Selasa, 28 Agustus 2012

5 tahun perjalanan itu




hanya sedikit curhat pribadi, tak dibaca juga gak pa2, tak penting mungkin. ;)

sudah berlalu ternyata, tepatnya kemaren genap lima tahun aku merantau di jakarta.. sedikit flashback saja kebelakang mengingat perjalanan dan pengalaman yg telah ku dapat..

"Ada saatnyaa dimana kekalahan terasa manis, yaitu saat kita sudah melakukan ikhtiar yg terbaik". sepotong kata tersebut nampaknya sedikit mengambarkanya, di saat dunia dan masyarakat serba pragmatis dan semakin permisif dengan segala hal yg bersifat tabu sperti zaman dulu, entah kenapa sekarang begitu mudahnya perubahan2 dahsyat terjadi di sekitar kita, termasuk diri ini sendiri sebagai micro effectnya..

inilah hidup, segalanya harus di tempatkan pada maqomnya, kebaikan akan tetap baik selama di jalur kebaikan, dan keburukan meski dikemas dengan cara yg baik sekalipun tidak akan merubah esensi dr keburukan tersebut. sampai detik ini setidaknya belum banyak yg bisa ku lakukan, baik untuk diri ini sendiri terlebih bagi orang terdekat di sekitarku..

sambil mengelus dada, membesarkan hati.. nampaknya Allah belum mengaruniakan dan memberikan jalan yg saya inginkan, mungkin saja ditangguhkan menunggu ikhtiar dan kerja keras dari seorang hamba yang masih malas-malasan, kurang serius, suka bercanda, cerewet dsbg yg merupakan kekurangan2ku, yaa... paling tidak dalam hidup ini harus ada yg kita fokuskan.. mau fokus pada memperbaiki kekurangan atau fokus untuk mengupgrade kelebihan yg kita miliki?

yaa.. keduanya adalah bagian dari kita, dengan harapan kekurangan itu berkurang sedangkan kelebihan kita bertambah.. namu perlu kita ingat, bahwa tak cukup waktu dan kemampuan kita untuk menghandle keduanya, ada yg perlu diprioritaskan, kewajiban kita memang jaauuh lebih banyak daripada waktu yg telah Tuhan sediakan, sebagaimana idiom ini yg sering kita dengar dari seorang mujaddid terkenal itu.. setidaknya kita harus fokus pada kelebihan kita, karena kelebihan kita lah yang bisa memberi dan manfaat bagi orang lain, hidup ini adalah urusan melampau diri kita sendiri, mengalahkan kemalasan, ketidak percayaan diri, egois, egosentris dan lain sebagainya yg bisa menjatuhakn atau menghalangi kita untuk berada di puncak (insan madani) dan berada di atas rata2 orang lain disekitar kita.

pernah ku berpikir "tak setangguh seperti dulu" kata2 ini ternayat menjadi bumerang bagiku, serasa saya itu "mundur" iyaa lebih tepatnya, semacam sugesti kalo saya itu mundur dari sebelumnya, terkadang say memotivasi diri ini.. ingat rohmat yang selalu dapat rangking satu di sekolah, menjadi lulusan terbaik di ma'had, menjadi guru yang disukai muridnya, selalu bisa menyampaikan materi dengan cerdas, yang tegar mengahadapi cobaan, tak pernah mengeluh dengan keadaan, yang selalu juara dalam kerjaan, mendapat point tertinggi diantar para rekan marketing, yang semangat untuk kuliah meski sakit dan tidak punya uang rela jalan kaki pulang pergi dari rumah ke kampus...

ternyata itu saja tidak cukup, ada ruhiyah yang berkurang, ada momentum yang hilang. jujur saya bisa sedikit melihat penurunan itu sebab utamanya yg paling kentara adalah "tarkil ma'ash" yaitu begitu banyak maksiat yg saya lakukan, suka bermain hati/perasaan dengan yg bukan mahram, intens dengan mereka/meski bukan di dunia nyata, ternyata dapat saya tarik kesimpulan, masa-masa itu (dulu) adalah masa dimana masa-masa sekarng tidak saya temui.

saya teringat dari pidato kemenangan dari seorang qiyadah, bahwa islam akan bangkit ketika berada diposisi barat dalam keadaan hancur, sebagaimana barat memulai kejayaan mereka disaat posisi umat islam hancur (jatuhnya khalifah terakhir dinasti turki utsmani), saya harus mengambil kesimpulan jika kita ingin bangkit, kiat harus tahu dimana letak kita jatuh, kita harus bangun pondasi kemajuan itu dari sebab2 kemunduran..

masih ada waktu untuk belajar, meski kita tak tahu sampai kapan dan batas waktu yg Allah sediakan, kita harus maksimal mengelola diri kita, mengelola kekurangan dan kelebihan kita, terlebih kita harus membingkai kerja dan aktivitas kita dengan ibadah jika kita tidak mau diri kita di sebut dengan sekuler dalam lingkup kecil.

kita hidup di zaman serba instan, digital, budaya pop. segalanya harus kita tempatkan bukan kita hilangkan atu kita musnahkan, Islam sangat toleran terhadap perubahan dan sangat memfasilitasi itu, namun kita punya tugas utama yg tidak boleh kita lalaikan, bahwa kita bertanggung jawab tentunya pada diri kita, keluarga, masyarakat di sekitar kita. feedback dari kesolehan personal kita adalah kesolehan secara sosial..

satu kalimat penyemangatku bulan ini
" kerja keras dan bersungguh-sungguh tidak serta merta menjadikan orang itu kaya, begitupula bermalas-malasan dan semaunya sendiri tidak serta merta juga menjadikan orang itu miskin, akan tetapi Allah jauh lebih menyukai dan menghargai hambanya yang bekerja keras untuk mencapai apa yg ia inginkan dan cita-citakan".

#salamsemangat!

0 komentar:

Posting Komentar

bangunan ini tak bisa berdiri tanpa campurtangan anda..!!

Template by:

Free Blog Templates