Selasa, 31 Januari 2012

Lilin Babi ngepet


duit babi ngepetBabi ngepet. Salah satu profesi menyimpang dari tatanan agama samawi ini punya pesan yang merangsang jemariku membuat catatan ini. Profesi ini membuat seseorang mampu mendapatkan harta dengan memuja jin. Orang yang sudah buntu pikirannya ini akan berubah menjadi babi jadi-jadian yang lihai mencuri uang, kemudian hidup dan matinya tergantung lilin yang dijaga oleh partnernya. Lilin harus tetap menyala. Jika padam, maka orang yang sedang beroperasi mencuri dengan fisik babi itu akan secara otomatis menemukan bad ending-nya mati alias koit.

Babi ngepet. Aku tertarik. Tapi, bukan untuk menjadi seorang babi ngepet, tapi aku tertarik dengan lilinnya. Hehehe. Kenapa? Karena lilin sangat penting bagi kehidupan si babi ngepet. Padam lilin, matilah si babi.

Imajinasi nakalku menganalogikan hidup dan mati kita juga bergantung pada sebuah lilin layaknya si babi ngepet. Padam lilin itu, maka jadilah kita mayat hidup, bahkan mungkin mayat sungguhan. Hehehe.

lilin yin yangApa lilin itu? Lilin itu adalah semangat. Adakah dari kita yang mampu survive mengarungi hidup tanpa semangat? Nihil. Tak satupun kita yang akan mampu. Hidup punya bergudang-gudang tantangan yang mutlak kita hadapi.
Bagaimana agar semangat tetap hidup? Adalah penting bagi kita agar tetap memiliki visi yang tetap terjaga visualisasinya dalam hati, pikiran maupun bentuk-bentuk yang tertangkap oleh mata kita (bisa dalam bentuk tulisan ataupun gambar).

Namun perlu diketahui, persoalan baru akan muncul tatkala kita terjebak pada visi yang membuat kita bingung, resah dan gelisah alias tak tenang. Kondisi seperti ini akan terjadi jika antara visi dan realita punya gap yang jauh. Contoh, mungkin saja kita sudah merasa berusaha maksimal namun visi tak kunjung tergenggam. Kondisi ini akan mudah membuat seseorang menjadi tak bersemangat. Artinya padamlah lilin itu dan akhirnya innalillahi. Hehehe.

Padahal, jika mau bijak, visi yang telah ditetapkan tak sedikitpun bersalah. Yang salah adalah sang perealisasi visi tersebut. Dia sendiri yang memadamkan lilin semangat, bukan visi. Sang perealisasi visi lupa bahwa lilin tersebut akan tetap menyala jika dijaga konsisten oleh tiga partner penjaga lilin yang bernama sabar, syukur, dan tawakal. Inilah tiga partner penjaga lilin semangat dalam hidup kita.

  1. Sabar. Apapun yang terjadi, yakinilah bahwa semua yang terjadi adalah yang terbaik bagi kita. Yakinilah tak pernah ada buah pahit dari sabar. Semuanya manis.
  2. Syukur. Tak ada rasa berkekurangan jika syukur tetap memeluk hati. Tak ada keluh kesah. Yang ada hanya ucapan terimakasih atas segala sesuatu yang terjadi atas kita. Tak ada gelap, yang ada hanya terang. Tak ada susah, yang ada hanya senang. Tak ada kegagalan, yang ada hanya proses menuju kesuksesan.
  3. Tawakal. Serahkan segala sesuatunya kepada Tuhan yang Maha Tunggal dan Maha Berkuasa. Tugas kita hanyalah berusaha, berusaha, dan berusaha dengan niat bersih. Dia maha adil. Siang 12 jam, malampun 12 jam. Hasil akan sebanding dengan usaha. Ini pasti. Yakinilah Dia itu maha pengasih dan penyayang. Kesal dan berkeluh kesah adalah bentuk sikap yang melecehkan eksistensi kemahapengasihan dan kemahapenyayangan Nya. Hasil urusan Tuhan Yang Maha, berusaha urusan kita. Dijamin pusing, bingung dan resah jika urusan kita tak kita pikirkan, malahan kita sibuk pikirkan urusan Tuhan. Manusia berusaha, Tuhan memberikan hasil. Jadi, terserah Dia saja. Dan ingat, Dia itu maha adil lho. Hehehe.

misi dari hatiInilah ketiga penjaga lilin semangat dalam diri kita untuk menjinakan hidup. Bervisilah asal hati tetap tenang. Masa depan boleh dipikirkan tapi jangan dibingungkan. Sesuatu yang benar pasti menenangkan hati. Maka pilihlah visi yang menenangkan hati.

Kita semua bisa. Yakinlah anda bisa. Kita semua pasti bisa. Bisa jadi pribadi visioner yang sukses dan mengagumkan, bisa juga jadi babi ngepet. Tinggal pilih saja siapa penjaga lilin kita. Kalau penjaganya adalah tiga partner penjaga, maka kita adalah sang visioner. Kalau penjaganya adalah seorang manusia biasa, maka kita adalah sang? Tahu kan?

Pohon yang Membuat Lebih Kaya

Pohon yang Membuat Lebih Kaya





Di sebuah desa nampak seorang anak belasan tahun berjalan bersama ayahnya. Mereka berasal dari keluarga kaya. Ayah dan anak ini sudah menghabiskan waktu berkeliling ke berbagai tempat untuk mengajari makna hidup. Namun mereka sepertinya tidak mendapatkan tempat yang memberi kesan yang menghujam dalam hati.

Suatu ketika, mobil mereka berhenti di sebuah desa yang jauh dari keramaian. Mereka tertarik dengan pemandangan alami desa itu. Hamparan ladang dan sawah yang menghijau. Burung berkicau sangat merdu. Dari jauh terlihat perkampungan di tengah sawah yang dikelilingi pepohonan. Mereka sangat tertarik dengan perkampungan yang masih banyak pepohonannya.

Sang Ayah mengajak anak satu-satunya berjalan menuju kampung itu untuk melihat lebih dekat kehidupan masyarakat desa. Mereka melihat-lihat pemandangan dan aktifitas masyarakat tanpa mengganggunya. Ayah dan anak itu sangat menikmati kegiatan ini hingga meninggalkan mobilnya di jalan. Mereka berdua menyusuri jejalanan desa dengan pandangan takjub.

Tibalah mereka di sebuah gubuk di bawah rindangnya pohon yang buah-buahnya sedang ranum. Ayah dan anak ini kemudian duduk melepas lelah sambil menikmati teduhnya naungan pohon dan sejuknya semilir angin sore. Sang Ayah kemudian memulai pembicaraannya.

”Anakku, .apakah kamu senang dengan perjalanan kali ini?”

”Sungguh menakjubkan, Ayah! Baru kali ini aku merasakan perjalanan yang sangat berkesan.” jawab sang anak penuh semangat.

”Apa yang membuatmu sangat terkesan, Nak?” tanya sang Ayah penasaran.

”Pohon-pohon ini dan mereka yang merawatnya, Ayah. Ternyata mereka lebih kaya daripada kita karena memiliki pohon-pohon itu.” anak itu menjawab perlahan.

Ayahnya mengangguk pelan. Ia yakin anaknya punya alasan yang akan membuatnya kagum.

”Coba terangkan alasanmu, Nak. Mengapa mereka lebih kaya?”

Sang anak menghela nafas sejenak.

”Ayah, kita memerlukan kendaraan mewah yang bisa mengantar kita tanpa terkena panas dan hujan. Tapi mereka punya pohon-pohon yang menaungi mereka dari panas dan hujan.”

” Kita punya seekor tupai dan 3 ekor burung yang dibeli dengan harga mahal. Sementara tupai dan burung-burung itu datang sendiri dan bersarang di pekarangan mereka yang rindang.”

”Kita membeli AC dan kipas angin untuk mengusir panas. Sementara mereka memiliki udara yang segar dan bersih dimana pun mereka bekerja dan beristirahat.”

”Kita harus membeli buah-buahan, rempah-rempah dan obat untuk kebutuhan kita. Mereka tinggal memetik, memungut, meramu dan menghidangkan semuanya dari kebun mereka sendiri.”

”Kita harus membeli kayu yang mahal untuk memperindah rumah kita. Mereka tinggal mengambil sendiri di depan rumahnya, kapan saja mereka mau.”

”Kita memagari rumah dan membuat dinding tinggi agar aman dari terik matahari dan angin kencang. Mereka mempunyai pepohonan yang melindungi dan membuatnya aman dari gangguan cuaca.”

”Kita minum dan mandi dengan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Mereka bebas mandi, mencuci dan minum air dari sungai yang dikeluarkan dari kumpulan pohon-pohon , Ayah.”

”Kita datang kemari dengan menyisihkan tabungan berbulan-bulan untuk melihat pohon-pohon ini. Mereka tiap saat menikmati pemandangan dan suasana alami dan memetik hasil darinya.”

Ayahnya mendesah. Ia sangat puas dengan jawaban anaknya. Sang Ayah ingin memperkuat renungan anaknya.

” Ini semua karena keberkahan dari menanam pohon, anakku. Mungkin juga berkat doa-doa yang dipanjatkan burung, tupai, cacing dan makhluk lain yang bisa hidup nyaman karena tumbuhnya pohon.”

Lalu sang Ayah memeluk tubuh anaknya. Semilir angin mengiringi langkah mereka menembus persawahan menuju mobil yang ditinggalkannya sejak pagi. Mentari sore mengiringi perjalanan pulang ayah dan anak ini. Mereka telah mendapatkan hikmah dari perjalanannya. Hikmah dari lukisan alam-Nya.

Achmad Siddik Thoha
http://filsafat.kompasiana.com/2012/01/13/pohon-yang-membuat-lebih-kaya/

Barat Kembali Memasuki "Era Kegelapan"


Barat Kembali Memasuki "Era Kegelapan"



Lima tahun pasca krisis kredit terjadi di 2008, ekonomi negara barat kembali dihadapkan pada prospek terjadinya kehilangan momentum pertumbuhan. Keadaan tersebut membuat dunia internasional waspada akan kemungkinan perburukan yang lebih jauh. Jika krisis utang di Eropa tidak juga menemukan jalan keluar.

Beberapa waktu lalu Direktur IMF, Christine Lagarde berkunjung ke Berlin. Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk menyusun rencana aksi setelah IMF memutuskan meminjamkan dana sebesar 500 miliar dolar AS untuk menolong negara-negara yang tengah ditimpa krisis utang.

Forum G20 pun beberapa waktu lalu telah memutuskan untuk meningkatkan besaran dana penyelamatan sebesar 1 triliun dolar AS. Alokasi dana tersebut merupakan langkah penting untuk menstabilkan pasar keuangan dan mencegah krisis zona eropa menyebar ke wilayan lain. Selanjutnya, mentri - menteri Keuangan di kawasan Eropa akan bertemu untuk membicarakan soal rencana penyelesaian utang mereka pada Selasa mendatang.

Bank Dunia saat ini telah mulai melihat kerusakan ekonomi dunia yang diakibatkan oleh krisis utang ini. Hal ini tampak dari semakin banyaknya bank Eropa yang menarik pinjaman mereka dari negara berkembang, minggu lalu. Langkah tersebut memberikan sinyak negative dan membuat proyeksi pertumbuhan negara maju Eropa dipangkas. Turun lebih dari satu persen menjadi 2,5 persen di 2012. Proyeksi yang sama pernah mereka dapatkan pada 2008 lalu, ketika dunia menghadapi fase resesi global.

IMF juga berencana memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi dunia minggu ini. Meskipun AS menunjukkan tanda-tanda perbaikan dalam beberapa minggu terakhir, namun ekonomi negara tersebut masih dianggap terlalu lemah untuk memberikan sinyal penguatan yang berkelanjutan. Proyeksi pertumbuhan Eropa tidak lebih baik dan telah jatuh kembali ke dalam resesi ringan.

Goldman Sachs menghitung, pertumbuhan pendapatan perkapita AS menyusut 0,7 persen setiap tahun, antara 2007 dan 2011. Dibandingkan dengan pertumbuhan dua persen pada periode resesi. Di kawasan Eropa, penyusutan hampir serupa sebesar 0,6 persen turun dari 1,8 persen dalam masa pre-resesi.

Menurut mereka, resesi dan lambatnya tingkat pertumbuhan akan mengantarkan mereka ke tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dan tingkat pengangguran yang berlarut-larut. Jika tidak diperhatikan, masalah ini akan semakin besar dan akan sangat sulit ditangani dengan pinjaman utang pemerintah. Selain itu akan membuat profil pertumbuhan tidak stabil.

Ekonom, Jerome Levy meramalkan, AS akan terperangkap dalam lingkaran pertumbuhan rendah. Setidaknya sampai level utang rumah tangga dilunasi, iklim bisnis kembali kompetitif, dan pengupahan kembali baik.


http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/01/24/ly9ii0-barat-kembali-memasuki-era-kegelapan

Senin, 30 Januari 2012

Roger Hadden: Trinitas Membawaku Memeluk Islam





Roger Hadden adalah seorang dokter gigi berasal dari Dungannon, Irlandia Utara. Ia membuka praktek dokter giginya di Inggris. Namun, ia telah lama tinggal di Skotlandia.

Hadden dibesarkan dari keluarga Kristen, dan ia adalah telah memutuskan menjadi Kristen sejak lahir. Meskipun dibesarkan dengan ajaran Alkitab, namun ia tidak terlalu mengikuti prinsip-prinsip yang diajarkan.

Hadden layaknya pemuda Inggris kebanyakan, sangat suka bersenang-senang tanpa mengenal batas. Ketika remaja ia mengaku tidak menjalankan agama apa pun, termasuk Kristen. “Saya selalu percaya bahwa Tuhan itu ada,” ujarnya.

Ia meyakini alam semesta ada penciptanya dan manusia tidak bisa menciptakan dirinya sendiri. Ketika terus berusaha berpikir tentang Tuhan dari waktu ke waktu, Hadden selalu terganjal dalam keyakinannya.

Ketika melanjutkan studi ke jenjang universitas, ia bertemu banyak Muslim. Pada saat itu ia dan teman-teman Muslimnya terus bergulat dalam diskusi yang membahas tentang keyakinan. Hadden sangat menikmati diskusi-diskusi tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, Hadden ingin bersikeras memperdalam keagamaannya dan keyakinan Kristennya.

Ketika memasuki tahun terakhir kuliahnya di universitas, Hadden membuat rencana untuk mereformasi keyakinannya dan menjadi seperti orang tuanya dulu; Kristen taat. Dan ia memutuskan untuk memulai memahami bacaan Alkitab.

Ia memulainya dengan memantapkan konsep Trinitas, yang selalu mengganggu pikirannya. Karena pada waktu itu pemahaman agama Kristennya masih awam, kadang ia cukup bingung untuk berdoa. “Apakah doa saya akan ditujukan kepada Tuhan Bapa atau Yesus,” ujarnya.


Hadden kemudian berbicara dengan beberapa pemuka agama Kristen, untuk mendapatkan penjelasan akan konsep Tritunggal. Namun, tak satu pun dari mereka yang dapat meyakinkan dirinya.

Ia kemudian memutuskan untuk terus membaca dan memahami Alkitab, dengan mencari kebenaran di dalamnya.

"Masalah Trinitas membingungkan saya. Karena mengapa semua Nabi dalam Perjanjian Lama berdoa kepada Tuhan dan melakukan tindakan benar berharap pengampunan Tuhan? Dan tidak ada yang berdoa kepada Yesus?" gusarnya.

Bahkan tidak disebutkan kata 'Trinitas' dalam Perjanjian Lama, dan sebagian pemuka Kristen bahkan berpendapat tidak ada dalam Perjanjian Baru. Hadden tahu, Tuhan tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang, jadi pasti ada yang salah dengan ini.

Hadden kemudian berbicara dengan teman-temannya di Universitas. Beberapa mereka beragama Sikh, Katolik, ateis, dan beberapa juga ada yang Muslim. Keingintahuan telah merubah hidup Hadden sepenuhnya, dan ia menemukan jawaban dari sahabat Muslimnya.

Dalam Islam diperintahkan menyembah satu Tuhan, yang tidak memiliki mitra atau partner dengan-Nya. "Saya sangat tertarik dengan konsep ini," kata Hadden. Namun, Hadden terus membaca Alkitab dan membandingkan sumber-sumber Kristen dengan Alquran dan buku-buku Islam.

Ia menemukan bahwa Muslim percaya Tuhan mengirim pesan kepada umat manusia melalui para nabi yang berbeda sejak Adam, manusia pertama. Dan semua nabi itu hanya percaya pada satu Tuhan, Allah SWT. Dan Muslim juga percaya bahwa akan ada hari perhitungan di akhir dunia nanti, ketika semua orang akan dibangkitkan dan dihakimi.

"Saya menyadari bahwa inilah yang saya percaya. Dan apa saya pikir, seperti inilah Alkitab berkata pada saya," kata dia. Hadden kemudian mendiskusikan hal-hal tersebut dengan kedua orang tuanya, namun mereka tidak terlalu terkesan.

Beberapa bulan memperoleh karunia dan hidayah Allah, Hadden memantapkan hati untuk menjadi seorang Muslim. Ia pun memutuskan memeluk Islam.

Ia meyakini keputusannya ini adalah langkah yang tepat. "Alhamdulillah, terima kasih Allah," ujarnya.

Hadden kini mencoba menjadi Muslim sejati dan berusaha membantu orang lain. Hari-harinya diisi dengan ibadah, shalat lima waktu dan tadarus (membaca) Alquran. Teman-teman Hadden di universitas sempat terkejut dengan perubahannya, terutama sejawatnya di kedokteran gigi.

Orang tua Hadden pun marah besar, mereka percaya sang anak sudah dicuci otaknya. Ia ingat ketika pertama kali memberi tahu orang tuanya bahwa ia memilih menjadi seorang Muslim, mereka tidak terlalu terkesan.

Kedua orang tuanya mengatakan langkah Hadden itu adalah "tindakan yang dibenci agama". Namun, itu tidak menyurutkan langkah sang dokter gigi untuk menjadi pengikut Rasulullah. Beberapa bulan kemudian ia memutuskan bersyahadat.

Walaupun sejak masuk universitas Hadden selalu berjauhan dengan orang tuanya, tetapi ia terus mencoba untuk mengunjungi mereka. Kini, ia merasa hubungan dengan orang tuanya telah membaik. Sebab, berlaku baik kepada mereka (orang tua) adalah perintah Allah dalam Alquran.

"Saat ini saya bekerja sebagai dokter gigi di Inggris. Dan telah menikah dengan seorang wanita Muslimah setahun yang lalu. Dan berkat karunia Allah, kami dianugerahi seorang anak bernama Ismael," tuturnya.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/12/01/26/lyenqj-roger-hadden-trinitas-membawaku-memeluk-islam

Rabu, 25 Januari 2012

Antek-antek Liberalis di indonesia

Oleh :
Habib Muhammad Rizieq Syihab, MA
Ketua Umum DPP FPI

“Rand Corporation”
yaitu sebuah Pusat Penelitian dan Pengkajian Strategi tentang Islam dan Timur Tengah, yang berpusat di Santa Monica – California dan Arington -Virginia di Amerika Serikat, atas biaya Smith Richardson Foundation, melakukan kajian Gerakan Islam di berbagai belahan Dunia Islam.
Hasil penelitian dan kajian lembaga ini telah diturunkan dalam bentuk sejumlah Laporan Resmi yang antara lain berjudul :
“Civil Democratic Islam” (Th.2003) dan “Building Moderate Muslim Networks” (Th.2007).

Laporan “Rand Corporation” menjadi referensi penting bagi Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat (National Intelligent Council / NIC) yang membawahi 15 Badan Intelijen dari 15 Negara, yang diketuai oleh Robert Hutchings.
Dalam berbagai laporan hasil kajiannya,
“Rand Corporation” memetakan Gerakan Islam sesuai dengan kepentingan Barat, yaitu menjadi empat kelompok :
●.Fundamentalis,
●.Modernis,
●.Liberalis dan
●.Tradisionalis.
Dalam rincian setiap kelompok tersebut, diuraikan tentang karakter, ciri, status dan cara penanganan tiap kelompok.

Ditambah lagi dengan dokumen-dokumen hasil penelitian lainnya, maka menjadi jelas bahwasanya klasifikasi gerakan Islam yang dilakukan para peneliti Barat sangat subyektif, karena hanya berdasarkan kepentingan Barat semata.

FUNDAMENTALIS

Berdasarkan kacamata Barat dan sesuai dengan kepentingannya, yang dimaksud dengan Fundamentalis ialah Gerakan Islam yang berkarakter “Anti Barat”. Cirinya ada empat, yaitu :
●.Pro Syariat Islam,
●.Pro Khilafah Islamiyah,
●.Anti Demokrasi Barat dan
●.Kritis terhadap pengaruh Barat.
Status kelompok ini adalah “Berbahaya”, dan penanganannya adalah”Habisi”.

Siapa pun, perorangan atau kelompok Islam, yang mendukung perjuangan penerapan Syariat Islam, dan setuju dengan penegakan sistem Khilafah Islamiyah, serta menolak sistem Demokrasi Barat, lalu bersikap kritis dan selektif terhadap pengaruh Barat, maka dipastikan oleh Barat ia adalah Fundamentalis,
baik lugas mau pun tegas,
lembut mau pun keras,
kalem mau pun vokal,
diam di rumah atau pun turun ke jalan.

Kelompok ini diberi status “Berbahaya” karena dinilai mengancam kepentingan Barat.
Kelompok ini dianggap tidak bersahabat dengan Barat, bahkan cenderung memusuhi Barat.
Kelompok yang Anti Demokrasi Barat selalu dinilai sebagai kelompok yang tidak menghargai musyawarah, tidak toleran terhadap perbedaan, mau menang sendiri, suka memaksakan kehendak, anti dialog, kaku, kolot, radikal dan eksklusif.

Kelompok ini harus dihabisi dengan berbagai macam jalan, antara lain :
●.Pertama, stigmaisasi kelompok.
Caranya, :
semua perbuatan baik kelompok ini tidak boleh dipublikasikan oleh jaringan media Barat dan anteknya.
Sebaliknya, semua kesalahan atau keburukan kelompok ini sekecil apa pun, wajib dipublikasikan secara besar-besaran, bahkan harus diulang-ulang pemberitaannya, walau pun sudah kadaluwarsa.
Buat stigma negatif kelompok ini sehingga diidentikkan dengan sesuatu yang tidak disukai masyarakat, seperti radikalis, anarkis, teroris, dan sebagainya.

●.Kedua, pengkerdilan aktivis.
Caranya :
halangi mereka dari pengembangan pendidikan dan kualitas SDM lainnya.
Dalam pemberitaan para tokoh dan aktivis kelompok ini tidak boleh disebutkan gelar akademis atau pun gelar kehormatan mereka,apalagi menyebut suatu karya atau hasil kerja mereka.
Cukup sebut nama, dan mereka mesti ditampilkan sebagai orang yang tidak cerdas, tidak rapih, tidak kreatif dan tidak santun, bahkan tonjolkan kebodohan dan keterbelakangan serta kegarangannya.

●.Ketiga, pengucilan kelompok.
Caranya :
jangan beri kelompok ini kesempatan sekecil apa pun dalam sistem kekuasaan, baik legislatif, yudikatif mau pun eksekutif.
Jangan libatkan kelompok ini dalam even apa pun, baik nasional mau pun internasional.
Jangan pernah meminta pendapat apa pun dalam urusan yang bagaimana pun kepada kelompok ini.
Jangan pernah memberi peran apa pun dalam situasi bagaimana pun dan dimana pun.

●.Keempat, pembusukan kelompok.
Caranya :
susupi dan adu domba antar aktivis dan antar pimpinan mau pun anggota kelompok ini.
Tunggangi setiap aksi kelompok ini dan kacaukan agendanya.
Ciptakan aneka kerusakan yang bisa dinisbahkan kepada kelompok ini.
Sebar fitnah dan tuduhan apa saja secara tersistem yang bisa menghancurkan kelompok ini.

●.Kelima, pembunuhan kelompok.
Caranya :
jebak dan ciptakan alasan hukum untuk menangkap para tokoh dan aktivis kelompok ini.
Buat alasan legal formal untuk membubarkan kelompok ini.
Dorong penguasa agar menjadikan kelompok ini sebagai organisasi terlarang.
Bayar preman untuk diadu dengan kelompok ini.
Ancam, teror dan intimidasi kelompok ini dimana pun mereka berada.
Buat para tokoh dan aktivis kelompok ini tidak nyaman berpergian kemana pun.
Pada kondisi puncak :
Bunuh tokoh dan aktivis kelompok yang paling berbahaya bagi kepentingan Barat.

MODERNIS

Berdasarkan kacamata Barat dan sesuai dengan kepentingannya, yang dimaksud dengan Modernis ialah “Kelompok Islam” yang berkarakter
“Pro Barat”. Cirinya ada empat, yaitu :
●.Anti Syariat Islam,
●.Anti Khilafah Islamiyah,
●.Pro Demokrasi Barat dan
●.Tetap Kritis terhadap pengaruh Barat.
Status kelompok ini adalah “Aman”,
dan penanganannya adalah “Rangkul”.

Kekritisan Modernis dan kekritisan Fundamentalis terhadap pengaruh Barat tidak sama.
Kekritisan Fundamentalis berdiri atas dasar Syariat Islam, artinya segala pengaruh Barat yang bertentangan dengan Syariat Islam pasti ditolak.
Sedangkan kekritisan Modernis hanya atas dasar kepentingan kelompok, bahkan cenderung pragmatis dan materialis.

Siapa pun, perorangan atau kelompok yang “mengaku” Islam, tapi menolak penerapan Syariat Islam, dan tidak setuju dengan penegakan sistem Khilafah Islamiyah, serta sebaliknya setuju dan mendukung sistem Demokrasi Barat, namun tetap bersikap kritis dan selektif terhadap pengaruh Barat, maka dipastikan oleh Barat ia adalah Modernis,
baik lugas mau pun tegas,
lembut mau pun keras,
kalem mau pun vokal,
diam di rumah atau pun turun ke jalan.

Kelompok ini diberi status “Aman” karena dinilai tidak mengancam kepentingan Barat.
Kelompok ini dianggap cukup bersahabat dengan Barat dan menguntungkan Barat, bahkan cukup pro Barat.
Kelompok yang Modernis selalu dinilai sebagai kelompok yang cukup menghargai musyawarah,
cukup toleran terhadap perbedaan,
tidak bersikap mau menang sendiri,
tidak suka memaksakan kehendak,
dialogis,
kompromis,
tidak kaku,
tidak kolot,
bahkan progresif dan inklusif.

Kelompok ini harus dirangkul dengan berbagai macam jalan, antara lain :
●.Pertama, pencitraan kelompok.
Caranya :
semua perbuatan baik kelompok ini harus dipublikasikan oleh jaringan media Barat dan anteknya.
Sebaliknya, semua kesalahan atau keburukan kelompok ini sebesar apa pun, tidak boleh dipublikasikan, apalagi diulang-ulang pemberitaannya, walau pun berita baru.
Andai pun mesti diberitakan cukup sekedarnya, itu punharus disertai dengan pembelaan.
Buat stigma positif kelompok ini sehingga diidentikkan dengan sesuatu yang disukai masyarakat, seperti humanis, dialogis, kompromis, dan sebagainya.

●. Kedua, pengembangan aktivis.
Caranya :
beri para aktivis Modernis bea siswauntuk meraih berbagai gelar akademis di dalam mau pun luar negeri.
Dalam pemberitaan para tokoh dan aktivis kelompok ini harus disebutkan gelar akademis atau pun gelar kehormatan mereka sepanjang-panjangnya, termasuk menyebut aneka karya atau hasil kerja mereka.
Mereka harus dipuji dan terus diberi penghargaan dan penghormatan di tingkat nasional mau pun internasional.
Mereka mesti ditampilkan sebagai orang yang rapih, disiplin, kreatif dan santun, bahkan tonjolkan kecerdasan dan kemajuan serta kemodernannya.

●.Ketiga, pengaktifan kelompok.
Caranya :
beri kelompok ini kesempatan sebesar-besarnya dalam sistem kekuasaan, baik legislatif, yudikatif mau pun eksekutif.
Libatkan kelompok ini dalam even apa pun, baik nasional mau pun internasional.
Minta pendapat apa pun dalam urusan yang bagaimana pun kepada kelompok ini.
Dan beri peran apa pun dalam situasi bagaimana pun dan dimana pun kepada mereka.

●.Keempat, penyegaran kelompok.
Caranya :
beri bantuan finansial secukupnya untuk berbagai kegiatan kelompok ini.
Ciptakan kesempatan sosialisasi di semua lini.
Beri ruang yang cukup di berbagai media cetak mau pun elektronik.
Siapkan sarana dan prasarana yang memadai untuk melancarkan gerak langkah kelompok ini.

●.Kelima, pembelaan dan perlindungan kelompok.
Caranya :
dorong penguasa agar menjadikan kelompok ini sebagai mitra dan sumber masukan untuk berbagai kebijakan.
Jaga kelompok ini dari segala gangguan.
Buat para tokoh dan aktivis kelompok ini agar nyaman berpergian kemana pun, dan fasilitasi secukupnya.

LIBERALIS

Berdasarkan kacamata Barat dan sesuai dengan kepentingannya, yang dimaksud dengan Liberalis ialah “Kelompok Islam” yang berkarakter “Antek Barat”.
Cirinya ada empat,yaitu :
●.Anti Syariat Islam,
●.Anti Khilafah Islamiyah,
●.Pro Demokrasi Barat dan
●.Tidak Kritis terhadap pengaruh Barat.
Status kelompok ini adalah “Sangat Aman”, dan penanganannya adalah “Besarkan”.

Siapa pun, perorangan atau kelompok yang “mengaku” Islam, yang sangat menolak penerapan Syariat Islam, dan sangat tidak setuju dengan penegakan sistem Khilafah Islamiyah, serta sangat setuju dan amat mendukung sistem Demokrasi Barat, dan sama sekali tidak kritis terhadap pengaruh Barat, bahkan menelannya tanpa seleksi karena baginya semua yang berasal dari Barat sudah di atas segalanya, maka dipastikan oleh Barat ia adalah Liberalis,
baik lugas maupun tegas,
lembut mau pun keras,
kalem mau pun vokal,
diam di rumah atau pun turun ke jalan.

Kelompok ini diberi status “Sangat Aman” karena dinilai sama sekali tidak mengancam kepentingan Barat, bahkan justru sangat menguntungkan Barat.
Kelompok ini dianggap sangat bersahabat dengan Barat, bahkan sudah menjadi “Antek Barat”.
Kelompok Liberalis selalu dinilai Barat sebagai kelompok yang sangat menghargai musyawarah,
sangat toleran terhadap perbedaan,
sangat suka mengalah,
sangat tidak suka memaksakan kehendak,
sangat dialogis dan amat kompromis,
tidak kaku,
tidak kolot,
bahkan sangat progresif dan inklusif.

Kelompok ini harus dibesarkan dengan berbagai macam jalan sebagaimana jalan merangkul kelompok Modernis.
Hanya saja kelompok ini harus diprioritaskan dan harus dianak-emaskan ketimbang kelompok Modernis.
Jadi, jika kelompok Modernis harus dibantu dalam soal pencitraan,
pengembangan,
pengaktifan,
penyegaran,
pembelaan dan perlindungan,
maka kelompok Liberalis harus lebih dari itu semua, karena Liberalis punya nilai tambah dibanding Modernis, yaitu
sama sekali tidak kritis terhadap pengaruh Barat, bahkan selalu “membebek” terhadap kebijakan dan keinginan Barat.
Karenanya, jika seorang Modernis cukup di-negarawan-kan,
maka seorang Liberalis perlu di-wali-kan.

TRADISIONALIS

Berdasarkan kacamata Barat dan sesuai dengan kepentingannya, yang dimaksud dengan Tradisionalis ialah
Gerakan Islam yang berkarakter “Netral” yaitu tidak anti mau pun pro terhadap Barat.
Cirinya ada empat, yaitu :
●.Pro Syariat Islam,
●.Pro Khilafah Islamiyah,
●.Pro Demokrasi Barat dan
●.Kritis terhadap pengaruh Barat.
Status kelompok ini adalah “Waspada” dan penanganannya adalah “Dijaga”.

Dalam batas tertentu, kelompok ini terlihat agak “plin-plan”, karena menerima sistem Islam dan sistem Demokrasi Barat sekaligus.
Namun dalam batas lain, kelompok ini memiliki pemahaman sendiri tentang makna Demokrasi,tidak seperti pemahaman kaum Modernis atau pun Liberalis.
Dan dalam batas lainnya lagi, kelompok ini terlalu lugu dan polos, sehingga terlalu “Husnu Zhonn” dengan sistem Demokrasi Barat.

Kelompok ini diberi status “Waspada” karena tiga dari empat ciri yang dimilikinya sama dengan ciri Fundamentalis, sehingga dikhawatirkan mudah terseret menjadi Fundamentalis.
Dalam penilaian Barat, kelompok ini setiap saat bisa berubah menjadi ancaman bagi kepentingan Barat.
Oleh sebab itu, kelompok ini harus dijaga betul, antara lain dengan jalan :
●.Pertama, pemisahan kelompok,
yaitu :
kelompok ini harus dipisahkan dan dijauhkan dengan kelompok Fundamentalis, bahkan kalau perlu diadu-domba, karena persentuhan kelompok ini dengan Fundamentalis berpotensi besar merubahnya jadi Fundamentalis.

●. Kedua, pendekatan kelompok,
yaitu :
kelompok ini harus terus didekati dan secara perlahan diliberalkan atau dimoderniskan, atau sekurangnya menjadi sahabat untuk menghantam Fundamentalis.
Kelompok ini sangat potensial karena berakar hingga ke akar rumput, sehingga bisa menjadi kawan yang manfaat bagi Barat untuk menghadapi kaum Fundamentalis.

●. Ketiga, perubahan kelompok,
yaitu :
memberi kader-kader muda kelompok ini bea siswa untuk studi Islam di negeri Barat, sehingga saat kembali ke negerinya bisa menjadi ujung tombak perubahan kelompok ini menjadi Liberalis atau Modernis.
Diutamakan kader-kader muda dari anak cucu tokoh-tokoh sentral kelompok ini sehingga upaya perubahan bisa lebih maksimal agar hasilnya lebih optimal.

ANTEK ASING

Dalam laporan resmi “Rand Corporation” disebutkan bahwasanya Departemen Luar Negeri AS dan US Agency for International Development(USAID) telah membuat “kontrak” dengan LSM-LSM Internasional seperti
●.The National Endowment for Democracy (NED),
●.The International Republican Institute (IRI),
●.The National Democratic Institute (NDI),
●.The Centerfor The Study of Islam and Democracy (CSID) dan
●.The Asia Foundation .
Selain itu, masih ada LSM-LSM lain bentukan Zionis Internasional (Freemasonry / Illuminati) yang memiliki hubungan baik dengan “Rand Corporation”, seperti :
●.Ford Foundation dan
●.Rockefeller.

Kontrak tersebut dimaksudkan untuk membangun
“Jaringan Muslim Moderat – Liberal” yang Pro Amerika Serikat di seluruh Dunia.
Dalam rangka mensukseskan program tersebut, Amerika Serikat telah mengeluarkan uang milyaran dolar.
Dana sebesar US $ 700 juta / tahun digelontorkan AS untuk Timur Tengah,
sedang untuk Indonesia secara berturut-turut telah dilontorkan dana sebesar US $ 60 juta untuk Th.2004,
US $ 78 juta untuk Th.2005,
US $ 84 juta untuk Th.2006,
US $ 96 juta untuk Th.2007,
US$ 143 juta untuk Th.2008 dan
US $ 184 juta untuk Th.2009.

Di Indonesia, yang paling gigih menjalankan program Liberalisasi Agama sejalan dengan program AS di atas adalah AKKBB (Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan) yaitu sebuah Aliansi Cair yang menghimpun tidak kurang dari 65 Organisasi, LSM, Kelompok Aliran dan Keagamaan, antara lain :
●.Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP),
●.National Integration Movement (NIM),
●.The Wahid Institute,
●.Yayasan Tifa,
●.Kontras,
●.YLBHI,
●.eLSAM,
●.Jaringan Islam Kampus (JIK),
●.Jaringan Islam Liberal (JIL),
●.Yayasan Jurnal Perempuan,
●.Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF),
●.Masyarakat Dialog Antar Agama,
●.Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika,
●.Lembaga Kajian Agama dan Gender,
●.Yayasan Tunas Muda Indonesia, dan
●.Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).

Dalam AKKBB bergabung sederetan tokoh nasional dan aktivis HAM, antara lain :
●.A.Rahman Toleng,
●.A.Syafi’i Ma’arif,
●.Abdul Moqsith Ghozali,
●.Ade Armando,
●.Ahmad Baso,
●.Ahmad Suaedi,
●.Amin Rais,
●.Azyumardi Azra,
●.Bachtiar Effendi,
●.Dawam Rahardjo,
●.Djohan Effendi,
●.Eep Saipullah Fatah,
●.Eva Sundari,
●.Fajroel Rahman,
●.Fikri Jufri,
●.Gunawan Muhammad,
●.Gus Dur,
●.Guntur Romli,
●.Hendardi,
●.Husein Muhammad,
●.Ifdal Kasim,
●.Jefry Geovani,
●.Kautsar Azhari Noer,
●.Luthfi Syakanie,
●.M.Syafo’i Anwar,
●.Musthofa Bisri,
●.Moeslim Abdurrahman, ●.Musdah Mulia,
●.Rachland Nashidik,
●.Rizal Mallarangeng,
●.Soleh Hasan Sueb,
●.Syarif Usman,
●.TGH.Subki Sasaki,
●.Todung Mulia Lubis,
●.Ulil Abshar Abdalla,
●.Usman Hamid,
●.Wardah Hafiz,
●.Yenny Wahid,
●.Yudi Latif,
●.Zainun Kamal,
●.Zuhairi Misrawi dan
●.Zuly Qodir.

Nama-nama Organisasi dan LSM serta tokoh di atas tercantum dalam iklan yang dipublikasikan sendiri oleh AKKBB di berbagai Media Cetak pada Mei 2008, dan nama-nama tersebut tidak pernah membantah atas pengumuman tersebut.
Dalam iklannya, AKBB menuliskan :
“….Tapi belakangan ini ada sekelompok orang yang hendak menghapuskan hak asasi itu dan mengancan ke-bhineka-an.
Mereka juga menyebarkan kebencian dan ketakutan di masyarakat.
Bahkan mereka menggunakan kekerasan, seperti yang terjadi terhadap penganut Ahmadiyah yang sejak 1925 hidup di Indonesia dan berdampingan damai dengan umat lain.
Pada akhirnya mereka akan memaksakan rencana mereka untuk mengubah dasar negara Indonesia, Pancasila, mengabaikan konstitusi, dan menghancurkan sendi kebersamaan kita.
Kami menyerukan, agar pemerintah, para wakil rakyat, dan para pemegang otoritas hukum,untuk tidak takut kepada tekanan yang membahayakan ke-Indonesia-an itu.”

Bunyi iklan AKKBB tersebut sangat provokatif, mereka menuduh kelompok Islam yang Anti Ahmadiyah sebagai golongan Anti Bhineka Tunggal Ika yang mengancam keutuhan NKRI, ingin merubah dasar negara dan menghancurkan konstitusi.
AKKBB mengklaim sebagai pembela setia Pancasila.
Padahal, AKKBB adalah kelompok Anti Islam yang bersembunyi di balik Pancasila, kelompok Rasis yang bersembunyi di balik Bhineka Tunggal Ika, kelompok penoda agama yang ingin menghancurkan keharmonisan hubungan antar umat beragama di NKRI, kelompok Pluralisme yang ingin merusak keindahan Pluralitas di Nusantara.
AKKBB inilah yang menjadi “Biang Kerok” dalam Insiden Monas 1Juni 2008.
Tapi, AKKBB memang maling yang pandai teriak maling.

Setelah “keok” di Insiden Monas, AKKBB kembali “keok” saat diterbitkan SKB Mendagri, Menag dan Jakgung tentang Peringatan terhadap Ahmadiyah tertanggal 9 Juni 2008.
Ngotot bela Ahmadiyah dan aliran sesat lainnya, AKKBB mengajukan Yudicilal Review terhadap UU Penodaan Agama yang menjadi dasar penerbitan SKB tersebut ke Mahkamah Konstitusi RI.
Tercatat sebagai pemohon pembatalan UU Penodaan Agama secara individu :
●.Gus Dur,
●.Musdah Mulia,
●.Dawam Rahardjo dan
●.Maman Imanul Haq.
Sedang secara lembaga :
●.Imparsial,
●.Elsam,
●.PBHI,
●.Demos,
●.Setara Instutute,
●.Desan tara Foundation dan
●.YLBHI.
Akhirnya, AKKBB “keok” lagi.
Karena, berkali-kali “keok”, AKKBB mulai merengek dan mengemis bantuan”Bos”.
Persoalan Ahmadiyah dibawa ke Amerika Serikat dan forum internasional lainnya,
hasilnya 27 anggota Kongres Amerika Serikat menyurati dan menuntut Presiden SBY agar membatalkan UU Penodaan Agama dan tidak membubarkan Ahmadiyah.

Namun, dengan cara itu pun, AKKBB tetap “keok”,
karena surat tersebut tidak digubris SBY.
Apa lagi kalau SBY punya keberanian untuk menjawab surat tersebut dengan “Keppres Pembubaran Ahmadiyah”, maka AKKBB makin “keok” lagi.
Namun sayang SBY penakut,
tapi lumayan lah masih berani untuk tidak menggubris surat.
Ironis, pada September 2008 Gubernur Sumatera Selatan, seorang spesialis kandungan, yang kerjanya hanya sebagai “dokter pisau bedah”, berani menjadi Gubernur pertama yang melarang Ahmadiyah,
kok Presiden yang “tentara bersenjata” takut.
Gubernur Banten yang “perempuan” berani melarang Ahmadiyah, kok Presiden yang “lelaki” tidak berani.
Gubernur Jawa Barat yang berbadan “kecil” bernyali macan berani melarang Ahmadiyah, kok Presiden yang berbadan “besar” tidak bernyali.
SBY memang patut didoakan, semoga ke depan SBY betul-betul jadi pria sejati,lelaki jantan, pemimpin pemberani, sehingga tidak pernah ragu lagi untuk membubarkan Ahmadiyah,

AKKBB telah menyerap dana besar-besaran dari Lembaga-Lembaga Donasi Amerika Serikat dan Zionis Internasional.
Sejumlah tokoh AKKBB disebut-sebut sebagai penerima dan penyalur dana tersebut ke berbagai LSM.
Harian “The New York Times” menurunkan laporan bahwa Amerika Serikat mengucurkan dana sebesar US $ 26 juta sejak Th.1995 – 1997 kepada Adnan Buyung Nasution yang merupakan salah seorang tokoh sentral AKKBB.
Dan sumber lain menyebutkan, bahwa Yayasan Tifa yang dimotori oleh Todung Mulia Lubis sebagai LSM yang membagi-bagi dana asing ke berbagai LSM Komprador.

Dari fakta dan data di atas, bisa dipastikan bahwasanya Liberal adalah “Antek Asing”.
LSM-LSM Liberal sudah lama menjadi budak bagi kepentingan asing.
LSM-LSM Komprador yang menjadi kaki-tangan asing semestinya dibubarkan dan dilarang oleh pemerintah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Keormasan.
Dan para Tokohnya harus diperiksa, jika terbukti menjadi agen asing yang membocorkan rahasia negara dan membahayakan keutuhan NKRI, maka mesti ditahan dan dihukum berat.

Kesimpulannya,
Liberal adalah penjahat dan pengkhianat yang menjadi ANTEK ASING.
Semoga Allah SWT melindungi umat Islam dari kejahatan kaum Liberal dan memenangkan umat Islam dari makar kaum Liberal.
Allahumma Dammiril Liberaaliyyah wa A’waanahaa minal Munaafiqiin wal Kuffaar.

Sumber : Front Pembela Islam [ FPI ]

13 Sifat Laki-laki Yang Tidak Disukai Perempuan


Oleh: DR. Amir Faishol Fath

dakwatuna.com – Para istri atau kaum wanita adalah manusia yang juga mempunyai hak tidak suka kepada laki-laki karena beberapa sifa-sifatnya. Karena itu kaum lelaki tidak boleh egois, dan merasa benar. Melainkan juga harus memperhatikan dirinya, sehingga ia benar-benar bisa tampil sebagai seorang yang baik. Baik di mata Allah, pun baik di mata manusia, lebih-lebih baik di mata istri. Ingat bahwa istri adalah sahabat terdekat, tidak saja di dunia melainkan sampai di surga. Karena itulah perhatikan sifat-sifat berikut yang secara umum sangat tidak disukai oleh para istri atau kaum wanita. Semoga bermanfaat.

Pertama, Tidak Punya Visi

Setiap kaum wanita merindukan suami yang mempunyai visi hidup yang jelas. Bahwa hidup ini diciptakan bukan semata untuk hidup. Melainkan ada tujuan mulia. Dalam pembukaan surah An Nisa’:1 Allah swt. Berfirman: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. Dalam ayat ini Allah dengan tegas menjelaskan bahwa tujuan hidup berumah tangga adalah untuk bertakwa kepada Allah. Takwa dalam arti bersungguh mentaati-Nya. Apa yang Allah haramkan benar-benar dijauhi. Dan apa yang Allah perintahkan benar ditaati.

Namun yang banyak terjadi kini, adalah bahwa banyak kaum lelaki atau para suami yang menutup-nutupi kemaksiatan. Istri tidak dianggap penting. Dosa demi dosa diperbuat di luar rumah dengan tanpa merasa takut kepada Allah. Ingat bahwa setiap dosa pasti ada kompensasinya. Jika tidak di dunia pasti di akhirat. Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang hancur karena keberanian para suami berbuat dosa. Padahal dalam masalah pernikahan Nabi saw. bersabda: “Pernikahan adalah separuh agama, maka bertakwalah pada separuh yang tersisa.”

Kedua, Kasar

Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Ini menunjukkan bahwa tabiat wanita tidak sama dengan tabiat laki-laki. Karena itu Nabi saw. menjelaskan bahwa kalau wanita dipaksa untuk menjadi seperti laki-laki tulung rusuk itu akan patah. Dan patahnya berarti talaknya. Dari sini nampak bahwa kaum wanita mempunyai sifat ingin selalui dilindungi. Bukan diperlakukan secara kasar. Karena itu Allah memerintahkan para suami secara khusus agar menyikapi para istri dengan lemah lembut: Wa’aasyiruuhunna bil ma’ruuf (Dan sikapilah para istri itu dengan perlakuan yang baik) An Nisa: 19. Perhatikan ayat ini menggambarkan bahwa sikap seorang suami yang baik bukan yang bersikap kasar, melainkan yang lembut dan melindungi istri.

Banyak para suami yang menganggap istri sebagai sapi perahan. Ia dibantai dan disakiti seenaknya. Tanpa sedikitpun kenal belas kasihan. Mentang-mentang badannya lebih kuat lalu memukul istri seenaknya. Ingat bahwa istri juga manusia. Ciptaan Allah. Kepada binatang saja kita harus belas kasihan, apalagi kepada manusia. Nabi pernah menggambarkan seseorang yang masuk neraka karena menyikas seekor kucing, apa lagi menyiksa seorang manusia yang merdeka.

Ketiga, Sombong

Sombong adalah sifat setan. Allah melaknat Iblis adalah karena kesombongannya. Abaa wastakbara wakaana minal kaafiriin (Al Baqarah:34). Tidak ada seorang mahlukpun yang berhak sombong, karena kesombongan hanyalah hak priogatif Allah. Allah berfirman dalam hadits Qurdsi: “Kesombongan adalah selendangku, siapa yang menandingi aku, akan aku masukkan neraka.” Wanita adalah mahluk yang lembut. Kesombongan sangat bertentangan dengan kelembutan wanita. Karena itu para istri yang baik tidak suka mempunyai suami sombong.

Sayangnya dalam keseharian sering terjadi banyak suami merasa bisa segalanya. Sehingga ia tidak mau menganggap dan tidak mau mengingat jasa istri sama sekali. Bahkan ia tidak mau mendengarkan ucapan sang istri. Ingat bahwa sang anak lahir karena jasa kesebaran para istri. Sabar dalam mengandung selama sembilan bulan dan sabar dalam menyusui selama dua tahun. Sungguh banyak para istri yang menderita karena prilaku sombong seorang suami.

Keempat, Tertutup

Nabi saw. adalah contoh suami yang baik. Tidak ada dari sikap-sikapnya yang tidak diketahui istrinya. Nabi sangat terbuka kepada istri-istrinya. Bila hendak bepergian dengan salah seorang istrinya, nabi melakukan undian, agar tidak menimbulkan kecemburuan dari yang lain. Bila nabi ingin mendatangi salah seorang istrinya, ia izin terlebih dahulu kepada yang lain. Perhatikan betapa nabi sangat terbuka dalam menyikapi para istri. Tidak seorangpun dari mereka yang merasa didzalimi. Tidak ada seorang dari para istri yang merasa dikesampingkan.

Kini banyak kejadian para suami menutup-nutupi perbuatannya di luar rumah. Ia tidak mau berterus terang kepada istrinya. Bila ditanya selalu jawabannya ngambang. Entah ada rapat, atau pertemuan bisnis dan lain sebagainya. Padahal tidak demikian kejadiannya. Atau ia tidak mau berterus terang mengenai penghasilannya, atau tidak mau menjelaskan untuk apa saja pengeluaran uangnya. Sikap semacam ini sungguh sangat tidak disukai kaum wanita. Banyak para istri yang tersiksa karena sikap suami yang begitu tertutup ini.

Kelima, Plinplan

Setiap wanita sangat mendambakan seorang suami yang mempunyai pendirian. Bukan suami yang plinplan. Tetapi bukan diktator. Tegas dalam arti punya sikap dan alasan yang jelas dalam mengambil keputusan. Tetapi di saat yang sama ia bermusyawarah, lalu menentukan tindakan yang harus dilakukan dengan penuh keyakinan. Inilah salah satu makna qawwam dalam firman Allah: arrijaalu qawwamuun alan nisaa’ (An Nisa’:34).

Keenam, Pembohong

Banyak kejadian para istri tersiksa karena sang suami suka berbohong. Tidak mau jujur atas perbuatannya. Ingat sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh ke tanah. Kebohongan adalah sikap yang paling Allah benci. Bahkan Nabi menganggap kebohongan adalah sikap orang-orang yang tidak beriman. Dalam sebuah hadits Nabi pernah ditanya: hal yakdzibul mukmin (apakah ada seorang mukmin berdusta?) Nabi menjawab: Laa (tidak). Ini menunjukkan bahwa berbuat bohong adalah sikap yang bertentangan dengan iman itu sendiri.

Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang bubar karena kebohongan para suami. Ingat bahwa para istri tidak hanya butuh uang dan kemewahan dunia. Melainkan lenbih dari itu ia ingin dihargai. Kebohongan telah menghancurkan harga diri seorang istri. Karena banyak para istri yang siap dicerai karena tidak sanggup hidup dengan para sumai pembohong.

Ketujuh, Cengeng

Para istri ingin suami yang tegar, bukan suami yang cengeng. Benar Abu Bakar Ash Shiddiq adalah contoh suami yang selalu menangis. Tetapi ia menangis bukan karena cengeng melainkan karena sentuhan ayat-ayat Al Qur’an. Namun dalam sikap keseharian Abu Bakar jauh dari sikap cengeng. Abu Bakar sangat tegar dan penuh keberanian. Lihat sikapnya ketika menghadapi para pembangkang (murtaddin), Abu Bakar sangat tegar dan tidak sedikitpun gentar.

Suami yang cenging cendrung nampak di depan istri serba tidak meyakinkan. Para istri suka suami yang selalu gagah tetapi tidak sombong. Gagah dalam arti penuh semangat dan tidak kenal lelah. Lebih dari itu tabah dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.

Kedelapan, Pengecut

Dalam sebuah doa, Nabi saw. minta perlindungan dari sikap pengecut (a’uudzubika minal jubn), mengapa? Sebab sikap pengecut banyak menghalangi sumber-sumber kebaikan. Banyak para istri yang tertahan keinginannya karena sikap pengecut suaminya. Banyak para istri yang tersiksa karena suaminya tidak berani menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Nabi saw. terkenal pemberani. Setiap ada pertempuran Nabi selalu dibarisan paling depan. Katika terdengar suara yang menakutkan di kota Madinah, Nabi saw. adalah yang pertama kaluar dan mendatangi suara tersebut.

Para istri sangat tidak suka suami pengecut. Mereka suka pada suami yang pemberani. Sebab tantangan hidup sangat menuntut keberanian. Tetapi bukan nekad, melainkan berani dengan penuh pertimbangan yang matang.

Kesembilan, Pemalas

Di antara doa Nabi saw. adalah minta perlindingan kepada Allah dari sikap malas: allahumma inni a’uudzubika minal ‘ajizi wal kasal , kata kasal artinya malas. Malas telah membuat seseorang tidak produktif. Banyak sumber-sumber rejeki yang tertutup karena kemalasan seorang suami. Malas sering kali membuat rumah tangga menjadi sempit dan terjepit. Para istri sangat tidak suka kepada seorang suami pemalas. Sebab keberadaanya di rumah bukan memecahkan masalah melainkan menambah permasalah. Seringkali sebuah rumah tangga diwarnai kericuhan karena malasnya seorang suami.

Kesepuluh, Cuek Pada Anak

Mendidik anak tidak saja tanggung jawab seorang istri melainkan lebih dari itu tanggung jawab seorang suami. Perhatikan surat Luqman, di sana kita menemukan pesan seorang ayah bernama Luqman, kepada anaknya. Ini menunjukkan bahwa seorang ayah harus menentukan kompas jalan hidup sang anak. Nabi saw. Adalah contoh seorang ayah sejati. Perhatiannya kepada sang cucu Hasan Husain adalah contoh nyata, betapa beliau sangat sayang kepada anaknya. Bahkan pernah berlama-lama dalam sujudnya, karena sang cucu sedang bermain-main di atas punggungnya.

Kini banyak kita saksikan seorang ayah sangat cuek pada anak. Ia beranggapan bahwa mengurus anak adalah pekerjaan istri. Sikap seperti inilah yang sangat tidak disukai para wanita.

Kesebelas, Menang Sendiri

Setiap manusia mempunyai perasaan ingin dihargai pendapatnya. Begitu juga seorang istri. Banyak para istri tersiksa karena sikap suami yang selalu merasa benar sendiri. Karena itu Umar bin Khaththab lebih bersikap diam ketika sang istri berbicara. Ini adalah contoh yang patut ditiru. Umar beranggapan bahwa adalah hak istri mengungkapkan uneg-unegnya sang suami. Sebab hanya kepada suamilah ia menemukan tempat mencurahkan isi hatinya. Karena itu seorang suami hendaklah selalu lapang dadanya. Tidak ada artinya merasa menang di depan istri. Karena itu sebaik-baik sikap adalah mengalah dan bersikap perhatian dengan penuh kebapakan. Sebab ketika sang istri ngomel ia sangat membutuhkan sikap kebapakan seorang suami. Ada pepetah mengatakan: jadilah air ketika salah satunya menjadi api.

Keduabelas, Jarang Komunikasi

Banyak para istri merasa kesepian ketika sang suami pergi atau di luar rumah. Sebaik-baik suami adalah yang selalu mengontak sang istri. Entah denga cara mengirim sms atau menelponnya. Ingat bahwa banyak masalah kecil menjadi besar hanya karena miskomunikasi. Karena itu sering berkomukasi adalah sangat menentukan dalam kebahagiaan rumah tangga.

Banyak para istri yang merasa jengkel karena tidak pernah dikontak oleh suaminya ketika di luar rumah. Sehingga ia merasa disepelekan atau tidak dibutuhkan. Para istri sangat suka kepada para suami yang selalu mengontak sekalipun hanya sekedar menanyakan apa kabarnya.

Ketigabelas, Tidak Rapi dan Tidak Harum

Para istri sangat suka ketika suaminya selalu berpenampilan rapi. Nabi adalah contoh suami yang selalu rapi dan harum. Karena itu para istrinya selalu suka dan bangga dengan Nabi. Ingat bahwa Allah Maha indah dan sangat menyukai keindahan. Maka kerapian bagian dari keimanan. Ketika seorang suami rapi istri bangga karena orang-orang pasti akan berkesan bahwa sang istri mengurusnya. Sebaliknya ketika sang suami tidak rapi dan tidak harum, orang-orang akan berkesan bahwa ia tidak diurus oleh istrinya. Karena itu bagi para istri kerapian dan kaharuman adalah cermin pribadi istri. Sungguh sangat tersinggung dan tersiksa seorang istri, ketika melihat suaminya sembarangan dalam penampilannya dan menyebarkan bahu yang tidak enak. Allahu a’lam


harus lebih kuat lagi...













kita minta diberikan kekuatan.tp Allah memberikan cobaan agar kita
kuat mghadapinya.
kita minta diberikan kebijaksanaan.tp Allah memberikan masalah agar
kita mampu memecahkannya.
kita minta diberikan kecerdasan tp Allah memberikan otak dan
pikiran agar kita dpt belajar dari-Nya.
kita minta diberikan keberanian tp Allah memberikan marabahaya agar
kita mampu mghadapinya..
tidak ada yg sia2 usaha seorang muslim/mukmin.

kadang prasangka kita jauh melebihi dari realitas,realitas bahwa nikmat yg kita terima jauh lebih besar dari segala usaha dan ikhtiar yg kita usahakan selama ini
kita terlalu menuntut hak,padahal klo dipikir2 kewajiban yg Allah bebankan kepada kita saja banyak yg tak mampu kita kerjakan dengan sempurna..
mari kita belajar Ikhlas.karena obat dari segala lelah dan letih itu hanyalah Ikhlas.
manakala segala usaha dan mpian kita belum membuahkan hasil yg sesuai dengan yg kita harapkan..

apapun kondisi kita saat ini jauh dan sangat jauh berat dibanding apa yg telah diperjuangkan para pendahulu kita dari kalangan para Nabi,sahabat,tabi'in dan sterusnya.
harus kita sadari segal beban yg telah kita selama ini hanyalah cara Allah menaikkan status kita,kemuliaan kita DisisiNya.. sebuah kemuliaan yg tak bisa dibeli dan ditukar apapun di dunia ini..karena inilah sesungguhnya sebenar2nya kebahagiaan yg hakiki..

yaa memang dunia tidak butuh penilaian apa2 dari kita.Ia menggemakan apa yg ingin kita dengar.Bila kita takut menghadapi dunia,sesungguhnya kita takut menghadapi diri kita sendiri.
Maka bukan soal apakah kita berprasangka positif atau negatif terhadap diri sendiri.tapi kita perlu jujur melihat diri sendiri apa adanya.dan dunia pun menampakkan realitanya yg selama ini tersembunyi di balik penilaian2 kita..

percaya diri percaya Allah selalu lebih dekat dari urat nadi kita..
La Tahzan Innallaha ma'ana..


depok25.01.2012

Bermuhasabah, Sebelum Hari Penghisaban




oleh: Ali Akbar Bin Agil

ALKISAH, suatu hari Atha As-Salami, seorang Tabi`in bermaksud menjual kain yang telah ditenunnya. Setelah diamati dan diteliti secara seksama oleh sang penjual kain, sang penjual kain mengatakan, “Ya, Atha sesungguhnya kain yang kau tenun ini cukup bagus, tetapi sayang ada cacatnya sehingga saya tidak dapat membelinya.”

Begitu mendengar bahwa kain yang telah ditenunnya ada cacat, Atha termenung lalu menangis. Melihat Atha menangis, sang penjual kain berkata, “Atha sahabatku, aku mengatakan dengan sebenarnya bahwa memang kainmu ada cacatnya sehingga aku tidak dapat membelinya, kalaulah karena sebab itu engkau menangis, maka biarkanlah aku tetap membeli kainmu dan membayarnya dengan harga yang pas.”

Tawaran itu dijawabnya, “Wahai sahabatku, engkau menyangka aku menangis disebabkan karena kainku ada cacatnya, ketahuilah sesungguhnya yang menyebabkan aku menangis bukan karena kain itu. Aku menangis disebabkan karena aku menyangka bahwa kain yang telah kubuat selama berbulan-bulan ini tidak ada cacatnya, tetapi di mata engkau sebagai ahlinya ternyata ada cacatnya.

“Begitulah aku menangis kepada Allah dikarenakan aku menyangka bahwa ibadah yang telah aku lakukan selama bertahun-tahun ini tidak ada cacatnya, tetapi mungkin di mata Allah sebagai ahli-Nya ada cacatnya, itulah yang menyebabkan aku menangis.”

Pelajaran penting dari kisah di atas adalah usaha seorang Atha` yang jeli melakukan introspeksi diri, menyadari kelemahan, dan kekurangannya. Seiring akan datangnya Tahun Baru Islam 1433 H, kita pun perlu melakukan evaluasi: sudah sejauh mana amal, ilmu, dan akhlak kita selama ini. Perasaan puas dengan apa yang telah kita kerjakan harus kita kubur dalam-dalam, sebab masih masih banyak ‘PR’ yang perlu dituntaskan.

Perputaran roda waktu meniscayakan bagi setiap manusia, lebih-lebih seorang mukmin untuk melakukan Muhasabah. Muhasabah bisa berarti melakukan introspeksi diri, evaluasi, atau koreksi atas kinerja selama ini.

Muhasabah merupakan solusi tepat untuk menyadari dan merenungi segala kebajikan maupun kebijakan bahkan kefasikan yang mungkin menyelimuti semasa hidup di tahun sebelumnya sehingga kita dapat mengukur sejauh mana keberhasilan dan kegagalan yang kita tunai.

Dalam al-Quran Allah telah memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk bertakwa yang dirangkai dengan persiapan menyongsong hari akhir: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al-Hasyr: 18)

Secara jelas, ayat ini menyuruh setiap mukmin untuk memperhatikan nasibnya di akhirat kelak. Bekal apa yang telah kita siapkan agar selamat di alam yang baru itu?

Imam Turmudzi meriwayatkan hadits yang berbunyi: “Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah swt.” (HR. Imam Turmudzi)

Hadits di atas menggambarkan urgensi muhasabah (evaluasi diri) dalam menjalani kehidupan di dunia ini karena hidup di dunia merupakan rangkaian dari sebuah misi besar seorang hamba, yaitu menggapai keridhaan Tuhan-nya.

Imam Turmudzi meriwayatkan ucapan Sayidina Umar bin Khaththab yaitu: “Hisablah (evaluasilah) diri kalian sebelum kalian dihisab, dan berhiaslah (bersiaplah) kalian untuk hari `aradh akbar (yaumul hisab). Hisab itu hanya akan menjadi ringan pada hari kiamat bagi orang yang menghisab (evaluasi) dirinya di dunia.”

Sahabat Umar memahami benar urgensi dari muhasabah ini. Pada kalimat terakhir dari ungkapan di atas, beliau mengatakan bahwa orang yang biasa mengevaluasi dirinya akan meringankan hisabnya di hari akhir kelak. Beliau paham betul bahwa setiap insan akan dihisab, maka iapun memerintahkan agar kita menghisab diri kita sebelum mendapatkan hisab dari Allah swt.

Oleh karena itu, ketika kita menyinggung muhasabah, maka di dalamnya ada tiga bentuk atau tiga fase muhasabah.

Pertama, muhasabah sebelum berbuat. Muhasabah pada keadaan pertama ini penting untuk dilakukan guna mengetahui apakah perbuatan yang hendak kita lakukan bermanfaat, baik untuk diri kita sendiri maupun diri orang lain. Berpikir jernih dan cerdas sebelum berbuat merupakan langkah seorang besar yang memiliki visi yang jauh ke depan. Ia bisa menimbang baik-buruk, positif-negatifnya suatu pekerjaan yang hendak ia lakoni.

Kedua, muhasabah saat melaksanakan sesuatu. Fase kedua yang perlu didaki oleh kita setelah bermuhasabah sebelum berbuat adalah melakukan introspeksi ulang di tengah perbuatan yang sedang kita jalani. Tujuannya tidak lain adalah mengontrol dan mengendalikan diri agar tidak menyimpang. Layaknya kita sebagai manusia, mungkin kita baik di awal, namun tak menjamin kita tetap berada di jalan yang semestinya manakala kita tengah dalam proses mengerjakan sesuatu. Hal ini dapat mencegah kemungkinan terjadinya penyimpangan pada saat melaksanakan sesuatu atau menghentikannya sama sekali.

Ketiga, muhasabah setelah melakukan suatu perbuatan. Pada fase ini, muhasabah berfungsi sebagai alat penemu kesalahan, kekurangan, dan kekhilafan yang terselip di dalam melakukan sesuatu. Tujuannya jelas, kesalahan yang terjadi tidak boleh terjadi pada masa mendatang.

Ketika kita selalu memperhatikan modal, memperhitungkan keuntungan dan kerugian, bertobat dikala melakukan kesalahan dan bersungguh-sungguh dalam melakukan kebaikan, Insya Allah kita termasuk orang yang menghisab diri sebelum hari penghisaban, yaitu hari kiamat.*

Selasa, 24 Januari 2012

Besar manakah antara Hati atau Jiwa

Besar manakah antara Hati atau Jiwa









Banyak orang berpendapat, hati yang berada di dalam dada adalah jantung, atau paling tidak sebesar jantung, atau yang didalam ulu hati berarti sebesar lever, sedangkan jiwa adalah otak atau pula fikir, fikiran atau otak kita dapat merekam lingkungan dari seluruh panca indera kita, setiap saat, sepanjang kita hidup, betapa luas atau besarnya daya simpan otak kita, yang dapat di asumsikan juga dengan besar atau luasnya jiwa, namun ada peribahasa dalam nya hati lebih dalam dari lautan, walaupun tentunya ada hati besar dan juga ada hati kecil, jadi pertanyaannya adalah besar manakah antara hati atau jiwa?.

Hmmm... ini kelihatan rumit permasalahannya, harus mualai dari mana agar menjadi lebih mudah untuk mengamati serta mencermatinya, kemungkinan kita harus memulainya dari tubuh kita sebagai kendaraan kita selama mengarungi dunia ini dengan bekal usia yang tidak ada yang tahu berapa lama diberikan oleh Allah kepada kita, yang InsyaAllah cukup untuk mengumpulkan ilmu yang bermanfaat, juga pengalaman kehidupan yang penuh hikmah serta mendapatkan serta mendapatkan keyakinan yang hak, sehingga dapat mencapai pengenalan yang dalam kepada Allah, Dzat Ahad yang Maha Suci lagi Maha Segala yang Baik, aamiin.


Tubuh, berasal dari segumpal daging, yang pada usia kandungan empat bulan Allah tiupkan padanya ruh, sehingga bernyawalah tubuh tersebut, bersamaan dengan nyawa dan ruh, tumbuhlah jiwa serta tumbuh pula raganya, selanjutnya, bersamaan dengan terlahirnya tubuh ke dunia maka kelima panca indera mulai bekerja untuk merekam atau mengingat suasana di sekitarnya, saat itu syahwat perut pun mulai beraksi sebagai naluri bertahan hidup, pada saat otak mulai terisi maka mulailah sang jiwa belajar ilmu awal kehidupan, ada rasa lapar dari syahwat perut, rasa nyaman kehangatan bundanya serta rasa-rasa lainnya yang dilaporkan oleh inderanya, semenjak itulah jiwa belajar terus-menerus dari segala yang dilihat, didengar, dicium, dirasa dan lain sebagainya, pada usia balita hingga remaja jiwa belajar pula dengan meniru orang tuanya, juga kehidupan lingkungan di sekitarnya serta mulai mencari kesimpulan-kesimpulan dari pelajaran yang didapatkannya, pada masa remaja tersebut syahwat birahi mulai bekerja sebagai naluri untuk berkembang biak atau berketurunan, setelah memasuki masa dewasa dan seterusnya, jiwa terus belajar dan menyimpulkan.


Nah... dengan mengamati proses kehidupan tubuh serta jiwa, pada saat tubuh terlahir kedunia fana ini mulailah jiwa belajar juga mulai tumbuh pula rasa dalam hati sebagai manifestasi dari kesimpulan ilmu yang didapatkannya, kiranya inilah yang dinamakan hati besar, atau bisa juga kita sebut perasaan.


Ternyata... hati besar adalah perasaan, sedangkan jiwa adalah fikiran kita, atau bisa juga dibilang jiwa adalah kita, ya... kita yang sedang berfikir inilah jiwa...


Sekarang tinggalah hati kecil yang harus kita cari keberadaanya, kapan dan dimana dia muncul?, hmmm... lagi... ternyata hati kecil telah ada lebih dahulu dari jiwa dan perasaan kita, dialah ruh yang pada masa usia kandungan empat bulan ditiupkan oleh Allah sebagai pembangkit nyawa serta penumbuh jiwa, lalu apa sajakah fungsi dari hati kecil ini?, kiranya hati kecil sebagai ruh adalah pengikat nyawa, jiwa dan perasaan pada tubuh, sedangkan hati kecil sebagai cahaya naluri akhirati yang sering di umpamakan sebagai minyak zaitun yang tidak ada di timur dan tidak pula ada di barat, yang seakan-akan menyala dengan sendirinya tanpa tersentuh oleh api sekalipun, atau biasa di juluki pula lentera jiwa atau penerang bagi jiwa atau jendela hati atau pula mata bathin, yang bila kita rawat dengan baik akan selalu berkicau ke dalam hati kita, yang hanya dapat berkata benar atau salah, ini benar atau ini salah, itu benar atau itu salah, harus begini atau harus begitu, tidak boleh begini atau tidak boleh begitu yang sedemikian kakunya tanpa ada kata tapi atau tapi kan, karena kalau sudah ada kata tapi ataupun tapi kan, berarti itu hati besar yang berbicara.


Jika hati kecil itu adalah benda ataupun dzat akhirati, maka kita akan mencoba untuk membandingkan dunia dan akhirat atau bila perlu kita membandingkan alam semesta dengan akhirat, kita ketahui bahwa bumi atau dunia dibandingkan dengan akhirat bagaikan setetes air dengan lautan, sedangkan alam semesta hanyalah selebar kaki kursi Allah ayang Maha Besar, jadi sudah barang tentu akhirat sangatlah besar walaupun di bandingkan dengan alam semesta, maka dengan melihat kenyataan ini saja dapat di perkirakan bahwa hati kecil lebih besar dari tubuh maupun jiwa kita, setidak-tidaknya hati kecil berbanding jiwa bisa saja di anggap draw atau sama besar, dengan alasan bila kita tawadhu atau merendahkan atau mengecilkan hati besar, maka jiwa kita membesar oleh besarnya cahaya akhirati dari hati kecil.


Seandainya hati kecil kita umpamakan jendela hati atau lentera hati ataupun jendela akhirati, maka jendela seperti apakah atau lentera seperti apakah hati kecil tersebut, apakah mungkin jendelanya penuh seperti kulit telur?, mata adalah jendela kita ke dunia luar, kitanya lebih kecil dari dunia luar, atmosfir adalah jendela sekaligus pelindung dunia terhadap alam semesta, dunia lebih kecil dari alam semesta, jika hati kecil adalah jendela seperti kulit telur ataupun seperti atmosfir terhadap akhirat, maka kitalah yang berada didalam kulit telur ataupun atmosfir hati kecil tersebut, dengan demikian maka jelaslah hati kecil lebih besar dari kita.


Meninjau perbandingan besar dan kecil antara hati kecil dan jiwa, maka bila yang dikatakan hati kecil tertutup oleh kerak amal buruk, maka yang akan terperangkap oleh kerak tersebut bukanlah hati kecil, tetapi jiwa kitalah yang terpeangkap di dalam kerak tersebut, oleh karena itu bila kita meninggal dengan hati kecil yang berkerak tebal, tubuh kita akan hancur namun jiwa kita terperangkap didalam kurungan kerak, tentu saja kita tidak akan pernah sampai di akhirat, jikalau Allah tidak berkenan menghancurkan belenggu kerak tersebut, Allah Maha Kuasa serta Maha Pengampun lagi Maha Penyayang yang tiada sesuatupun dapat mencegah kehendaknya.

http://www.geocities.com/seebayu/bmhaj.html

Perjuangan Menjadi Muslim Amerika: Islam Substansial atau Islam Arab?

Perjuangan Menjadi Muslim Amerika: Islam Substansial atau Islam Arab?



Muhammad (40 tahun) menangis terisak-isak. Hatinya hancur. Imigran asal Aljazair itu bercerita bahwa puteranya yang baru beranjak dewasa memilih menjadi ateis ketimbang Muslim. Sementara itu, para jemaat masjid yang lain hanya bisa termangu pasrah, mendengar bagaimana budaya sekular Amerika mempertunjukkan keperkasaannya.

Itu hanyalah sepenggal di antara banyak kisah sedih keluarga Muslim yang gagal meninggalkan jejak Islam di negara baru mereka. Sebagian besar putera-puteri mereka melakukan konformitas budaya, mengikuti gaya hidup yang materialistis dan sekular, yang secara dominan dipraktikkan di Amerika Serikat.

Jeffrey Lang seorang mualaf kulit putih Anglo-Saxon Amerika Serikat. Dalam sebagian besar kandungan buku Even Angles Ask: A Journey Islam in Amerika, Lang menuturkan betapa konflik budaya, konflik pemikiran, yang menghadang generasi muda Muslim maupun mualaf (pemeluk baru), merupakan persoalan dalam perkembangan Islam di Amerika Serikat.

Ada beberapa kelompok masyarakat di Amerika yang sukar menerima Islam sebagai bagian budaya Amerika. Pertama, generasi muda Muslim yang lahir dan besar di negara itu dan cenderung ingin menjadi “orang Amerika” ketimbang “orang Arab.” Kedua, para mualaf kulit putih Amerika yang terbiasa dengan rasionalitas, yang akhirnya murtad karena tidak bisa menerima kedangkalan berpikir komunitas Muslim yang terdominasi budaya Arab. Ketiga, masyarakat Amerika yang mempunyai stereotip bahwa menjadi Muslim berarti menjadi orang Arab.

Lang mengakui, sukar memang membantah stereotip, atau stigma tersebut. Sebab, “Ketika muncul dalam berita, para Muslilm Amerika selalu berpakaian dalam jubah Timur Tengah,” tulis Lang mengambil contoh (h.132). Selain itu, tambah Lang, simbol-simbol seperti pakaian Timur Tengah, ucapan-ucapan Arab, atau berjanggut, meneguhkan semua anggapan itu, sampai-sampai para mualaf dan sahabat Lang berkomentar kepadanya bahwa kaum Muslim mungkin mengira bahwa Tuhan “hanya mengerti bahasa Arab.”

Tidak heran, warga setempat yang masuk Islam mengalami krisis identitas dan konflik budaya. Di satu sisi mereka ditolak komunitas mereka sendiri, didiskrimnasi lantaran dianggap melakukan pengkhianatan budaya. Tapi, di sisi lain, mereka pun tidak diterima komunitas Muslim sepenuhnya, karena sukar mengadaptasikan budaya Amerika yang sudah tertanam semenjak kecil, dengan budaya Arab yang asing.

Ketika mengkritik praktik dan pandangan yang bercorak Arab tradisional, sebagai contoh, sering malah mereka dituding kebarat-baratan dan dicap “tidak islami.” Apalagi, jika seorang Muslim mempertanyakan hukum Islam klasik atau kebiasaan yang mapan, ia dibungkam dengan tuduhan “hendak mengubah agama” (h.142).

Seorang Muslim justru dianggap saleh jika semakin menampilkan kebiasaan lahiriah yang tidak penting semisal mengenakan sorban, gamis, memanjangkan janggut, dan mengucapkan idiom-idiom Arab. Disebabkan oleh pemahaman yang remah ini, sebagian mualaf kulit putih berupaya keras menjadi “orang Arab” agar dapat diterima komunitas Muslim. Hal-hal seperti ini lagi-lagi semakin memperkuat stereotip warga Amerika bahwa Islam identik dengan Arab.

“Saya teringat suatu ceramah yang saya hadiri di sebuah universitas sewaktu pertama kali saya tertarik dengan Islam. Pembicaranya — seorang mualaf Amerika yang mengenakan busana mirip pakaian Saudi Arabia — terus-menerus menyisipkan dalam presentasinya istilah-istilah Arab yang diucapkan dengan buruk, seolah-olah segenap khalayaknya akrab dengan istilah-istilah itu. Suasana seperti itu menciptakan begitu banyak kesenjangan dalam pemahaman saya sehingga pembicaraannya, bagi saya, secara praktis tidak bisa dipahami. Saya tinggalkan ceramah itu dengan perasaan bahwa untuk menjadi seorang Muslim seseorang harus menjadi seorang Arab,” tulis Lang (h.31).

Lang hendak mengungkapkan bahwa konflik yang terjadi sesungguhnya bukan antara Islam dengan Amerika, melainkan antara “budaya Arab yang kolot dan konservatif” dengan “budaya yang rasional dan modern.”

Misalnya, pandangan orang Arab mengenai peran gender membuat tidak sedikit wanita kulit putih Amerika mengundurkan diri dari niat mempelajari Islam. Lang pernah menyaksikan, sebagai contoh, seorang wanita kulit putih Amerika memutuskan tidak jadi memeluk Islam karena gerah mendengar pertengkaran para jemaat Masjid tentang boleh tidaknya seorang perempuan hadir di masjid itu.

Sewaktu Lang dan keluarga tinggal di Dahran, Arab Saudi, ketiga putrinya ia masukkan ke sebuah sekolah Islam khusus untuk anak-anak perempuan. Pada hari pertama belajar, kepala sekolah mengutip hadis yang mengatakan bahwa intelegensi kaum wanita berada di bawah kaum pria (h.148) walaupun menurut Lang tak ada ayat Quran yang mendukung hadis ini. Namun, sayangnya, di Amerika justru pandangan-pandangan tradisional seperti ini seringkali dilontarkan penceramah Muslim dalam kuliah-kuliah umum tentang Islam di universitas-universitas sehingga membuat orang Amerika salah paham tentang Islam.

Generasi muda Muslim yang lahir dan tumbuh dalam budaya Amerika tidak nyaman dengan praktik-praktik dan pandangan-pandangan semacam ini, sehingga mereka enggan disebut sebagai seorang Muslim kendati mewarisi “nama Arab.” Jika ditanya, “Apakah kamu Muslim?” Mereka akan menjawab, “Orang tua sayalah yang Muslim.”

Oleh karena itulah, Lang menyimpulkan bahwa kaum Muslim di Amerika sangat membutuhkan ulama-ulama asli Amerika yang dapat memecahkan problem budaya tersebut. Ulama-ulama itu mengerti budaya Amerika dan mampu membimbing generasi baru Muslim Amerika — baik generasi muda Muslim maupun para mualaf — untuk hidup menurut ajaran Islam yang sebenarnya. Mereka menguasai ilmu-ilmu klasik, tapi siap mengkaji secara kritis karya-karya ulama di masa lalu. Dengan begitu Islam dapat ditafsirkan dengan konteks masyarakat Amerika kontemporer. Di sini Lang ragu bahwa komunitas Islam Amerika bisa bertenggang rasa dengan kajian Islam klasik yang ada saat ini. Pendeknya, Lang mendambakan terciptanya masyarakat Muslim yang bergaya Amerika moden (h.297-298).

Nama Jeffrey Lang dapat disejajarkan dengan para mualaf Barat lain seumpama Leopold Weiss, Murad Hofmann, Roger Garaudy, atau Maryam Jameelah yang menyumbangkan perspektif alternatif dalam menafsirkan universalitas Islam. Keinginan Lang menampilkan citra diri sebagai Muslim Amerika, misalnya, ia ejawantahkan dengan mempertahankan nama Amerikanya, memilih mengucapkan “thank’s God” alih-alih “alhamdulillah,” dan tetap berbusana ala Barat, karena baginya simbol-simbol bukan persoalan substansial.

Selama beberapa tahun menjadi Muslim yang “bukan merupakan rencana hidupnya” itu, Jeffrey Lang — yang juga seorang guru besar matematika — menyaksikan bagaimana komunitas Muslim saling mendengki, menggunjing, menjelekkan jemaat Muslim di luar kelompok mereka, enggan menerima kritik, bahkan mengkafirkan satu sama lain.

Banyak mualaf kulit putih yang keluar dari Islam lantaran kecewa, tapi Lang bersiteguh. “Saya memeluk Islam bukan karena komunitas Muslim, melainkan lantaran kebenaran Qur’an!” katanya kepada sahabat kulit putihnya yang akhirnya murtad.

Buku ini sebenarnya dipersembahkan Lang kepada puteri-puterinya agar mengenal Islam. Selan itu, buku ini juga ditujukan sebagai penuntun bagi para mualaf kulit putih Amerika yang pada umumnya mengalami tahap-tahap perjalanan spiritual keislaman serupa.

Sebagian besar isi buku ini mengandung pergulatan intelektual dan spiritual Lang dalam memahami Islam, tapi bab dua secara khusus memuat penafsiran Lang mengenai prinsip-prinsip dasar Islam yang menjadi argumen keberislamannya.

Meskipun di Amerika menemukan relevansinya, gagasan dalam buku ini — bagi kita di Indonesia — mungkin kedengaran usang, karena perdebatan semacam ini pernah dipopularkan Nurcholish Madjid sekitar dua-tiga dekade silam. Namun demikian, buku ini memberikan kesadaran bahwa sebagaimana malaikat yang berani mempertanyakan penciptaan manusia kepada Tuhan, kita pun seharusnya berani menggugat pengamalan Islam yang secara umum kita pahami sekarang. Islam substansial, atau Islam Arab?

Judul Buku: Bahkan Malaikat Pun Bertanya: Membangun Sikap Berislam yang Kritis; Judul Asli: Even Angels Ask: A Journey to Islam in Amerika; Penulis: Jeffrey Lang; Penerjemah: Abdullah Ali; Penyunting: M.S. Nasrulloh; Pengantar: Murad Hoffman (edisi Amerika Serikat), Jalaluddin Rakhmat (Indonesia). Tebal: xvi + 302 halaman; Penerbit: Serambi. Tahun 2001

Oleh: Jeffrey Lang

http://www.semestanet.com
http://www.eramuslim.net/?buka=show_kisah&id=42

Senin, 16 Januari 2012

Ahmadinejad Menghina Dua Sahabat Rasul!

oleh : immasjid.com

Di tengah eforia kemenangannya dalam pemilu Iran yang baru saja digelar, Ahmadinejad sebelumnya mengeluarkan pernyataan yang terang-terangan menghina dua orang sahabat Rasulullah Muhammad saw.

Kecaman dan hinaan Ahmadinejad itu—lebih gila lagi—disampaikan dalam sebuah acara televisi secara langsung di Shabaka 3, saluran televisi Iran, hanya beberapa hari sebelum pelaksanaan pemilu Iran.

Seperti yang diketahui, Iran yang berbasis Syiah ini—salah satu aliran Islam yang dianggap menyimpang—sudah sejak lama mempersempit ruang gerak para jamaah ahli Sunnah (kaum Sunni). Di bawah kepemimpinan Ahmadinejad, bahkan para jamaah Sunni mengalami penderitaan yang belum pernah dialami sejak Revolusi Rafidi Khomeini.

Dalam acara itu, Ahmadinejad dengan lugas mengatakan bahwa Talhah dan Zubair adalah dua orang pengkhianat. “Talhah dan Zubair adalah dua orang sahabat Rasul, tapi setelah kepergian Rasul, mereka berdua kembali kepada ajaran sebelumnya dan mengikuti Muawiyah!”

Padahal dalam sejarah, Talhah dan Zubair, dua orang sahabat Rasul itu, tak pernah bertempur dengan Muawiyah, karena keduanya meninggal lama sebelum peperangan Jamal di tahun ke-36 kekhalifahan Islam di mana Muawiyah menjadi rajanya.

Pernyataan Ahmadinejad ini sudah jelas kemana arahnya, yaitu membuat sebuah perbandingan atas sahabat Rasul dulu dengan kejadian politik saat ini di Iran—berkaitan dengan rivalnya Mousavi. Sebelumnya, Ahmadinejad sudah sangat sering menghina sekitar 15 juta penganut Sunni di Iran. Bahkan, pendahulu Ahmadinejad, Rafidi menghina dan menganggap remeh alias menyepelekan 90% Muslim seluruh dunia.

Namun demikian, masih banyak juga pihak atau pengagum Rafidi dan pengingkar sahabat Rasul lainnya seperti Ahmadinejad ini. Mereka adalah orang yang tidak menyadari gerakan Syiah atau mereka yang tak mau memahami rejim 12 Imam ini yang merupakan musuh terbuka terhadap para sahabat Rasul. (sa/alqimmah/sunni-news/ayandenews)

Minggu, 15 Januari 2012

Belajar Tawakkal (dalam Mengais Rezeki) dari Seekor Burung

Belajar Tawakkal (dalam Mengais Rezeki) dari Seekor Burung



"Sungguh, seandainya kalian bertawakal kepada Allah sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. At-Tirmidzi).

Ternyata ada beberapa sifat dan sikap yang dilakukan oleh burung dalam mencari makanannya, yaitu:

1. Burung selalu bangun pagi
Tidak ada burung yang bangunnya kesiangan, kecuali burung sakit, atau burung malam (burung hantu). Namun jika dilihat secara umum, burung selalu bangun pagi. Ia bangun dengan penuh optimisme, riang dan gembira tanpa ada rasa khawatir sedikitpun akan makan apa hari ini, tidak pernah khawatir akan rizki yang pasti sudah disiapkan oleh Alloh. Bahkan di celah persiapannya, dia sambil sibuk bernyanyi dan membangunkan manusia, seolah dia menunjukkan kepada kita akan rizki Alloh yang selalu siap kita jemput. Seolah ia menunjukkan kepada kita bagaimana ia bertasbih kepada Alloh, melalui kicauannya.
Contohlah burung saat ia bangun pagi, ia selalu menyempatkan diri untuk bersyukur, memuji Alloh yang Maha Pemurah, dan bertasbih kepada Alloh melalui nyanyiannya. Kita diberi infrastruktur jauh lebih istimewa daripada burung, mari kita gunakan waktu kita untuk bangun pagi, bersyukur, bertasbih dan bermunajat kepada Alloh, seperti yang dilakukan oleh burung.

2. Burung berusaha berdiri, persiapan. sblm terbang
Dalam usaha mencari rizki, kita juga harus melakukan “pemanasan”, persiapan fisik maupun mental, maupun fikiran guna kesempurnaan ikhtiar kita.

3. Burung terbang dan mengepakkan sayap melawan gravitasi bumi.
Dalam usaha mencari rizki, jarang sekali tanpa hambatan ataupun kesulitan yang kita hadapi, seperti burung saat terbang dia berusaha sekuat tenaga untuk melawan grafitasi bumi, agar tidak terjatuh.
Seperti kita, di setiap usaha ada saja penolakan, kelelahan, kesulitan, kebuntuan berfikir yang kadang kita temui, namun yakinlah, bahwa semua itu akan membuat kita menjadi lebih taft, lebih tangguh, lebih ahli di kemudian hari, seperti otot-otot sayap burung, karena setiap hari melawan kuatnya gravitasi bumi, dia akan menjadi lebih kuat dan kuat lagi, hingga jika dalam cuaca ekstrim sekalipun, dia telah terbiasa. Jika kita telah terbiasa dengan “ hujan badai “ sulitnya mencari rizki, maka disaat ada cuaca normal, semua kondisi wajar, kita akan dengan mudah menaklukkan tantangan kehidupan tersebut.


4. Saat terbang selalu yakin dan tak pernah ragu
“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS. Ath Tholaq: 3)
Saat kita telah berdo’a, dan bertawakkal kepada Alloh, maka jangan pernah ragukan hasilnya, karena yakinlah, Alloh telah mempersiapkan rizki untuk kita. Burung tak pernah ragu saat terbang, dia selalu yakin bahwa, disana ada harapan, yang telah dipersiapkan oleh Alloh.

5. Terbang dgn insting, ke tempat yang rimbun dan subur
Dalam usaha mencari rizki, diperlukan “ilmu” yang relevan, guna menunjang kesempurnaan ikhtiar. Jikalau burung hanya dibekali insting oleh Alloh, untuk mencari tempat-tempat yang rimbun dan subur makanan, maka kita diberi panca indra dan akal pikiran yang luar biasa oleh Alloh, yang bisa kita gunakan untuk menganalisa dimana tempat-tempat yang subur dan rimbun akan rizkia Alloh


6. Setelah makan, dia bawa pulang sebagian rizkinya
Saat mencari rizki, jangan pernah lupakan beban amanah keluarga, anak istri yang selalu menanti hasil ikhtiar yang kita lakukan

7. Jika mengambil makanan, burung tidak pernah merusak
Saat mengambil makanan, burung selalu dengan cara yang indah dan santun, tidak pernah ia melakukan perusakan dalam proses pencarian makanan, bahkan ada beberapa jenis burung yang membantu proses pembuahan beberapa tanaman.
Malu rasanya, jika kita dalam proses mencari rizki kita, harus merugikan orang, harus merusak hak-hak orang, harus menyakiti dan mengecewakan orang lain.

“ Barang siapa yg merasa lelah di sore hari karena mencari rizki dgn tangannya, maka akan diampuni dosa dosanya.” (HR Tabroni)


Oleh: Nuri Nawan
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/01/07/lxejea-belajar-tawakkal-dalam-mengais-rezeki-dari-seekor-burung

Rabu, 11 Januari 2012

Dari Pintu Mana Engkau?

Dari Pintu Mana Engkau?


oleh Aid Abdullah al-Qarni

Anas Ibnun Nadhr terlihat menghirup udara dalam-dalam pada perang Uhud. Para sahabat bertanya, "Ada apa denganmu?" Dia menjawab, "Aku mencium bau Surga di kaki gunung Uhud". Dia terbunuh dengan delapan puluh luka di sekujur tubuhnya, hingga saudara perempuannya sendiripun tidak mengenalinya, kecuali setelah melihat jarinya.

Namun, alangkah bagusnya luka-luka ini, alangkah bagusnya kematian ini, selama ia dialami di jalan Allah. Orang yang tidak mati dalam keadaan shadiq dengan Allah, dia akan mati seperti kematian binatang.

Dalam riwayat yang shahih disebutkan bahwa Abdullah bin Amr al-Anshari meminta Allah melimpahkan keridhaan-Nya dan mengenakan kain kafannya sebelum perang. Dia juga mandi dan memakai parfum. Lalu dia datang ke medan pertempuran. Diambilnya sarung pedang lalu dipatahkannya dengan lutut. Akhirnya dia terbunuh. Ketika anaknya, Jabir, menangis, Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda;

"Kamu menangis atau tidak, sama saja. Demi Allah yang menggenggam jiwaku, hai Jabir, para malaikat terus menaungi ayahmu dengan sayap mereka sampai mereka mengangkatnya. Demi Allah yang menggenggam jiwaku, hai Jabir, sungguh Allah berbicara dengan ayahmu tanpa perantara. Dia berfirman, 'Berharaplah!' Dia berkata, 'Saya berharap Engkau mengembalikan saya ke dunia agar terbunuh lagi di jalan-Mu'. Allah berfirman, 'Tapi Aku telah menetapkan bahwa yang mati tidak dapat kembali ke dunia lagi. Berharaplah (yang lain!)'. Dia berkata, 'Saya berharap Engkau ridha kepadaku sebab saya telah ridha kepada-Mu'. Allah berfirman, 'Aku telah memberi keridhaan-Ku kepadamu. Aku tidak akan murka kepadamu selamanya'. Lantas Allah meletakkan ruhnya dan ruh para syuhada yang lain di dalam tembolok burung yang datang ke Surga dan memakan buah-buahnya serta singga di lampu-lampu yang tergantung di Arsy, hingga Allah mewarisi bumi dan segala penghuninya".

وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاء عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ ﴿١٦٩﴾ فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُواْ بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلاَّ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿١٧٠﴾

"Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki, mereka bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya, dan bergirang hati terhadap orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada rasa takut pda mereka dan mereka tidak bersedih hati". (QS. Ali Imran [3] : 169-170)

Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ubadah Ibnu Shamit;

"Barangsiapa berskasi bahwa tiada Tuhan selain Allah,dan bahwa Muhammad adalah hamba dan pesuruh-Nya, bahwa Isa adalah hamba Allah dan pesuruh serta kalimah-Nya yang ditiupkan-Nya kepada Maryam serta ruh dari-Nya, bahwa Surga adalah benar, dan Neraka adalah benar ... maka Allah akan memasukkannya ke Surga bagaimanapun amal perbuatannya".

Abu Bakar tidak bertanya, kecuali karena di dalam hatinya ada suatu ganjalan, dan dugaannya tidak meleset, Rasulullah shalahu alaihi wassalam memberi kabar gembira (bahwa dia termasuk orang yang dipanggil masuk Surga). Ini karena Abu Bakar mempunyai kemauan yang sangat kuat, yang tidak diketahui kecuali oleh Allah Azza Wa Jalla Sekalipun raganya lemah dan kurus, akan tetapi seperti kata Ibnu Qayyim, "Siapa lagi yang seperti jalanmu yang lembut, kamu berjalan perlahan, tapi datang di barisan pertama".

Artinya, engkau selalu berada dibarisan pertama. Engkau orang pertama yang berzikir, orang pertama yang berjihad, orang pertama yang shadiq, orang pertama yang berdakwah. Engkau persembahkan darah, air mata, keringat, harta benda, dan waktumu kepada Islam. Jadi, mengapa tidak kamu berasa di barisan pertama, hai Abu Bakar, dan masuk Surga dari pintu yang mana saja yang kamu kehendaki?

Kita berdo'a semoga termasuk orang-orang yang berdesakan di pintu Surga.

فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ ﴿١٨٥﴾

"Barangsiapa dijauhkan dari Neraka, dan dimasukkan ke dalam Surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya". (QS. Ali Imran [3] : 185)

"Barangsiapa berwudhu' dengan sempurna lalu berdo'a, 'Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah', niscaya kedelapan pintu Surga dibukakan baginya". (HR. Muslim)

Uqbah bin Amir berkata, "Saya menggembalakan unta-unta saya, hingga terlambat pulang. Ketika pulang, saya dapati Rasulullah shallahu alaihi wassalam sedang berkhotbah kepada khalayak. Saya dengar beliau bersabda;

"Barangsiapa berkata, 'Aku ridha dengan Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Nabi, maka hak atas Allah untuk membuatnya ridha (puas)'."

Mendengar itu, aku langsung berkata, "Bagus sekali ini!" Umar yagn berada disampingku menoleh dan berkata kepadaku, "Sabda yang beliau ucapkan sebelumnya lebih bagus lagi". Setelah Rasulullah shallahu alaihi wassalam selesai berkhotbah, Umar berkata kepadaku, "Kamu tadi tidak bersama sejak permulaan?" Aku menjawab, "Tidak aku datang dibagian akhir khotbah".

Umar berkata, "Rasulullah shallahu alaihi wassalam, tadi bersabda, 'Barangsiapa berwudhu dengan sempurna dan berdoa, "Aku bersaksi bahwa tidak Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah", niscaya kedelapan pintu surga dibukannya baginya'."

Orang pertama masuk surga adalah Muhammad bin Abdullah shallahu alaihi wassalam, Abul Qasim, sebab derajat beliau di Surga adalah wasilah. Para ulama berbeda pendapat, apa itu wasilah? Rasulullah bersabda;

"Ia adalah sebuah derajat di surga, tidak diberikan kecuali kepada satu orang hamba. Aku berharap akulah hamba itu". (HR. Tirmidzi)

Yang beliau maksud adalah tempat tertinggi di Surga. Ia hanya satu tempat, tidak cukup untuk dua orang, hanya disediakan bagi Rasulullah shallhau alaihi wassalam.

Pintu-pintu Surga masih tertutup, sementara manusia berada di Padang Mahsyar. Lalu Rasulullah shallahu alahi wassalam, mendekati pintu dan mengetuk. Penjaga Surga, Ridwan, bertanya, "Siapa?" Beliau menjawab, 'Saya Muhammad bin Abdullah, Rasulullah". Ridwan berkata, "Aku diperintahkan untuk tidak membuka pintu surga untuk siapapun sebelum". Kemudian dia membuka pintu.

Dalam shahih Muslim diriwayatkan bahwa Rasulullah shallahu alaihissalam bersabda;

"Aku adalah nabi yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat. Dan aku adalah orang pertama yagn mengetuk pintu Surga". (HR. Muslim)

Dalam Sunan Ibnu Majjah disebutkan bahwa orang pertama dari kalangan umat ini yang masuk Surga adalah Abu Bakar. Jadi, dia adalah orang pertama dari umat Muhammad shallahu alaihi wassalam yang masuk Surga.

Dalam hadist yang muttafaq'alaih dai Sahl bin Sa'd, Rasululah shallahu alaihi wassalam bersabda;

"Sungguh akan masuk Surga dari umatku tujuh puluh ribu atau tujuh ratus ribu".

Riwayat berikut ini terdapat dalam Shahih Bukhari dan Shahid Muslim;

"Tujuh puluh ribu atau tujuh ratus ribu yang saling berpegangan satu sama lain, orang pertama diantara mereka tidak masuk hingga yang terakhir dari mereka masuk. Wajah-wajah mereka seterang bulan purnama". (HR. Bukhari)

Jadi masuk surga adalah dengan cara massal, dalam barisan. Seperti firman-Nya;

فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ

"Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkanke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan". (QS. Ali Imran [3] : 185)

Mereka masuk sesuai tingkatan masing-masing. Orang pertama di antara mereka wajahnya seperti bulan pada tanggal empat belas, yang berikutnya seperti bintang yang bercahaya amat terang seperti mutiara, dan selanjutnya. Mereka yang mendapat kenikmatan surga yang tidak terbetik dalam hati manusia. Wallau'alam.

Template by:

Free Blog Templates