Selasa, 28 Februari 2012

My Prayer(Do’a ku)

I asked for strength,
(Aku mohon kekuatan),
And Allah gave me difficulties to make me strong.
(Dan Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat),

I asked for wisdom,
(Aku mohon kebijaksanaan),
And Allah gave me problems to solve.
(Dan Allah memberiku masalah untuk diselesaikan),

I asked for prosperity,
(Aku mohon kecukupan),
And Allah gave me brain and strength to work.
(Dan Allah memberiku otak dan tenaga untuk bekerja),

I asked for courage,
(Aku mohon keberanian),
And Allah gave me danger to overcome.
Dan Allah memberiku bahaya/resiko untuk diatasi)

I asked for love,
(Aku mohon kasih sayang),
And Allah gave me troubled people to help.
(Dan Allah memberiku orang yang dalam kesulitan untuk ditolong)
I asked for favour, (Aku mohon kemurahan), And Allah gave me opportunities. (Dan Allah memberiku kesempatan-kesempatan)

I received nothing I wanted.
(Aku tidak menerima apa-apa dari yang kuinginkan),
I received everything I needed.
(Aku menerima segalanya dari yang kubutuhkan) My Prayer has been answered. (Do’aku telah diijabah).( Al Muslim ).

Nikmat Yang Harus Kita Syukuri

Sedikit sekali orang yang benar-benar kaya,
Sebab Sedikit yang benar-benar memiliki harta, lebih banyak harta yang memiliki mereka.

Sedikit yang tahu memanfaatkan kekayaan dengan benar, lebih banyak yang diperbudak oleh kekayaan.

Sedikit yang hidupnya menjadi bajik dan mulia karena harta, lebih banyak yang karena harta hidup menjadi rusak dan jahat.

Sedikit sekali yang menemukan kebahagiaan dan kedamaian sejati karena harta, lebih banyak yang karena harta jiwa menjadi gelisah, risau dan tak puas..

Sedikit sekali yang hidupnya dikenang dan dihormati karena kekayaan, lebih banyak yang karena kekayaan hidupnya dibenci dan dicaci maki.

Sedikit sekali yang karena kaya lalu mencari kehidupan beriman atau spiritual, lebih banyak yang yang karena kaya lalu menjadi egois dan materialis, melupakan Tuhan atau Dharma

Sedikit sekali yang karena kaya lalu dapat banyak sahabat, Lebih banyak yang karena kaya lalu mendapat banyak penjilat

Sedikit sekali yang karena kaya jadi rendah hati dan bersyukur, Lebih banyak yang karena kaya jadi sombong dan serakah.

Jadilah orang kaya yang memiliki harta, Bukan harta yang memiliki kita…

********************************

MATA adalah jendela utama penghubung antara hati dgn dunia.
Melalui mata, HATI melihat dunia, melalui mata, INFO dunia masuk ke hati.

Kalau kita tidak bisa mengendalikan mata, maka kita tak bisa mengendalikan hati. Sebab pengendalian hati menjadi sia2 bila tidak diikuti dgn pengendalian indera (mata).

Kalau kita tidak bisa menjaga mata, maka kita tak pernah bisa menikmati ketenangan dan kedamaian hati. Pikiran kita kalut, keinginan kita tak terkendali, perasaan kita kacau. Sebab sampah dunia memenuhi hati kita.

JAGALAH MATA, pilihlah apa yg baik, benar dan bermanfaat untuk dilihat dan apa yg tidak. KUASAILAH MATA atau mata akan menguasai dan memperbudak hati dan pikiran kita.

*******************************

Kehidupan tidak menuntut kita untuk selalu sampai ke puncak. Kehidupan hanya meminta kita melakukan yang terbaik yang dapat kita lakukan pada setiap tahap pengalaman.

Kehidupan memberi kita kesempatan setiap hari untuk mengembangkan segenap kemampuan dan potensi yang kita miliki hingga ke puncak.

Keberhasilan adalah meraih bagian tertinggi yang ada dalam diri kita. Dimanakah bagian tertinggi itu? Ketika kita memberi yang terbaik yang kita miliki disitulah bagian tertinggi, disitulah keberhasilan!

Kita tidak perlu membandingkan pencapaian kita dengan orang lain. Setiap orang memiliki bagian tertinggi yang berbeda. Bagian tertinggi yang kita miliki boleh jadi adalah bagian terendah orang lain.
Namun tolok ukur keberhasilan ada dalam diri kita masing-masing yaitu apakah Anda telah memberikan yang terbaik yang Anda miliki!

Bagian terbaik yang Anda berikan adalah bagian terindah yang akan menjadi kebahagiaan dan kemuliaan hidup Anda!

Orang yang telah memberikan yang terbaik untuk kebahagiaan orang banyak akan menikmati kedamaian dan sukacita nurani yang tak berkesudahan…

Anda tidak perlu bersusah hati dengan penilaian orang tapi bersusah hatilah karena Anda tak pernah berupaya memberi yang terbaik yang dapat Anda lakukan.

Walaupun apa yang anda lakukan bukanlah yang Terbaik dalam penilaian orang lain, Tetapi anda selalu mencoba untuk mempunyai niat yang baik dalam apa yang anda lakukan demi sebuah kebaikan

Menjadi baik , bukan harus menjadi yang Terbaik, Yang terpenting adalah niat baik dalam kebaikan yang dilakukan

Dalam kebaikan, tidaklah perlu untuk menjadi Terbaik.
Terbaik atau bukan Yang Terbaik , tidaklah menjadi hal penting lagi
Bila dalam apa yang dilakukan hanya semata-mata niat baik saja !

***************************************

Jangan pernah risaukan NIKMAT yg belum kita MILIKI, Tapi risaulah atas NIKMAT yang belum kita SYUKURI

Terkadang Allah SWT menganugerahkan NIKMAT melalui MASALAH & memberi MASALAH melalui NIKMAT

Semoga apa yang kita TERIMA hari ini merupakan NIKMAT dari Allah SWT untuk kita SYUKURI .. !!

Senin, 20 Februari 2012

Rasul Pun Menangis


Tangisan bagi seorang Muslim adalah rasa harap dan cemas sebagaimana diekspresikannya ketika dia berdoa dan berzikir memohon perlindungan Allah SWT. Kita saksikan tetesan air mata orang-orang saleh pada waktu shalat. Kita saksikan air mata yang membasahi muka para jamaah haji di Padang Arafah. Dan, memang menangis adalah bagian dari akhlak yang baik. Dalam Alquran Allah berfirman, “Dan mereka tundukkan dagu dan mukanya seraya menangis dan mereka bertambah khusyuk.” (QS [17]: 109, [19]: 58).

Ubaid bin Umar dan ‘Atha’ bertanya kepada Siti Aisyah radhiyallahu anha (RA). ”Ceritakanlah kepada kami hal yang paling menakjubkanmu yang engkau lihat dari Rasulullah SAW.” Kemudian, sambil terisak Siti Aisyah menjawab, “Kana kullu amrihi ‘ajaba, Sungguh semua ikhwal Rasululullah SAW sangat menakjubkan.” Siti Aisyah melanjutkan, “Pada suatu malam beliau datang kepadaku sehingga kulit kami saling bersentuhan. Beliau berbisik, “Ya Khumaira (panggilan Rasulullah kepada Aisyah, wahai yang bewarna kemerah-merahan), izinkanlah aku beribadah kepada Tuhanku.”

Maka, beliau meninggalkanku dan mengambil gharibah air untuk berwudhu. Tidak lama setelah beliau takbir, aku dengar beliau terisak-isak. Dadanya bagaikan terguncang. Rasulullah terus-menerus menangis, sehingga air matanya membasahi janggut dan bertetesan ke tanah. Rasulullah larut dalam tangisan sampai dikumandangkan azan Subuh. Dan, Bilal memberi tahu waktu shalat Subuh telah masuk. Bilal menyaksikan keadaan Nabi yang masih terisak dan dia berkata, “Ya Rasulullah, mengapa engkau menangis? Padahal, dosa-dosamu telah diampuni Allah. Engkau adalah kekasih Allah yang paling utama?” kata Bilal. Maka, Rasul menjawab, “Sungguh besar kasih sayang-Nya, tetapi betapa aku belum menjadi hamba yang bersyukur.”

Abdullah bin as-Syikhir berkata, “Saya datang kepada Rasulullah SAW, sedangkan beliau sedang shalat maka terdengarlah isak tangis beliau yang bergemuruh di dalam dadanya, bagaikan suara air mendidih dalam bejana.” (Diriwayatkan oleh Dawud dan Turmudzi).

Dari hadis ini dapat kita ambil hikmah, betapa Nabiyullah Muhammad SAW masih menangis dan merasakan belum menjadi hamba yang bersyukur. Padahal, beliau adalah hamba yang ma’shum, yakni bersih dari dosa. Selain itu, Allah SWT juga memuliakannya melebihi siapa pun makhluk ciptaan-Nya. Rasulullah adalah al-Musthafa (manusia pilihan) yang pertama kali memasuki surga sebelum yang lain memasukinya.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita telah dijamin masuk surga? Apakah keislaman kita diterima oleh Allah SWT? Adakah kita masih tetap tertawa dan tidak menangis menghadapi akhirat yang setia menunggu untuk kita datangi?Ataukah, kita tetap tertawa menikmati dunia yang tidak pernah setia menemani ketika kita pergi? Apakah kita masih tetap tertawa dan lalai pada perjalanan akhir, sedangkan dunia itu bakal lenyap dan tenggelam ditelan waktu.

Kenikmatan di dunia ini hanya sesaat dan pasti akan sirna. Mengapa air mata kita enggan menetes? Apakah hati kita telah beku sehingga mata enggan mengeluarkan air mata ketika menyaksikan orang-orang kecil sedang kelaparan? Ke manakah nurani kita? Apakah kita sudah bersyukur dengan yang telah kita raih atau sebaliknya kita makin kufur?

Oleh: Ustaz Toto Tasmara
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/02/13/lzbz51-rasul-pun-menangis

Mukjizat Alquran: Penciptaan Lalat




Lalat merupakan jenis serangga yang bersayap ganda. Ia mempunyai banyak kelebihan yang terdapat pada modifikasi tubuhnya yang membuatnya hidup secara aman dan leluasa. Karena di bagian bawah perutnya terdapat paruh yang berfungsi untuk menjadi keseimbangan lalat di kala menapak pada benda yang halus.

Sebagaimana kaki-kakinya terdapat pula paruh yang lengket untuk memudahkan penyinggahan pada benda-benda yang sangat halus. Begitu pula dengan bagian mulutnya, mulutnya dilengkapi dengan bibir dan sengatan.

Lalat ini tergolong jenis serangga yang langka, ia mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam mengeluarkan enzim pencerna. Proses pengeluaran enzim ini secara langsung dengan cara memasukkannya ke makanan serta membawanya ke benda-benda mainan, sehingga kandungan kimia makanan tersebut bisa berubah.

Lalat ini telah banyak dijadikan objek penelitian hewan dan genetika, agar ditemukan cara meminimalisir volume keganasannya dalam memindahkan suatu penyakit. Walaupun secara prisip kajian ini bertujuan mengetahui pola kehidupan bakteri yang dibawa melalui lalat ini.

Hanya saja hasil-hasil dari penelitian ini menegaskan adanya unsur-unsur penghancur mikroba yang terpusat pada salah satu sayapnya. Dan untuk menghindari pengaruh dari unsur-unsur yang menghancurkan mikroba, mikroba berlindung pada sayap lain.

Dan unsur penghancur dan terdapat pada salah satu sayap itu mengeluarkan bakteri pada saat menyentuh bagian atas tengah makanan, lalu menyebar sangat cepat, serta pengaruhnya yang mematikan terhadap mikroba.

Lalu timbul suatu pemikiran untuk menuntaskan penelitian pada unsur-unsur ini, serta penggunaannya sebagai penawar dari penyakit yang tersebar melalui lalat ini. Bahwasanya segala kepastian yang kita ungkapkan melalui penelitian terhadap lalat ini, telah terungkap terlebih dahulu dalam Alquran dan Sunah sejak 14 abad yang lalu.

Dalam surat Al-Hajj ayat 73, Allah SWT berfirman, “Hai, manusia telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tidaklah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya...”

Ayat ini menuturkan kekuatan enzim yang luar biasa dalam proses pencernaan dan penyebaran bakteri, serta proses perubahan zat kimia pada makanan yang sangat cepat. Dan Alquran telah menjelaskan hal ini dalam firman Allah SWT, “Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tidaklah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu...”

Makna dari tidak dapat merebutnya kembali adalah tidak mampu mengembalikan makanan kepada seperti semula karena terjadi rentetan perubahan kimia melalui enzim yang meluluhkan zat kimia makanan. Juga merubah komponen makanan yang lengkap menjadi komponen biasa.

Berdasarkan paparan tersebut, bahwasanya Alquran mengandung kemukjizatan ilmu pengetahuan lain yang tercermin pada ikatan jaringan komponen tubuh yang terdapat pada hewan sejenis lalat ini yang banyak disepelekan orang.

Sungguh para ilmuwan dari negara-negara maju, karena mereka yakin bahwasanya ilmu pengetahuan melalui peralatan yang modern mampu menciptakan seekor lalat. Dan pada salah satu percobaan di Rusia yang telah berlangsung lebih dari 10 tahun diikuti oleh 30 pakar biologi dari negara-negara maju untuk turut andil dalam proyek membuat lalat.

Dan setelah lebih dari 10 tahun terkuras daya, waktu dan daya, 30 orang ilmuwan atau lebih berkumpul di Rusia dan mengumumkan kegagalan mereka dalam proyek memproduksi lalat. Sunguh benar apa yang difirmankan Allah SWT, “Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya.”

Jika mereka mengklaim bahwa Alquran adalah buatan Muhammad, maka siapakah yang mengetahui bahwa mereka akan berkumpul untuk memproduksi lalat dan mereka akan gagal, dan apa yang terjadi jika mereka tidak berkumpul, atau mereka berkumpul dan berhasil?

Sesungguhnya ini adalah bukti nyata bagi orang yang menginginkan kebenaran mutlak terhadap zat Allah SWT untuk mencapai kepada keputusan yang benar. Sebagaimana yang dituturkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya, “Jika lalat jatuh pada minuman salah seorang dari kalian maka celupkanlah, kemudian ambillah kembali. Karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang lain terdapat obat.” (HR. Bukhari).

Hadits ini menunjukkan adanya zat penawar bakteri pada salah satu sayap lalat. Ini adalah bukti kebenaran Muhammad SAW, padahal beliau bukanlah seorang ilmuwan, atau pakar kedokteran.


Oleh: Dr Abdul Basith Jamal & Dr Daliya Shadiq Jamal
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/02/20/lznzuq-mukjizat-alquran-penciptaan-lalat

Rabu, 15 Februari 2012

Kehidupan Bagaikan Perahu





Kehidupan manusia ibarat sebuah kapal, jika di dalam pelayaran hidupnya terlalu banyak dan terlalu berat dimuat dengan keinginan (nafsu) materi dan sifat sombong, maka perahu kehidupan ini sangat mudah kandas dan tenggelam di tengah perjalanan.

Jika ingin mencapai tepian kehidupan di seberang sana dengan lancar, maka wajib untuk segera mengurangi muatan yang berat itu, dan hanya mengambil batas terendah materi yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup, dan dengan tegas melepaskan ketamakan serta nafsu keinginan dalam hati manusia yang berlebihan.

Baru-baru ini saya sering mendengar perkataan beberapa teman melakukan investasi di saham atau kegiatan MLM (multi level marketing). Uang mereka dalam jumlah besar telah tertipu oleh pedagang curang. Dari teman-teman yang tertipu ini mereka semua memiliki kelemahan yang sama, yaitu hati yang sangat tamak.

Jika dipikir dengan seksama, akan segera dapat diketahui bahwa dalam investasi dan perdagangan sangat mustahil untuk bisa mendapatkan keuntungan 50 kali lipat hanya dalam satu kali raup, tapi masih ada saja orang yang dihantui dengan ketamakan yang dengan mudah mempercayai perusahaan yang mengatakan bahwa saham perusahaannya dapat naik 50 kali lipat, sehingga akhirnya tertipu dan uangnya habis.

Jelas-jelas mengetahui bahwa pengelolaan dan aturan pembagian hasil dari perusahaan MLM tidak transparan, tapi ketika kelihatan satu lembar cek tunai bernominal satu juta dollar, masih saja beranggapan bahwa asalkan serius menjalankan MLM bisa segera menjadi jutawan, cek tersebut juga sudah tidak perlu diperiksa lagi keasliannya dan dengan mudah percaya pada janji orang lain, akhirnya uang dalam jumlah besar pun habis tak bersisa hanya untuk membeli barang-barang tak berkualitas yang menumpuk bagaikan gunung.

Penduduk asli di Afrika mempunyai cara yang unik untuk menangkap simpanse : Di dalam sebuah kotak kayu kecil diletakkan buah-buahan yang berkulit keras yang disukai oleh simpanse, pada salah satu sisi kotak tersebut dibuat sebuah lubang yang besarnya persis sebesar tangan simpanse agar dapat masuk untuk mengambil buah-buahan di dalamnya, begitu simpanse menjulurkan tangan ke dalam dan meraih buah-buahan yang ada di dalam, maka tangannya tidak akan dapat ditarik keluar lagi dari lubang itu, cara ini sering digunakan oleh penduduk untuk menangkap simpanse.

Sebab simpanse ada satu kebiasaan, yaitu tidak mudah melepaskan benda apa pun yang telah digenggam dalam tangannya.

Orang-orang selalu menertawakan kebodohan simpanse : mengapa tidak melepaskan buah dalam genggamannya itu lalu melarikan diri? Sesungguhnya jika kita renungkan kembali hal yang terjadi pada diri kita, kita juga akan mendapati bahwa tidak hanya simpanse yang bisa berbuat kesalahan seperti itu.

Di kampung halaman saya, semasa kecil dulu, pernah terjadi bencana kebakaran, waktu itu ada satu keluarga yang miskin yang berhasil selamat dari kobaran api karena tidak memiliki harta apa pun, sehingga lolos dari mara bahaya itu. Sebaliknya tetangga mereka yang kaya raya, menerjang masuk kembali ke dalam kobaran api dan berusaha untuk menyelamatkan perabotnya yang mahal dan mencari uangnya, akhirnya tertelan kobaran api dan tidak pernah keluar lagi.

Kehidupan bagaikan perahu. Semakin sedikit memiliki kekayaan benda materi, semakin ringan pula beban dalam kehidupan ini, maka dari itu melepaskan ketamakan hati manusia akan meringankan muatan dan bisa bergerak maju ke depan, maka manusia akan hidup wajar dan lepas bebas.

Kekayaan materi hidup tidak bisa dibawa serta, mati pun tidak bisa dibawa pergi, tahu akan batasan dan mengekang keinginan materi dan sifat sombong, maka pasti akan membuat perjalanan hidup ini menjadi lancar, dengan lega dan mudah mencapai ke tepian di seberang sana yang terang benderang.

Sudah Efektifkah Komunikasi Kita dalam Berdakwah?

Sudah Efektifkah Komunikasi Kita dalam Berdakwah?







oleh: Shalih Hasyim

Di antara sifat Allah SWT yang menonjol adalah Al-Hakim (Maha Bijaksana). Dia Maha bijaksana dalam perintah dan larangan-Nya. Seorang muslim yang kecipratan sifat-Nya ini akan menggabungkan akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati nurani yang bersih. Hikmah terkadang dimaknai sebagian orang dengan filsafat. Padahal hikmah adalah inti filsafat, lebih halus dari filsafat. Filsafat hanya dijangkau oleh orang yang terlatih kecerdasannya dan lebih tinggi cara berpikir. Sedangkan hikmah bisa dipahami oleh orang awam dan tidak bisa terbantahkan oleh ilmuan. Hikmah tidak sebatas ucapan verbal, tetapi jelmaan dari tindakan dan akal budi.
Imam Syafii dikenal memiliki qoul qadim (fatwa lama) dan qaul jadid (fatwa baru). Ini menunjukkan kedalaman ilmu syariah (tafaqquh fiddin) dan pemahaman terhadap obyek dakwah (fiqh dakwah).

Beliau mengatakan, Memahami syariat merupakan fann (ilmu) tersendiri dan cara mengkomunikasikannya merupakan fann yang lain.

Ketika seorang komunikator Allah SWT (dai/muballigh) itu matang secara spiritual maka yang keluar dari lisannya adalah qaulan tsaqila (ucapan yang berbobot), (al-Muzzammil (73) :5), qaulan layyina (ucapan yang lembut) (Thaha (20) : 44), qaulan tsabita (ucapan yang meneguhkan), (Ibrahim (14) : 27), qaulan ma’rufa (ucapan yang dikenali hati), (al-Baqarah(2) : 263), qaulan karima (ucapan yang mulia), (al-Isra (17) : 23), qaulan sadida (ucapan yang tepat), (al-Ahzab (33) : 70) qulan baligha (ucapan yang memiliki ketinggian nilai sastra), (an Nisa (4) : 63), qulan maisura (ucapan yang mudah dan memudahkan), (al-Isra (17) : 28).

Stigma negatif yang dicitrakan oleh pihak tertentu terhadap Islam belakangan ini, diantaranya diakibatkan oleh pelaku dakwah yang dangkal pemahaman keislamannya dan picik (sempit pandangan dan sempit dada) dalam memahami realitas medan dakwah (maidanud dakwah).

Dahulu, para muballigh yang dikirim di kepulauan Nusantara ini sejak zaman Umar bin Khathab, mereka menjalankan misi dakwahnya sukses secara damai. Sekalipun Indonesia kala itu masih dipengaruhi Hindu dan Budha.

Di antara faktor utamanya mereka dikenal faqih fiddin, pula memahami secara mendalam dimana materi dakwah itu dikomunikasikan.

Abu Bakar Ash Shiddiq sukses memerangi kaum murtaddin, meredam gejolak dan pergolakan yang terjadi, karena khalifah yang pertama ini disamping faqih fiddin pula pakar ilmu ethnologi (ahli di bidang etnis, bagian dari ilmu manejemen). Beliau memahami suku mana yang perlu digertak dengan paksa, diplomasi dan suku mana yang memerlukan pendekatan individual (dakwah fardiyah).

Berikut sebelas alasan agar kita bisa meneladani kebijaksanaan para pendahulu kita yang shalih (salafus shalih) dalam berdakwah :

Pertama, tafqquh fiddin (mendalam dalam pemahaman keagamaan)

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةً فَلَوْلاَ نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُواْ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk member peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.” (QS. At Taubah (9) : 122).

Kedua, ikhlas dalam berdakwah

ذَلِكَ الَّذِي يُبَشِّرُ اللَّهُ عِبَادَهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ قُل لَّا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْراً إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى وَمَن يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْناً إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُو

“Itulah (karunia) yang diberitahukan Allah untuk menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Katakanlah (Muhammad) “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu imbalan pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” (QS. Asy Syura (42) : 23).

Pesan Nabi kepada Muadz bin Jabal ke negeri Yaman. "Murnikan motivasi dirimu, maka cukup bagimu amal yang sedikit." (al-Hadits)

Ketiga, memahami obyek dakwah

“Barangsiapa yang mengetahui bahasa suatu kaum, ia aman dari makar mereka, “ demiian kata pepatah Arab.

“Berbicalah kalian kepada mereka sesuai dengan kadar berpikir mereka.” (Al-Hadits)

Keempat, menjadikan diri sebagai mushaf berjalan, alat peraga dakwah, (uswah dan qudwah bagi yang didakwahi)

أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلاَ تَعْقِلُونَ

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?.” (al-Baqarah (2) : 44).

Kelima, mengikat hati (dakwah fardiyah) dengan kasih sayang sebelum menjelaskan sesuatu

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِي

“Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS: al-Anbiya (21) : 107)

Keenam, mengenalkan sebelum membebani secara konstan

“Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS: Yusuf (12) : 39-40)

Ketujuh, mempermudah bukan mempersulit

“Permudahlah, jangan dipersulit, besarkan hati jangan membuat orang lari.” (HR. Bukhari).

Kedelapan, mendahulukan yang prinsip sebelum cabang

Katakanlah: "Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, Yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras.” [QS: Saba (34) : 46)

Berdua-dua atau sendiri-sendiri maksudnya ialah bahwa dalam menghadap kepada Allah, kemudian merenungkan keadaan Muhammad s.a.w. itu Sebaiknya dilakukan dalam keadaan suasana tenang dan ini tidak dapat dilakukan dalam keadaan beramai-ramai.

Kesembilan, membesarkan hati sebelum memberi ancaman

“(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku, maka Dialah yang menunjuki Aku, Dan Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum kepadaKu, Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku, Dan yang akan mematikan Aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat." (QS: Asy Syu’ara (26) : 78-82).

Kesepuluh, mendidik bukan menelanjangi

“Sesungguhnya Allah telah memberi wahyu kepadaku agar kalian saling tawadhu’ (rendah hati), sehingga tidak ada seorang pun yang sombong terhadap yang lain, dan tidak ada seorang pun yang berbuat zhalim kepada yang lain.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Kesebelas, memposisikan diri bagaikan orangtua bagi anak, guru bagi murid, mursyid bagi salik (penempuh jalan menuju-Nya), panglima bagi prajurit, pemimpin bagi jamaah, kakak bagi adik.

“Aku diutus untuk menjadi guru yang mempermudah jalan bagi murid (menuju Allah SWT).” (al-Hadits).. *

Penulis adalah kolumnis hidayatullah.com, tinggal di Kudus, Jawa Tengah



Doa untuk Keluarga




Allahumma Yaa ‎​اَللّهُ Yaa Rahmaan Yaa Rahiim...

Jadikanlah keluarga kami, keluarga sakinah mawaddah wa rohmah, rukun, damai, mesra, bahagia dunia akhirat dalam penjagaan-Mu, keluarga yang mencintai engkau Yaa ‎​اَللّهُ , yang mencintai Rasul Engkau Yaa ‎​اَللّهُ , yang mencintai Alqur'an-MU, yang mencintai sunnah Nabi-MU, dan mencintai semua yang Engkau cintai dan membenci semua yang Engkau benci, dan yang Engkau undang semua menjadi para tamu-Mu ke tanah suci-Mu.

Yaa ‎​اَللّهُ ... selamatkan keluarga anak cucu keturunan kami dari semua fitnah dunia, dari ma'siyat, dari kezholiman dan tipu daya syetan jin dan manusia... Yaa ‎​اَللّهُ , kami mohon kelak di akhirat agar Engkau meridhoi kami, merahmati kami, mengampuni kami, semua kami, tidak satupun yang berpisah, semuanya Yaa ‎​اَللّهُ , semuanya Yaa ‎​اَللّهُ , semuanya Yaa ‎​اَللّهُ masuk Syurga-Mu... kami mohon Yaa ‎​اَللّهُ , selamatkan kami, jauhkan kami, keluarga kami dan semua orang-orang yang kami cintai dari murka-Mu dan dahsyatnya siksa api neraka-Mu...Yaa ‎​اَللّهُ ...
‎​​آَمِيّـٍـِـنْ... آَمِيّـٍـِـنْ يَآرَبْ آلٌعَآلَمِِيِن

Kisah Sahabat Nabi: Sa’id bin Amir Al-Jumahi, Pemimpin Bersahaja



Seorang pakar sejarah pernah berkata, "Sa’id bin Amir adalah orang yang membeli akhirat dengan dunia, dan ia lebih mementingkan Allah dan Rasul-Nya atas selain-Nya."

Sa’id bin Amir Al-Jumahi adalah seorang anak muda, satu di antara ribuan orang yang tertarik untuk pergi menuju daerah Tan’im di luar kota Makkah, dalam rangka menghadiri panggilan pembesar-pembesar Quraisy.

Panggilan ini adalah untuk menyaksikan hukuman mati yang akan ditimpakan kepada Khubaib bin Adiy, salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang diculik oleh mereka.

Kepiawaian dan postur tubuhnya yang gagah membuat Sa'id mendapatkan kedudukan yang lebih daripada orang-orang. Sehingga ia dapat duduk berdampingan dengan pembesar-pembesar Quraisy seperti Abu Sufyan bin Harb, Shafwan bin Umayyah, dan orang-orang yang mempunyai wibawa lainnya.

Ketika rombongan yang garang ini datang dengan tawanannya di tempat yang telah disediakan, Sa’id bin Amir berdiri tegak memandangi Khubaib yang sedang diarak menuju kayu penyaliban. Dan ia mendengar suaranya yang teguh dan tenang di antara teriakan wanita-wanita dan anak-anak. Khubaib berkata, “Izinkan aku untuk shalat dua rakaat sebelum pembunuhanku ini, jika kalian berkenan.”

Kemudian Sa'id memandanginya, sedangkan Khubaib menghadap kiblat dan shalat dua rakaat. Alangkah bagusnya dan indahnya shalatnya itu. Kemudian ia melihat Khubaib menghadap pembesar-pembesar kaum dan berkata, “Demi Allah, jika kalian tidak menyangka bahwa aku memperpanjang shalat karena takut mati, tentu aku telah memperbanyak shalat.”

Kemudian ia melihat kaumnya dengan mata kepalanya, memotong-motong Khubaib dalam keadaan hidup.

Kemudian Sa’id bin Amir melihat Khubaib mengarahkan pandangannya ke langit dari atas kayu salib, dan berkata, “Ya Allah ya Tuhan kami, hitunglah mereka dan bunuhlah mereka satu persatu serta janganlah Engkau tinggalkan satu pun dari mereka."

Kemudian Khubaib bin Adiy menghembuskan nafas terakhirnya, dan di badannya tidak terhitung lagi bekas tebasan pedang dan tusukan tombak.

Orang-orang Quraisy kembali ke Makkah, dan mereka telah melupakan kejadian Khubaib dan pembunuhannya karena banyak kejadian-kejadian setelahnya. Namun, Sa’id bin Amir Al-Jumahi tidak bisa menghilangkan bayangan Khubaib dari pandangannya walau sekejap mata.

Ia memimpikannya ketika sedang tidur, dan melihatnya dengan khayalan ketika matanya terbuka. Khubaib senantiasa terbayang di hadapannya sedang melakukan shalat dua rakaat dengan tenang di depan kayu salib. Dan ia mendengar rintihan suaranya di telinganya, ketika Khubaib berdoa untuk kebinasaan orang-orang Quraisy, maka ia takut kalau tersambar petir atau ketiban batu dari langit.

Khubaib telah mengajari Sa’id sesuatu yang belum pernah ia ketahui sebelumnya. Ia mengajarinya bahwa hidup yang sesungguhnya adalah akidah dan jihad di Allah hingga akhir hayat. Ia mengajarinya juga bahwa iman yang kokoh akan membuat keajaiban dan kemukjizatan.

Dan Khubaib mengajarinya sesuatu yang lain, bahwa sesungguhnya seorang laki-laki yang dicintai oleh para sahabatnya dengan kecintaan yang sedemikian rupa, tidak lain adalah nabi yang mendapat mandat dari langit.

Semenjak itu, Allah membukakan dada Sa’id bin Amir untuk Islam. Ia lalu berdiri di hadapan orang banyak dan memproklamirkan kebebasannya dari dosa-dosa Quraisy, berhala-berhala dan patung-patung mereka, dan menyatakan ikrarnya terhadap agama Allah.

Sa’id bin Amir berhijrah ke Madinah, dan mengabdikan diri kepada Rasulullah, dan ikut serta dalam Perang Khaibar dan peperangan-peperangan setelahnya. Dan ketika Nabi yang mulia dipanggil menghadap Tuhannya, Sa'id mengabdikan diri dengan pedang terhunus di zaman dua khalifah; Abu Bakar dan Umar.

Ia hidup bagaikan contoh satu-satunya bagi orang Mukmin yang membeli akhirat dengan dunia, dan mementingkan keridhaan Allah dan pahala-Nya atas segala keinginan hawa nafsu dan syahwat badannya. Kedua khalifah itu telah mengetahui tentang kejujuran dan ketakwaan Sa’id bin Amir. Keduanya mendengar nasihat-nasihatnya dan memerhatikan pendapatnya.

Pada awal kekhilafahan Umar, Sa'id menemuinya dan berkata, “Wahai Umar, aku berwasiat kepadamu, agar kamu takut kepada Allah dalam urusan manusia. Dan janganlah kamu takut kepada manusia dalam urusan Allah. Dan janganlah ucapanmu bertentangan dengan perbuatanmu, karena sesungguhnya ucapan yang paling baik adalah yang sesuai dengan perbuatan."

Maka Umar berkata, "Siapakah yang mampu menjalankan itu, wahai Sa’id?”

Ia menjawab, “Orang laki-laki sepertimu mampu melakukannya, yaitu di antara orang-orang yang Allah serahkan urusan umat Muhammad kepadanya. Dan tidak ada seorang pun perantara antara ia dan Allah.”

Setelah itu Umar mengajak Sa’id untuk membantunya. “Wahai Sa’id, kami menugaskan kau sebagai gubernur Himsh,” kata Umar.

Sa'id menjawab, "Wahai Umar, aku ingatkan dirimu terhadap Allah. Janganlah kau menjerumuskanku ke dalam fitnah."

Maka Umar pun marah dan berkata, "Celaka kalian! Kalian menaruh urusan ini di atas pundakku, lalu kalian berlepas diri dariku. Demi Allah, aku tidak akan melepasmu.”

Kemudian Umar mengangkat Sa'id bin Amir menjadi gubernur di Himsh. “Kami akan memberimu gaji,” kata Umar.

“Untuk apa gaji itu, wahai Amirul Mukminin? Karena pemberian untukku dari Baitul Mal telah melebihi kebutuhanku,” jawab Sa'id. Ia pun berangkat ke Himsh.
Tidak lama kemudian datanglah beberapa utusan dari penduduk Himsh kepada Amirul Mukminin Umar bin Khathab.

Umar berkata kepada mereka, “Tuliskan nama-nama orang fakir kalian, supaya aku dapat menutup kebutuhan mereka!”

Maka mereka menyodorkan selembar tulisan, yang di dalamnya ada Fulan, Fulan dan Sa’id bin Amir. Umar bertanya, Siapakah Sa’id bin Amir ini?”

Mereka menjawab, “Gubernur kami.”

“Gubernurmu fakir?”

“Benar, dan demi Allah sudah beberapa hari di rumahnya tidak ada api.”

Maka Umar menangis hingga janggutnya basah oleh air mata. Kemudian ia mengambil 1.000 dinar dan menaruhnya dalam kantong kecil dan berkata, "Sampaikan salamku, dan katakan kepadanya, Amirul Mukminin memberi anda harta ini, supaya anda dapat menutup kebutuhan anda!”

Saat para utusan itu mendatangi Sa’id dengan membawa kantong. Sa’id membukanya, ternyata di dalamnya ada uang dinar. Ia lalu meletakkannya jauh dari dirinya dan berkata, "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan dikembalikan kepada-Nya)," seolah-olah ia tertimpa musibah dari langit atau ada suatu bahaya di hadapannya.

Hingga keluarlah istrinya dengan wajah kebingungan dan berkata, “Ada apa, wahai Sa’id? Apakah Amirul Mukminin meninggal dunia?"

“Bahkan lebih besar dari itu,” timpal Sa'id.

“Apakah orang-orang Muslim dalam bahaya?”

“Bahkan lebih besar dari itu.”

“Apa yang lebih besar dari itu?”

“Dunia telah memasuki diriku untuk merusak akhiratku, dan fitnah telah datang ke rumahku.”

Istrinya berkata, “Bebaskanlah dirimu darinya.” Saat itu istrinya tidak mengetahui tentang uang-uang dinar itu sama sekali.

“Apakah kamu mau membantu aku untuk itu?” tanya Sa'id.

“Ya,” kata sang istri. Sa'id lalu mengambil uang-uang dinar dan memasukkannya ke dalam kantong-kantong kecil, kemudian menyuruh sang istri untuk membagikannya kepada orang-orang Muslim yang fakir.

Tak lama kemudian Umar bin Khathab datang ke negeri Syam untuk melihat keadaan. Dan ketika singgah di Himsh, penduduk menyambut dan menyalaminya. Umar bertanya kepada mereka, “Bagaimana pendapat kalian tentang gubernur kalian?”

Maka mereka mengadukan kepadanya tentang empat hal, yang masing-masing lebih besar dari yang lainnya. Umar kemudian memanggil Sa'id dan 'mengadilinya' di hadapan penduduk.

“Apa yang kalian keluhkan dari gubernur kalian?” tanya Umar.

Mereka menjawab, “Ia tidak keluar kepada kami kecuali jika hari telah siang.”

“Apa jawabmu tentang hal itu, wahai Sa’id?” kata Umar.

Sa'id terdiam sebentar, kemudian berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku tidak ingin mengucapkan hal itu. Namun, kalau memang harus dijawab, sesungguhnya keluargaku tidak mempunyai pembantu. Maka setiap aku pagi membuat adonan, kemudian menunggu sebentar sehingga adonan itu mengembang. Kemudian aku buat adonan itu menjadi roti untuk mereka, kemudian aku berwudhu dan keluar menemui orang-orang.”

"Apa lagi yang kalian keluhkan darinya?” tanya Umar.

Mereka menjawab, “Sesungguhnya, ia tidak menerima tamu pada malam hari.”

“Apa jawabmu tentang hal itu, wahai Sa’id?”

“Sesungguhnya, Demi Allah, aku tidak suka untuk mengumumkan ini juga. Aku telah menjadikan siang hari untuk mereka dan malam hari untuk Allah Azza wa Jalla,” jawab Sa'id.

“Apa lagi yang kalian keluhkan darinya?” tanya Umar lagi.

Mereka menjawab, “Sesungguhnya ia tidak keluar menemui kami satu hari dalam sebulan.”

“Dan apa ini, wahai Sa’id?”

Sa'id menjawab, “Aku tidak mempunyai pembantu, wahai Amirul Mukminin. Dan aku tidak mempunyai baju kecuali yang aku pakai ini, dan aku mencucinya sekali dalam sebulan. Dan aku menunggunya hingga baju itu kering, kemudian aku keluar menemui mereka pada sore hari.”

“Apa lagi yang kalian keluhkan darinya?”

Mereka menjawab, “Ia sering pingsan, hingga ia tidak tahu orang-orang yang duduk di majelisnya.”

“Dan apa ini, wahai Sa’id?”

“Aku telah menyaksikan pembunuhan Khubaib bin Adiy, kala itu aku masih musyrik. Dan aku melihat orang-orang Quraisy memotong-motong badannya sambil berkata, 'Apakah kamu ingin kalau Muhammad menjadi penggantimu?' Maka Khubaib berkata, 'Demi Allah, aku tidak ingin merasa tenang dengan istri dan anak, sementara Muhammad tertusuk duri.' Dan demi Allah, aku tidak mengingat hari itu dan bagaimana aku tidak menolongnya, kecuali aku menyangka bahwa Allah tidak mengampuni aku, maka aku pun jatuh pingsan,” tutur Sa'id.

Seketika itu Umar berkata, “Segala puji bagi Allah yang tidak menyimpangkan dugaanku terhadapnya.”

Kemudian Umar memberikan 1.000 dinar kepada Sa'id. Dan ketika istrinya melihat uang itu, ia berkata kepada Sa'id, “Segala puji bagi Allah yang telah membebaskan kami dari pekerjaan berat untukmu. Belilah bahan makanan dan sewalah seorang pembantu."

“Apakah kamu menginginkan sesuatu yang lebih baik dari itu?” tanya Sa'id pada istrinya.

“Apa itu?”

“Kita berikan dinar itu kepada yang mendatangkannya kepada kita, pada saat kita lebih membutuhkannya.”

“Bagaimana maksudnya?”

“Kita pinjamkan dinar itu kepada Allah dengan pinjaman yang baik,” kata Sa'id.

Istrinya berkata, “Benar, dan semoga kau mendapat balasan kebaikan.”

“Berikanlah ini kepada jandanya fulan, kepada anak-anak yatimnya fulan, kepada orang-orang miskin keluarga fulan, dan kepada fakirnya keluarga fulan," kata Sa'id.

Mudah-mudahan Allah meridhai Sa’id bin Amir Al-Jumahi, karena ia termasuk orang-orang yang mendahulukan orang lain atas dirinya, walaupun dirinya sangat membutuhkan.

Chairul Akhmad

Sumber: Ahlul Hadits
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/02/10/lz6i1l-kisah-sahabat-nabi-said-bin-amir-aljumahi-pemimpin-bersahaja-2habis

Senin, 13 Februari 2012

Bapak... Ku mencintaimu karena Allah

Siang ini begitu panas,mungkin sore nanti jg hujan.maklum musim hujan jadi bersiap siap aja sobat,cuaca tak menentu jaga kesehatan.. Sambil nunggu ktemu konsumen mau nulis ahh..biar keliatan sdikit produktif..:)


Sedang apa sekarang bapakku yaa?..
Teringat ku pada bapak dikampung.iya bapakku entah mengapa sikapnya yg diam,sahaja,sederhana,baik,sabar tidak menurun padaku terutama sifat pendiamnya.coz saya termasuk doyan ngomong.mungkin karena inilah orisinalitas sifat manusia yg tak kesemuanya menurun kpd anaknya..
Dan dengan begitu saya dapat mengambil ibroh dari semangat dan kesabaran beliau.termasuk kesabaranya dlm mendidik anaknya macam saya ini..
Bukan bermaksud membesar2kan bapakku.justru kami bukanlah keluarga yg cukup secara materi (dunia) tapi kami insyllah cukup vitamin dan materi menghadapi betapa kerasnya hidup.
Dari bapakku saya belajar kesabaran dan ketidak putus asaan ikhtiar.
Dari bapak saya belajar menghargai orang,berbeda pendapat tapi tak melukai hati dan perasaan orang lain.
Dari bapak saya belajar kesederhanan,sederhana berperilaku & berucap.
Dari bapak saya belajar tersenyum manakala badai dan kesulitan hidup menerjang,tersenyum dan mencari solusi.bkn berdiam diri saja.
Dari bapak saya belajar pengorbanan,optimis,kerja keras.dan segalanya..
Ia hanya berharap anaknya bisa lebih hebat darinya.lebih sukses..
Dari Bapak saya belajar arti sebuah keikhlasan menjalani dan menerima segala cobaan hidp dengan senyum dan optimisme.
Dan Bapak Itu tak pernah punya masalah dengan orang lain setau saya,tidak banyak tingkah,menjaga Iffah (harga diri) tidak seperti aku.

Dan bagiku laki2 yg tak kenal panas dan terik.itulah bapakku..
Bapak meski tealh lanjut usia Ia Tetap kelihatan tampan dan mempesona
jujur saja Bapakku Gnateng,ganteng sekali.mancung Hidungnya,ngak kayak aku.pesek hehe.. bapakku Coollll banget dah..
Hatinya lembut tapi jiwanya kokoh..
Aku tidak pernah lihat bapak menangis dan aku tak mau melihatnya menanggis,apalagi membuatnya menangis,
aku hanya ingin membuatnya tersenyum bahagia di hari tuanya..

Bapak jaga diri baik2 ya,jaga emak dan adik2..
Rohmat hanya berusaha disini sekuat tenaga mewujudkan cita2,tak lupa tiap doa teriring bwt keluarga tercinta.

"Rahmat mencintaimu karena Allah"

Allahumaghfirlahuma kama rabbayani shoghiro.. T_T

Kamis, 09 Februari 2012

Kesungguhan dan Harga Surga



Ketika membaca sejarah, kita akan mendapati catatan perjalanan orang-orang besar yang luar biasa. Merekalah orang-orang yang telah mengukir kisah hidup mereka dengan kesungguhan menempa diri, perjuangan mempertahankan prinsip dan kegigihan merealisir cita-cita. Merekalah pribadi-pribadi yang tak mengenal lelah. Tak ada istilah menyerah dalam kamus mereka. Tak peduli seberapa banyak keringat yang menetes, air mata yang mengalir atau bahkan darah yang tertumpah.

Hati ini pasti tersentak ketika membaca kehidupan mereka. Bagaimana tidak, sementara detik terus berdetak, hari terus berlari, waktu berlalu menorehkan catatan-catatan keberhasilan mereka melewati sederetan aral melintang yang menghadang. Setiap derap langkah dan desah nafas selalu terisi dengan kesabaran, keteguhan dan jiddiyah (kesungguhan), bukan bersantai-santai, berleha-leha dan bertopang dagu sambil berangan-angan.

Tidak. Sekali-kali tidak. Sejarah tak pernah lelah mencatat semua kisah kehidupan manusia. Semuanya terekam dengan jelas dan detil. Siapa membaca akan mendapatkan pelajaran. Siapa acuh tak acuh akan terjatuh pada lubang yang sama.

Orang yang cerdas tentu takkan mau terperosok pada lubang yang sama. Orang yang sadar akan mengambil pelajaran dari setiap peristiwa yang terjadi. Bagaimanakah nasib akhir para pejuang tangguh yang dengan gigih tanpa menyerah mempertahankan prinsip-prinsipnya? Bagaimanakah pula nasib para pecundang yang dengan mudah bertekuk lutut hanya dengan secuil rintangan?

Ya, semua itu sudah jelas jawabannya. Mereka yang bersungguh-sungguh akan memanen hasil kesungguhannya di kemudian hari. Demikian pula mereka yang bermalas-malasan akan menanggung sendiri akibat kemalasannya.

Marilah kita buka kembali catatan biografi orang-orang besar yang pernah hadir dalam pentas sejarah. Perhatikanlah hal-hal luar biasa yang pernah mereka hadapi. Bagaimana seorang Imam Ahmad bin Hanbal harus rela kulitnya terkelupas karena cambukan para sipir di penjara tirani demi mempertahankan akidahnya untuk tidak mengatakan bahwa Al-Qur'an adalah makhluk. Sebelumnya, Yasir dan Sumayyah, sepasang suami istri yang telah melahirkan Ammar, harus rela darahnya tertumpah di tanah, bahkan Sumayyah harus rela kemaluannya terhujam tombak, demi mendapatkan janji Nabi SAW:

"Bersabarlah wahai keluarga Yasir, karena tempat tinggal kalian adalah di surga"

Demikian pula Bilal yang harus tegar bertahan di atas siksaan tidak manusiawi yang ditimpakan atas dirinya oleh gembong kaum musyrikin Makkah saat itu, Umayyah bin Khalaf. Atau Mush'ab bin Umair, seorang pemuda rupawan yang dilahirkan di kalangan elit kota Makkah, namun rela menutup matanya untuk selamanya dengan satu kisah memilukan. Ia hanya dikafani dengan satu burdah. Jika ditutup kepalanya maka tampaklah kakinya, jika ditutup kakinya, tampaklah kepalanya. Semua itu ia lakukan demi memperjuangkan agama Allah.

Bahkan Rasulullah SAW sendiri, sang pembawa risalah amanat dari Rabb semesta alam, sang pionir perjuangan, harus merelakan tubuh beliau berlumur darah dalam berbagai peperangan yang beliau pimpin, atau gigi beliau yang patah karena lemparan batu penduduk Thaif ketika beliau berhijrah ke sana. Subhanallah.

Masih banyak lagi peristiwa-peristiwa heroik yang memenuhi lembaran sejarah orang-orang besar. Kini, berkat kegigihan mempertahankan prinsip dan kesungguhan dalam menghadapi setiap cobaan dan mara bahaya yang mengancam, nama-nama mereka senantiasa harum dikenang dalam sejarah. Nama mereka telah tercatat dengan tinta emas dan akan terus dikenang hingga akhir masa.

Kita tentu menyadari bahwa setiap orang akan dibalas sesuai dengan kadar kesungguhannya. Seorang pemalas tentu tak layak protes ketika mendapatkan nilai yang buruk dalam ujian atau tidak naik kelas, misalnya. Demikian pula seseorang yang rajin pasti merasakan betapa nikmatnya melihat hasil ujiannya meskipun nilai yang didapat belum memenuhi harapan. Karena semua itu berkat kerja keras dan lelehan keringat serta semangat yang gigih yang telah ia jalani. Kini ia dapat tersenyum menikmati hasil keringatnya.

Demikian pula perjalanan hidup ini. Kita tak berhak protes kepada Sang Pencipta jika di akhirat nanti mendapatkan jatah surga kelas rendahan, karena itulah hasil ujian kita selama di dunia. Seseorang yang hanya berkorban keringat akan dibalas dengan harga keringat. Seseorang yang berkorban air mata juga akan dibalas dengan harga yang sesuai. Lalu tidakkah kita tergoda untuk mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, keringat, air mata, darah bahkan nyawa kita sekaligus?

Ternyata harga surga sangat mahal, kawan. Kita harus memiliki dana yang cukup untuk membelinya. Surga tidak diberikan secara gratis. Harus ada transaksi jual beli. Harus ada harga yang sesuai. Harus ada pengorbanan.

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. At Taubah: 111)

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. Al Baqarah: 214)

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar. (QS. Ali Imran: 142)

Marilah kita mulai dari sekarang untuk memperbaiki diri. Mari kita kembali berkaca. Sejauh manakah kesungguhan kita selama ini. Seberapa besarkah pengorbanan yang telah kita sumbangkan untuk tegaknya agama ini di muka bumi. Seberapa banyakkah dana yang kita miliki untuk membeli surga nanti di akhirat. Tentu, setiap kita mengharapkan jannatul firdausil a'la, surga Firdaus yang tertinggi. Surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan hanya untuk orang-orang yang bertakwa.

Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk menjadi para pembela agama-Nya. Semoga Allah mengaruniakan kita kesabaran untuk menapaki hidup ini dengan ridho-Nya. Semoga Allah mengumpulkan kita di akhirat nanti bersama hamba-hamba-Nya yang Dia cintai. Bersama para Nabi, Shiddiqin, Syuhada dan Shalihin.

Allahumma Amin, Ya Rabbal Alamin.

http://isykarima.forumotion.com/t22-kesungguhan-dan-harga-surga

Sikap Memaafkan


Kita terkadang berbuat salah kpd orang lain, begitu juga sebaliknya. Dan biasanya ketika kita minta ma’af jauh lebih mudah ketimbang kita mema’afkan kesalahan yg dilakukan orang lain kpd kita.,,, kenapa ya mema’afkan kesalahan yg dilakukan orang lain terkadang menjadi hal yg sangat sulit ?

***************

Menurut penelitian terakhir, para ilmuwan Amerika membuktikan bhw mereka yg mampu memaafkan adalah lebih sehat baik jiwa maupun raga. Orang2 yg diteliti menyatakan bhw penderitaan mereka berkurang setelah memaafkan orang yg menyakiti mereka. Penelitian tersebut menunjukkan bhw orang yg belajar memaafkan merasa lebih baik, tidak hanya secara batiniyah namun juga jasmaniyah. Sebagai contoh, telah dibuktikan bahwa berdasarkan penelitian, gejala-gejala pada kejiwaan dan tubuh seperti sakit punggung akibat stress [tekanan jiwa], susah tidur dan sakit perut sangatlah berkurang pada orang2 ini.

Sebuah tulisan berjudul "Forgiveness" (Mema’afkan), yg diterbitkan Healing Current Magazine (Majalah Penyembuhan Masa Kini) edisi bulan September-Oktober 1996, menyebutkan bhw kemarahan terhadap seseorang atau suatu peristiwa menimbulkan emosi negatif dalam diri orang, dan merusak keseimbangan emosional bahkan kesehatan jasmani mereka. Artikel tsb juga menyebutkan bhw orang menyadari setelah beberapa saat bhw kemarahan itu mengganggu mereka, dan kemudian berkeinginan memperbaiki kerusakan hubungan. Jadi, mereka mengambil langkah2 untuk memaafkan. Meskipun mereka tahan dgn segala hal itu, orang tidak ingin menghabiskan waktu2 berharga dari hidup mereka dalam kemarahan dan kegelisahan, dan lebih suka mema’afkan diri mereka sendiri dan orang lain.

Rasulullah SAW bersabda, "Orang yg hebat bukanlah orang yg menang dalam pergulatan. Sesungguhnya orang yg hebat adalah orang yg (mampu) mengendalikan nafsunya ketika marah"

Memaafkan dan mengampuni merupakan perbuatan yg diperintahkan Sang Khalik kpd umatnya. Dalam surah al-A'raaf ayat 199, Allah SWT berfirman, "Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yg makruf serta berpalinglah dari orang2 yg bodoh."

Pada surah al-Hijr ayat 85, Allah SWT kembali berfirman, ''Maka maafkanlah (mereka) dgn cara yg baik.''

Syekh Mahmud al-Mishri dalam kitab Mausu'ah min Akhlaqir-Rasul : memaafkan adalah pintu terbesar menuju terciptanya rasa saling mencintai di antara sesama manusia. Jika orang lain mencerca kita, sebaiknya kita membalasnya dgn memberi maaf dan perkataan yg baik,''

Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan:
Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. (QS. Al Qur’an, 7:199)

Dalam ayat lain Allah berfirman: "...dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An Nuur, 24:22)

Mereka yg tidak mengikuti ajaran mulia Al Qur'an akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apa pun yg diperbuat. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman bhw memaafkan adalah lebih baik:
... dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14)

Allah SWT berfirman dalam surat asy-Syuraa ayat 40, "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yg setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kpd orang yg berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah..."

Semoga kita menjadi insan yg bisa dan selalu ikhlas memaafkan kesalahan orang lain.Aamiin

Jumat, 03 Februari 2012

Untuk Sahabatku..


mestinya jauh2 hari kutulis tentangnya
begitu berharganya ia dalam perjalanan hidupku selama ini..afwan ya shohibi..

aku sangat menghormatinya,ia kawanku,sahabatku sekaligus teman yg tulus membimbingku dikala aku lalai sekaligus guru bagi setiap pertanyaan yg akau ajukan padanya.ia memang seorang ustadz dengan segala keluasan ilmunya,dibanding aku memang jauh keluasan ilmunya terutama pendalaman dan pemahaman agamanya..


usianya 3 tahun diatasku.tak heran ia seperti kakakku terutama sejak aku memutuskan merantau ke ibukota,bukan dia yg mengajakku tapi aku yg bersikeras mengikuti jejaknya,sambil tahu dunia luar,cari pengalaman hidup dan belajar sekaligus berjuang hidup di perantauan..

aku merasa.. denganya. saat itulah aku banyak belajar tentang sebuah keyakinan..
yakin bahwa dimanapun kita berada Allah tak akan membiarkan hambnya yg sholeh terlunta2,selalu saja pertolongan itu ada,meski silih berganti dengan kesulitan yg ada,tapi bukankah ujian dan cobaan adalah wujud cinta sang Khalik kepada hambanya. dan pada akhirnya Ridha dan yakin akan keputusan dan senantiasa berprasangka baik akan segala ketetapan adalah kunci utamanya.. inilah yg aku tangkap dari setiap gerak gerik dan langkahnya..
sahabatku kau memberi warna dalam hidupku.


satu hal lagi,pelajaran yg sangat indah dan tetap kuingat hingga hari ini..
keikhlasanmu,
seumur hidupku selain orang tuaku.dialah yg begitu ikhlas..ikhlas membantuku,mengingatkanku,membimbingku, dan tak terhitung jasanya untuk.yg luar biasa bagiku.disaat susahpun keinginan untuk memberi kepada orang tak pernah surut..memberi dan memberi.. memang memberi sama dengan menerima,tidak logis memang,tapi itu benar

dalam hidup,jika kita mulai menghargai apa yg kita miliki.
Hidup pun mulai memberi sesuatu yg pantas kita miliki.
itulah sahabatku,sahabat terbaik dan guru kehidupanku.. ia menghargai yg ia miliki,bukan persoalan materi saja,tapi segenap curahan doa dan segenap kemampuan diri..

Iya itu versiku..

siapakah sahabat terbaik versimu teman.??

sebagian orang menjawab

sahabat terbaik adalah ia yang selalu mendengarkan jeritan hati kita

sahabat terbaik adalah ia yang mau mengerti kita

sahabat terbaik adalah ia yang mau mencurahkan hatinya pada kita

sahabat terbaik adalah orang yang selalu mentraktir kita

sahabat terbaik adalah ia yang mau memberikan contekan pada kita

atau banyak lagi versi-versi jawaban yang lain

..
semoga persahabatan ini kelak dan nanti kekal selalu

dalam ingatan dan sanubari kita masing-masing
@sahabatku segala tentangmu masih hidup dalam ingatanku.. ku hanya bisa mendoakanmu nun jauh disana,, dari sahabatmu yg dulu sering merepotkanmu "Abdul rohmat"

Template by:

Free Blog Templates