Senin, 05 November 2012

Pemikiran Politik Anis Matta




Riwayat dan Konsep Dasar

M. Anis Matta, Lc adalah salah seorang politisi muda Indonesia. Saat ini ia aktif di Partai Keadilan Sejahtera sebagai Sekretaris Jendral (sekjen). Selain itu ia menjabat sebagai wakil ketua DPR RI periode 2009-2014..
Anis Matta bisa dikatakan sebagai pemikir politik. Pemikiran politik Anis bisa kita telusuri pada buku-buku yang ia tulis. Diantaranya Model Manusia Muslim Abad 21 (2002), Menikmati Demokrasi (200), Menuju Cahaya (2006), Arsitek Peradaban (2006), dan dari Gerakan ke Negara (2006)
Anis Matta lahir di Bone Sulawesi Selatan, 7 Dsesember 1968. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di Welado, Bone, lalu melanjutkan ke Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom Gombara hingga selesai 1986. Lulus dari Gombara ia hijrah ke Jakarta dan menyekesaikan kuliah di Fakultas Syariah LIPIA.
Anis Matta adalah seseorang yang mempunyai privasi tinggi, tapi tetap mempunyai kontribusi yang besar. Konsekuensi dari prinsipnya ini adalah banyak yang tidak tahu siapa Anis Matta. Akan tetapi, bagi orang-orang pergerakan Islam di Indonesia nama Anis Matta tidak asing lagi. Sebab ia cukup produktif menuliskan gagasan-gagasannya di media massa pergerakan Islam seperti Inthilaq, Hidayatullah, dan Tarbawi.
Nama Anis Matta muncul ke publik setelah PKS menetapkan ia sebagai salah satu capres dari delapan kandidat yang dicalonkan PKS untuk Pilpres 2009. Bahkan diasumsikan bahwa Anis Matta mempunyai peran lebih dalam maneuver-manuver politik PKS akhir-akhir ini. Seperti ide mukernas di Bali menjadi partai terbuka, isu kebangkitan nasional, capres balita, dan iklan politik rekonsiliasi nasional yang menuai kontroversi.
Mempunyai latar belakang pendidikan syariah, membuat pemikiran politik Anis banyak bersumbar dari Al-Quran, Hadits, dan Sejarah Islam. Pemikiran Anis Matta identik dengan Gerakan Tarbiyah yang terinspirasi dari gerakan Ikhwanul Muslimin di Timur Tengah. Menurut Anis, gerakan ini hanyalah bahan dasar untuk merekonstruksi Negara Madinah. Untuk mewujudkan hal itu ada 4 tahapan yang harus dilewati.
1. Mihwar Tanzhimi
Tahapan membangun organisasi yang kuat dan solid sebagai kekuatan utama yang mengoperasikan dakwah. Intesitas kaderisasi manjadi suatru hal yang mutlak.
2. Mihwar Sya’bi
Tahapan membangun basis sosial yang luas dan merata sebagai kekuatan pendukung dakwah . Yang ingin dicapai pada tahap ini adalah terbentuknya opini publik yang islami, struktur budaya dan adab-adab sosial yang islami serta dominasi figur dan tokoh Islam dalam masyarakat.
3. Mihwar Muassasi
Tahapan membangun berbagai institusi untuk mewadahi pekerjaan dakwah di seluruh sektor kehidupan dan di seluruh segmen masyarakat. Pada era ini Gerakan Tarbiyah bermetamorfosis menjadi PK.
4. Mihwar Dauli
Era dakwah harus sampai pada tingkat institusi negara. Institusi negara dibutuhkan untuk merealisasikan secara legal dan kuat seluruh kehendak Allah SWT atas kehidupan masyarakat.
Analisis Pemikiran Anis Matta
Menurut Anis untuk merekonstruksi Negara madinah dibutuhkan 4 tahapan yang telah disebutkan sebelumnya. Dalam hal ini, negara adalah sarana, bukan tujuan. Negara merupakan institusi terkuat dan terbesar dalam masyarakat. Ibnul Qayyim pernah berkata kebenaran harus punya negara karena kebatilan pun punya negara.
Anis tidak mempermasalahkan bentuk negara (apakah berbentuk khilafah, dinasti, atau negara bangasa) dan sistem pemerintahan (apakah parlementer, presidensial, atau monarki sekalipun). Yang penting apakah negara teersebut dapt berperan sebagai instrumen penegak syariah Allah atau tidak. Negara bukanlah akhir, tapi justru merupakan awal dari sebuah peradaban.
Negara Madinah yang dicita-citakan Anis terinspirasi dari Sejarah Nabi Muhammad (Sirah Nabawiyah). Ketika di Mekah, Rasulullah membangun gerakan dengan pondasi tauhid yang kokoh. Selama 13 tahun di Mekah Rasulullah melakukan penetrasi sosial yang sangat sistematis; dimana Islam “memanusia” dan kemudian “memasyarakat”. Sewaktu hijrah ke Madinah gerakan ini telah berkembang menjadi sebuah negara.
Apa yang dilakukan Rasulullah sebenarnya relatif mirip dengan apa yang dilakukan para pemimpin politik yang baru mendirikan Negara. Ada 4 hal yang dilakukan Rasulullah ketika mulai membangun negara di Madinah :
Membangun infrastruktur negara dengan masjid sebagai simbol dan perangkat utamanya
Menciptakan kohesi sosial melalui persaudaraan antar komunitas darah yang berbeda tetapi menyatu sebagai komunitas agama
Membuat nota kesepakatan untuk hidup bersama dengan komunitas lain yang berbeda. Madinah adalah sebuah masayarakat plural yang mendiami wilayah yang sama. Nota kesepakatan ini terkenal dengan nama piagam Madinah.
Merancang sistem pertahanan Negara melalui konsep jihad fi sabilillah.
Fungsi Negara menurut Anis adalah sebagai instrumen penegak syariah. Syariah itu sesungguhnya merupakan sistem kehidupan yang integral, sempurna dan universal. Syariat itu bersifat given. Wahyu dari langit yang harus diterapkan oleh negara sebagai institusi.
Islam tidak memberikan batasan tertentu tentang bentuk dan sstem pemerintahan negara. Bentuk boleh berubah tapi fungsi tetap sama. Institusi yang mewadahi penerapan syariah Allah swt. Bentuk dan sistem pemerintahan negara dalam sejarah Islam telah mengalami berbagai perubahan. Dari sistem khilafah, kerajaan, dan sekarang berbentuk negara bangsa. Anis berpendapat, efektifitas sebuah negara bukanlah ditentukan oleh bentuk dan sistem pemerintahannya, tapi terutama ditentukan oleh suprasturkturnya yaitu manusia.
Merupakan sebuah kesalahan kalau kita menyederhanakan makna Negara Islam dengan membatasinya hanya denagan pelaksaaan hukum pidana dan perdata, serta etika sosial politik lainnya. Menurut Anis, persepsi ini membuat Negara Islam lebih berciri moral daripada ciri lainnya. Yang perlu ditegaskan adalah syariah Allah itu bertujuan memberikan kebahagiaan kepada manusia secara sempurna. Tujuan hidup yang jelas yaitu ibadah untuk mendapat ridha Allah, rasa aman, dan kesejahteraan hidup.
Penerapan syariah Islam menurut Anis haruslah menjadikan Islam sebagai referensi utama sekaligus penguasa mayoritas. Islam menjadi roh yang mewarnai konstitusi negara dengan segala derivasi (penjabaran) hukumnya dan harus mempunyai kekuatan eksekusi. Penerapan syariat Islam bukanlah sebuah proses perundang-undangan an sich. Ia merupakan suatu proses yang menyeluruh yang menandai terjadinya peralihan besar-besaran pada struktur ideology, budaya, dan kekuasaan dalam sebauah masyarakat.
Oleh karena itu Anis memberikan 9 syarat kesiapan menuju penerapan syariat Islam yang paripurna.
Adanya komitmen dan kekuatan aqidah pada sebagaian besar kalanagan kaum muslimin
Supremasi pemikiran Islam di tengah masayarakat hingga muncul kepercayaan umum
Sebaran kultural yang luas dan tersimbolkan dengan tampilan-tampilan budaya seperti pakaian, produk kesenian, etika sosial, dan istilah.
Keterampilan akademis yang andal untuk mentransformasikan ajaran Islam ke dalam format konstitusi, UU, dan derivasi hukum lainnya.
Kompetensi eksekusi yang kuat melalui kelompok tenaga leadership dan memiliki kemampuan teknis untuk menegelola negara.
Kemandirian material yang memungkinjkan bangsa kita tetap survive ketika menghadapi isolasi atau embargo.
Kapasitas pertahanan yang tangguh dari tantangan eksternal
Koneksi internasional yang memungkinkan bangsa untuk tetap eksis dalam hubungan internasional
Tuntutan politik yang ditandai dengan adanya partai-partai politik bersama publik yang secara resmi meminta penerapan syariat Islam di tingkat konstitusi.
Untuk mewujudkan idealisme penerapan syariat Islam, Anis Matta sadar bahwa itu bukanlah suatu hal yang mudah. Terdapat jarak yang jauh antara harapan dan realitas. Dibutuhkan perjuangan yang panjang. Dan tugas gerakan Islam dalah mendekatkan jarak yang jauh itu.
Anis menilai masalahnya ada pada manusianya. Risalah agung ini tidak lagi dibawa oleh manusia-manusia agung. Keindahan Islam terhijab oleh kaum muslimin itu sendiri. Oleh karena itu manusia ini harus direkonstruksi ulang agar ia terbentuk sedemikian rupa. Manusia muslim harus direkonstruksi dalam tiga tahapan :
Afiliasi
Memeperbarui afiliasi manusia kepada islam sebab keislaman kaum muslimin saat ini lebih banyak ditentukan oleh warisan lingkungan sosial.
Partisipasi
Setiap individu muslim harus dibawa ke dalam komunitas muslim yang besar dan menjadi bagian dari masayarakat. Manusia ini turut berpartisipasi membantu masyarakat tersebut.
Kontribusi
Pastikan setiap orang yang berpartisipasi mencapai tingkat paling optimal dalam memberikan kontribusi kepada Islam. Manfaatkan keunikan-keunikan individual dari setiap manusia muslim.
Selain tiga langkah peradaban di atas Anis juga merekomendasikan perjuangan kebangkitan Islam melalui sarana jamaah. Jamaah adalah alat yang diberikan Islam bagi umatnya untuk menghimpun potensi manusia muslim. Maka, meskipun ada banyak jamaah, itu tetap lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Imam Ali pernah berkata kekeruhan jamaah jauh lebih baik dari pada kejernihan individu. Kecerdasan individu tidak pernah dapat mengalahkan kecerdasan kolektif. Melalui jamaah kerja dakwah lebih efisien, efektif, dan produktif.
Pengaruh Pemikiran Politik Anis Matta terhadap Politik Indonesia Kontemporer
Pemikiran dan aktifitas politik Anis Matta tidak bisa dipisahkan dengan kiprah gerakan tarbiyah. Karena pemikiran politik Anis diimplementasikan dalam kerangka oraganisasi tersebut. Gerakan tarbiyah di Indonesia telah berumur lebih dari 20 tahun. Ali Said Damanik menyatakan gerakan ini muncul sebagai respon dari sistem politik orde baru yang represif terhadap Islam. Sedangkan Eep Saefullah Fatah berpendapat bahwa Gerakan Tarbiyah ini muncul sebagai akibat dari ekses pendidikan politik orde baru yang tertutup dan menimbulkan banyak kekecewaan.
Gerakan Tarbiyah berkembang melaui kegiatan taklim dan halaqah. Semulanya taklim dan halaqah hanya marak di sekolah dan kampus. Sekaerang tarbiyah bermunculan di kantor, pabrik, masjid, organisasi, dan berbagai perkumpulan yang ada di tengah-tengan masyarakat. Fenomena itu terus berkembang sehingga menjadi arus besar yang ikut menentukan gerak perubahan di negeri ini. Momentum reformasi dimanfaatkan Gerakan Tarbiyah dengan mentransformasikan diri menjadi partai politik yang bernama Partai Keadilan (PK)
Pada pemilu 1999, PK hanya mendapatkan 7 kursi di DPR dengan perolehan suara tidak mencapai 2 %. Artinya PK tidak lulus electoral threshold, sehingga PK berubah nama menjadi PKS untuk ikut pemilu 2004.
Pada pemilu 2004, PKS mengkampanyekan diri sebagai partai yang bersih dan peduli. Hasilnya cukup memuaskan. PKS berhasil menaikkan suaranya dar 2 % menjadi 7 %. 45 orang kadernya menjabat sebagai anggota DPR RI pada periode 2004-2009. Keberhasilan PKS bisa disebabkan oleh moralitas Islam yang selalu dijunjung PKS. Kader yang anti korupsi dana ktif melakukan bakti sosial kepada masyarakat merupakan implementasi model manusia muslim yang digagas oleh Anis Matta.
Pada suatu kesempatan Anis Matta pernah mengatakan tujuan kita terjun ke politik sangat sederhana. Kita ingin memasukkan sebanyak mungkin orang-orang baik ke panggung kekuasaan. Jika kekuasaan dipegang orang-orang jahat kita tinggal menunggu kehancurannya.
Selanjutnya PKS ikut serta dalam pemerintahan. Setelah memberikan dukungan kepada SBY-JK pada pilpres 2004, 3 orang kader PKS diangkat menjadi menteri. Yaitu Menteri Pemuda dan Olah raga, Menteri Perumahan Rakyat, dan Menteri Pertanian.
Walaupun PKS adalah partai pendukukung pemerintah, namun PKS tetap menjadi mitra yang kritis terhadap SBY-JK. Terbukti PKS merupakan partai yang menolak kebijakan SBY untuk menaikkan harga BBM. Akibatnya PKS sempat dituding sebagai partai bermuka dua. Di satu sisi sebagi partai pendudkung pemerintah, namun di lain sisi menolak kebijakan pemerintah.
Hal ini dibantah oleh Anis Matta. Ia mengatakan PKS mendukung kebijakan SBY jika sesuai dengan kontrak politik yang telah disepakati sebelumnya. Jika SBY melanggar kontrak politik, PKS pun besikap kritis. PKS hanya setia kepada agenda, bukan setia kepada figur.
Menghadapi pemilu 2009, PKS menargetkan perolehan suara 20 %. Untuk mencapai target tersebut PKS mulai membidik suara di luar konstituen Islam modernis. PKS ingin melakukan ekspansi terhadap pemilih islam tradisonal, kaum nasionalis sekular, bahkan non muslim. Untuk itu PKS melakukan manuver sebagai partai terbuka pada mukernas di Bali beberapa waktu yang lalu. Selain itu, dalam berbagai kesempatan elit politik PKS mulai memberikan isu kepemimpinan kaum muda dan manghilangkan sekat-sekat ideologis.
PKS ingin mengatakan bahwa keberhasialan sutau pemerintahan ditentukan oleh profesionalitas negarawan, bukan oleh konflik ideologi. PKS mengajak untuk rekonsisliasi nasional melalui iklan politik pahlawan dan guru bangsa. Walaupun iklan politik tersebut menuai kontroversi karena mengikutsertakan Soeharto, penguasa orde baru.
Mengenai hal ini Anis Matta berpendapat bahwa sudah saatnya bangsa Indonesia tidak melihat sejarah dengan dendam. Apa yang baik di masa lalu kita ambil, dan apa yang buruk kita tinggalkan.

0 komentar:

Posting Komentar

bangunan ini tak bisa berdiri tanpa campurtangan anda..!!

Template by:

Free Blog Templates