkan


http://www.scribd.com/doc/53061985/60/Nabi-Muhammad-Manusia-Terbaik-di-Dunia

Selasa, 22 November 2011

Apa definisi anda tentang cinta?


gambar cintaMasing-masing dari kita mungkin beranggapan berbeda untuk menjelaskan apa itu cinta. Terkadang cinta itu seperti duri yang tajam tapi tak jarang pula cinta itu seperti intan yang bersinar. Apakah Anda adalah salah satu orang yang sering atau pernah gagal dalam menjalani cinta?

Bila kita mencintai seseorang entah itu saudara kita, orang tua kita, ataupun teman dekat kita bahkan mungkin pacar kita, tak jarang kita rela untuk berkorban untuk mereka. Kita akan bahagia saat melihat orang yang kita cintai bahagia. Kita akan sedih saat mereka juga sedih.

Pernahkah Anda merasa telah berkorban banyak untuk orang yang kita cintai namun mereka seperti tak memperdulikan kita ataupun tidak melihat keberadaan kita? Bila iya, coba kita renungkan sejenak apa yang membuat kita bisa dalam keadaan yang demikian. Disini kita bukan mencari SIAPA yang salah tapi lebih ke BAGAIMANA kita memecahkan masalah ini. Memang sakit saat kita sudah memberikan yang terbaik untuk orang yang kita cintai namun keberadaan kita tidak dinggap, namun satu hal untuk anda “Berilah yang terbaik untuk orang yang kita cintai walaupun apa yang kita lakukan tidak diperdulikan olehnya, yang terpenting adalah kita telah memberikan apa yang terbaik untuknya secara ikhlas tanpa mengahrapkan imbalan. Karena cinta itu sesungguhnya tidak mengharapkan pamrih”.

Apakah Anda sedang jatuh cinta saat ini? Pasti detik demi detik di hadapan Anda selalu terbayang orang yang Anda cintai. Menyenangkan memang. Sudah berapa besar atau persenkah Anda mencurahkan cinta Anda dengan pasangan Anda? 50%?100%? Disini Anda perlu menahan sedikit luapan senang anda sejenak untuk menentukan seberapa besar cinta yang Anda curahkan pada pasangan Anda. 1 saran yang mungkin egois tapi mungkin akan sedikit membawa kebaikan yaitu berilah pasangan Anda 50% dari cinta yng Anda miliki. Hal ini bukan berarti kita tidak sepenuhnya cinta kepada pasangan kita. BUKAN! melainkan kita harus bisa mengendalikan perasaan cinta yang ada dalam diri kita karena disini kita juga akan menerima efek dari cinta yang kita rasakan. Coba Anda renungkan bila Anda memberi cinta pada pasangan Anda 100% dan pada suatu saat Anda dan pasangan Anda menemui kegagalan dalam berhubungan entah apapun bentuknya mungkin kita sudah tidak berdaya lagi ibaratnya kita melambung tinggi badan kita ke awan setinggi-tingginya lalu kita terhalang sesuatu dan akhirnya kita jatuh, tentu menyakitkan bukan? begitu pula dengan cinta, Semakin banyak cinta yang kita curahkan pada pasangan kita semakin tinggi juga risiko yang harus kita terima. Maka dari itu tidak ada salahnya kita berikan 50% cinta kita pada orang yang kita cintai dan 50% lainnya kita beri ke saudara kita dan sahabat kita karena bila 50% cinta untuk pasangan Anda hilang, Anda tidak terlalu terpukul dan kita masih bisa disembuhkan dengan keberadaan saudara dan sahabat-sahabat kita ^^

Namun kembali kepada Anda masing-masing, karena setiap orang dari Anda mempunyai pandangan berbeda tentang cinta. Bagaimanapun cinta Anda dan Siapapun cinta Anda, jangan sia-sia kan keberadaan mereka, karena suatu saat kita akan merasa sedih saat mereka sudah tidak di samping kita(terutama keluarga kita).^^

Sabtu, 19 November 2011

Bagaimana Wall Street (Bursa Efek) bekerja (permisalan)



Suatu hari di sebuah desa di bali,
seorang yg kaya raya mengumumkan akan membeli monyet dengan harga Rp.100.000,- per ekor.

Para penduduk desa yang menyadari bahwa banyak monyet disekitar desa pun mulai masuk hutan dan menangkapinya.

Si orang kaya membeli ribuan ekor monyet dengan harga Rp 100.000,- karenanya monyet semakin sulit dicari, penduduk desa pun menghentikan usaha menangkapi monyet.

Maka si orang kaya pun sekali lagi mengumumkan akan membeli monyet dengan harga Rp 200.000 per ekor.
Tentu saja hal ini memberi semangat baru bagi penduduk desa untuk mulai menangkapi monyet lagi. Tak berapa lama, jumlah monyet pun semakin sedikit dan semakin sulit dicari, kemudian penduduk pun kembali bertani.

Harga monyet pun merambat naik hingga Rp 250.000,- namun monyet sudah sangat sulit dicari....

Sekali lagi si orang kaya mengumumkan akan membeli monyet dengan harga Rp 500.000,- per ekor.. !*

Namun, karena si orang kaya harus pergi ke kota karena urusan bisnis, asisten-nya akan menggantikannya atas namanya.
Dengen tiada kehadiran si orang kaya, si asisten pun berkata pada penduduk desa: "Lihatlah monyet-monyet yang ada di kurungan besar yang dikumpulkan oleh si orang kaya itu. Saya akan menjual monyet2 itu kepada kalian dengan harga Rp 350.000,- per ekor dan saat si orang kaya kembali, kalian bisa menjualnya kembali ke si orang kaya dengan harga Rp 500.000,- Bagaimana...?"

Akhirnya, penduduk desa pun mengumpulkan uang simpanan mereka dan membeli semua monyet yang ada di kurungan...

Namun...
Kemudian..., mereka tak pernah lagi melihat si orang kaya maupun si asisten... !

Selasa, 15 November 2011

kumpulkan kami kedalam hamba2 Engkau yg bersyukur

sore mengeja menelan waktu
setiap langkah menelaah cakupan hidup
menyapa,kadang meluka
serasa berat kalbu acapkali berkata

kadang berat kadang penat menerpa
selalu ada hal yg berat jika akan datang keringanan di dalam hidup
kelak kemudian..
Alhamdulillah hari ini masih diberi kekuatan dan kesanggupan menjalani hidup

cuaca kota depok dan umumnya di jabodetabek sering bgt hujan
tapi di pagi hari alhamdulillah panas jadi sangat membantu kelancaran kerja
ingatanku tertuju pada keluargaku tercinta
bapak ibuku dikampung jg baik2 saja
bapak semakin tua,kurus dan tentunya sederhana nan bersahaja
ibuku yg sebaliknya gemuk semakin hari semakin lelah pastinya dengan segala kesibukanya
tapi tetap sehat wal afiat tanpa kurang sedikitpun
pun jg adik2 ku yg semakin gede dengan segala macam kenakalanya
yg membuatku kangen ingin bertemu mereka
adik yg paling kecil dengan prestasi besar yg luarbiasa
dapat nilai dan rangking yg memuaskan,meski kami dari keluarga tak berada
kekurangan fasilitas,sarana dan prasarana.

adikku yg perempuan jg alhamdulillah baik2 jg,kerja lancar meski kadang mengeluh capek
kubilang inilah resiko kerja kepadanya
kulihat dari matanya keikhlasan,dengan usia masih muda dengan siapa lagi ia mengeluh klo bukan dengan abangnya,berubung bapak ibu ada dikampung,jadi okelah saya tampung

alhamdulillah semua berjalan sesuai skenario Mu..

"ya Allah karuniakanlah kami keistiqomahan dijalanmu,jangan Engkau palingkan kami setelah datang hidayah itu kpd kami...
mudahkanlah dalam segala aktivitas dan usaha kami,berkahilah dan muliakanlah keringat kami,lebihkan rezeki kami,dan masukkan kami kedalam golongan hambu yg bersyukur"


20:00,15112011

Tatkala Lisan Kehilangan Kekangnya



Menjaga lisan, adalah sebuah amal ibadah, yang memiliki ganjaran yang amat besar. Simaklah hadis Rasulullah SAW ini, "Barangsiapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, maka kuberikan kepadanya jaminan masuk surga”.

Lihatlah, perhatikanlah, renungkanlah.

Menjaga apa yang ada di antara dua janggutnya berarti lisan kita ini. Apa balasan dari menjaga lisan? Jaminan surga! Subhanallah. "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam.” (Al Hadis).

Sebenarnya, ada sebuah alasan menarik di sini, mengapa lisan ini menjadi begitu penting untuk dijaga. Kita tahu, lisan akan melahirkan sesuatu bernama ‘kata’. Kumpulan kata demi kata yang diucapkan akan membentuk sebuah kalimat. Sebuah kalimat, memiliki kekuatan untuk mempengaruhi, baik itu menjatuhkan, ataupun menggugah semangat.

Kita bisa lihat pada diri Rasulullah. Tatkala terlontar sebuah kata, ataupun kalimat kebaikan, maka serta-merta pendengarnya akan tersentuh. Kata-kata beliau singkat, namun memiliki makna yang mendalam. Kalimatnya penuh dengan kearifan, pengetahuan, dan kebijaksanaan spiritual. Kita juga dapat menilik kehebatan sebuah kata pada zaman sekarang. Lihatlah, sebuah kabar dari mulut ke mulut dapat menghancurkan reputasi seseorang.

Allah Berfirman, “…Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat…”(QS Al-Baqarah: 83). Perintah bertutur kata yang baik ini bahkan disandingkan dengan perintah mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Berarti, sebegitu pentingnya menjaga lisan ini.

Sedangkan pada era globalisasi ini, dapat kita lihat, ghibah menjadi program yang digemari. Ejekan dan caci maki menjadi komoditi utama dalam acara-acara lawakan (walaupun mungkin hanya bermaksud untuk bercanda). Kata-kata hina dan umpatan menjadi perkataan lumrah bagi masyarakat kita. Padahal, semua ucapan kita akan dicatat oleh malaikat (silakan cek QS Qaaf: 18).

Maka, inilah pengaruh akibat kata-kata buruk tadi. Lihatlah moral pemuda kita, lihatlah akhlak masyarakat kita. Pada masa kejayaan Islam, ulama-ulama kita sangat menjaga adab dalam berkata ini. Mereka juga banyak menelurkan kata-kata motivasi dan hikmah. Orang-orang sukses dan besar, selalu memiliki kata-kata motivasi dan hikmah.

Inilah yang perlu kita benahi Saudaraku. Orang yang berakal adalah orang yang lisannya berada di belakang hatinya. Tiap kali ia ingin berkata, ia selalu bertanya pada hatinya,”Bermanfaatkah kata yang kuucapkan ini?”

Oleh: Muhammad Fatih
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/11/15/luofub-tatkala-lisan-kehilangan-kekangnya

Minggu, 13 November 2011

Tiga Macam Orang yang Takkan Disapa Allah


Diriwayatkan dari hadis Imam Bukhari dan Muslim, bahwasannya Rasulullah bersabda: “Tiga macam orang yang tak akan diajak bicara Allah pada hari Kiamat, dan tidak dilihat dengan rahmat-Nya, bahkan tidak dimaafkan dan tersedia bagi mereka siksa yang pedih, yakni: seseorang yang mempunyai kelebihan air di hutan, tiba-tiba tidak diberikan pada orang rantau yang berhajat padanya.
Kedua, seseorang yang menjual barang dagangannya sesudah Ashar, lalu ia bersumpah dengan nama Allah bahwa ia mengambil barang itu sekian, dan dipercaya oleh pembeli, padahal ia berdusta.
Ketiga, seorang yang berbaiat pada imam (pimpinan), ia tidak berbaiat kecuali untuk mendapatkan dunia (kekayaan), maka jika diberi ia menepati janjinya, jika tidak diberi (jabatan atau kekayaan) ia tidak menepati janjinya.”
(HR Bukhari dan Muslim)

Mencermati hadis tersebut, tiga golongan itulah yang akan merugi pada hari kiamat. Kenapa dikatakan merugi, karena hari kiamat adalah hari dimana syafa’at (pertolongan) hanya akan diberikan atas izin-Nya.

Kembali ke tiga golongan tersebut, Pertama, Seseorang yang memiliki kelebihan air di hutan, namun ia enggan membagi kepada orang rantau yang meminta sedikit airnya. Golongan pertama diibaratkan seperti seseorang yang kikir untuk bersedekah. Ia tahu bahwa ada seseorang yang lebih membutuhkan apa yang ia miliki ketimbang dirinya sendiri. Namun sayangnya, ia enggan tak mau berbagi khawatir apa yang ia punya akan berkurang atau pun habis.

Rasulallah SAW bersabda, Aisyah RA berkata, “Ya Rasulallah, apakah sesuatu yang tidak boleh ditahan (ditolak yang memintanya).

Jawab Nabi, “Air, garam, dan api,” (HR ibnu Majah).

Sabda Rasulullah SAW mengisyaratkan bahwa jika ada seseorang yang meminta air pada kita, dianjurkan untuk jangan pernah menolaknya, karena air adalah salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi keberlangsungan hidup manusia. Atau jangan pula ada di antara kita, bersedia memberi, lantas terus menerus mengungkit pemberiannya, padahal ia tahu sedekah yang seperti itu akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.

Seperti pada firman Allah SWT, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membatalkan pahala sedekahmu dengan mengungkit dan menganiaya (si pemberi), (orang yang demikian) bagaikan orang yang bersedekah hanya untuk dilihat orang, dan tidak terdorong oleh iman pada Allah dan hari kemudian. Maka, (orang yang berbuat demikian) bagaikan batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian ditimpa hujan lebat, maka ia tetap keras lagi licin. Mereka tak mendapatkan apa-apa dari usaha mereka itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk pada kaum yang kafir.” (Al-Baqarah: 264).

Dalam ayat ini Allah menerangkan syarat untuk diterimanya sedekah yakni harus bersih dari mengungkit dan hinaan. Muhammad Al-Bakri berkata, Siti Aisyah r.a terbiasa jika bersedekah pada seseorang, ia mengutus orang untuk menyelidiki orang yang disedekahi itu. Maka bila orang itu mendoakan Siti Aisyah, segera didoakan dengan doa yang sama, supaya jangan sampai doa itu sebagai imbalan sedekah itu, sehingga mengurangi pahalanya,” karenanya, para ulama berpendapat sunnah bagi seseorang yang bersedekah mendoakan orang yang disedekahi, sebagaimana doa orang yang disedekahi itu.

Maka, ada baiknya orang yang menerima sedekah, mendoakan untuk orang yang bersedekah sesuai dengan tuntunan Rasulullah dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, “Siapa yang diberi sesuatu, lalu berkata pada yang memberi, “Jazakallahu Khairan (Semoga Allah membalas padamu kebaikan), maka sungguh itulah sebaik-baik pujian,” (HR Tirmidzi).

Golongan kedua, seseorang yang menjual barang dagangannya sesudah ashar, lalu ia bersumpah dengan nama Allah bahwa ia mengambil (membeli) barang itu sekian, dan dipercaya oleh pembeli, padahal ia berdusta. Golongan kedua ini adalah sebagian orang yang bergelut dalam perniagaan dengan pesan moral yang terkandung adalah kejujuran.

Berdagang adalah pekerjaan yang sungguh mulia, mengingat profesi tersebut juga pernah dijalani oleh Rasulullah. Satu hal yang paling kita ingat adalah saat beliau meniagakan barang-barang milik istrinya, Siti Khadijah RA dengan modal jujur dan keramahan beliau, beliau meraup untung besar yang dengan keuntungan tersebut beliau serahkan seutuhnya pada Khadijah. Pesan yang kita ingat dalam kisah sukses Rasul dalam berniaga ini ialah Rasul memiliki tuntunan sendiri dalam berniaga, artinya tidak mengambil untung yang berlebihan apalagi sampai hati menipu pembeli. Karena, sedikit banyak untung yang kita ambil, itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT kelak.

Ketiga, seorang yang berbaiat pada imam (pimpinan), ia tidak berbai’at kecuali untuk mendapatkan dunia (kekayaan), maka jika diberi ia menepati janjinya, jika tidak diberi (jabatan atau kekayaan) ia tidak menepati janjinya. Golongan ketiga ini ialah golongan setia bersyarat pada pemimpin. Ia tunduk dan patuh pada pemimpin tanpa keikhlasan sebagaimana yang dianjurkan Allah dan Rasulnya. Ia hanya patuh dan mengakui kepemimpinan seseorang jika ia pun mendapatkan ‘bagian’ dari kepemimpinannya. Padahal, Allah mengajarkan kita semua untuk taat pada Allah, Rasul dan ulil amri (pemimpin).

Semoga Allah melindungi kita semua dari ketiga golongan tersebut. Sebab, jika Allah saja enggan melihat kita, lantas siapa lagi yang kuasa memberikan pertolongan di saat orang terdekat tak sanggup menolong? Wallahu a’lam bishshawwab

Oleh: Ina Febriany
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/11/10/lug3in-tiga-macam-orang-yang-takkan-disapa-allah

Rabu, 09 November 2011

belajar dari matahari


Matahari

apa yg terpikir dibenak kita saat melihatnya,menatapnya yg bgitu menyilaukan mata.

Yappp..Dia hanya menjalankan tugasnya, selalu, setia, setiap hari dengan cara yang sama, yaitu bersinar.

Kebayang gak sih, jadi matahari. Tugas selalu sama, waktu pulang dan pergi selalu sama, posisi selalu sama. Phieeewww, menjemukan.
Tapi pernah gak matahari ngambek..?
Pernah gak matahari sakit? BIG NO!

Kenapa matahari begitu setia?
Karena dia tunduk dan patuh pada Sang Pemberi Tugas.
Karena dia tahu, tugas yg diberikan begitu mulia, tak bisa digantikan oleh yg lain.
Karena dia tahu, kalau dia menjalankannya dgn penuh semangat,maka Tuhan akan memberi reward yg lebih.
Karena dia pun disiapkan dengan energi yg melimpah,dgn potensi yg luar biasa, yg menyiapkan dia lebih dari benda langit yang lain di sekitarnya.

Belajar dari matahari,
Manusiapun diberi tugas oleh Dzat yg sama,Sang Pemberi Tugas untuk Matahari… karena kita lebih berakal, maka harusnya kita lebih tunduk.
Manusiapun diberi tugas yg begitu mulia,yaitu menjadi pemimpin di muka Bumi,tidak dpat digantikan oleh makhluk lain.
Manusiapun diberi potensi yg sebenarnya jauh lebih dahsyat dari potensi matahari,jika pada matahari ada energi yg tak pernah padam,maka pada diri kita,ada energi yg bisa terus menerus kita isi,teraktualisasi,kita pelajari dan kita transformasikan.
Manusiapun tahu, betapa Tuhan tidak pelit terhadap reward yg dijanjikan-Nya,senantiasa dilipatgandakannya.. BELIEVE IT.!!


So,matahari saja sanggup membakar dirinya terus menerus hingga akhir zaman.
Ayo Teman, BAKAR SEMANGAT KITA tiap hari !!!



pandang hidup dan optimis

cara pandangSahabat, cara pandang hidup akan mempengaruhi masa depan seseorang. Karena cara pandang hidup inilah yang akan menjadi cara hidup. Dari cara hidup, akan menentukan cara bersikap. Dan dengan sikap, orang akan menemukan takdirnya. Tidak semua takdir telah tertulis, ada sebagian takdir yang dalam genggaman orang itu sendiri. Selamat membaca cerita motivasi di bawah ini

Seorang ibu menyuruh seorang anaknya membeli sebotol penuh minyak. Ia memberikan sebuah botol kosong dan uang sepuluh rupee. Kemudian anak itu pergi membeli apa yang diperintahkan ibunya. Dalam perjalanan pulang, ia terjatuh. Minyak yang ada di dalam botol itu tumpah hingga separuh. Ketika mengetahui botolnya kosong separuh, ia menemui ibunya dengan menangis, “Ooo… saya kehilangan minyak setengah botol! Saya kehilangan minyak setengah botol!” Ia sangat bersedih hati dan tidak bahagia. Tampaknya ia memandang kejadian itu secara negatif dan bersikap pesimis.

Kemudian, ibu itu menyuruh anaknya yang lain untuk membeli sebotol minyak. Ia memberikan sebuah botol dan uang sepuluh rupee lagi. Kemudian anaknya pergi. Dalam perjalanan pulang, ia juga terjatuh. Dan separuh minyaknya tumpah. Ia memungut botol dan mendapati minyaknya tinggal separuh. Ia pulang dengan wajah berbahagia. Ia berkata pada ibunya, “Ooo… ibu saya tadi terjatuh. Botol ini pun terjatuh dan minyaknya tumpah. Bisa saja botol itu pecah dan minyaknya tumpah semua. Tapi, lihat, saya berhasil menyelamatkan separuh minyak.” Anak itu tidak bersedih hati, malah ia tampak berbahagia. Anak ini tampak bersikap optimis atas kejadian yang menimpanya.

Sekali lagi, ibu itu menyuruh anaknya yang lain untuk membeli sebotol minyak. Ia memberikan sebuah botol dan uang sepuluh rupee. Anaknya yang ketiga pergi membeli minyak. Sekali lagi, anak itu terjatuh dan minyaknya tumpah. Ia memungut botol yang berisi minyak separuh dan mendatangi ibunya dengan sangat bahagia. Ia berkata, “Ibu, saya menyelamatkan separuh minyak.”

Tapi anaknya yang ketiga ini bukan hanya seorang anak yang optimis. Ia juga seorang anak yang realistis. Dia memahami bahwa separuh minyak telah tumpah, dan separuh minyak bisa diselamatkan. Maka dengan mantap ia berkata pada ibunya, “Ibu, aku akan pergi ke pasar untuk bekerja keras sepanjang hari agar bisa mendapatkan lima rupee untuk membeli minyak setengah botol yang tumpah. Sore nanti saya akan memenuhi botol itu.”

Kita bisa memandang hidup dengan kacamata buram, atau dengan kacamata yang terang. Namun, semua itu tidak bermanfaat jika kita tidak bersikap realistis dan mewujudkannya dalam bentuk KERJA.

(Disadur dari: William Hart, The Art Of Living)


Senin, 07 November 2011

"Spiritual Check Up"


Renungan Indah Pagi ini...

"Spiritual Check Up"

Saya pergi ke sebuah Klinik untuk check up kesehatan rohani.

Pertama kali datang saya diukur tensi darahnya, ternyata saya memiliki
"kelembutan hati yang rendah".
Ketika temperatur saya diukur, termometer menunjukkan derajat "kegelisahan hampir mencapai 40 derajat celcius".
Ketika pemeriksaan jantung, saluran arteri tersumbat oleh berbagai "kekecewaan, kesedihan, kemarahan dan dendam," sehingga memerlukan "bypass".
Ketika saya ke Orthopedic, kelihatanlah tulang-tulang saya mulai keropos oleh "rasa cemburu & iri".
Ketika memeriksakan mata saya yg mulai terganggu penglihatannya,
diketahui penyebabnya adalah krn saya sering "melihat kekurangan2" org di skitar saya, shingga kemampuan mata saya utk melihat hal-hal yg indah & baik mulai tertutup.
Ketika saya mengeluhkan pendengaran saya, terapis menyarankan saya untuk mulai "latihan mendengar suara-suara Ilahi & sesama" setiap hari utk lebih men sensitifkan pendengaran.

Setelah menjalani semua check up itu saya mendapat konsultasi dan obat gratis atas kemurahan Allah SWT utk mengobati semua penyakit saya tsb.

Obat yg diberikan adalah obat alami yg ditulis di atas resep sbb :
- Setiap pagi minum segelas "RASA SYUKUR" atas segala yg saya miliki
- Setiap siang minum sesendok
"PIKIRAN POSITIF" & sesendok PENGAMPUNAN
- Setiap jam minum 1 buah pil KESABARAN, secangkir KERENDAHAN HATI & satu mangkuk KASIH
- Setiap pulang ke rumah sore hari minum satu dosis CINTA
- Setiap malam sebelum tidur minum kaplet SUARA HATI yg jernih, satu pil anti KESEDIHAN & KEPUTUS ASAAN krn peristiwa2 yg saya alami hari ini
Tidur berselimutkan DOA & PENGHARAPAN
Kini saya sudah sembuh & dapat menjalani aktivitas dgn lebih baik.

Moral cerita :.
Cara penyembuhan yang sangat lah murah tanpa biaya karena kekuatan terbesar itu ada pada diri kita sendiri untuk selalu mengingat akan kebesaran Allah SWT.
Wassalamualaikum wrwb

Jumat, 04 November 2011

semakin kita mengerti semakin kecil kemungkinan kita kecewa


semakin kita mengerti semakin kecil kemungkinan kita kecewa.
semakin kita mengerti semakin kecil kemungkinan kita kecewa.
semakin kita mengerti semakin kecil kemungkinan kita kecewa.
semakin kita mengerti semakin kecil kemungkinan kita kecewa.
semakin kita mengerti semakin kecil kemungkinan kita kecewa.
semakin kita mengerti semakin kecil kemungkinan kita kecewa....

kalimat ini terngiang2 sekaligus menjadi obat atas segala ketidaktahuan dan kekecewaanku.yg barangkali tiap manusia pernah mengalaminya,termasuk yg ku rasakan setiap kali.
yaahh,,, memang betul sekali jika kita bisa mengerti,lebih tahu,lebih bijak lagi memandang segala sesuatu dgn sudut pandang orang normal (suasana hati yg normal dan tidak gegabah) insyaallah hasilnya... kita akan ikhlas dan menerima segala sesuatu dengan lapang dada dan tidak kecewa.

dan kita dituntut untuk ridho.. ridho berarti menerima segala takdir dan ketetapan yg Allah berikan kpd kita pahit maupun getir itu.bukankah kita jg disuruh untuk selalu berhusnu dzon atas segala ketetapanya.sebagaimana bunyi sebuah hadits qudsi" sesungguhnya Aku (ALLAH) bersama dengan prasangka hambaku"
selain itu kita memang tak boleh berharap lebih pada manusia..yaa karena ujung2nya adalah kekecewaan pada akhirnya,,Roja'(berharap) pada Allah lah kuncinya..
Tanpa kita minta Allah memberikan yg kita butuhkan dan tanpa hitung2an nikmat itu tak pernah berhenti baik kita berbuat maksiat apa Allah memberhentikan nikmatnya?? tidakk..pun sebaliknya..
semakin kita bijak memahami hidup,semakin dewasa,semakin paham,semakin mengerti bahwa segalanya akan baik2 saja manakala kita Libatkan Sang pencipta ALLAH Azza Wa Jalla..

Rasulullah tak pernah kecewa manakala dakwahnya ditolak sbagian besar kaum kafir makkah,dilempar bahkan diancam dibunuh di Tha'if,dikejar2 saat hijrah di ethiopia.
yang memang pada akhirnya itu hanyalah jalan mulia yg mengantarkan manusia terbaik seperti beliau menduduki manusia termulia di sisi ALLAh
karena beliau paham betul keberadaan dan eksistensinya adalah sebagai utusan dan khalifatul ardh..jadi tak heran memimpin dan mendakwahi sekian banyak manusia memerlukan byk energi,pikiran dan perasaan..melawan tekanan,ketidaknyamanan,rongrongan dari umat yg diserunya.

Aku teringat sebuah kata2 yg sangat dalam dari dosenku dikampus " jika alasan kita bergabung atau berhimpun dengan sebuah jama'ah atau perkumpulan karena aspek ekonomis,pragmatis,atau biologis maka bersiap2 siaplah kecewa,sebaliknya jika kita berkumpul karena kesamaan visi dan misi ideologis insyaallah akan ada keberkahan dan kekuatan dan dihindarkan dari rasa kekecewaan dan sakit hati" kurang lebih seperti itu.

soo ..semakin kita mengerti tujuan hidup kita semakin paham jalan hidup ini tak mudah,semakin kita mengerti semakin kita bijak memandang hidup,semakin pula kita tangguh mengahdapi ujian,cobaan,dan godaan...

Ya ALLAh bimbinglah hambamu yg lemah ini,maafkan dosa hamba yg lalu dan yg akan datang maafkanlah dosa yg hamba sendiri tidak tahu klo itu dosa dikarenakan karena kebodohan dan ketidaktahuan hamba akan ilmu..

"ROBBI SROHLI WA YASSHIRLI AMRI WAHLUL UQDATAN MIN LISANI YAFQOHU QOULI"






08:50,depok04112011

RAMAH ITU INDAH



Setiap kali kita mendengar pribadi seorang Nabi, Rasul, Para Ulama atau orang . yang bijaksana lainnya, sudah pasti yang terbayang adalah pribadi-pribadi yang berakhlak mulia. Dan salah satu dari akhlak mulia itu adalah terpancarnya keramahan, baik dari sikapnya, tutur katanya yang santun, wajahnya yang jernih, serta sikap yang arif dan bijak. Siapapun yang bergaul akrab dengan mereka, akan merasakan suasana aman dan menyenangkan, bahkan ketika berpisahpun akan menimbulkan kerinduan untuk berjumpa kembali dengannya. Jika kita mendengar kata para penjahat, orang durhaka, manusia biadab, niscaya yang terbayang adalah wajah yang bengis dengan sorat mata tajam dan dingin, bibir tanpa senyum, kalaupun tersenyum maka yang tercipta hanyalah senyum yang tidak disukai bahkan disyukuri kematiannya karena orang lain terbebas dari kejelekan kita?? Naudzubillah! Kita tidak punya pilihan lain, kecuali memilih bergabung dengan orang-orang yang mulia dan terhormat, walaupun harta, gelar pangkat kita tidak setinggi orang lain, karena kemuliaan manusia yang sesungguhnya tergantung dari akhlaqnya, dan salah satu kunci kemuliaan akhlaq adalah menjadi pribadi yang ramah. kesinisan semata, kata-kata yang keluar pun bisa jadi kata-kata yang ketus, kotor, kasar dan tentu penuh kesombongan serta perilaku yang menyakitkan. Bagi orang baik-baik tentu tak terbayang sedikitpun ingin akrab dengan mereka, karena rasa – rasanya tak akan pernah merasa aman dan bahagia bergaul dengan mereka. Pertanyaannya adalah? Seperti apakah kira-kira penampilan sehari-hari diri kita, seperti contoh yang mana? yang pertama atau yang kedua. Syukurlah jika kita bisa jujur menilai diri sendiri, tapi kalau belum sanggup melakukannya, tanyakanlah kepada orang-orang terdekat yang mengetahui perilaku kita sehari-hari. Hal ini penting sekali, agar kita tak terkecoh oleh penilaian diri yang merasa hebat dan mulia namun ternyata dalam pandangan orang lain sangat rendah, dlan menyebalkan. Semakin jujur terhadap diri maka semakin berpeluang menjadi terhormat dlan mulia. Akankah hidup yang hanya sekali-kalinya ini akan berakhir menjadi manusia

2. RAMAH ITU INDAH


Secantik apapun atau setampan apapun seseorang, jika ia termasuk orang yang judes, pemarah pasti akan hilanglah segala keindahan fisiknya bahkan bisa jadi yang tampak adalah kebalikannya, wajah yang tidak sedap dipandang, sikap yang menyebalkan dan tentu saja orang enggan berakrab-akrab dengannya. adapun sebaliknya, kita sering pula berjumpa dengan orang yang penampilan luamya biasa-biasa saja namun tampak bersahaja, dan tampak begitu manis serta menyejukkan, kita yang bergaul dengannya pun akan merasa nyaman dalam memandang dan mendengarkannya, tahukah anda siapa orang tersebut? tak salah lagi dialah “si ramah”. Sosok pribadi yang tampil dengan segala keramahannya dan bersikap santun kepada siapapun. Ia tak memerlukan makeup yang tebal, jas yang keren atau topeng-topeng mahal untuk menutupi kekurangannya, karena keindahan hakiki itu tidak terletak pada topeng yang kita kenakan, sebagus apapun aksesoris tubuh kita, melainkan terdapat pada isinya. Pada hati kita yang bersih.
Itulah keindahan yang hakiki. Persis seperti kalimat dalam sebuah iklan, “Buat apa beli botolnya, ini biangnya!” tetapi tentu saja kita yang biasa-biasa saja – baik penampilan maupun harta dan pangkat- tidak perlu merasa pesimis dan kecewa. Sebab, kita masih bisa menampilkan keindahan yang mengesankan buat siapapun, kuncinya adalah dengan menjadi orang yang selalu tampil ramah, sopan dan tulus.

3. RAMAH ITU MENYENANGKAN

Percaya atau tidak, anda akan sangat terkaget-kaget, temyata biang kesusahan itu bukan terletak semata-mata pada masalah yang sedang dihadapi, melainkan terletak pada sikap kita dalam menghadapi masalah tersebut. orang yang emosional, sebenarnya tidak sedang menyelesaikan masalah dengan baik, melainkan sedang mempersulit diri. Terkadang banyak masalah yang sepele dan sederhana menjadi rumit dan sangat merugikan, tentu semua ini terjadi disebabkan oleh pribadi yang jauh dari kebeningan hati, dan akibatnya sudah jelas, suasana bathin akan hidup ini menyenangkan dan bahagia ?!? Marilah kita mulai dari sikap yang paling murah dan paling ringan tapi paling cepat kita rasakan hasilnya. Hidup menjadi orang yang ramah dan santun, kepada siapapun.

4. RAMAH ITU SEHAT


Ada sebuah penelitian tentang kalori yang dipakai untuk sebuah kemarahan, ternyata energi untuk marah dalam segala bentuknya, sangat menguras tenaga luar dan dalam. Belum lagi kinerja organ tubuh kita menjadi semakin terpacu dalam kondisi yang tak normal, akibatnya sudah bisa ditebak, orang-orang yang ketus, pemarah mempunyai kecenderungan terserang penyakit (selain penyakit busuk hati sebagai biangnya), dan hidup yang tak sehat merupakan bagian dari penderitaan tersendiri, apa artinya bergelimang makanan, harta, kedudukan bila lahir bathin kita tidak sehat. Kalau kita membaca riwayat Nabi Muhammad, ternyata sepanjang hayatnya hanya dua kali beliau menderita sakit.,padahal beban masalah dan persoalan yang dipikulnya amatlah dasyat, para peneliti kemudian berusaha mencari kuncinya. Ternyata diantara kunci-kunci penting selain keyakinan yang kokoh dan mendalam kepada Alloh SWT, ibadah yang istiqomah, juga kebeningan hati yang selalu terjaga, melimpahnya kasih sayang kepada oranglain, selalu ingin membahagiakan orang, menyenangkan, menyelamatkan, menuntun sesama manusia, semua luapan kasih sayang itu akan terpancar dari kejemihan wajah, senyum tutus, sapaan penuh rasa hormat, sikap dan tutur kata yang sangat ramah, dan tidak pernah terdahului oleh orang lain, selalu saja beliau berusaha berbuat kebaikan sebelum didahului orang lain, ibarat pancaran matahari yang tersebar kesegala penjuru alam tanpa adanya harapan agar cahaya itu kembali kepadanya. Lalu mengapa kita harus merusak tubuh dan kebahagiaan diri kita dengan sikap sombong, pemarah, ketus, padahal temyata bagian dari sehat yang sangat kita rindukan itu adalah terletak pada sikap ramah dan tawadhu dari dalam diri kita sendiri.

5. RAMAH PEMBUKA PINTU RIZKI

Alkisah ada sorang pedagang kecil yang mempunyai sebuah kios mini. Kiosnya menjual pakaian dan peralatan sekolah yang sederhana, letak kios tersebut agak masuk ke dalam pasar, namun anehnya hampir tiada sesaatpun kios tersebut sepi dari pembeli, selalu saja pembelinya penuh berjubel, omzetnyapun melampaui omzet kios yang lebih bagus dan lebih lengkap, dan tentu saja rezekinyapun jauh lebih melimpah, anda ingin tahu rahasianya ??? . Ternyata pedagang ini sangat terkenal dengan kejujuran dan keramahannya, tidak bisa jadi pula anda akan rnenganjurkan orang lain untuk tidak berbelanja ketempat itu. Hal yang persis samna akan dilakukan orang lain bila mereka menilai anda adalah orang yang tidak ramah, ketus, judes maka tidak ada harapan rezeki akan datang.

6. RAMAH PENAKLUK AMARAH


Jika batu diadukan dengan batu lagi maka hasilnya akan ada yang belah, tapi lain halnya bila batu di adukan dengan tanah liat, niscaya menjadi lengket. Didalam Al Quran sendiri terdapat rumus untuk menaklukan hati yaitu dengan bersikap lembut dan penuh kasih sayang.Kita tentu pernah merasakannya, bayangkan saja, bila anda sedang kesal atau marah, lalu berjumpa dengan orang yang bijaksana, baru menatap wajahnya yang jernih dan cerah saja, hati kita sudah merasa lebih sejuk daripada tadi, belum lagi perhatian yang tulus serta keramahan pemah ada pembeli yang merasa tertipu sedikitpun juga dan tak pemah ada Pembeli yang merasa tersinggung oleh sikap dan tutur katanya, bahkan pesona dari keramahan serta transaksi jual-beli yang mudah, artinya tidak rewel dan rumit ini, membuat para pembeli mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari barang yang dibelinya , yaitu kepuasan bertemu dengan orang yang mulia akhlaknya, yang selalu memperlakukan para tamunya dengan baik membeli ataupun tidak. Karena ternyata, keuntungan bagi dirinya bukanlah dari untung jualannya melainkan kebahagiaan bagi para pelanggannya. Jika pelanggan bahagia, diapun bahagia, maka sudah bisa dipastikan rizkinyapun melimpah. Jika anda ingin mencoba mempraktekkan hal ini, temuilah pedagang yang berwajah anti senyum, ketus, sombong, tentu saja anda akan merasa kesal dan enggan bertemu lagi dengannya, tutur katanya yang berbobot akan membuat semakin teredam emosi kita bahkan bisa jadi berbalik pikir menjadi orang yang menyesali perbuatan yang sebelumnya kita anggap benar. Menarik sekali sebuah kisah dari buku kecerdasan emosi yang menceritakan tentang seorang pemabuk yang naik kedalam kereta clan mulai berbuat onar, kebetulan didalam kereta tersebut terdapat pula seorang ahli bela diri yang sangat terlatih, di benaknya sudah sangat terbayang hantaman untuk menaklukan sang pemabuk ini, terutama ketika pemabuk itu mulai mengganggu ibu yang membawa seorang bayi. Tapi secara tiba-tiba ada seorang tua kurus dengan beraninya menemui sang pemabuk dan menyapanya dengan penuh kesopanan, bahkan tetap menjawab dengan ramah serta penuh perhatian walaupun pemabuk tersebut bersikap ketus. Yang sangat menarik adalah ternyata lambat-laun kemarahan sang pemabuk semakin mereda, bahkan mereka akhimya turun di salah satu stasiun, dan ketika kereta bergerak lagi tampak dari jendela, sang pemabuk yang berbadan besar tersebut tengah duduk bersimpuh, disamping kakek Selamat berbahagia bagi siapapun yang bisa bersikap ramah sekalipun terhadap orang yang berbuat tak baik kepadanya.

7. RAMAH PEREKAT SILATURAHMI

Jikalau sifat kasih sayang sudah melekat pada diri seseorang maka akan tampak indahlah orang tersebut serta akan disukai manusia lainnya. Namun sebaliknya, bila sifat kasih sayang sudah sirna pada diri seseorang maka akan terkumpulah sifat serta perilaku buruk yang merugikan, bisa dipastikan pula ia akan menjadi manusia yang dibenci. Bayangkan dan amati keadaan di rumah, disiratkan oleh Rosululloh SAW bahwa ahli silaturahmi itu rezekinya akan bertambah, umur akan lebih dipanjangkan, dan tertolak dari bala musibah. Bagi para ibu yang judes dan ketus, para ayah yang kasar dan galak, para atasan yang arogan dan sombong serta emosional dan lain sebagainya, tidak usah terlalu bercita-cita ingin hidup tentram, bahagia, disukai orang lain, dilindungi, dan dibela orang lain dengan tulus, karena pintu kearah tersebut hanya terbuka bagi orang yang hatinya penuh kasih sayang, ketulusan dan sikap yang ramahdi kantor atau dimanapun yang sudah tak bernuansa kasih sayang, niscaya akan membuah
gerah dan tak nyaman. Saling menyikut, saling menginjak, saling menendang, dan ternyata perusak suasana ini adalah orang-orang yang berperilaku kasar, ketus, bengis, serakah, sombong. Mereka benar-benar perusak keadaan termasuk perusak hubungan kekeluargaan, kekerabatan, perusak suasana dan hubungan kerja, dan juga perusak nama baik keluarga, nama baik perusahaan dan lain sebagainya. Berlainan halnya dengan orang yang ramah, murah senyum, ringan tangan dalam membantu orang lain, kebaikan akan terpancar dari dirinya, siapapun akan suka berdekatan dan berakrab-akrab dengannya. Orang akan merasakan manfaat darinya, biasanya bila orang sudah memiliki rasa suka maka akan timbul komitmen untuk membela, melindungi, atau berkorban untuk orang yang disukai, baik diminta ataupun tidak, mungkin inilah yang disiratkan oleh Rosululloh SAW bahwa ahli silaturahmi itu rezekinya akan bertambah, umur akan lebih dipanjangkan, dan tertolak dari bala musibah. Bagi para ibu yang judes dan ketus, para ayah yang kasar dan galak, para atasan yang arogan dan sombong serta emosional dan lain sebainya, tidak usah terlalu bercita-cita ingin hidup tentram, bahagia, disukai orang lain, dilindungi, dan dibela orang lain dengan tulus, karena pintu kearah tersebut hanya terbuka bagi orang yang hatinya penuh kasih sayang, ketulusan dan sikap yang ramah.

8. RAMAH LADANG AMAL YANG MELIMPAH


Dalam teori ekonomi selalu saja kita ingin untung sebesar-besamya dengan modal sekecil-kecilnya, hal yang sangat manusiawi sekali clan tidak sepenuhnya salah. Begitu pula dalam urusan keuntungan akherat kitapun harus mencarinya sekuat tenaga sambil kita nikmati keuntungan duniawinya yang halal.Ternyata diantara amal yang paling ringan, tampa mengeluarkan harta, tenaga, biaya bahkan mendapat keuntungan yangmelimpah ruah, baik kepada sesama manusia, maupun dengan Penguasa Aiam semesta, adalah dengan menjadi ahli sedekah dengan cara memperlihatkan sikap kita yang selalu penuh keramahan, sedekah dengan senyum yang mills, sedekah dengan wajah yang cerah ceria, sedekah dengan ucapan salam dan tegur sapa yang sopan,sedekah dengan sikap santun penuhkemaafan, sedekah dengan pribadi lapang dada terhadap perilaku orang lain yang kurang menyenangkan, sedekah dengan tidak membalas penghinaan melainkan dengan kala-kala yang baik

9. RAMAH KESAN yang tak TERLUPAKAN

pertunjukan yang mengesankan, kemudian anda pulang. Ternyata ingatan akan pertunjukan tersebut terbawa sampai ke rumah. Begitupun halnya jika kita bertemu dengan pribadi yang menyenangkan, berjam-jam pun kita tidak Hogan bercengkrama dengannya. Caranya menanggapi pembicaraan kita, penuh dengan kesantunan dan penuh perhatian. Sikapnya yang sopan ketika menyela pendapat kita membuat kita merasa nyaman. Tidak ada nada meremehkan dalam setiap ucapannya, , walaupun ia tidak sependapat dengan kita. Keramahannya akan membuat kita ingin bertemu lagi dengannya. Berdiskusi dengannya clan menikmati pesona kesantunan yang terpancar dari dalam dirinya. Tidak demikian halnya jika kita berpapasan dengan seorang yang berwajah tidak menyenangkan untuk dipandang, suram, sikap yang kasal, pembicaraan Pemahkah anda menyaksikan suatu beraktifitas. Lalu apa hubungannya keramahan dengan energi yang kita keluarkan? Tentu saja ada, tatkala kita melakukan perbuatan yang lebih santun clan hormat kepada orang lain, kita tidak memerlukan banyak tenaga uuntuk melakukannya, cukup sebuah senyuman, orang lain akan lebih terkesan dengan keramahan yang kita tampilkan. Hanya sebuah senyuman saja, tidak lebih. Bukankah shadaqah yang paling ringan adalah dengan tersenyum. Tersenyum hanya blituh waktu beberapa detik, tapi.. .dampaknya amat luar biasa. Orang yang tadinya uring-uringan di timpa masalah, mendadak menjadi riang karena senyuman kita. Tentu saja senyuman dan keramahan harus tulus terpancar daTi hati ang bening pula, karena kenanyapun akan ke hati lagi. Contoh yang lain lagi, cobalah anda bersikap lebih santun ketika bertemu dengan siapapun, ucapkan salam Walau singkat, itu akan jauh lebih baik, ketimbang yang ketus clan tidak pernah mall menghormati, bahkan meremehkan pendapat kita. Apa yang kita rasakan? Tentu saja perasaan sebal, kesal bercampurdengan keinginan untuk tidak bertemu lagi dengannya. ltulah yang akan kita terima dari orang lain jika kitapun bersikap seperti itu, kita akan dikenang sebagai orang yang menyebalkan clan memuakkan, hingga orang lain enggan untuk berbincang-bincang dengan kita. lain halnya jika kita berperilaku ramah clan sopan selia menyenangkan jika bertemu, atau berbincang, orang lain tentu akan lebih berkesan ketika bertemu untuk kedua kalinya dengan kita. Jadi.. .silahkan anda tentukan pilihan, kesan mana yang ingin anda tampilkan terhadap orang lain.

10. RAMAH HEMAT ENERGI

Hemat energi, berarti kita sudah mengefektifkan waktu kita untuk tidak berlalu begitu saja ketika berpapasan dengan teman atau sahabat-sahabat kita. Ternyata, memang tidak butuh waktu banyak untuk berbuat ramah kepada orang lain, cukup dengan sebuah senyuman, wajah yang cerah ceria, serta ucapan yang baik orang akan terkenang pada kita. Lain halnya dengan jika kita bersikap ketus, sinis, sombong dan penuh kebencian, energi yang kita keluarkan tidak akan pernah sebanding dengan apa yang akan kita dapatkan dari orang lain. Kebencian orang lain pada kita akan membuat diri kita tersiksa dan menderita, sehingga lambat laun energi kitapun terkuras hanya untuk memikirkan ketidaksukaan orang kepada kita. Jadi mengapa memilih bersikap ketus dan sombong kalau kita bisa bersikap ramah dan santun kepada orang lain!

Oleh :KH.Abdullah Gymnastiar
http://ayok.wordpress.com/2006/12/19/ramah-itu-indah/

Selasa, 01 November 2011

Jangan Menunggu

Jangan menunggu bahagia baru tersenyum
tapi tersenyumlah, maka kamu akan bahagia

Jangan menunggu kaya baru bersedekah
tapi bersedekahlah, maka semakin kaya

Jangan menunggu cinta baru berta’aruf
tapi berta’aruflah, insya Allah cinta hadir dalam ridhoNya

Jangan menunggu pasangan yang sempurna baru menikah
tapi menikahlah, maka insya Allah kesempurnaan akan hadir dalam hidupmu

Jangan menunggu terinspirasi baru menulis
tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam jiwamu

Jangan menunggu termotivasi baru bergerak
tapi bergeraklah, maka motivasimu akan meningkat

Jangan menunggu proyek baru mau bekerja
tapi berkerjalah maka proyek kan berdatangan kepadamu

Jangan menunggu dicintai baru mencintai
tapi belajar mencintai, maka engkau kan dicintai

Jangan menuggu kuantitas, baru membangun kualitas
Tapi binalah kualitas, maka kuantitas akan bersama orang2 yang berkualitas

Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang
tapi hiduplah dengan tenang, insya Allah bukan sekedar uang yang datang

Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti
Tapi bergeraklah, maka engkau akan menjadi contoh yang diikuti

Jangan menunggu sukses baru bersyukur
tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu

Jangan menunggu menang, baru bertaqwa total
tapi bertaqwalah dengan total, maka kemenangan pasti kan datang

Para Pecundang selalu menunggu bukti
dan para pemenang selalu menghadirkan bukti
Seribu kata mutiara akan dikalahkan oleh satu aksi nyata

Nasehat Kiai Sepuh Kepada Dai Muda*


oleh Hamim Thohari Abu Syauqiy pada 28 Mei 2011 jam 10:41



Nasehat Kyai Sepuh kepada santrinya yang

baru semangat-semangatnya berdakwah:

Ngger, Putraku...

Jangan hanya bisa mengata

mencaci dan mencela

ini salah itu salah

ini sesat itu bid'ah

apakah surga telah kau tempah **

untuk orang lain neraka bernanah??

Ngger, Putraku...

Apalah yang sudah kau buat

Para dai jauh sebelum perang bubat

telah berjuang tegakkan syariat

tancapkan tinggi panji syahadat

tanpa maki tanpa hujat

Ngger, Putraku...

tidak sejengkal tanah pusaka

luput dari jejak kaki mereka

tidak gunung tidak belantara

tidak darat tidak samodara

semua bersaksi atas dakwahnya

Ngger, Putraku....

Di seantero nusantara

mereka telah menyantrikan budaya

tahlil menjadi pengganti kidung puja dan mantra

kemben sedada menjadi kebaya

sesaji menjadi sedekah kepada yang papa

gotong royong berlandaskan birri wat-taqwa

Ngger, Putraku...

Seharusnya kau menjaga

bukan membawa luka

seharusnya kau tautkan yang menganga

bukan malah membentang samodra

Betapa pun mereka tidak sempurna

Mereka telah berjasa

Hidayah kita di dada

Mengalir lewat arwah mereka

______________

* terinspirasi tulisan Cik Abd. Naddin Shaiddin "Pak M Syuaib Asren Kini Meninggalkan Kita." Ucapan terimakasih kepada yang berbahagia Cik Abd. Naddin Shaiddin

** tempah = pesan

Template by:

Free Blog Templates