Yang melatarbelakangi kami membuat tulisan ini adalah, ada
pasien di rumah sakit yang kelihatannya agak susah ketika melakukan
tayammum. Pertama, Kesusahan mencari “debu” yang ia gunakan untuk
bertayammum, ia harus mencari dinding yang putih dan bersih, tidak
pernah disentuh sebelumnya. Bahkan terkadang minta dibawakan wadah
berisi tanah dan debu bersih untuk bertayammum. Kemudian gerakannya juga
hampir mirip dengan gerakan wudhu, padahal gerakan tayammum sangat
sederhana. Berikut sedikit pembahasannya.
Maksud “debu” dalam ayat Tayammum
Dalam ayat Al-Quran disebutkan,
وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ
فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ
“Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari
tempat buang air atau berhubungan badan dengan perempuan, lalu kamu
tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan permukaan bumi yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu”. (Qs. Al Maidah: 6).
Maksud debu atau “
shaid” adalah semua permukaan bumi baik
berupa batu, pasir, kayu, pintu, dinding, baik yang kering ataupun yang
lembab. Jadi tidak perlu repot-repot dibawakan debu atau pasir bersih
atau mencari benda yang banyak debu di permukannya.
Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
جُعِلَتِ الأَرْضُ كُلُّهَا لِى وَلأُمَّتِى مَسْجِداً وَطَهُوراً
“Dijadikan (permukaan) bumi seluruhnya bagiku (Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam) dan ummatku sebagai tempat untuk sujud dan sesuatu yang digunakan untuk bersuci”[1]
Bahkan Beliau menggunakan tembok untuk tayammum.
عَنْ
عُمَيْرٍ مَوْلىََ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أَقْبَلْتُ أَنَا وَعَبْدُ اللهِ
بنُ يَسَارٍ مَوْلَى مَيْمُوْنَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ حَتَّى دَخَلْنَا
عَلىَ أَبِيْ جُهَيْمِ بنِ الْحَارِثِ بْنِ الصِّمَّةِ الأَنْصَارِيِّ
فَقَالَ أَبُوْ جُهَيْمِ أَقْبَلَ النَّبِيُّ مِنْ نَحْوِ بِئْرِ جَمَلٍ
فَلَقِيَهُ رَجُلٌ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ النَّبِيُّ
حَتَّى أَقْبَلَ عَلَى الْجِدَارِ فَمَسَحَ بِوَجْهِهِ وَيَدَيْهِ ثُمَّ
رَدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمَ
Dari ‘Umair maula Ibnu Abbas berkata: Saya dan Abdullah bin Yasar -pembantu Maimunah, istri Nabi n
-
pernah menemui Abu Juhaim bin Harits bin Shimmah Al-Anshari. Abu Juhaim
bercerita: “Nabi kembali dari Bi’r Jamal (sebuah kota terkenal dekat
kota Madinah) lalu seseorang bertemu dengan beliau seraya mengucapkan
salam, Nabi tidak menjawabnya hingga beliau menemukan tembok dan mengusap wajah dan tangannya kemudian menjawab salam orang tadi”.[2]
Tiga gerakan simple tayammum
Tiga gerakan itu adalah:
1.menepuk permukan bumi (misalnya dinding) dengan kedua telapak tangan sekali tepuk kemudian meniupnya
2.mengusap punggung telapak tangan kanan dan kiri bergantian sampai telapak tangan dengan sekali usap
3.mengusap wajah dengan kedua tangan sekali usap
hadits ‘Ammar bin Yasir
radhiallahu ‘anhu menjelaskan tata cara tersebut,
بَعَثَنِى
رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فِى حَاجَةٍ فَأَجْنَبْتُ ،
فَلَمْ أَجِدِ الْمَاءَ ، فَتَمَرَّغْتُ فِى الصَّعِيدِ كَمَا تَمَرَّغُ
الدَّابَّةُ ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم –
فَقَالَ « إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ أَنْ تَصْنَعَ هَكَذَا » . فَضَرَبَ
بِكَفِّهِ ضَرْبَةً عَلَى الأَرْضِ ثُمَّ نَفَضَهَا ، ثُمَّ مَسَحَ بِهَا
ظَهْرَ كَفِّهِ بِشِمَالِهِ ، أَوْ ظَهْرَ شِمَالِهِ بِكَفِّهِ ، ثُمَّ
مَسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam mengutusku untuk suatu
keperluan, kemudian aku mengalami junub dan aku tidak menemukan air.
Maka aku berguling-guling di tanah sebagaimana layaknya hewan yang
berguling-guling di tanah. Kemudian aku ceritakan hal tersebut kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam. Lantas beliau mengatakan,
“Sesungguhnya cukuplah engkau melakukannya seperti ini”. Seraya beliau
memukulkan telapak tangannya ke permukaan bumi sekali pukulan lalu
meniupnya. Kemudian beliau mengusap punggung telapak tangan (kanan)nya dengan tangan kirinya dan
mengusap punggung telapak tangan (kiri)nya dengan tangan kanannya, lalu beliau mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.”[3]
Dalam riwayat yang lain,
وَمَسَحَ وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ وَاحِدَةً
“Dan beliau mengusap wajahnya dan kedua telapak tangannya dengan sekali usapan”.[4]
Demikianlah gerakan simple dari tayammaum yang memakan waktu
kurang dari 30 detik. Memang sangat berguna bagi orang yang sakit dan
agak sulit bergerak atau berguna bagi orang yang mengalami kesusahan
selain sakit.
@Lab Patologi Klinik RS Sardjito, 1 Sya’ban 1434 H
Penyusun:
dr. Raehanul Bahraen
Artikel
www.muslimafiyah.com
0 komentar:
Posting Komentar
bangunan ini tak bisa berdiri tanpa campurtangan anda..!!