Senin, 25 Februari 2013

Menahan Emosi



Pada masa Rasulullah saw seorang sahabat yang kecanduan khamar dibawa ke hadapan beliau untuk dihukum. Berkali-kali ia minum khamar. Namun meski telah dihukum, kebiasaan buruknya tak bisa dihentikan. Ia kembali meminum khamar sehingga kembali dihukum. 

Karena kemarahan yang memuncak, seorang sahabat berkata, "Ya Allah laknatlah ia. Ia sangat sering minum khamar dan sudah sering dihukum."

Mendengar ucapan sahabat itu, Rasulullah saw segera menegurnya. "Janganlah engkau melaknatnya. Sebab, ia masih mencintai Allah dan Rasul-Nya." (Mushonnaf Abdur Razzaq). Dalam riwayat lain disebutkan, "Janganlah kalian menjadi pembantu setan dalam menghadapi saudaramu."

Demikianlah sikap yang diajarkan Rasul saw. Rasul saw melarang para sahabat untuk mencela dan menghujat orang yang jelas bersalah. Rasul mengajarkan untuk senantiasa mendoakannya supaya yang bersangkutan bertaubat.

Menghujat orang lain merupakan tindakan destruktif. Sebab, di samping hal itu bisa membuat putus asa si pelaku untuk kembali ke jalan yang benar, juga akan membuat setan tertawa karena berhasil mengoyak persaudaraan.

Ibnu Athaillah berkata, "Maksiat yang melahirkan rasa hina dan papa lebih baik daripada ketaatan yang melahirkan kecongkakan dan kesombongan."

Dulu, ketika Khalid bin Walid ra memaki seorang wanita yang berzina dan kemudian dirajam, Rasulullah saw langsung menegurnya. "Wahai Khalid, apakah engkau memakinya? Demi Allah, ia benar-benar telah bertaubat, yang andaikan taubatnya dibagikan kepada 70 rumah penduduk Madinah, tentu akan mencukupi mereka." (HR Muslim).

Rasulullah saw mengajarkan sahabat untuk tetap bersikap baik, tidak melampaui batas, dan tidak menghujat orang yang bersalah. Begitu pula kepada mereka yang masih belum terbukti bersalah.

Saat ini, kita banyak menyaksikan kondisi umat yang sudah berubah. Syahwat untuk menghujat demikian meluap. Iman yang terdapat di dalam dada belum bisa melahirkan perasaan ukhuwah. Ruku' dan sujud yang dilakukan tak menimbulkan sifat rendah hati dan sikap waspada.

Seakan, kepuasan tertumpahkan kala berhasil mencaci-maki dan menghujat mereka yang bersalah. Tak jarang, sikap main hakim sendiri kita lakukan demi menumpahkan kekesalan. Lihatlah, betapa seorang pencuri sandal harus meregang nyawa karena dihakimi massa?

Dengan jelas Allah befirman dalam  Alquran, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik." (QS al-Hujurat: 11-12).

Rasulullah saw bersabda, "Menghujat orang mukmin adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekufuran." (HR Muslim). 

Alangkah indahnya jika setiap Muslim saling menahan diri, saling mengingatkan, saling membantu dalam kebenaran, saling berbaik sangka sehingga umat Islam tumbuh menjadi umat yang kuat yang bisa dibanggakan oleh Allah SWT. Wallahu a'lam. 

Oleh: Fauzi Bahreisy
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/02/08/mhwlv2-menahan-emosi

Jumat, 15 Februari 2013

Pemimpin Terbaik dengan Pasukan Terbaik





Setiap kali benak terasa letih oleh figur para pemimpin bangsa yang seharusnya menjadi panutan, namun kemudian mengecewakan, maka saya mengingat masa lalu.
Mengenang Rasulullah, sekaligus khalifah yang hingga belasan abad kepergiannya, masih tetap dicintai, juga sosok-sosok pemimpin yang mencontoh beliau. Salah satunya saya susuri jejaknya saat pesawat yang membawa saya dari Athena mendarat di Istanbul.

Muhammad al-Fatih, sosok yang sejak kanak-kanak telah ditanamkan impian menaklukkan Konstantinopel. Gurunya, selain mengajarkan Islam dan berbagai ilmu pengetahuan lain, rajin mengajak Al-Fatih kecil memandangi benteng Konstantinopel di kejauhan, sambil berkata, “Lihatlah di seberang sana, Rasulullah pernah bersabda bahwa benteng itu akan ditaklukkan seorang pemimpin yang merupakan sebaik-baiknya pemimpin dan tentaranya adalah sebaik-baiknya tentara. Saya percaya, pemimpin itu adalah kamu.”

Nyaris setiap hari kalimat itu diulang. Menumbuhkan keyakinan dan semangat. Meski 800 tahun sejak masa para sahabat, Konstantinopel tidak pernah tertaklukkan. Kota ini dilindungi benteng dengan dinding setebal 10 meter. Di sekeliling benteng masih terdapat parit selebar 7 meter.

Jika diserang lewat Barat maka ada benteng dua lapis. Dari Selatan ada pelaut Genoa yang kuat dan berpengalaman. Sementara masuk dari arah Timur nyaris tidak mungkin karena armada laut harus masuk ke selat sempit Golden Horn yang dilindungi rantai besar hingga kapal perang ukuran kecil pun tak bisa lewat. Ayah, kakek, pendeknya banyak pihak sebelumnya gagal menaklukkan kota ini. Lalu bagaimana mungkin Al-Fatih berhasil?

Ketika ratusan ribu pasukannya selama berpekan-pekan tidak juga berhasil menaklukkan Konstantinopel, Al-Fatih yang tak ingin menyerah akhirnya menemukan kelemahan pertahanan lawan di selat sempit Golden Horn. Karena terlalu yakin tidak ada kapal yang sanggup melewati rantai yang dipasang di lautan, pertahanan di bagian ini agak lemah.

Al-Fatih memerintahkan pasukannya menarik dan menggotong kapal mereka melalui jalan darat, melewati pegunungan. Dalam semalam 70 kapal laut pindah dari selat Bosphorus menuju selat Tanduk, untuk kemudian melancarkan serangan tidak terduga yang berakhir dengan kemenangan yang dinanti berabad-abad.

Ada banyak catatan di balik kesuksesan tersebut. Selain impian yang ditanamkan sejak kecil, pola asuh yang diterapkan sang ayah berpengaruh kuat sehingga tertanam dalam dirinya tekad untuk menaklukkan benteng yang menjadi kunci penyebaran Islam di Eropa timur.
Sang ayah mencarikan guru terbaik dan memberi kekuasaan sang guru untuk mendispilinkan putra mahkota, bahkan otoritas untuk memukul jika melawan.

Ketika sang guru menyampaikan izin memukul dari Sang Sultan, Fatih kecil menertawakan, namun saat itu juga sang guru memukulnya. Sejak itu Al-Fatih tahu, ia harus disipilin, menghormati orang dan menjaga sikap, sekalipun ayahnya seorang raja. Pendidikan ini membuat Fatih muda menguasi banyak ilmu. Ia menguasai enam bahasa, ilmu militer, pemerintahan, matematika, pengetahuan alam, dan berbagai ilmu lain. Saat menjabat sultan di usia 19 tahun, ia sudah menjadi pribadi matang, dan di usia 21 tahun ia menjalankan misi pembebasan Konstantinopel yang berhasil gemilang.

Kekuatan lain adalah iman. Kedekatan sang sultan dan pasukannya kepada Allah merupakan kunci keberhasilan. Ketika mereka mengangkat kapal satu persatu, seluruh pasukan bertakbir dan takbir mereka menggema sampai digambarkan seperti suara langit akan runtuh. Ada kisah menarik ketika pasukan akhirnya berhasil menguasai Konstantinopel. Saat itu hari Jumat. Untuk menentukan siapa yang pantas mengisi khutbah dan menjadi imam shalat, sang Sultan bertanya, “Siapakah yang sejak akhil baligh hingga hari ini pernah meninggalkan shalat wajib lima waktu, silakan duduk!”

Tak seorang pun duduk. Lalu Muhammad al-Fatih kembali bertanya, “Siapa yang sejak baligh hingga hari ini pernah meninggalkan shalat sunah rawatib? Silakan duduk!” Sebagian pasukan ada yang mulai duduk. Muhammad al-Fatih kembali bertanya, “Siapa yang sejak baligh sampai hari ini pernah meninggalkan shalat tahajud di kesunyian malam? Silakan duduk!” Satu persatu tentara duduk, hingga akhirnya hanya tinggal seorang saja yang tetap tegak berdiri. Dialah Sultan Muhammad al-Fatih. Wajar jika Rasulullah menggambarkannya sebagai pemimpin terbaik dengan pasukan terbaik.

Di tengah dengung berita korupsi yang makin marak oleh orang-orang yang seharusnya mengemong dan memprioritaskan nasib rakyat, di tengah runtuhnya moral, kasus narkoba dan berbagai ujian lain yang menerpa bangsa ini, semoga bukan impian untuk berharap suatu hari, sosok jernih serupa Al-Fatih akan muncul dan mengantar umat yang besar ini pada kegemilangan karena iman.
Oleh: Asma Nadia
http://www.republika.co.id/berita/kolom/resonansi/13/02/02/mhjdyq-pemimpin-terbaik-dengan-pasukan-terbaik

KONSPIRASI TERHADAP PKS TERBONGKAR!!!


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Akhirnya semua puzzle konspirasi sudah lengkap :
1. Misbakhun yang terbukti oleh Mahkamah Agung tidak bersalah atas kasus Century akan mempersiapkan dokumen untuk mengangkat kasus Century ke Pengadilan Internasional (tentu ada yang ketakutan, Siapa dia?).

2. "Siapa dia" mendesak LHI untuk meredam kadernya yang akan berbicara di pengadilan internasional.

3. LHI menolak dan itu membuat suasana tidak nyaman di Poros Penguasa.


4. Di sisi lain ada "Uncle Sam Amrik" yang sedang berjualan daging sapi, namun jualannya ga sehat, dari investigasi ternyata daging tersebut sudah dicampur daging Babi.

5. Tidak hanya itu, "Uncle Sam Amrik" pun berjualan dengan
memaksa.

6. Karena negeri ini sudah cukup kuota untuk import daging maka komisi IV DPR khususnya PKS, menolak penambahan kuoata import daging tersebut, tujuannya agar daging dari dalam negeri tidak jatuh harganya dan merugikan petani lokal.

7. Tentu saja ini membuat Uncle Sam marah besar dagangannya gak laku.

8. Uncle Sam pun mendesak "Siapa dia" untuk meredam aksi PKS yang vokal menolak kuota impor daging. Mereka mengancam akan membuka skandal Pajak keluarga Cikeas. Dan Uncle Sam pun tidak main-main dengan ancamannya. Koran "The Jakarta Post" pun memblow up skandal pajak tersebut.

9. Akhirnya Duta Besarnya Scot Marciel mendatangi KPK beberapa jam sebelum penangkapan LHI, ada apa?

10. Abraham Samad selaku pemimpin tertinggi KPK sampai saat ini tidak muncul dimana pun padahal ada kasus besar dan mendadak.

11. Tuduhan pun langsung diarahkan kepada PKS yang selama ini bersih dari korupsi dan menjadi partner KPK dalam memberantas kosupsi.

Manarik memang,....... !!!! tinggal menunggu 3 minggu...!!!! Kembali menyaksikan nasib Annas Urbaningrum..
#copas Amed Ibel Arrasyid

Cinta yang Salah




Suatu ketika, Baginda Rasulullah Saw pernah berpesan yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Said Al-Khudri, ”Kamu akan mengikuti sunnah (tradisi) orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai mereka masuk ke dalam lubang biawak pun, kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya :’Wahai Rasulullah, apakah yang Tuan maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani’ ? Rasul Menjawab; ’Kalau bukan mereka siapa lagi?”

Keprihatinan yang mendalam bagi kita orang tua yang memiliki anak remaja khususnya dan umat Islam seluruh dunia, terhadap fenomena yang sudah merasuk dan menggerogorti remaja Muslim, bukan hanya di Indonesia tapi juga di berbagai belahan dunia.

Tentu saja tidak cukup dengan keprihatinan, tapi harus dengan aksi nyata yakni meningkatkan peranan orang tua dan masyarakat dalam mendidikan generasi muda.

Setiap tanggal 14 Februari dirayakan sebagai Valentine’s Day (Hari Kasih Sayang). Kasih sayang yang bermakna kebobrokan moral atau kemaksiatan yang berbaju kasih sayang.  Fenomena ini merambah luas  baik di perkotaan maupun di pedesaan.    
 
Kata Valentine berasal dari bahasa Latin yang berarti 'Yang Maha Perkasa', 'Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa'. Kata ini ditujukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi.

Jadi, ketika kita meminta orang menjadi to be my Valentine, berarti itu sama dengan kita meminta orang menjadi 'Sang Maha Kuasa' terhadap diri kita.

Di sinilah mulai muncul problem akidah, yakni kemusyrikan. Karena menjadikan sesuatu sebagai ilah (sesembahan dan penguasa hidup) yang bertentangan dengan Tauhid (mengesakan Allah SWT).

Perayaan Valentine’s day sendiri berasal dari perayaan ritual Lupercalia yang merupakan rangkaian upacara penyucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Pada hari itu, para pemuda mengundi nama-nama gadis di dalam kotak.

Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan nama gadis yang keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk bersenang-senang.

Ketika Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini menjadi nuansa Katolik dan mengganti nama gadis-gadis tersebut dengan nama Paus atau Pastor. 

Pada abad ke-3 Masehi, Santo Valentine (seorang pemimpin Katolik) bersama temannya Santo Marius secara diam-diam menentang pemerintahan Kaisar Claudius II.

Kaisar memerintahkan menangkap dan memenjarakan Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan Romawi. 

Lalu ia dihukum gantung pada 14 Februari 269 M. Dari kejadian itulah, Paus Gelasius meresmikan 14 Februari 496 sebagai Valentine’s Day untuk mengenang Santo Valentine.

Oleh karena itu, setiap perayaan, seperti akad nikah, resepsi, acara keluarga dan sejenisnya yang mengaitkan dengan momentum Valentine’s Day, merupakan pengakuan akan ritual agama Romawi dan kristiani tersebut.   

Apalagi dijadikan sebagai justifikasi untuk melakukan kemaksiatan kolektif yang merusak akidah dan akhlak remaja kita (pesta seks dan hura-hura).

Bukan berarti Islam tidak mengajarkan Kasih Sayang. Justru, kasih sayang sendiri berasal dari nama Allah SWT. yakni Ar-Rahman dan Ar-Rahim yang mesti menghiasi (akhlak karimah) setiap pribadi Muslim. 

Cinta dan kasih sayang adalah fitrah dan karunia Ilahi yang semestinya dimuliakan dan tidak patut diekspresikan dalam bentuk kemaksiatan  untuk dan atas nama cinta.   

Perayaan Valentine’s Day merupakan kejahiliyahan modern yang lebih berbahaya dibanding dengan jahiliyah Bangsa Arab dahulu yang konvensional dan lokal.

Meniru dan ikut-ikutan terhadap suatu budaya berarti sama saja dengan mereka. Nabi SAW. mengingatkan hal ini jauh hari, ”Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari golongan mereka”. (HR. Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar). 

Jangan kita biarkan mereka tersesat, karena kita akan bertanggung jawab kelak di hadapan Pengadilan Rabbul Jalil, Allah SWT.

Untuk itu, setiap orang tua harus mengawasi dengan ketat anak-anak remajanya pada waktu perayaan itu tiba dan bertanggung jawab menjaga keluarga dari api neraka.(QS.66:6)



Oleh: Ustaz Hasan Basri Tanjung, MA.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/02/14/mi6ts4-cinta-yang-salah

Sungai Eufrat Terus ‘Mengering’

SURAT Kabar The New York Times telah menerbitkan sebuah laporan pada hari Selasa (12/2) tentang penelitian yang dilakukan oleh NASA dan Universitas California. Kedua lembaga ini telah meneliti sistem sungai di Timur Tengah.

“Para ilmuwan menemukan selama tujuh tahun terakhir sejak tahun 2003, debit air sepanjang sungai Tigris dan Eufrat dari mulai Turki, Suriah, Irak dan Iran, telah kehilangan sebanyak 144 juta kilometer kubik, artinya sungai ini semakin mengering,” ujar
Irvine dari NASA dan Univeritas California, dalam siaran pers bersama.
Para peneliti mengatakan sekitar 60 persen dari kerugian air ini adalah akibat “pompa air yang terus menghisap air tanah.”

Jay Famiglietti, peneliti utama studi dan ahli hidrologi dan Profesor Irvine Universitas California, mengatakan bahwa tingkat penurunan intensif terjadi setelah kekeringan pada tahun 2007.

“Tingkat pengurangan ini semakin mencolok setelah bencana kekeringan tahun 2007. Sementara itu, permintaan air tawar terus meningkat, dan Negara-Negara di sepanjang aliran sungai Tigris dan Eufrat tidak mengkoordinasikan pengelolaan air dengan baik, dan berlainan dengan hukum internasional tentang air.”

Menurut laporan, sekira 1,2 miliar orang terpengaruh oleh kekurangan air di seluruh dunia. [islampos]

Jumat, 08 Februari 2013

Nikmat Sehat




Kesehatan merupakan nikmat dan karunia Allah Ta'ala yang wajib disyukuri. 
Disamping itu sehat juga adalah obsesi setiap manusia berakal, hal ini dikarenakan tidak seorang manusia pun yang tidak ingin selalu sehat, agar tugas dan kewajiban hidup dapat dilaksanakannya dengan baik. Baik itu kewajiban sebagai manusia terhadap Sang Pencipta maupun kewajiban terhadap sesama manusia. 
Nikmat sehat merupakan kebutuhan fitrah manusia dan nikmat Allah, tetapi banyak manusia yang mengabaikan dan melupakan nikmat sehat ini, sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah saw :
" Ada dua nikmat yang banyak dilupakan manusia, yaitu nikmat sehat dan peluang kesempatan" (HR Imam Bukhari).
Karenanya kesehatan merupakan salah satu perkara yang diminta pertanggungjawabannya di hadapan pengadilan Allah Ta'ala kelak di Hari Kiamat, seperti dalam hadits Rasulullah yang berbunyi : " Nikmat yang pertama ditanyakan kepada setiap hamba pada hari Kiamat dengan pertanyaan "Tidakkah telah Kami sehatkan badanmu dan telah Kami segarkan (kenyangkan) kamu dengan air yang sejuk" (HR Imam Tirmizi). Itulah beberapa hadist Nabi Rasulullah yang berkaitan dengan kesehatan.

Untuk itulah salah satu jalan dan usaha kita dalam hal mensyukuri nikmat sehat ini adalah dengan senantiasa bersyukur pada Allah tatkala diberi kesehatan. Senantiasa bersyukur dengan melakukan ketaatan dan ibadah yang wajib maupun yang sunnah, maka niscaya Allah Ta'ala akan memberi kenikmatan yang lainnya dan lebih banyak lagi kenikmatan. Itu adalah salah cara bersyukur kepada Allah atas nikmat sehat itu sendiri. Bersyukurlah atas nikmat sehat sebelum datang sakit. Dan bila kita diuji dengan sakit maka bersabar dan berprasangka baik kepada Allah adalah perkara wajib bagi setiap mukmin. Karena banyak hikmah di balik sakit bagi orang mukmin itu sendiri.
“Annadha fatu minal iiman” kebersihan itu adalah sebagian dari pada iman. Menjaga kebersihan adalah salah satu upaya untuk mencapai kesehatan. Dengan fisik yang sehat kita akan lebih khusyuk dalam ibadah, lebih fokus dalam bekerja-belajar, lebih siap mengemban amanah, lebih totalitas dalam mengerjakan segala sesuatunya
Dengan fisik yang sehat kita akan lebih khusyuk dalam ibadah, lebih fokus dalam bekerja-belajar, lebih siap mengemban amanah, lebih totalitas dalam mengerjakan segala sesuatunya.

Secercah Cahaya Kehidupan





Kehidupan berawal dari secercah cahaya, yang kemudian diikuti oleh materi-materi yang menjadi sebuah partikel. Partikel menggabungkan diri menjadi sebuah molekul lalu menjadi sebuah masa. Kehidupan semakin nyata disaat ada organiseme autotrof yang mampu menghidupi dirinya sendiri dan bantuan sang surya mengalihwujudkan energi. Mahluk berklorofil menjadi dasar kehidupan untuk organisme-organisme predator. Tumbubuhan adalah mahluk berjasa dala menyediakan oksigen dan makanan agar mahluk heterotrof mendapatkan energi dan tetap hidup.


Keluarlah, nikmati alam ini, maka alam akan mengajarkan sebuah kehidupan. Kehidupan yang sederhana namun kompleks. Di alam ini tidak ada ketimpangan, namun sebuah keseimbangan yang selalu konstan. Ketidakseimbangan hanyalah milik mereka yang tidak mampu untuk menyesuaikan diri, tetapi yang mampu beradaptasi dapat bersinergi dengan alam. Seorang Charles Darwin, mengatakan; seleksi alam tidak menciptakan spesies baru, namun memunculkan varietas-varietas baru yang lebih adptif. Pernyataan Charles Darwin didukung oleh pernyataann Herbet Spencer “survival of the fittest”, siapa yang mampu menyesuaikan diri, dialah yang hidup. Tidak ada pernyataan bahwa hukum alam adalah siapa yang kuat dia yang bertahan hidup.


Tetes air dari celah-celah batuan akibat serapan dari air hujan menciptakan air tanah. Aliran permukaan ditanah yang lincat menciptakan derasnya laju air saat hujan datang. Sungai adalah jalan tol buat sumber kehidupan setelah cahaya. Air menjadi bagian dominan tubuh manusia, sebab 70 persen lebih adalah air. Jernihnya air alam ini, sungguh memberikan rasa berbeda dibandingkan disungai-sungai dibawah sana yang penuh polutan. Enggan kaki ini diangkat dan ingin berlama-lama badan ini terendam dalam air alam. Aku ingin berendam dibawah sana, namun manusia telah merusak semuanya, dan mustahil untuk dikembalikan. Aku rasa, biaralah mereka merasakan apa yang telah meraka perbuat dan aku tidak ingin mereka kesini dengam membasuh tangan cemar mereka.


Kehidupan memang tidak sepenuhnya bergantung pada alam ini. Biarlah tradisi berburu dan meramu ala nenek moyang kami berlalu. Kami sudah belajar bagaimana biar hidup berkelanjutan tanpa mengandalkan alam sepenuhnya. Namun kami tidak bisa lepas dari alam ini, tetapi kami ingin terus bersinergi bersamanya. Dengan dua tenaga kerbau kami mencoba mengolah agar sepetak lahan ini menjadi berkah. kami mencoba dengan arif dan santun bagaimana memperlakukan alam ini, agar tidak ada murka yang ada. Berharap mendapat hasil panen yang melimpah, kami bisa hidup dengan layak, namun kami dibodohi oleh sesama kami. Kami tak ubahnya kerbau yang dicambuk untuk menarik bajak demi rumput hijau. Begitu juga kami, demi lembaran rupiah kami terpaksa merelakan emas hijau kami untuk tengkulak dengan harga miring.


Kerbau telah berlalu dari kuk dilehernya, kini saatnya menikmati jerih payah masa lalu. Hentakan jerami padi, kami hantamkan untuk mendapatkan bulir-bulir padi yang nanti kami pilah menjadi butiran beras. Sumber kehidupan mayoritas penduduk negeri kami tergantung pada bulir-bulir yang telah menguning dan mengeras. Siapa peduli dengan kami, disaat semua asyik bersantap dimeja makan. Mereka mencaci nasi yang keras, tidak pulen, tidak wangi bahkan menamakan jerih payah kami sebagai “raskin”. Apakah mereka tidak melihat jerih payah kedua ternak kami yang hilir mudik dengan garu dan bajak. Apakah mereka tidak menaruh hormat sedikitpun kepada Dewi Sri yang memberi kami hasil panen. Biarlah mereka berkata sesuai porsi mereka dan biarkan kami menyantap hasil panen kami. Sebagai penutup, kami hanya ingin berkata, mengapa sekarang tanam jagung tumbuh gedung, tanam padi tumbuh RSS bersubsdi dan tanam benih cinta tumbuh aborsi…?
Salam

DhaVe

http://sosbud.kompasiana.com/2011/04/19/secercah-cahaya-kehidupan-356141.html

Fase: Perjalanan Kita




Kala itu kita pernah hidup di rahim, dan kita menyebutnya sebagai surga Azali.
Semua doa, harapan, dan sari-sari kebaikan kita nikmati.
Seperti matahari pagi yang menyinari sebuah taman bunga.
Ia selalu dirawat oleh pemiliknya sehingga orang yang melihatpun bersuka cita karenanya.
Sampai suatu masa dalam rahim, Tuhan meminta kesaksian kepada kita : “Bukankah Aku ini Tuhanmu ?” dan kita menjawab : “Benar Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi”.
Hendak kemanakah kita ?
Sampai suatu masa kita terlahir ke dunia, kita menangis dan orang di sekeliling kita menyambut dengan tawa…
Kala itu kita mengenal apa itu kasih sayang keluarga dan kita menyebutnya masa kanak-kanak.
Sampai suatu masa kita mencapai akil baligh, kita bersuka cita dan orang di sekeliling kita berpesan, “Peganglah akhlak yang telah kami ajarkan semasa kanak-kanakmu dulu…”
Kala itu kita mengenal apa itu cinta kasih, pertemanan, permusuhan, dunia dan kita menyebut itu semua pendewasaan.
Dan kita mulai menulis catatan amal, baik dan buruk.
Sampai suatu masa, kita menemui suatu petunjuk menuju kebenaran hakiki.
Hendak kemanakah kita ?
Ada yang mengikuti petunjuk itu dan ada pula yang mendustakan. Namun tak sedikit yang menerima petunjuk harus menyerah. Kala itu kita menyebutnya ujian.
Ketahuilah kawan,
Sampai pada akhirnya kita akan meninggalkan dunia ini, yang mana orang-orang menyebutnya kematian.
Namun ada 2 pilihan :
Hendak tertawa atau menangiskah kita? sebagaimana orang di sekeliling kita melepas kita dengan tangisan…
Akhirnya, hanya kepada Tuhan kita akan akan kembali…

Read more: http://www.resensi.net/fase-perjalanan-kita/2012/12/#ixzz2KIqoVMLC

Sejarah Mazhab Dalam Islam




Beberapa acuan
a.     Keragaman atau ikhtilaf adalah sunnatullah (QS. Ar-Rum: 22, QS. Al-Ma’idah:  48, Hud: 118-119)
b.      Hadis iftiraq tentang kemunculan faksi-faksi dalam Islam
c.       Lahirnya mazhab di antaranya bermuara dari perbedaan pendapat (ikhtilaf)
d.      Ada dua macam ikhtilaf: tanawwu’ (variatif) dan tadhad (kontradiktif)
e.       Ikhtilaf yang terjadi umumnya pada persoalan-persoalan pokok (ushul)
f.       Ikhtilaf harus dipahami sebagai keragaman perspektif dalam melihat teks agama
Perbedaan pendapat di zaman nabi
a.     Perbedaan memahami hadits: “janganlah salah seorang diantara kalian shalat ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizah.” (H.R. Bukhari)
b.     Kasus Umar bin Khatab pernah memarahi Hisyam ibn Hakim yang membaca Surat  al-Furqan dengan bacaan berbeda dari yang diajarkan Rasulullah kepada Umar.
Penyebab perbedaan pendapat
a.       Keberdaan ayat-ayat Mutasyabihat (ada yang ditafsirkan dan ada juga yang ingin tekstual)
b.      Perbedaan Qira’at
c.       Multi-perspektif dalam memahami ayat
d.      Teks agama yang (terkesan) kontradiktif
e.       Perbedaan dalam penentuan sumber/rujukan
f.       Perbedaan dalam penilaian kualitas hadits
g.    Ketidakadaan nash yang jelas dalam suatu masalah
Mazhab-mazhab fikih
a.   Berkembangnya dua aliran ijtihad rasionalisme atau ushuli dan tradisionalisme yang telah melahirkan mazhab-mazhab fiqih Islam yang mempunyai metodologi kajian hukum serta fatwa-fatwa fiqih tersendiri
b.  Dalam sejarah Hukum Islam dikenal beberapa mazhab fiqih yang secara umum terbagi dua, yaitu mazhab sunni dan mazhab Syi’i. Di kalangan Sunni terdapat beberapa mazhab, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Sedangkan di kalangan Syiah terdapat dua mazhab fiqih, yaitu Zaidiyah dan Ja’fariyah.
Mazhab-mazhab kalam
a.   Perbedaan pendapat di dalam masalah obyek teologi sebenarnya berkaitan erat dengan cara (metode) berfikir aliran-aliran Ilmu Kalam dalam menguraikan obyek pengkajian (persoalan-persoalan kalam). Perbedaan metode berfikir itu secara garis besar dapat dikategorikan kepada dua macam, yaitu kerangka berpikir rasional dan metode berfikir tradisonal.
b.   Akar persoalan mazhab-mazhab Kalam: keadilan
c.   Mazhab kalam: khawarij, Syi’ah, Murji’ah, Mu’tazilah, Qadariyyah, Jabariyyah, Asy’ariyyah dan Maturidiyyah
Wisdom menghadapi keragaman
a.    Syafi’i: “jika shahih, hadits itulah mazhabku.”
b.   Ahmad: “janganlah engkau bertaklid kepadaku, tidak pula kepada Malik, al-Auza’i, an-Nakha’i, dan yang lainnya. Ambillah hukum dari mana mereka mengambil, yaitu dari al-Qur’an dan as-Sunnah.”
c.   Abu Hanifah: “apakah pendapatku bertentangan dengan hadits (shahih), maka lemparkan saja ke tembok.”
d.   Malik: “pendapat setiap orang bisa diambil atau ditinggalkan, kecuali penghuni pusara ini (Rasulullah, red).”


Seminar Sehari "Prospek dan Problem Persatuan Islam Di Indonesia"
Hotel Bumi Wiyata Depok, Jawa Barat

Oleh: Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag 

Minggu, 03 Februari 2013

Surat Cinta Dari Syaikh Di Riyadh Sana


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Jika setan sempat membuatmu terhuyung-huyung oleh bisikan maksiat, bikin dia terjengkang KO oleh pernyataan taubat..

Jika setan sempat melemahkan langkahmu dg berbagai syubhat, buat dia terkulai dengan langkahmu berbaris rapat...

Jika setan sempat membuat pikiranmu ragu, bikin dia shock dengan kerja kerasmu yang terus melaju...

Jika setan sempat terbahak-bahak melihatmu yg kebingungan, bikin dia tersedu-sedu menangisimu yg cepat mengembalikan kesadaran..

Jika setan sempat puas membuatmu kehilangan nakhoda, bikin dia melas krn kita memiliki banyak nakhoda yg siap siaga

Jika setan gembira krn lngkahmu perangi kebatilan sempat terhalang, bikin dia kecewa dengan prinsipmu bhw tdk ada kata mundur bagi pejuang..

Jika setan sukacita krn banyak yg mengolok-olokmu, bikin dia berduka nestapa krn ketegaranmu..



Jika setan sempat tertawa terjengkang-jengkang karena engkau di bully, bikin dia kejang-kejang karena prinsip perjuanganmu yang tidak bisa dibeli..

Jangan masuk dalam skenario setan tuk menghalangimu jadi pejuang, bikinlah skenario yang memmbuatmu sebagai pejuang dan setan jadi pecundang..

Allah Ta'ala tidak hanya memberi info bahwa 'setan adalah musuhmu', tapi Dia juga tegaskan, 'Jadikan setan sebagai musuhmu' (QS Fathir: 6)

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوّاً

Riyadh, Rabiul Awal 1434 H

Abdullah Haidir

Tashawwuf, Mengotori Jalan Sunnah




Tidak ada ta’abudi atau amali i’tiqadi yang dilakukan secara berlebih-lebihan (ghulu’) dan tasydid (sangat ketat dan keras), kecuali dilaksanakan oleh perorangan yang telah ditepis dan dilarang oleh Rosul shalallahu ‘alaihi wa sallam. Seperti tepisan dan larangan Rosul shalallahu ‘alaihi wa sallam terhadap beberapa orang yang bertanya tentang ibadah, ada yang terus-menerus shaum, ada yang tidak mau menikah dan lain-lain, kemudian dijawab oleh Rosul shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Bahwa aku shaum dan buka; aku beribadah (shalat) dan tidur; aku menikahi perempuan; aku memakan daging, maka barangsiapa yang tidak suka terhadap sunnnahku maka bukan dari golonganku”. (HR. Bukhori dan Muslim)


 
Sepeninggal Rosul shalallahu ‘alaihi wa sallam tetap ada orang-orang yang cenderung beribadah dengan berlebih-lebihan, terutama ditambah kasus-kasus politik yang mengharu-biru dan lagi kemenangan umat Islam yang membuka pintu dunia lebar-lebar, sehingga di antara mereka ada yang berputus asa dan beruzlah untuk hanya beribadah kepada Alloh subhanahu wa ta’ala. Para shahabat pun telah berusaha keras mencegah terjadinya praktek-praktek penyimpangan kaum tabi’in.Dari sinilah mulai timbul penyimpangan selangkah demi selangkah, walaupun secara keseluruhan mayoritas ibadah mereka masih berdasarkan Sunnah dan semua masih bersifat individual.
Namun marhalah-marhalah (tahapan-tahapan) selanjutnya berkembang sangat mengerikan..!! penyimpangan demi penyimpangan berkembang pesat bahkan sampai kepada derajat kekufuran (keluar dari Islam) dan tidak lagi bersifat perorangan tetapi bersifat jama’ah.
Dari sinilah lahir istilah Tashawwuf dan Sufiyah sekitar pertengahan abad ke-2 Hijriyah yang mulai dipenuhi dengan keyakinan yang bercampur aduk, ada paganisme, Yahudi, Nashrani, Hindu, Buda, Majusi dan firqah-firqah dhollah yang banyak sekali.
Di antara penyimpangan-penyimpangan pokok Sufiyah adalah:
  1. Penyimpangan Sufiyah dalam Sumber
Alloh shubahanahu wa ta’ala dan Rosul-Nya shalallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan dan menetapkan bahwa sumber agama Islam dengan segala seginya adalah wahyu Alloh dalam bentuk al-Qur’an dan Hadits yang shohih. Tidak ada yang lain. Sebagaimana terdapat dalam berbagai firman Alloh subhanahu wa  ta’ala dan Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang amat lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al Isro` [17]: 9)
Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Hendaklah kalian berpegang teguh pada sunnahku  dan sunnah para khalifah Rasyidin (yang terarahkan) dan mendapat petunjuk setelahku. Gigitlah hal tersebut dengan gigi geraham”.
Tetapi kita dapati, oleh kaum sufi, sumber agama Islam, yaitu al-Qur`an dan Sunnah telah ditambah-tambah dan dicampur aduk dengan berbagai sumber-sumber lain, bahkan sumber-sumber lain inilah yang lebih mendominasi al-Qur`an dan Sunnah itu sendiri. Mimpi, kasyaf (penerawangan alam gaib) dan hadis-hadis palsu dan munkar justru telah menjadi sumber utama bagi para penganut tasawwuf..
2. Penyimpangan Sufiyah dalam Tauhid
Sebagaimana yang telah kita pahami bersama, bahwa Tauhid adalah mengesakan Alloh subhanahu wa ta’ala dalam rububiyah-Nya, yaitu dalam perbuatan-perbuatan ketuhanan-Nya, dan dengan mengesakan dan memuliakan nama-nama dan sifat-sifat-Nya serta mengesakan Alloh subhanahu wa ta’ala pada hak-hak-Nya sebagai Ilah (Tuhan) untukseluruh alam.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku saja.” [QS. adz-Dzariyat (51): 56]
Akan tetapi, ajaran yang telah diserukan oleh alanbiya dan Rosul shalallahu ‘alaihi wa sallam ini, tidak dipahami dan dijalankan oleh kaum sufi. Setelah menyimpang dari pengambilan sumber, mereka justrumenambah penyimpangan dengan berpaling dari tauhid dan menggantinya denganajaran-ajaran syirik.
Keyakinan mereka tentang Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam banyak yang melampaui batas syari`at. Mereka berkeyakinan bahwa nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam diciptakan sebelum adanya alam semesta, bahkan semua alam semesta diciptakan dari cahayanya dan untuknya. Prinsip-prinsip kewalian yang dipenuhi dengan sihir, bahkan ada yang sampai kepada prinsip wihdatul wujud (manunggaling kawulo lan gusti) yang mengajarkan penyatuan Dzat Alloh dengan seluruh alam semesta yang dalam hal ini menyatu dengan sang wali. Wali yang tidak pernah berbuat salah, kalaupun secara kasat mata salah tapi hakikatnya sama sekali tidak salah, setelah mati mereka masih hidup sehingga bisa mendengar keluhan dan rintihan pengikutnya, mereka memiliki banyak karomah sampai ada yang bisa terbang, bisa ada di dua tempat berbeda dalam waktu bersamaan, dipercaya atau bahkan mengklaim memiliki kemampuan mengetahui sesuatu yang gaib dan keyakinan-keyakinan syirik lainnya.
Kuburan-kuburan dan tempat-tempat keramat penuh dengan legenda-legenda kesucian dan kekaromahan penghuninya juga telah menjadi ajaran bid`ah yang sangat jelas. Sehingga situasi kuburan dan tempat-tempat keramat dipenuhi oleh orang-orang yang berziarah untuk mencari berkah atau meminta berbagai kebutuhan dalam kehidupan yang ini merupakan kesyirikan yang jelas sekali..
3. Penyimpangan Sufiyah dalam Ittiba`.
Begitu juga ajaran-ajaran ta`abbud dan suluk mereka telah banyak sekali dipenuhi oleh berbagai tata aturan bid`ah. Sholawat bid`ah yang berbagai ragam sesuai dengan tarekatnya, cara solat yang dipenuhi dengan sikap semedi yang bebeda-beda, sikap dzikir yang memiliki tata aturan yang bermacam-macam yang sama sekali tidak diajarkan oleh Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam. Begitu pula dalam tata olah bathin yang sama sekali tidak merujuk kepada manusia yang paling bertaqwa, yaitu Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam. Amalan-amalan yang harus dipenuhi oleh para penganut tasawwuf untuk membersihkan jiwa telah dipenuhi berbagai bid`ah yang justru menjadi racun qolbu. Sampai-sampai untuk mengejar penyucian jiwa, mereka diwajibkan meninggalkan menuntut ilmu-ilmu syar`i  yang diajarkan dalam al-Qur`an dan Sunnah. Lalu, ilmu yang mereka dapat dari hasil dzikir dan riyadhoh itulah yang akan melahirkan cahaya ilmu ladunni (diklaim sebagai ilmu yang langsung datang dari Alloh saw melalui bisikan jiwa).

Template by:

Free Blog Templates